Tuesday, June 26, 2007

PRESBITORIAL

Vertikal & Horizontal :
Pribadi dan Korporat


Yakobus 1:27 mengatakan, “Ibadah yang murni dan yang tak bercacat dihadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia“. Dari ayat ini kita tahu bahwa ada dua aspek ibadah yang dikehendaki oleh Allah, yaitu aspek vertikal dan horizontal, pribadi dan korporat.

Ketika kita membangun keintiman dengan Tuhan setiap hari dan setiap saat secara pribadi dimanapun kita berada (lewat berdialog & perenungan Firman), sebenarnya kita tidak hanya sedang membangun keintiman dengan Tuhan, tetapi juga sedang menjaga supaya hidup kita tidak dicemarkan oleh dunia. Hidup di akhir jaman ini semakin sulit, dunia semakin jahat, arus dunia semakin kuat. Pilihan kita hanya dua, berenang se-radikal mungkin melawan arus dunia yang begitu hebat, atau mati hanyut terbawa oleh arus dunia. Hanya dengan hidup radikal di dalam Tuhan kita dapat melawan arus dunia. Tanpa hidup yang radikal, kita pasti akan mati terbawa arus dunia akhir jaman ini. Sebab itu penting untuk menjaga hubungan vertikal (hubungan pribadi kita dengan Tuhan) agar tidak dicemari oleh dunia, tetapi “mencemari” dunia dengan Kasih dan Kuasa Tuhan.

Allah juga menghendaki agar kita seimbang dalam beribadah. Ada ibadah pribadi dan ada ibadah korporat. Ibadah korporat akan membentuk pribadi-pribadi yang kuat, demikian pula orang-orang yang beribadah secara pribadi akan membuat ibadah korporat semakin kuat. Esensi ibadah adalah memusatkan diri kepada Tuhan dan melayani orang lain. Siapa yang harus kita layani dan perhatikan? Orang-orang yang tidak mampu & tersingkir, para janda dan yatim piatu. Itulah ibadah yang murni dan tak bercacat di hadapan Tuhan. Ketika kita melakukan gaya hidup ibadah yang berkenan kepada Tuhan, maka kita sedang menjamah surga dan mengubah kehidupan. Selamat menjalankan ibadah … Tuhan memberkati! (Tommy Kwok/PJ Youth)

FOKUS KITA

Vertikal & Horizontal :Pribadi & Korporat
Tujuan akhir membangun hubungan dengan ALLAH adalah menjadi sahabatNYA. Hubungan sahabat adalah hubungan yang sangat dekat dan pasti ada keterbukaan satu sama lain. Yoh. 17:22 berkata, “Dan Aku telah memberikan mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu.” Firman ALLAH ini sangat dahsyat sekaligus menjadi pernyataan yang menguatkan, bahwa kita menjadi satu sama seperti Bapa dan Yesus. Ternyata datangnya kemuliaan bukan setelah kita menjadi satu, tetapi Yesus memberikan kemuliaan itu, kemudian kita menjadi satu denganNYA. Kemuliaan ALLAH artinya suatu kemampuan yang diberikan ALLAH untuk membangun hubungan, khususnya denganNYA. Jadi, kita tidak saja diberi kemampuan untuk membangun hubungan dengan sesama, tetapi juga dengan ALLAH. Dahsyat, bukan?

Hubungan Bapa dengan Yesus adalah hubungan antara orang dewasa. Demikian pula hubungan Bapa dengan kita. Bapa mengasihi kita seperti IA mengasihi Yesus. Kita layak di hadapanNYA. Kita tidak pernah ditolakNYA. Inilah hubungan persahabatan itu, yaitu hubungan antara orang dewasa dengan orang dewasa. Tetapi, hubungan tersebut tidak bisa terjadi secara tiba-tiba, melainkan harus dibangun secara terus-menerus. Cara membangun hubungan tersebut adalah:

Pertama, BERBUAH. Yoh. 15:4 berkata: “Tinggalah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal dalam pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” Ini adalah buah pertobatan. Saat kita menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi dan mengaku dosa, maka hidup kita bersatu dengan Yesus. Ini adalah kuncinya: “kemanunggalan kita dengan Yesus.” Ketika kita bersatu maka akan ada buah-buah yang dihasilkan seperti damai sejahtera, sukacita, dll.

Kedua, BERBUAH BANYAK. Yoh. 15:5 berkata: “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rangtingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Syarat untuk berbuah semakin banyak yaitu tetap tinggal di dalamNYA. Disini, buah-buah karakter, pelayanan dan lainnya semakin dewasa secara rohani. ALLAH mengatakan dalam Yoh. 15:2 bahwa jika ranting tidak berbuah, maka ia akan dipotong, tetapi ranting yang berbuah akan dibersihkan. Ada proses yang berlaku kepada hidup kita. Jika kita mau berbuah banyak maka tidak hanya tinggal di dalam TUHAN, tetapi harus diproses sesuai dengan apa yang Ia mau. Ayat di atas mengatakan ranting yang berbuah akan dibersihkan supaya lebih banyak buahnya. Apa yang dibersihkan?

Pohon anggur yang sudah berbuah biasanya jika ingin lebih banyak menghasilkan buah, maka daun-daunnya dipotong. Jika ada benda-benda yang tidak baik di daun atau ranting maka langsung dibersihkan supaya pohon tetap sehat dan berbuah. Begitu juga dengan hidup kita. Tuhan akan bersihkan setiap hal yang tidak IA inginkan ada dalam diri kita. Walaupun kadang-kadang itu adalah hal yang baik menurut kita. Ini pasti ada hubungannya dengan ego kita. Mungkin kita menginginkan sesuatu yang harus dicapai, tetapi jika hal itu menghambat kita untuk berbuah maka ALLAH akan memotongnya. IA membersihkan ego kita supaya berbuah lebih banyak.

ALLAH ingin memakai kita dahsyat, karena itu IA akan terus memurnikan kita. Seperti emas yang harus dimurnikan supaya bisa digunakan, maka ia harus dilebur dahulu. Hidup kita juga dilebur/dibakar oleh api ALLAH (ALLAH sebagai emas murni sekaligus menjadi api yang menghanguskan). IA tidak ingin ada kotoran, batu atau hal yang tidak baik dalan diri kita. Ini dilakukan supaya kita menjadi indah dan siap dipakaiNYA. Batu, kotoran, atau pasir adalah ego, dosa, hal-hal duniawi. Jika mau dipakai ALLAH, maka kita harus “dibakar”/diproses supaya segala ego kita berhenti.

Ketiga, SAHABAT. Ayat 7 menyatakan bahwa jika kita tinggal di dalam DIA maka kita dapat meminta apa saja yang dikehendaki. Maksudnya, apa yang kita minta adalah sesuai apa yang DIA inginkan dan bukan ego kita yang dituruti ALLAH. Semakin kita bersahabat dengan ALLAH, semakin IA menyatakan pekerjaanNYA dalam kita. Hal itulah yang seharusnya kita minta. Seorang yang dewasa dalam TUHAN tidak akan meminta yang aneh-aneh yaitu hal-hal yang menyenangkan diri sendiri, tetapi justru menyenangkan sahabat kita, yaitu ALLAH.(you)

OUTLINE KHOTBAH

Memegang PERJANJIAN
Dengan Terus Menerus

Janji-janji itu pasti diperoleh kalau kita berjalan dalam perjanjianNYa. Seseorang dapat berjalan dalam perjanjianNya, kalau dia beribadah. Ibadah adalah suatu proses mengikuti perjalanan perjanjian dari awal sampai akhir.




3 LANGKAH IBADAH YANG BERHASIL / SEMPURNA :

I. ____________________________________ JANJI-JANJI TUHAN (Amsal 4:20-22)







II. _______________________ JANJI TUHAN SAMPAI TERJADI (Ibr. 10:36; 6:11-12)







III. _________________________ JANJI TUHAN SAMPAI TERJADI (Ibr. 4:14-16; 3:1)
BERKAT TUHAN MELALUI THCL

Selama THCL saya mengalami hal luar biasa, yaitu belajar membangun hubungan intim dengan Tuhan, mendengarkan suara Tuhan dan taat pada tuntunanNya. Sebelumnya saat teduh saya bolong-bolong, tapi sejak THCL saya bangun pagi untuk teratur saat teduh. Sebelum diadakan THCL saya mengalami perselisihan yang rumit dengan teman saya sampai menyangkut ke orang tua. Waktu THCL berlangsung saya digerakkan untuk mendoakan masalah ini. Tuhan menyuruh saya untuk minta maaf pada teman saya tersebut. Bagi saya hal ini sangat luar biasa karena sebelumnya saya belum pernah mendengar suara Tuhan. Ini adalah pertama kalinya saya mendengar suara Tuhan dan belajar taat pada suara Tuhan. Kemudian saya pun taat pada perintah Tuhan dan minta maaf pada teman saya. Ada damai sejahtera yang saya rasakan. Ketika rajin saat teduh Tuhan banyak bicara untuk menuntun saya. Suatu kali ada ujian di sekolah dan saya kesulitan menjawab salah satu soal ujian itu. Sebagian besar hati saya memilih suatu jawaban, tapi Tuhan menunjukkan saya sebuah jawaban lain yang adalah benar. Saya ragu, tidak mungkin itu jawaban yang benar, sehingga saya memilih jawaban yang sesuai suara hati saya. Ketika ujian selesai dan hasil jawaban dikoreksi ternyata jawaban yang menurut hati saya benar adalah salah, yang benar adalah memang jawaban yang Tuhan berikan. Saya menyesal karena tidak taat, padahal itu suara Tuhan. Setelah itu saya berkomitmen untuk mau taat lebih lagi pada suara Tuhan seperti pertama kali ketika saya mendengar suaraNya tentang masalah saya dengan teman saya. (Kristin/Teen)
dan Pemenangnya adalah...
(Lomba foto bapa-anak J’CC Krispen)

Anak adalah generasi masa depan bangsa. Untuk melahirkan generasi yang kuat dan bersinar terang bagi dunia, peranan pembapaan terhadap para generasi muda sejak mereka berusia dini, anak-anak sangat penting. Melalui lomba foto Bapak-Anak yang diadakan pada tanggal 27 Mei–10 Juni 2007, Gereja Anak KrisPen, Jesus’ Children Church (J’CC) memberikan dukungannya dan mengingatkan kita tentang pentingnya pembapaan serta kebutuhan akan figur bapa bagi generasi muda di sekitar kita.

“Lomba foto bapak-anak bertujuan untuk meng-kampanye-nya gerakan pembapaan yang memiliki peranan penting dalam membangun generasi bangsa yang kuat dan berdampak. Pembapaan tidak hanya berpengaruh bagi mereka yang berusia remaja keatas saja, tetapi pembapaan sangat berpengaruh besar bahkan sejak seseorang masih berusia anak. Pembapaan yang kuat pada seorang anak kecil akan membuatnya bertumbuh menjadi remaja yang kuat, kemudian bertumbuh menjadi pemuda yang kuat, keluarga yang kuat, gereja yang kuat dan pada akhirnya akan melahirkan bangsa yang kuat dan berdampak. Melalui momen ini, anak diajak mengalami keakraban/keintiman dengan bapak-nya di rumah dan para bapak diajak untuk membangun keakraban dengan sang anak dengan meluangkan waktu untuk bersama dengan sang anak (di luar rutinitas). Diharapkan melalui momen ini anak-anak dapat merasakan dan mengalami satu dari beberapa sifat Bapa di surga, sebab hubungan seorang anak dengan bapak-nya di dunia menentukan hubungannya dengan Tuhan,” demikian penjelasan Ester Mei Aryani selaku Pemimpin Jemaat J’CC.

Dari 36 foto yang masuk, dipilih 3 foto bapak-anak terbaik. Juara ke 1 adalah Angel (3 th) dan Bp. Teguh Wijaya M. Juara ke-2 adalah Elisabeth (kelas 3 SD) dan Bp. Anton Punthi. Juara ke-3 adalah Khrisna (7 th) dan Bp. Dorivan Melo.

Adapun pemenang 1 dan 3 memang bukan berasal dari keluarga yang sebenarnya. Angel adalah salah seorang anak asuh di Rumah Kehidupan dan Khrisna adalah salah satu anak asuh Bp. Dorivan. Sdr. Teguh dan Bp. Dorivan adalah pria yang mau memberi diri untuk menjadi bapa bagi mereka sehingga anak-anak ini dapat merasakan figur bapa dalam hidup mereka. Mengenai alasan terpilihnya Angel & Bp. Teguh menjadi juara 1 adalah karena foto mereka merupakan pilihan terbanyak dari jemaat KrisPen (termasuk Penatua Hanna Ongkosoetrisno) dan dari foto mereka terlihat kemesraan seorang bapak kepada anaknya dan ekspresi kegembiraan sang anak membalas kemesraan sang bapak.(l@)

Thursday, June 14, 2007

PRESBITORIAL

Iman yang Bandel

Anda pasti tahu anjing bulldog bukan? Nah, salah satu sifat anjing ini adalah sangat bandel (baca: gigih). Jika dia sudah menggigit sebuah tulang, maka dia tidak akan pernah melepaskan tulang itu. Bila kita berusaha menarik tulang itu dengan sekuat tenaga, maka si bulldog akan ikut tertarik bersama tulang yang digigitnya. Teman saya memiliki seekor anjing bulldog. Suatu hari si anjing menemukan tulang sapi yang besar, dan langsung digigitnya tulang itu. Teman saya berusaha menarik tulang itu ke atas dengan harapan anjingnya melepaskan tulang itu. Tahukah Anda apa yang terjadi? Ketika teman saya menarik tulang ke atas, maka si bulldog ikut terangkat ke atas pula. Luar biasa gigihnya / bandelnya anjing bulldog!

Kita harus memiliki iman yang bandel dan gigih seperti ini, agar kita berhasil memperoleh semua janji firman yang telah Bapa berikan kepada kita. Iman yang bandel adalah iman yang menolak untuk dipengaruhi oleh keadaan yang mustahil sekalipun. Iman yang bandel adalah iman yang tidak pernah mau melepaskan janji (firman) yang Tuhan berikan secara khusus kepada kita. Iman yang pantang menyerah, walaupun harus menanti sangat lama.

Ibrani 10:36 mengatakan, ”Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.”

Sekali Anda mendapatkan janji Tuhan, pegang janji itu, dan ucapkan janji itu selalu, maka Tuhan akan menggenapi janjiNya bagi Anda. (Pdt. Hanna Ongkosoetrisno / Penatua Jemaat)

FOKUS KITA

Memegang PERJANJIAN dengan Terus-menerus

ALLAH adalah ALLAH yang memegang perjanjian/janji. Oleh sebab itu, IA rindu anak-anak-NYA juga bisa memegang perjanjian. Sayangnya, banyak orang Kristen tidak dapat mengalami janji-janji TUHAN. Perjanjian menyangkut ibadah kepada ALLAH, sebab ibadah berarti terus menerus memandang dan memegang janji TUHAN. Jadi, ibadah adalah proses memegang perjanjian ALLAH mulai awal sampai akhirnya. Dengan kata lain, ibadah sama dengan latihan untuk bertumbuh dalam iman yang akhirnya membawa penggenapan atas janji-janjiNYA. Mengapa banyak orang Kristen tidak mengalami janji Tuhan? Karena mereka tidak memegang perjanjian terus menerus. Ibadah yang sempurna adalah di mana kita mulai menerima janji sampai janji tersebut digenapi dalam hidup kita. Ada 3 langkah ibadah yang sempurna atau ibadah yang berhasil, yaitu:

SATU, Kita harus MENDAPATKAN janji-janji Tuhan terlebih dahulu.

Amsal 4:20-22 berkata: “Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu pada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.”

Janji atau perkataan TUHAN kita dapatkan ketika kita datang kepada Firman Tuhan(ay.20). Jadi, sewaktu membaca Firman, kita mendapat pencerahan atau “rhema.” Dalam ayat 22 dikatakan bahwa ketika kita mendapatkan janji atau perkataan itu, maka ada kehidupan dan kesembuhan bagi seluruh tubuh kita. Petrus pernah mengalaminya. Saat Yesus berjalan di atas air, Petrus melihatNYA dan ia ingin berjalan di atas air juga. Yesus berfirman: “Datanglah!” Petrus yakin bisa berjalan di atas air dan ia berjalan di atas air. Akhirnya Petrus dapat mengalami janji TUHAN bahwa ia bisa berjalan di atas air.

Sebagai orang Kristen, kita harus mengalami TUHAN dan janjiNya secara pribadi, bukan hanya mendengar apa kata orang lain mengenai TUHAN. Jika kita hanya tahu dari pengalaman orang lain (sekalipun kita seorang PKS atau pemimpin rohani), maka kita tidak akan pernah merasakan janji ALLAH digenapi. Arahkan terus telinga kita kepada TUHAN supaya IA juga terus memberikan janjiNYA.

DUA, MEMEGANG janji Tuhan sampai janji tersebut digenapi.

Ayat 21 mengatakan: “Simpanlah itu di lubuk hatimu.” Maksudnya adalah kita harus menyimpan janji TUHAN dalam hati kita. Petrus gagal memegang janji Tuhan. Ketika ia berjalan di atas air, Petrus melakukan beberapa langkah dan belum sampai ke Yesus, ia tenggelam. Petrus tenggelam karena ada badai dan ia mulai ketakutan. Petrus tidak memegang apa yang dikatakan Tuhan Yesus.

Kita harus setia dengan janji yang telah kita dapatkan dari TUHAN. Ibrani 10:36 mengatakan: “Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.” Jika kita telah mendapatkan janji, maka kita perlu bertekun dalam memegang janji tersebut. Ketekunan adalah hal yang mutlak untuk dilakukan sebab iman harus melalui proses terlebih dahulu.

Ibrani 6:11 berkata: “Tetapi kami ingin supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya.” Iman yang kita miliki ada prosesnya. Iman harus diuji. Seorang anak yang masih sekolah dan ingin naik kelas, maka ia harus diuji terlebih dahulu dan jika lulus pasti naik kelas. ALLAH seringkali mengijinkan suatu masalah menjadi semakin bertambah parah ketika kita sudah berserah padaNYA. Bahkan sampai segala sesuatunya terlihat mustahil bagi manusia, maka iman sangat berperan dalam kemustahilan tersebut. Di sini iman menjadi “spesialisasi” dari hal-hal yang mustahil. Jika kita tidak mengerti mengenai proses iman maka hanya kekecewaan yang akan kita alami.

Kesabaran adalah kunci untuk menantikan janji Tuhan. Banyak orang Kristen memiliki iman, tetapi tidak memiliki kesabaran. Jangan kaget banyak orang Kristen akhirnya kecewa, imannya kandas di tengah jalan bahkan banyak yang menyangkal Tuhan. Itu semua karena mereka tidak sabar menunggu. Abraham adalah contoh yang paling menarik dalam hal iman. Sejak Abraham menerima janji Tuhan mengenai keturunan, mulai saat itu imannya diproses. Allah sengaja membuat segala sesuatu menjadi mustahil sebab Abraham dan Sarai sudah terlalu tua untuk mendapatkan seorang keturunan. Tetapi, Abraham berhasil memegang janji Allah dan selama 25 tahun janji tersebut digenapi.

Jangan menyerah jika masalah yang sudah kita serahkan kepada Tuhan semakin parah. Tuhan ingin iman kita terlatih sehingga kita bukan seperti anak gampangan yang selalu dimanja. Ingat! Beriman dan bersabar untuk menunggu janji-janji-NYA adalah kuncinya.

TIGA, Kita harus MENGAKUI janji-janji yang telah kita dapatkan.

Janji harus terus diucapkan sampai kita menerima janji tersebut. Ibrani 4:14 dan 16 mengatakan bahwa kita harus berpegang teguh pada pengakuan iman dan dengan penuh keberanian datang menghampiri tahta kasih karunia sebab sekarang kita mempunyai Imam Besar Agung yaitu Yesus, Anak Allah. Ternyata TUHAN akan melakukan sesuatu jika kita terus memegang pengakuan iman di hadapanNYA. Ucapkan terus menerus janji-janji TUHAN, sambil kita menunggu semuanya digenapi. Pengakuan seperti tombol yang ditekan sehingga kita merasakan kasih karunia Allah.

Mari dapatkan janji Tuhan, pegang janji tersebut dan ucapkan setiap saat, maka kita akan menjadi orang Kristen yang kuat dan memiliki ibadah yang berkualitas sehingga mengalami janji ALLAH(you)

OUTLINE KHOTBAH

Pelatihan Iman yang Terus-menerus
Latihan badani itu terbatas gunanya, tetapi ibadah berguna dalam segala hal. Ibadah berguna dalam hal-hal rohani, jiwani dan jasmani maupun materi. Mengapa ibadah berguna dalam segala hal? Karena ibadah mengandung janji, baik untuk hidup sekarang maupun untuk hidup yang akan datang (1 Timotius 4:8). Ada orang yang kelihatannya beribadah, tetapi mereka tidak mengalami janji-janji Tuhan, mengapa? Kata kunci untuk ibadah yang berkuasa adalah: “Latihan.” Ibadah adalah suatu pelatihan yang terus menerus.

HAL APAKAH YANG PERLU DILATIH DALAM IBADAH?
(1 Timotius 4:6-7)




PELATIHAN DALAM POKOK-POKOK IMAN (= PRINSIP-PRINSIP IMAN)
Iman mempunyai 2 prinsip (pokok) Utama: Melihat dan Bersaksi

1. PELATIHAN __________________________________________ (Ibrani 11:3)




2. PELATIHAN __________________________________________ (Ibrani 11:2)

SEPUTAR KITA

Di awal THCL saya mengalami masalah di tempat kerja baru saya, dimana saya baru 3 bulan bekerja di sana dan masih dalam masa percobaan. Saya bekerja sebagai salah satu staf di bagian yang vital bagi perusahaan, yaitu PPC (Product Planning Control) bagian Costing, yang dimana menentukan untung-ruginya perusahaan. Suatu hari, ketika atasan saya mengecek ulang hasil penghitungan saya, ternyata dia mendapati banyak sekali kesalahan akibat ketidaktelitian saya, sehingga perlu dihitung ulang hampir semuanya dimana batas waktu sangat mepet. Atasan saya marah besar sampai-sampai mengatakan “menyerah” dengan saya. Saat itu saya sangat cemas dan kuatir, sebab besar sekali kemungkinan saya tidak akan lolos untuk tetap bekerja. Tetapi, firman TUHAN lewat THCL mengajar saya bahwa kualitas seseorang ditentukan oleh apa yang dipikirkan orang tersebut. Saya belajar memiliki pikiran yang tenang dan menyatakan segala keinginan saya pada Tuhan dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur, maka damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiran saya dalam Kristus Yesus(Flp. 4:6-7). Saya juga belajar terus berdialog dengan TUHAN dan saya mendengar TUHAN menyuruh saya mendoakan dan memberkati atasan saya setiap hari, sekalipun saat ada kesalahan kecilpun saya langsung ditegurnya dengan keras. TUHAN sungguh luar biasa! Beberapa hari yang lalu, atasan saya bicara pada saya. Alih-alih memecat saya, dia malah menunjuk saya menjadi orang kepercayaan atau tangan kanannya. Dia bilang kalau sangat menaruh harapan pada saya untuk memaksimalkan pekerjaan di bidang saya. Saya tertegun beberapa saat karena saking terkejut bagaimana TUHAN mempromosikan saya dari posisi terancam dan tidak aman menjadi di atas aman. Padahal saya masih belum habis masa percobaan 3 bulan, apalagi rekan-rekan kerja saya ada yang sudah 2 tahun bekerja tidak dipilihnya. Semua hanya karena kemurahanNYA. Sungguh, jika krisis/masalah, penderitaan kita diresponi dengan benar dan taat pada tuntunan TUHAN akan mendatangkan mujijat & janjiNYA. Puji Tuhan! (Khatrin Natalia/PKS Youth)

Tahun lalu saya belajar betapa pentingnya memiliki visi hidup. Karena itu saya berdoa meminta TUHAN singkapkan visi hidup saya. TUHAN pun memberikannya pada saya, yaitu memulihkan kehidupan yang hancur dengan menanamkan kebenaran firman TUHAN sejak dini pada anak-anak melalui bidang pendidikan. Hanya saja, saya takut melangkah karena melihat besarnya tantangan yang akan saya hadapi kelak. Baik ketidaksetujuan orang tua yang pernah dilontarkan pada saya maupun kekuatiran akan masa depan finansial saya. Tetapi, saya mau taat pada kehendak TUHAN. Saya berdoa minta TUHAN buka jalan untuk semua. Baik waktu yang tepat, tempat kerja, maupun restu orang tua saya. Kesempatan TUHAN datang bersamaan dengan diadakannya program THCL. Saya melamar kerja salah satunya ke salah satu sekolah dasar terbaik di Surabaya. Mulai dari pengiriman surat lamaran sampai menjalani serangkaian tes masuk, saya selalu berdialog dengan TUHAN dan confess firman TUHAN, terutama Amsal 16:7 dan Amsal 21:1. Puji TUHAN saya diterima. Ketakutan saya akan ketidaksetujuan orang tua sirna, karena TUHAN jamah hati orang tua saya sehingga mereka tidak keberatan, malahan mendukung saya. Pengunduran diri saya dari tempat kerja saya saat ini berjalan lancar, padahal dari segi waktu sangat mendadak. Sepanjang proses saya selalu berdialog dengan TUHAN, dan benar-benar luar biasa! Saya dibuat tercengang-cengang oleh kuasa TUHAN mulai dari penerimaan kerja, persetujuan orang tua dan pengunduran diri saya. (Debora R./PKS Youth)

SEPUTAR KITA

Masa depan sungguh ada
Harapan takkan hilang

Hari Sabtu, 9 Juni 2007 Departemen Misi KrisPen melakukan kunjungan kepada 175 orang korban bencana lumpur panas di Porong. Sebanyak 11 orang jemaat KrisPen terlibat dalam pelayanan rohani dan bakti sosial ini dengan memberikan 175 paket sembako. Pelayanan dan bakti sosial dilaksanakan di Menara Doa Kota Porong yang sekaligus berfungsi sebagai Posko yang membantu para korban lumpur panas. Melalui khotbahnya yang berdasar pada Habakuk 1,2,3 dan 1 Petrus 5:8, Bapak Harun Imam Santoso, PJ Family KrisPen mengajak jemaat yang hadir untuk tetap teguh berdiri dalam iman dan menanti-nantikan TUHAN dalam pergaulan yang intim denganNYA, sebab TUHAN berdaulat dan adil bagi orang yang tertindas, dan masa depan orang percaya sungguh ada dan pengharapan takkan hilang. Ketika altar call dilakukan, banyak jemaat yang letih, lesu dan putus asa disegarkan kembali. Ibu Yayuk, salah seorang korban bencana yang hadir menyaksikan pengalamannya, “Apa yang keluarga saya alami sungguh berat. Kami kehilangan banyak. Tapi, saya tidak akan menyerah untuk tetap percaya pada TUHAN,” katanya sambil menangis. Bapak Suryanto, salah seorang hamba TUHAN yang selama ini KrisPen dukung pelayanannya dalam doa dan dana, yang turut hadir juga menyaksikan pengalamannya, “Desa saya adalah daerah yang pertama kali terkena lumpur panas. Tapi, saya belajar terus mengucap syukur karena saya percaya TUHAN punya rencana yang baik di balik semua kejadian ini. Saya bagikan kekuatan dan kabar sukacita kepada sesama warga di tempat penampungan.” Penyerahan sembako diberikan secara simbolik kepada salah seorang jemaat yang hadir oleh Penatua Hanna Ongkosoetrisno, yang sekaligus menutup kebaktian dalam doa bersama, dan kemudian pembagian sembako dilakukan oleh panitia posko yang telah ditunjuk.(l@)m

Thursday, June 7, 2007

PRESBITORIAL


PELATIHAN IMAN yang Terus-menerus
( I Tim 4:6-8 ; Ibrani 11:1-4 )

Jika direnungkan, maka dapat kita simpulkan bahwa hidup kekristenan tidak terlepas dari iman. Kita memulai hidup baru dengan beriman kepada Yesus Kristus, kita jalani hidup ini dengan beriman kepada janji-janji ALLAH dan kita mengakhiri hidup dengan beriman bahwa kita akan hidup bersama dengan ALLAH selamanya. ALLAH minta kita sungguh-sungguh belajar dan melatih iman secara terus menerus karena: SATU, iblis berusaha secara konsisten melemahkan, mencuri bahkan mematikan iman lewat persoalan-persoalan dalam hidup kita, lewat doa-doa yang belum terjawab. DUA, agar kita mendapatkan janji yang TUHAN sediakan dalam hidup ini, sehingga kita tidak kekurangan sesuatu apapun. TIGA, agar iman kita mencapai kedewasaan penuh sehingga siap menjadi mempelai perempuanNYA.

Kita melatih iman secara terus-menerus ketika kita sungguh-sungguh bergaul dengan firman TUHAN, karena dari dan dengan firmanNYAlah kita bisa memiliki serta mendewasakan iman. Iman tak ubahnya seperti benih tanaman yang perlu dirawat, disiram, diberi cahaya matahari, pupuk dsb. Iman tidak secara otomatis bertumbuh tanpa ada latihan, seperti: mendengar & merenungkan firmanNYA secara serius lewat ibadah raya, komsel maupun saat teduh setiap hari. Lewat persoalan yang DIA ijinkan dalam hidup kita, sebenarnya DIA juga sedang melatih, memurnikan & memastikan apakah iman kita adalah iman yang sejati.

Dua prinsip yang perlu kita praktekkan agar iman kita memberikan buah, yaitu: 1) PRINSIP MELIHAT, artinya kita harus melihat di dalam alam roh lewat mata rohani kita bahwa apa yang kita rindukan (dan sesuai dengan firmanNYA) telah terjadi/diberikan kepada kita, atau lebih mudahnya kita renungkan hal tersebut. 2) PRINSIP BERSAKSI, yaitu melatih mulut kita untuk terus-menerus mengucapkan iman kita yang sesuai firman TUHAN. Ini tentu tidak mudah karena kita sedang mengucapkan sesuatu yang belum terjadi bahkan berlawanan dengan keadaan saat ini, tetapi bila kedua prinsip tersebut kita praktekkan niscaya iman akan bekerja aktif dan memberikan buah yang nyata dalam hidup kita. Selamat mendatangkan janji-janji Tuhan dalam hidup saudara! (Harun Imam Santoso/Pemimpin Jemaat Family)

FOKUS KITA


Pelatihan Iman yang Terus-menerus

Ibadah selalu melibatkan semua aspek dalam kehidupan kita. Dengan demikian ibadah sangat penting. Dalam ibadah kita dapat melihat janji-janji ALLAH dan sekaligus menerimanya. Jadi, ibadah merupakan sarana di mana kita dapat menerima janji-janji ALLAH tersebut.

I Timotius 4:6-8 mengatakan: “Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Yesus Kristus yang baik, terdidik dalam soal-soal iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kau ikuti selama ini. Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun hidup yang akan datang.”

Paulus mengatakan dengan tegas bahwa dalam ibadah kita dapat menerima janji ALLAH. Berbeda dengan takhayul. Takhayul atau dongeng tidak mengandung janji dan tidak memberikan pengharapan apa-apa. Ibadah ada kepastian janji dan sekaligus menjadi pengaharapan orang percaya. Paulus mengatakan bahwa latihan badani terbatas gunanya. Memang, penting untuk menjaga tubuh jasmani, tetapi semua itu terbatas dan tidak ada janji yang akan diharapkan. Namun, dalam ibadah ada berkat seutuhnya dari ALLAH dan itu pasti.

