Tuesday, November 6, 2007

Jangan menyerah...

Suatu hari aku memutuskan untuk mengakhiri segalanya. Mengakhiri pekerjaanku, hubunganku, kehidupan rohaniku. Aku mau mengakhiri hidupku. Lalu aku berjalan-jalan di hutan. Aku mau berbicara dengan Tuhan untuk yang terakhir kalinya. “Tuhan”, aku bertanya, “bisakah Kau memberiku satu alasan kuat untuk aku tidak mengakhiri segalanya?”

JawabanNya sungguh mengejutkanku. Lihatlah sekitarmu”, kataNya. “Apakah kau melihat tanaman pakis dan bambu?”

“Ya”, jawabku.

“Ketika Aku menanam benih pakis dan dan bambu, Aku memperhatikan dan merawat mereka dengan seksama. Aku memberi mereka cahaya. Aku memberi mereka air. Tanaman pakis tumbuh cepat dari dalam tanah. Warnanya hijau cerah menyelimuti bumi. Sebaliknya, benih bambu belum memperlihatkan tanda-tanda pertumbuhan sedikitpun. Namun, Aku tidak menyerah terhadap bambu. Di tahun kedua, tanaman pakis tumbuh semakin kuat dan subur. Sementara itu, benih bambu masih juga belum memperlihatkan pertumbuhan. Namun, Aku tetap tidak menyerah terhadap bambu.” KataNya. “Di tahun ketiga masih juga belum ada perubahan apapun dari benih bambu. Namun, Aku tidak akan menyerah. Di tahun keempat, lagi, benih bambu masih belum memberi tanda-tanda pertumbuhan. Aku tidak mau menyerah. Sampai akhirnya pada tahun kelima, suatu tunas yang sangat kecil muncul dari dalam bumi. Dibandingkan pakis, tunas itu amatlah kecil dan tampak sangat tidak berarti... Namun, hanya dalam waktu 6 bulan kemudian, bambu bertumbuh tinggi lebih dari 100 kaki. Bambu menghabiskan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar. Akar itulah yang membuatnya kuat dan memberinya segala yang ia butuhkan untuk bertahan. Aku tidak akan memberikan ciptaanKu tantangan yang tidak mampu ia hadapi.” Kemudian Tuhan berkata kepadaku, “Apakah kau tahu, anakKu, bahwa selama ini kau sedang berjuang, kau sebenarnya sedang berjuang menumbuhkan akar. Aku tidak mau menyerah terhadap bambu. Terlebih aku tidak akan pernah menyerah terhadapmu. Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain.” kataNya. “Bambu memiliki tujuan hidup yang berbeda dari pakis. Namun, mereka berdua bersama-sama membuat hutan terlihat indah. Saat bagimu akan tiba”, Tuhan berkata kepadaku. “Kamu akan tumbuh tinggi.”

“Seberapa tinggi aku akan dapat tumbuh?” tanyaku.

“Seberapa tinggi bambu akan tumbuh?” Dia balik bertanya.

“Setinggi yang ia mampu?” tanyaku

“Ya,” Dia berkata,” Berikan Aku kemuliaan dengan bertumbuh setinggi yang kau bisa.”

Aku meninggalkan hutan dengan membawa kisah ini. Aku berharap kisah ini dapat membantumu melihat betapa Tuhan tidak akan pernah menyerah terhadapmu. Tidak pernah. Tidak pernah. Tidak akan pernah menyerah. Sebab doa orang Kristen bukanlah suatu pilihan, melainkan sebuah kesempatan. Jangan katakan pada Tuhan betapa beratnya tantangan yang kau alami, Tetapi katakan kepada masalah betapa besarnya Tuhan itu!

No comments: