Praktek Kasih Agape
Suatu ketika orang bertanya kepada Ibu Teresa apa yang ia lihat ketika berjalan di jalan-jalan di Calcuta, dimana orang-orang termiskin dari yang termiskin tinggal; apa yang ia lihat ketika ia mengunjungi anak-anak yatim-piatu, yang kelaparan, dan yang hampir mati. Inilah yang ia katakan: “Saya melihat Yesus dalam penyamarannya yang menyakitkan.”
Seringkali kita sebagai anak Allah rindu mengasihi Yesus, tetapi tidak melihat Yesus dalam ‘penyamaranNya’, dalam rupa teman sekolah, teman kerja kita yang begitu membutuhkan kasih Tuhan. Mereka adalah orang yang buta, lumpuh, sakit, luka secara rohani. Kita terlalu sibuk dengan urusan kita sendiri, pelayanan, studi dan pekerjaan kita, sehingga ketika Yesus ada ‘di depan’ kita, kita tidak menyadarinya, bahkan kita tidak berpaling sedikitpun.
Ketika Yesus sedang melewati suatu tempat dan bertemu seorang yang buta sejak lahirnya, Ia berpaling. Yesus, yang bagaimanapun, harus pergi ke banyak tempat dan melakukan banyak hal (yang lebih sibuk dari kita) ketika lewat, Yesus melihat luka, kekecewaan, keputus asaan dari orang yang buta sejak lahir itu, menghampiri orang buta itu, mengalirkan kasih agape kepadanya, menjamah dan menyembuhkannya. Ia juga berpaling kepada janda yang sangat ingin disembuhkan, yang menyentuh ujung jubahNya, walaupun saat itu Ia terdesak dalam kerumunan yang sangat ramai. Yesus juga melihat seorang pemungut cukai yang duduk di atas pohon ara secara sembunyi-sembunyi. Ia menghampiri dan berkunjung kerumahnya. Yesus mengalirkan kasih agape.
Biarlah mata hati kita dipenuhi dengan kasih agape sehingga kita bisa melihat apa yang akan Yesus lihat jika Ia melihat melalui mata kita, dan bertindak seperti Yesus bertindak. (Yohanes Yulianto/PA Youth)
No comments:
Post a Comment