Pertanyaannya adalah bagaimana kita dapat menerima janji tersebut?

Dalam I Timotius 4:7b dikatakan: “Latihlah dirimu beribadah.” Ini adalah kunci untuk menerima janji atau berkat dari ALLAH. Jika dikatakan “latihan” maka hal ini tidak terjadi secara “instan”. Dengan kata lain, janji ALLAH tidak kita terima secara langsung, namun MELALUI PROSES.

Kata “latihan” berarti sesuatu yang dilakukan secara terus-menerus & perlu adanya ketekunan. Jika terjadi kegagalan, maka jangan berhenti untuk mencoba lagi. Gagal dan coba. Gagal dan coba lagi, sampai kita bisa melakukan sehingga dapat merasakan kemenangan. Seperti seorang olahragawan, mereka tidak mungkin langsung menjadi orang yang penuh dengan kemenangan dan langsung terkenal begitu saja. Tetapi, mereka harus melewati berbagai macam pengalaman dan pasti terjadi kegagalan. Jika mereka ingin menang dari lawannya, maka mereka akan terus berlatih dan berusaha belajar dari kegagalannya. Hal apa yang perlu dilatih?

I Timotius 4:6 mengatakan: “…terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan ajaran sehat telah kau ikuti selama ini.” Dalam ayat tersebut menyatakan mengenai pokok-pokok iman. Jadi yang harus dilatih adalah iman kita. Pokok-pokok iman adalah prinsip-prinsip iman yaitu hal-hal di mana dari aspek kehidupan kita yang menyangkut masalah iman dan iman tersebut dapat bekerja. Pokok-pokok iman atau prinsip iman ada dalam Ibrani 11:1-3. Ayat tersebut berbunyi demikian: “Iman adalah dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti bahwa alam semesta telah dijadikan oleh Firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang kita lihat.”

2 pokok iman dalam Ibrani 11:1-3:

1. Iman bisa melihat (ay.1).
Kita bisa melihat janji ALLAH dengan menggunakan mata rohani. Bagaimana kita dapat melihatnya? Yosua 1:8 berkata, “Janganlah kamu lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam,…” Jadi, renungkan Firman ALLAH terus-menerus. Dengan demikian, kita dapat melihat janji ALLAH. Seperti Abraham diperintahkan ALLAH untuk melihat bintang di langit. ALLAH berjanji bahwa keturunannya akan sebanyak bintang di langit. Itulah iman yang dapat melihat. Selama kehidupannya, Abraham terus menyatakan bahwa ia akan memiliki bangsa yang besar. Contohnya seseorang yang ingin membuat handphone. Ia pasti sudah memiliki bayangan yang jelas mengenai handphone tersebut walalupun handphone belum jadi.

2. Iman dapat bersaksi (ay.2).
Apa yang kita lihat melalui mata rohani akan dapat disaksikan atau nyatakan dalam hidup kita. Firman ALLAH yang dilihat kita nyatakan dalam kenyataan. Iman bukan mengadakan apa yang belum pernah ada, tetapi mengadakan apa yang telah ada. Maksudnya, janji ALLAH yang telah kita renungkan masih ada dalam alam roh. Dengan adanya kesaksian atau perkataan atau confess, maka janji tersebut akan tergenapi dan dapat dilihat secara nyata. Kita harus terus saksikan janji ALLAH, perkatakan FirmanNYA dan biarlah ALLAH menggenapi sesuai waktu yang tepat.

Latihlah iman kita senantiasa. Jangan pernah berputus asa, terus mencoba dan jangan menyerah. Ingat, kita sedang berjalan dalam perjanjian dengan ALLAH. Yakinlah ALLAH akan menolong dan menyertai kita.(you)

OUTLINE KHOTBAH

Pimpinan Roh yang Terus-menerus

Bertumbuh dewasa tidak dapat diperoleh dengan kekuatan KEHENDAK KITA. Paulus memberikan kita prinsip dalam Roma 6, 7, 8, sebagai perjalanan kehidupan orang percaya. Perjalanan orang percaya tersebut dapat diumpamakan seperti perjalanan orang Israel dari Mesir ke Tanah Perjanjian (1 Kor. 10:1-11).

· Roma 6 : Dibebaskan dari DOSA = Keluar dari MESIR
· Roma 7 : Pergumulan berat melawan perbuatan daging = Padang gurun
· Roma 8 : Jalan keluarnya, agar orang percaya mengalahkan kedagingan dan bertumbuh dewasa = MASUK TANAH PERJANJIAN
· Apakah jalan keluar untuk mengalahkan dosa, kedagingan dan bertumbuh dewasa?
· Pada saatkita lahir baru, kita menjadi ”TEKNON” (children of God = anak-anak kecil)
(Roma 8:16); tetapi apabila kita terus-menerus dipimpin Roh Kudus, maka kita akan menjadi ”HUIOS” (SONS OF GOD = Putra-putra Allah = dewasa) (Roma 8:14). Jadi kuncinya adalah: ”dipimpin oleh Roh” (Roma 8:14).
· Bagaimana proses Roh Kudus memimpin kita menjadi dewasa dan hidup berkelimpahan?




I. ROH KUDUS ___________________________________________ (ayat 15-16).




II. ROH KUDUS ________________ KITA UNTUK ___________________ (ayat 13).

ARTI DIPIMPIN ROH: ______________________________________________
______________________________________________




III. ROH KUDUS ____________________ KITA DALAM ___________________ UNTUK _____________________________________ (ayat 17).

SEPUTAR KITA


Berkat TUHAN melalui THCL

Kehidupan rohani dan hubungan saya dengan TUHAN sebelum mengikuti THCL sangat berantakan. Saya hanya benar-benar saat teduh jika ada masalah atau dalam keadaan tertekan atau persiapan saat pelayanan. Akibatnya, saya tidak peka mendengar suara TUHAN dan berulang kali jatuh bangun dalam dosa. Intinya, saya tidak memiliki roh takut akan TUHAN. Hingga suatu saat, Tuhan menghajar saya lewat suatu kejadian yang menyakitkan dan menghancurkan hati saya. Ditambah lagi pergumulan saya untuk mendapatkan pekerjaan demi membantu perekonomian keluarga. Melalui momentum THCL saya berkomitmen untuk bertumbuh dalam persekutuan yang intim denganNYA. Saya belajar untuk intim dengan TUHAN sepanjang waktu. TUHAN membuat saya haus merenungkan firmanNYA terus menerus, saya belajar setia confess (memperkatakan) firman dan janji-janji TUHAN. Ketika saya kuatir akan pergumulan saya tentang pekerjaan, TUHAN berjanji bahwa jika saya taat dan setia membangun hubungan intim denganNYA terus-menerus, DIA akan genapi semua janjiNYA pada saya. Saya pun terus confess firman Tuhan, terutama I Kor. 2:9 dan Yer 29:11, merenungkan firman dan menyembah TUHAN setiap waktu Roh Kudus dorong saya. Puji TUHAN! Berkat mujizat Tuhan, saya diterima bekerja di perusahaan tepat sesuai dengan kriteria dan gaji yang saya inginkan, dan bertepatan dengan hari ulang tahun saya. Ini kado istimewa dari Tuhan. TUHAN benar-benar tepati janjiNYA ketika kita mau setia hidup intim denganNYA dan taat memperkatakan serta melakukan firmanNYA.(Siska Yuni Ekawati/Youth)

Melalui THCL ini TUHAN mengajar saya lewat firmanNYA dalam I Tes. 5:16-18 untuk belajar praktek “tetap”. Ya tetap bersukacita, berdoa dan mengucap syukur. Karena itu, saya belajar kebiasaan baru, yaitu intens berdialog dengan TUHAN setiap waktu, selalu melibatkan TUHAN dalam setiap kegiatan, percakapan dan pemikiran saya. Saya berdialog denganNYA setiap kali akan melakukan sesuatu, termasuk ketika saya sedang bekerja. Ketika saya melibatkan TUHAN dalam setiap kegiatan saya, TUHAN benar-benar menyatakan pertolongan dan berkatNYA kepada saya dengan cara yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. DIA memberkati segala pekerjaan saya dan satu-demi satu kebutuhan dan pergumulan saya DIA jawab. Ya, ketika bekerja saya melakukan pekerjaan saya seperti biasanya, tapi TUHAN melakukan banyak mujijat sehingga saya mengalami kemudahan dan berkat dalam pekerjaan saya. Dalam berhubungan dengan para klien, TUHAN buat segala sesuatunya berjalan mudah dan cepat sehingga perusahaan tempat saya bekerja mendapatkan keuntungan. Satu hal, sekalipun memilki pergumulan dalam hal finansial, ketika perusahaan saya mendapatkan keuntungan saya tidak pernah memikirkan apakah saya akan mendapatkan keuntungan juga atau memikirkan berapa besarnya keuntungan yang saya terima. Saya hanya berusaha melakukan yang terbaik dalam pekerjaan saya. Tapi, TUHAN sangat baik. DIA benar-benar tahu pergumulan saya dan menjawab tepat pada waktunya. Melalui atasan saya, TUHAN berkati saya dengan bonus double alias 2 kali dan itu terjadi pada 1 hari yang sama. Benar-benar tak disangka!(Edy Prayitno/Youth).

INFO KRISPEN

GBI Kristus Pencipta

SEKRETARIAT
Jl. Babatan Pantai I/1 Surabaya
Tlp. 031-382-3490Fax. 031-382-3509
e-mail:krispen@sby.centrin.net.id

JAM KERJA SEKRETARIAT
Selasa-Jumat: 08.30 - 15.00
Sabtu: 08.30 - 12.30

NO. REKENING DANA PELAYANAN
Bank Mandiri Capem Mulyosari
AC# 141-0001138205
NO. REKENING DANA MISI
BCA KCP Babatan Pantai
TAHAPAN BCA AC# 5060108708
JADWAL IBADAH RAYA
Minggu 08.00 - Family (Keluarga)
Minggu 08.00 - J’CC (Anak)
Minggu 11.00 - Youth (Pemuda)
Minggu 17.00 - Teen (Pelajar)
Rabu 16.00 - Ibadah Wanita
Kamis 08.30 - Doa Puasa Wanita

INFO KOMSEL
1. Family: Bpk. Harun (031-70792800)
2. J’CC: Memy (0813-3089-1581)
3. Youth: Tommy (031-70087111)
4. Teen: Hengky (0852-3114-0645)
Publisher:
Departemen Komunikasi GBI Kristus Pencipta