Thursday, February 14, 2008

Penuntun Saat Teduh Pribadi

11-17 Februari 2008

MENJADI MURID KRISTUS YANG MURAH HATI


Senin, 11 Februari 2008

Murah Hati
Firman hari ini : Matius 5 : 7 ; Lukas 6 : 35 – 36

Pertanyaan Perenungan :
1. Mengapa orang yang murah hati disebut sebagai orang yang berbahagia /diberkati oleh Tuhan ? (Matius 5:7)
2. Siapakah teladan kita dalam karakter murah hati ? (Lukas 6:35-36)

Pengajaran :
Tuhan Yesus dengan jelas dan tegas mengajarkan bahwa kita, sebagai anak-anakNya, harus murah hati, karena kemurahan hati merupakan sifat dari Bapa Sorgawi. Murah hati adalah suatu sikap hati yang mau memberi yang terbaik pada saat ada kebutuhan. Kebutuhan itu bisa berupa uang, waktu dan perhatian ataupun tenaga kita. Di jaman yang sangat sulit seperti sekarang ini, banyak sekali orang yang sangat membutuhkan bantuan dan perhatian kita. Pada saat kita memfokuskan diri untuk menolong orang lain, maka beban hidup kita akan menjadi lebih ringan. Mengapa begitu? Karena pada saat itulah kita tidak lagi berfokus untuk memikirkan masalah/kekuatiran kita. Bahkan, yang lebih dahsyat terjadi saat kita menunjukkan kemurahan hati pada orang lain, yaitu Bapa kita yang sangat murah hati itu akan menganugerahkan berkat-berkat sebagai jawaban atas doa dan pergumulan kita (Yesaya 58 : 7-8).

Penerapan Pribadi :
1. Adakah orang-orang di sekitar Anda yang membutuhkan kemurahan hati Anda ?
2. Jujurlah dan terbuka kepada seseorang atau anggota komsel yang lain jika selama ini Anda menjadi orang yang fokus hanya pada diri sendiri dan tidak peduli orang lain.


Selasa, 12 Februari 2008

Kemampuan Memberi

Firman hari ini : 1 Tawarikh 29 : 10-19; 2 Korintus 9 : 10

Pertanyaan Perenungan :
1. Apakah yang menjadi inti doa syukur Daud setelah dia memberi persembahan yang sangat besar? (1 Tawarikh 29:14)
2. Siapakah yang sebenarnya memberikan kemampuan kepada kita untuk memberi dan bermurah hati? (2 Korintus 9:10)

Pengajaran :
Dalam kisah ini, Daud mengajak seluruh umat Israel untuk bermurah hati dengan belajar memberi kepada proyek pembangunan Bait Allah. Dan Daud sendiri memberi teladan dengan memberi dari hasil kerjanya (kantong/harta pribadi bukan perbendaharaan/uang kas kerajaan) suatu jumlah yang sangat besar, yaitu kurang lebih 26 trilyun rupiah. Itu hanya emasnya saja (1 kg emas = 267 juta rupiah). Daud berani memberi begitu besar karena ia sangat mencintai rumah Tuhan (1 Tawarikh 29 : 3). Meskipun demikian, Daud sadar dan sangat bersyukur kepada Tuhan, karena ia tahu benar semua kemampuannya untuk memberi itu berasal dari Tuhan. Sebenarnya yang kita butuhkan untuk memberi dan bermurah hati bukan hanya kemampuan melainkan kemauan. Selain itu, kita juga membutuhkan kesadaran diri bahwa semua kemampuan kita dalam bekerja / dalam mengambil /mengumpulkan berkat-berkat Tuhan adalah berasal dari Tuhan. Mari kita miliki hati yang mau memberi / membagi, maka Tuhan akan memberikan kemampuan kepada kita. (2 Korintus 9:10).

Penerapan Pribadi:
1. Apakah selama ini Anda masih merasa/berpikir bahwa apa yang Anda berikan adalah milik Anda?
2. Mari menyadari dan mengakui bahwa semua yang Anda punya adalah dari Tuhan (kesehatan, tenaga, waktu, kepandaian, talenta dan semua harta Anda).


Rabu, 13 Februari 2008

Motivasi Dalam Memberi
Firman hari ini : Markus 12 : 41-44

Pertanyaan Perenungan :
1. Apa yang Yesus perhatikan saat Dia melihat orang-orang memasukkan uang ke peti persembahan? (Ayat 41-43)
2. Menurut Anda, mengapa Yesus berkata bahwa persembahan janda miskin itu adalah persembahan yang terbesar? (Ayat 44)

Pengajaran :
Dalam kisah ini, Tuhan Yesus hendak mengajar kita bahwa bukan jumlah yang Dia perhatikan saat kita memberi persembahan, tetapi motivasi hati kita. Hal inilah yang terpenting. Ini bukan berarti kita memberi seadanya saja dengan alasan :“ Yang penting kan hatiku.” Saat hati kita benar-benar tertuju kepada Yesus dan mengasihi Dia dengan sungguh-sungguh, maka pasti kita ingin memberikan yang terbaik dan yang sangat berarti. Bisa kita umpamakan kalau sedang jatuh cinta kepada seseorang, pasti kita ingin memberi kekasih hati sesuatu yang sangat berarti. Bukan hanya nilainya, tetapi artinya untuk kita. Selain itu, pasti dengan segenap hati kita berikan hal itu. Nah, Tuhan Yesus jauh lebih segalanya dari semua orang yang kita sayangi atau siapapun yang kita jatuh cinta. Masakan kita memberi dengan tidak lebih baik kepada Dia? Jadi motivasi kita memberi kepada Tuhan maupun sesama adalah karena kita mengasihi Tuhan. Jangan kita memberi karena ingin mencari untung: “Apa untungnya buat aku ya?” Sekali lagi : Jangan!

Penerapan Pribadi :
1. Apakah Anda selama ini masih memberi kepada Tuhan dan sesama secara asal-asalan?
2. Marilah mempraktekkan memberi yang terbaik dan dengan penuh rasa cinta.


Kamis, 14 Februari 2008

Memberi Dengan Dasar Kasih Agape

Firman Hari ini : Lukas 19 : 1-10

Pertanyaan Perenungan :
1. Siapakah Zakheus sebelum berjumpa dengan Yesus? (Ayat 2)
2. Apa yang terjadi saat Zakheus mengalami kasih Agape? (Ayat 5,6,8)

Pengajaran :
Saat Zakheus berjumpa dengan Yesus dan mau menerima kasih Agape dari Dia, ia mengalami perubahan hidup yang luar biasa. Dampaknya adalah Zakheus memberi sangat banyak kepada orang miskin dan rela mengembalikan sebesar 4 kali lipat (= 400 %) kepada orang-orang yang dia peras. Ada sebuah kisah nyata yang menceritakan tentang memberi dengan penuh kasih. Ada seorang ibu yang mempunyai 2 orang anak laki-laki. Anak pertama, yang duduk di kelas 3 SD, adalah seorang anak yang pandai dan mempunyai prestasi yang bagus di sekolah, sehingga membuat hati ibu ini bangga kepadanya. Selain itu, anak pertama ini juga pintar berkomunikasi dengan ibunya, sehingga bisa menyenangkan hati si ibu dengan perkataannya. Anak yang kedua duduk di kelas 1 SD, mempunyai prestasi yang biasa-biasa saja di sekolahnya. Selain itu, anak kedua ini kurang bisa berkomunikasi dengan baik, sehingga jarang bercakap-cakap dengan ibunya. Oleh karena itu, ibu ini merasa bahwa anak yang pertama lebih mengasihi ibunya dibandingkan anak yang kedua. Suatu hari, di kelas anak yang kedua diadakan pesta ulang tahun teman sekelasnya. Pada pesta itu setiap orang diberi bingkisan seperti acara pesta ulang tahun pada umumnya. Anak kedua ini tidak membuka sedikitpun bingkisan yang berisi berbagai macam kue tersebut karena dia ingin memberikannya kepada ibunya. Setelah sampai di rumah, anak ini memberikan bingkisan yang belum dibuka tsb. kepada ibunya dan berkata, “Ma, saya tadi mendapatkan bingkisan dari teman. Saya belum membuka bingkisan ini, karena saya tidak tahu makanan mana yang mama suka. Saya ingin mama memilih terlebih dahulu makanan yang mama sukai.” Ketika ibu ini mendengar perkataan anaknya, dia tidak dapat mengatakan apa-apa. Dia segera memeluk anak ini sambil meneteskan air mata. Dia tidak menyangka anak yang biasanya tidak bisa mengekspresikan perasaannya ini, ternyata justru lebih mampu melakukan yang terbaik. Dari peristiwa ini, sang ibu bisa mengerti anak mana yang sebenarnya lebih mengasihinya.

Penerapan Pribadi :
1. Apakah Anda sudah memberi kepada orang-orang miskin / yang dalam kebutuhan, terutama saudara seiman dan keluarga Anda, dengan kasih Agape?
2. Mari saling membagi dalam komsel tentang apa yang Anda bisa lakukan sebagai wujud kasih Agape.


Jumat, 15 Februari 2008

Sukacita dalam memberi
Firman Hari ini: 2 Korintus 9 : 6-15

Pertanyaan Perenungan :
1. Bagaimana seharusnya sikap hati kita dalam memberi? (Ayat 7)
2. Menurut Anda, mengapa memberi dengan murah hati mendatangkan sukacita?

Pengajaran :
Kita harus mengakui, bahwa secara alamiah, kita lebih senang menerima sesuatu daripada memberi sesuatu. Manusia memang punya kecenderungan untuk egois. Segala sesuatu haruslah mendatangkan keuntungan bagi dirinya. Namun, kita harus ingat bahwa kita telah ditebus oleh darah Yesus. Kita adalah ciptaan baru yang memiliki karakter Kristus. Sebab itu, mari kita tanggalkan manusia lama yang egois itu. Tuhan Yesus adalah pribadi yang selalu memberi dan menolong orang lain dengan murah hati selama hidupnya. Bahkan saat terakhir hampir mati di kayu salib-pun, Dia masih memberikan pengampunan kepada orang-orang yang menyalibkan Dia. Tuhan Yesus telah memberikan yang terbaik untuk kita, yaitu pengorbanan hidupNya, karena Ia begitu mengasihi kita. Tuhan rindu supaya kita memiliki karakter seperti Dia dengan cara memberi dan menolong orang lain dengan penuh sukacita, bukan dengan terpaksa. Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa orang yang memberi lebih berbahagia daripada orang yang menerima (Kisah 20:35). Dia mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (2 Korintus 9 :7).

Penerapan Pribadi :
1. Renungkan kembali apakah saat Anda memberi uang, tenaga, atau waktu, kita sudah melakukannya dengan sukacita ?
2. Buatlah rencana praktis untuk menunjukkan kemurahan hati dengan penuh sukacita kepada 1 atau 2 orang di sekitar Anda yang membutuhkan.


Sabtu, 16 Februari 2008

Tetap Murah Hati Dalam Segala Keadaan
Firman Hari Ini : 2 Korintus 8 : 1-5

Pertanyaan Perenungan :
1. Bagaimanakah keadaan yang dihadapi jemaat Makedonia? (Ayat 2a)
2. Apakah yang mereka lakukan di tengah kesukaran itu? (Ayat 2b)
3. Bagaimanakah pemberian mereka? Apakah seadanya atau dengan segenap hati? (Ayat 3)

Pengajaran :
Memang mudah sekali untuk memberi dan berbagi saat kita sedang dalam kelimpahan atau saat hidup kita sedang tidak dalam masalah. Tetapi, saat kita di dalam kesulitan dan kebutuhan yang sangat besar, kita menjadi sangat kikir. Tentunya alasannya adalah karena kita sendiri dalam kebutuhan. Kita juga mungkin sering berangan-angan untuk memberi dan menolong kalau tabungan atau uang kita telah mencapai jumlah tertentu. Namun, Firman Tuhan mengajar kita untuk tetap mempunyai hati yang memberi saat kita dalam kesulitan. Saat kita sedang dalam kesulitan keuangan, kita belajar memberi dengan segala upaya kepada orang yang membutuhkan uang. Saat kita sedang susah atau dalam tekanan emosional, kita mengunjungi dan mendoakan orang yang kesusahan dan depresi. Saat kita sedang bergumul untuk suatu penyakit di dalam tubuh kita, kita aktif mendoakan orang sakit atau ikut pelayanan rumah sakit. Maka yang terjadi adalah saat kita sibuk memenuhi kebutuhan orang lain, Tuhan sendiri dengan caraNya yang ajaib akan memenuhi kebutuhan dan memulihkan hidup kita (Yesaya 58 : 7-8)

Penerapan Pribadi :
1. Penderitaan apa yang Anda alami saat ini? Carilah orang lain yang mengalami penderitaan yang sama. Tunjukkanlah kemurahan hati kepada dia.
2. Sudahkah hidup Anda berfokus kepada memberi yang terbaik untuk Tuhan dengan saling memperhatikan ?


Minggu, 17 Februari 2008

Saksi Kristus Yang Murah Hati
Firman Hari Ini : Matius 5: 13-16

Pertanyaan Perenungan:
1. Siapakah kita seharusnya setelah lahir baru di dalam Yesus? (Ayat 13-14)
2. Dengan apakah kita bisa menjadi saksi bagi Tuhan Yesus? (Ayat 16)

Pengajaran:
Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kita adalah garam dan terang dunia. Artinya, harus ada sesuatu yang bisa kita lakukan / bagikan, agar dunia bisa melihat karakter Yesus melalui hidup kita. Secara sederhana, kita bisa berbuat baik kepada sesama kita. Perbuatan baik merupakan salah satu wujud dari karakter murah hati. Saat kita menunjukkan perbuatan baik yang praktis maka sebenarnya kita sedang menjadi saksi bagi Bapa kita. Berikut kisah nyata tentang bagaimana perbuatan baik dapat membawa orang kembali kepada Yesus.

Seorang gadis tiba di sebuah kota yang asing baginya. Di kota itu seharusnya dia bertemu dengan seorang pria yang hendak menikahinya. Gadis itu menunggu di stasiun sejak pagi sampai siang hari. Dia mulai putus asa karena hanya memiliki sedikit uang dan tidak mengenal seorang pun di kota itu. Seorang perempuan di kantor Travelers Aid (kantor yang membantu para pelancong) memperhatikan gadis itu, dan dari wajahnya dia tahu bahwa gadis itu mendapat masalah. Perempuan itu menawarkan bantuan, dan gadis itu memberitahukan keadaannya. Ketika Travelers Aid mencari keterangan tentang pria itu, ternyata dia telah meninggalkan kota. Perempuan itu memberinya makan, kemudian membawa gadis itu ke sebuah rumah tangga Kristen, tempat gadis itu tinggal untuk sementara sampai memperoleh pekerjaan. Suatu hari gadis itu ingin mengucapkan terima kasih atas pertolongan perempuan di Travelers Aid itu. Gadis itu berkata, “Sudah lama saya meninggalkan kekristenan saya dan hari itu di stasiun saya mengira Tuhan telah meninggalkan saya, namun ternyata Dia memiliki orang-orang seperti Anda untuk menolong saya di saat saya putus asa. Peristiwa itu membuat saya ingin menjadi orang Kristen yang baik dan dengan pertolongan Tuhan, saya akan meneruskan kebaikan, yang sudah Anda berikan kepada saya, kepada orang lain yang membutuhkan.”(The Sunday School Times)

Penerapan Pribadi:
1. Kapan terakhir kalinya Anda berbuat baik kepada sesama yang membutuhkan dengan cara memberikan dana / waktu / perhatian / tenaga?
2. Mari diskusikan dengan anggota komsel, rencana perbuatan baik praktis apa yang akan Anda lakukan secara bersama-sama.

No comments: