3 ESENSI KASIH AGAPE
Umumnya prinsip kasih dunia adalah kasih yang menuntut balas atau “kasih jikalau.” Ada orang yang berkata: “Aku mengasihimu, jika engkau baik kepadaku.” Ada pula orang yang berkata bahwa kasih itu berkorban. Pernyataan ini tidak salah. Memang kasih itu berkorban. Tetapi, banyak orang mau berkorban sambil memohon imbalan atau balasan. Paling sedikit ucapan terima kasih. Rumus untuk orang-orang seperti ini adalah:
BERKORBAN + IMBALAN = KASIH DUNIA
Kasih sejati yang Tuhan maksudkan dalam firmanNya dan diajarkanNya pada kita adalah Kasih Agape. Prinsip kasih Agape sangat berbeda dari prinsip dunia yang hanya mengharapkan balasan atau imbalan. Ada banyak orang Kristen yang putus asa atau pesimis ketika hendak melakukan kasih Agape karena mereka pengertian bahwa hanya Allah yang dapat melakukan kasih AGAPE dan “impossible” untuk dilakukan manusia. Kesimpulannya, orang-orang Kristen seperti ini adalah orang yang masih mengharapkan imbalan dari orang yang dikasihinya.
Tiga esensi kasih Agape tercakup dalam firman yang Yesus katakan: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Lukas 9:23).
1. Menyangkal diri
Menyangkal diri artinya mematikan ego, yaitu keinginan pribadi dan segala hawa nafsu yang membuat kita puas. Ego inilah yang harus kita sangkal. Banyak orang enggan mematikan ego karena jika melakukannya berarti ia harus hidup bagi orang lain, sekaligus berkorban untuk orang lain. Tuhan berkata bahwa setiap orang yang telah menerima Yesus sebagai Juruselamat adalah milik Kristus dan telah menyalibkan daging serta segala hawa nafsunya (Gal. 5:24). Ini berarti orang tersebut harus sadar bahwa egonya telah mati ketika ia diselamatkan.
2. Memikul salib
Di sinilah kasih perlu berkorban. Mematikan ego membutuhkan pengorbanan yang besar. Hak kenyamanan kita untuk sementara dicabut oleh Tuhan. Hak kenyamanan kita adalah hidup untuk diri sendiri. Kita harus merelakan diri untuk orang lain. Yesus memikul salib selama pelayananNya di bumi karena Ia merelakan diri untuk orang-orang berdosa. Apa tujuan Yesus melakukan hal tersebut? Tujuannya adalah supaya manusia diselamatkan dari murka Tuhan.
3. Mengikut Aku
Mengikuti Tuhan sama dengan AGAPE. Bagaimana caranya? Lakukan apa yang Tuhan kehendaki untuk kita lakukan. Ikuti saja perintahNya. Jika kita mengikut Allah, itu juga berarti kita melakukan kasih AGAPE kepada orang lain. Bagian ini tidak bisa dipisahkan dari 2 esensi sebelumnya. Beberapa contoh hal yang harus kita ikuti dari Tuhan adalah: ketika merenungkan Firman kemudian kita mengetahui perintah Tuhan, lakukanlah perintah itu. Jika sewaktu-waktu kita mendengar Tuhan berbicara dan memerintahkan supaya kita melakukan sesuatu, maka lakukanlah itu. Inti AGAPE adalah lakukan saja apa yang Tuhan kehendaki.
Rumusnya:
Tiga esensi kasih Agape tercakup dalam firman yang Yesus katakan: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Lukas 9:23).
1. Menyangkal diri
Menyangkal diri artinya mematikan ego, yaitu keinginan pribadi dan segala hawa nafsu yang membuat kita puas. Ego inilah yang harus kita sangkal. Banyak orang enggan mematikan ego karena jika melakukannya berarti ia harus hidup bagi orang lain, sekaligus berkorban untuk orang lain. Tuhan berkata bahwa setiap orang yang telah menerima Yesus sebagai Juruselamat adalah milik Kristus dan telah menyalibkan daging serta segala hawa nafsunya (Gal. 5:24). Ini berarti orang tersebut harus sadar bahwa egonya telah mati ketika ia diselamatkan.
2. Memikul salib
Di sinilah kasih perlu berkorban. Mematikan ego membutuhkan pengorbanan yang besar. Hak kenyamanan kita untuk sementara dicabut oleh Tuhan. Hak kenyamanan kita adalah hidup untuk diri sendiri. Kita harus merelakan diri untuk orang lain. Yesus memikul salib selama pelayananNya di bumi karena Ia merelakan diri untuk orang-orang berdosa. Apa tujuan Yesus melakukan hal tersebut? Tujuannya adalah supaya manusia diselamatkan dari murka Tuhan.
3. Mengikut Aku
Mengikuti Tuhan sama dengan AGAPE. Bagaimana caranya? Lakukan apa yang Tuhan kehendaki untuk kita lakukan. Ikuti saja perintahNya. Jika kita mengikut Allah, itu juga berarti kita melakukan kasih AGAPE kepada orang lain. Bagian ini tidak bisa dipisahkan dari 2 esensi sebelumnya. Beberapa contoh hal yang harus kita ikuti dari Tuhan adalah: ketika merenungkan Firman kemudian kita mengetahui perintah Tuhan, lakukanlah perintah itu. Jika sewaktu-waktu kita mendengar Tuhan berbicara dan memerintahkan supaya kita melakukan sesuatu, maka lakukanlah itu. Inti AGAPE adalah lakukan saja apa yang Tuhan kehendaki.
Rumusnya:
MENYANGKAL DIRI + MEMIKUL SALIB + MENGIKUT TUHAN = AGAPE
Kasih AGAPE bukan kasih yang menuntut balas, sebab Tuhan tidak pernah mengajarkan kasih yang menuntut balas. Mari mengubah cara berpikir kita bahwa kasih AGAPE tidak dapat kita lakukan. Kita dapat melakukan AGAPE sebab kasih ini bukan hasil ciptaan manusia, tetapi dari Allah. Bahkan AGAPE adalah Allah sendiri (1 Yoh. 4:16). Jika kita melakukan 3 esensi di atas, maka kita sedang menerapkan kasih AGAPE. Biarkan kasih AGAPE memenuhi kita terlebih dahulu, maka 3 esensi di atas secara otomatis keluar dengan sendirinya dari hidup kita.(you)
Inspirasi: THCC-Fruitful, Topik “Dikuasai oleh Kasih Agape”
Inspirasi: THCC-Fruitful, Topik “Dikuasai oleh Kasih Agape”
No comments:
Post a Comment