Monday, February 11, 2008

Penuntun Saat Teduh Pribadi

21-27 Januari 2008

“MENJADI KRISTEN SERUPA KRISTUS”

Senin, 21 Januari 2008

Murid Kristus Sejati
Firman Hari Ini : Yohanes 13:34-35

Pertanyaan Perenungan :
1. Perintah baru apakah yang telah diberikan oleh Yesus kepada kita? (Ayat 34)
2. Mengapa Yesus memberikan perintah kepada kita untuk saling mengasihi? (Ayat 35)
3. Berikan beberapa contoh bagaimana kita dapat mengalirkan kasih Yesus kepada orang lain!

Pengajaran :
Dalam II Timotius 3 dikatakan bahwa pada akhir jaman manusia mengalami krisis kasih, dan akibatnya, setiap orang memiliki kecenderungan untuk mengasihi diri sendiri dan tidak tahu mengasihi orang lain. Sebagai orang percaya kita harus berani untuk membuat perbedaan, supaya orang dunia tahu bahwa kita murid Kristus. Yesus telah lebih dahulu mengasihi kita dengan kasih yang tak bersyarat melalui pengorbanan hidupNya untuk mati di kayu salib. Hal inilah yang membuat kita mampu menjadi saluran kasih Kristus. Mengapa Yesus memerintahkan kita untuk mengasihi orang lain ? Karena Yesus tahu terlalu banyak orang di sekitar kita yang membutuhkan kasih. Hidup kita harus bisa menjadi saluran yang mengalirkan kasihNya kepada mereka. Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengalirkan kasih kepada orang lain, di antaranya adalah : siap memberikan pertolongan kepada setiap orang yang membutuhkan pertolongan; tetap ramah ketika dikecewakan orang lain; dapat menerima seseorang dengan segala kekurangannya; bersukacita ketika melihat seseorang mencapai kesuksesan; menghibur dan mendoakan orang yang dalam kesesakan; menghargai hasil kerja orang lain, dll. Mengasihi itu merupakan perintah yang diberikan Yesus kepada kita, bukan pilihan. Setiap orang percaya harus melakukan perintah ini dan kalau tidak melakukan pasti ada sanksinya. Bila kita melakukan perintah baru ini, maka semua orang akan tahu bahwa kita adalah murid Kristus yang sejati.

Penerapan pribadi :
1. Dalam hal apa Saudara belum dapat mempraktekkan kasih kepada orang lain?
2. Temukan kendalanya mengapa Saudara gagal untuk mempraktekkan kasih kepada orang lain dan buat komitmen untuk menang atas semua kendala itu.


Selasa, 22 Januari 2008

Memiliki Iman Sejati
Firman Hari Ini : Roma 4:16–25

Pertanyaan Perenungan :
1. Mengapa Abraham mengalami pembenaran dari Allah? (Ayat 20)
2. Apa rahasia yang membuat Abraham dapat menikmati janji-janji Allah? (Ayat 18 dan 21)
3. Kepada siapa saja janji Allah itu berlaku? (Ayat 24)
4. Bagaimana caranya agar kita memiliki iman yang sejati? (Roma 10:17)

Pengajaran :
Dari ayat di atas dapat kita simpulkan bahwa iman yang dimiliki oleh Abraham adalah iman sejati. Abraham adalah salah satu tokoh Alkitab yang tidak pernah menyerah dalam menantikan janji Allah, bahkan dalam Roma 4 : 18 dikatakan bahwa sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham tetap berharap dan percaya kepada janji Tuhan. Apa yang membuat Abraham memiliki iman yang sangat kokoh? Jawabannya sangat sederhana, karena Abraham percaya bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah dijanjikanNya. Kita perlu tahu bahwa Allah itu tidak pernah gagal dengan janjiNya dan Allah tidak pernah berdusta (Bilangan 23:19). Seringkali kita tidak menerima perwujudan janji Tuhan, karena di dalam penantian kita tidak setia menanti waktu Tuhan. Tuhan tidak pernah menarik kembali setiap janji yang telah diberikan kepada kita, namun untuk menikmati janji Tuhan diperlukan iman yang sejati seperti yang dimiliki oleh Abraham. Untuk memiliki iman sejati kita perlu membangun hubungan yang intim dengan Tuhan, karena lewat keintiman itu kita semakin mengenal karakter Allah yang sesungguhnya, bahwa Dialah Allah yang tidak pernah menahan apa yang telah dijanjikan kepada kita.

Penerapan pribadi:
1. Apakah saat ini Saudara masih menantikan janji Tuhan yang belum digenapi?
2. Apa yang Saudara lakukan supaya tetap memiliki iman bahwa Allah akan menggenapi janjiNya kepada Saudara ?


Rabu, 23 Januari 2008

Memiliki Karakter Sejati
Firman Hari Ini : Mazmur 51:4–5

Pertanyaan Perenungan :
1. Apa yang dilakukan Daud ketika dia berbuat dosa? (Ayat 4)
2. Dengan membaca ayat 4-5 tsb. bagaimanakah karakter Daud itu menurut pendapat Anda?

Pengajaran :
Seringkali kita berusaha melakukan banyak hal untuk Tuhan, namun kalau kita tidak mau berubah, hal ini sangat menyedihkan hati Tuhan. Dia lebih tertarik kepada karakter kita daripada pelayanan kita. Allah rindu kita memiliki karakter yang sejati, karena itulah Dia tidak pernah berhenti untuk mengerjakan hidup kita. Memiliki karakter sejati bukan berarti tidak pernah melakukan suatu kesalahan, juga bukan berarti kita harus menjadi orang yang sempurna. Namun hal itu berarti memiliki kerendahan hati untuk selalu mau berubah, sehingga kita tidak melakukan kesalahan yang sama terus menerus. Salah satu tokoh Alkitab yang menjadi teladan dalam kerendahan hati adalah Daud. Padahal, dia pernah berbuat dosa yang amat memalukan yaitu perjinahan dan pembunuhan. Ketika dia ditegur, Daud tidak mencoba untuk membela diri, sebaliknya dia datang kepada Tuhan dengan hati yang remuk dan menyerahkan hatinya untuk ditahirkan. Seringkali kita berusaha untuk membela diri ketika ditegur orang lain tentang ketidakbenaran yang telah kita lakukan. Yesus tidak pernah membela diri ketika dipersalahkan orang banyak, padahal sebenarnya Dia tidak pernah melakukan kesalahan apa pun. Orang yang memiliki karakter sejati adalah orang yang memiliki kerendahan hati. Tidak memilih untuk marah ketika dipersalahkan sekalipun tidak melakukan kesalahan. Tidak memilih untuk pahit ketika disakiti tetapi memilih untuk mengampuni. Memang hal ini tidak mudah, tetapi ketika kita memilih untuk mau berubah, ada kemampuan ilahi yang membantu kita untuk berubah, sehingga pada akhirnya kita berhasil memiliki karakter yang sejati.

Penerapan pribadi :
1. Ketika Anda dikoreksi, apakah Anda cenderung membela diri?
2. Bagaimana seharusnya respon Anda? Buatlah keputusan untuk berespon benar terhadap teguran orang lain.


Kamis, 24 Januari 2008

Ketaatan Sejati
Firman Hari Ini : Lukas 5:1–7

Pertanyaan Perenungan :
1. Apa yang diperintahkan oleh Yesus kepada Petrus, ketika Dia tahu telah semalaman murid-muridNya gagal menangkap ikan? (Ayat 4)
2. Tuliskan jawaban Petrus yang menyatakan ketaatannya kepada perintah Yesus! (Ayat 5)
3. Berkat apa yang Petrus dapatkan karena ketaatannya pada perintah Yesus? (Ayat 6)

Pengajaran :
Yesus merupakan pribadi yang menjadi teladan kita dalam hal ketaatan sejati. Di dalam Filipi 2:8 dikatakan bahwa Yesus taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Sepanjang hidupNya Yesus senantiasa taat kepada perintah BapaNya. Hal ini dilakukan karena Dia sangat mengasihi BapaNya. Kalau kita ingin menjadi murid yang sejati, maka kita harus belajar untuk memiliki ketaatan sejati seperti Yesus, Guru kita. Ketaatan sejati artinya melaksanakan semua perintah yang pertama diterima. Pada umumnya sifat kita adalah hanya mengerjakan perintah yang kita sukai dan berusaha menghindar ketika harus melakukan sesuatu yang tidak kita sukai. Mengapa kita sulit untuk taat ? Jawabannya adalah karena kasih kita kepada Tuhan mulai pudar. Dalam I Yohanes 5 : 3 dikatakan bahwa kalau kita mengasihi Allah, maka akan mudah bagi kita untuk mentaati perintah-perintahNya. Kita akan merasakan bahwa perintah Tuhan itu tidak berat. Jadi untuk memiliki ketaatan sejati kita harus memiliki kasih yang sejati kepada Allah. Sungguh luar biasa berkat yang kita terima kalau kita memiliki ketaatan sejati. Injil Lukas menceritakan berkat yang diterima oleh murid-muridNya ketika mereka taat pada apa yang diperintahkan Yesus. Sekalipun semalaman mereka tidak mendapatkan ikan, namun ketika mereka menuruti perintah Yesus untuk menebarkan jalanya kembali, mereka mendapatkan ikan yang sangat banyak sampai jala mereka koyak. Jangan pernah berharap mendapatkan berkat kalau kita tidak melakukan bagian kita dulu, yaitu TAAT.

Penerapan pribadi :
Ceritakan kepada teman-teman komsel apa yang seringkali membuat Saudara tidak taat. Buat komitmen untuk belajar taat dalam mengerjakan semua tugas yang menjadi bagian kita, sekalipun sulit untuk dilakukan.


Jumat, 25 Januari 2008

Kejujuran Sejati
Firman Hari Ini : Kejadian 39:1-10

Pertanyaan Perenungan :
1. Apa yang menyebabkan Yusuf mendapatkan kuasa dari Potifar? (ayat 3-4)
2. Mengapa Yusuf selalu berhasil dalam pekerjaannya? (ayat 2)
3. Apakah buktinya kalau Yusuf adalah orang yang jujur / tulus? (ayat 9)

Pengajaran :
Suatu hari seorang pimpinan di Kongo sedang mengadili seorang Kristen yang dituduh menyembunyikan seorang tahanan di Mabubu. Pemimpin itu berkata kepada terdakwa,” Katakan kepada saya, apakah kamu menyembunyikan orang itu?” Jawab terdakwa,” Tidak tuan, saya tidak menyembunyikannya.” Mendengar jawaban terdakwa, pemimpin itu segera menoleh kepada prajuritnya dan berkata,” Engkau bohong, orang ini tidak menyembunyikan tahanan itu, dia orang yang jujur dan tidak mungkin berbohong.” Pemimpin itu berkata demikian, karena saat itu orang Kristen terkenal sebagai manusia kebenaran. Sejak dulu orang Kristen dikenal sebagai orang yang hidupnya benar, dengan kata lain orang yang jujur. Jujur artinya tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. Memang saat ini sangat sulit untuk mendapati orang yang jujur, karena kita hidup di era ketidakjujuran. Sebagai murid Kristus yang sejati, kita harus membuat perbedaan dengan cara memiliki kejujuran sejati. Falsafah dunia mengatakan, kalau kita jujur bakal hancur, tetapi Alkitab mengajar kalau kita jujur ada penyertaan Tuhan. Amsal 15:8 mengatakan bahwa doa orang jujur dikenanNya. Kalau kita ingin penyertaan Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan kita, maka kita harus belajar untuk memiliki kejujuran sejati, baik dalam hal keuangan, dalam hal perkataan, bahkan dalam hal membangun hubungan. Ya, dalam segala hal kita harus memiliki kejujuran sejati.

Penerapan Pribadi:
Dalam hal apa Saudara tidak dapat jujur dan apa penyebabnya? Buatlah komitmen untuk berubah dan berusaha jujur sekalipun ada risiko yang harus Saudara tanggung.


Sabtu, 26 Januari 2008

Kesuksesan Sejati
Firman Hari Ini : Kejadian 39:23, II Tawarikh 31:20-21

Pertanyaan Perenungan:
1. Apa rahasia keberhasilan atau kesuksesan yang dicapai oleh Yusuf? (Kejadian 39:23)
2. Mengapa dalam segala usahanya, Hizkia senantiasa berhasil? (II Tawarikh 31:21)

Pengajaran :
Seorang anak berusia 6 tahun pulang ke rumahnya dengan wajah berseri-seri sambil menyodorkan surat dari gurunya. Dengan segera ibu itu membuka dan membaca surat itu. Setelah membaca surat itu, tiba-tiba tubuhnya gemetar dan air matanya berderai-derai karena isi surat itu berbunyi,” Anak ini terlalu bodoh untuk dididik, mulai besok dia tidak perlu sekolah lagi.” Dengan suara terbata-bata dia memeluk anaknya dan berkata,” Nak, mulai besok ibu yang akan mengajari kamu.” Anak yang terlalu bodoh untuk dididik itu pada akhirnya menjadi orang yang luar biasa. Siapakah dia ? Dialah Thomas Alfa Edison penemu microphone (1877) dan bola lampu (1879). Kasih dan kegigihan si ibu adalah rahasia pertama kesuksesan Thomas. Rahasia ke dua yang tak kalah pentingnya adalah dia menurut dan memberi kesempatan kepada ibunya untuk terlibat dalam hidupnya. Betapa banyak orang percaya yang tidak menikmati kesuksesan karena mereka tidak pernah memberi kesempatan kepada Tuhan untuk mengajar hidupnya. Seringkali dalam melakukan sesuatu kita tidak melibatkan Tuhan. Kita merasa sanggup melakukan sendiri. Dalam Yohanes 15 : 5 dikatakan bahwa tanpa persekutuan yang erat dengan Tuhan kita tidak dapat melakukan apa-apa. Jadi rahasia untuk mencapai kesuksesan sejati adalah senantiasa mencari kehendak Tuhan dan melibatkan Dia dalam seluruh kehidupan kita. Apabila kita memulai bersama Tuhan, maka kita akan menuai keberhasilan.

Penerapan Pribadi :
1. Renungkan kembali berapa banyak Saudara mengalami kegagalan dalam melakukan pekerjaan Saudara?
2. Ketika suatu kali Saudara mengalami keberhasilan, apa yang menjadi kunci keberhasilan Saudara?


Minggu, 27 Januari 2008

Kekayaan yang Sejati

Firman Hari Ini : Lukas 12:13–21

Pertanyaan Perenungan :
1. Mengapa Yesus menasihati agar mereka waspada terhadap ketamakan? (Ayat 15)
2. Mengapa Yesus menyebut orang kaya yang menimbun harta di dunia ini sebagai orang yang bodoh? (Ayat 20)
3. Apa yang seharusnya kita lakukan dengan harta yang Tuhan percayakan kepada kita?

Pengajaran :
Suatu hari seorang pendeta diundang makan siang di rumah seorang jutawan. Selesai makan siang, sang jutawan mengajak Bapak Pendeta itu naik ke atas atap rumahnya yang sangat besar dan mewah itu untuk melihat semua kekayaannya dari empat penjuru. Dengan bangganya dia menceritakan bahwa semua kekayaan itu didapatnya setelah dia bekerja keras selama 25 tahun. Sesaat setelah mendengar cerita jutawan itu, Bapak Pendeta itu segera bertanya,” Apakah bapak juga memiliki kekayaan di atas sana?” Mendengar pertanyaan itu sang jutawan bungkam seribu bahasa. Ia sadar bahwa dia memang kaya, tetapi hanya secara duniawi, sesungguhnya dia tidak memiliki kekayaan di sorga sama sekali. Alkitab tidak melarang seseorang untuk menjadi kaya, namun kita harus berhati-hati jangan sampai kekayaan itu memperbudak kita. Sebaliknya kekayan itu harus kita gunakan untuk kemuliaan Tuhan. Perlu kita sadari bahwa semua kekayaan yang kita miliki itu sebenarnya bukanlah milik kita. Semua yang ada pada kita itu milik Tuhan yang dipercayakan kepada kita. Kita bukan pemilik atas semua kekayaan kita, karena itu dalam menggunakannya kita harus selalu bertanya kepada Tuhan. Tujuan Allah dalam mempercayakan kekayaan kepada kita adalah supaya kita dapat memberkati orang lain. Ketika kita sedang membagikan sebagian milik kita kepada orang yang membutuhkan, sebenarnya kita sedang mengumpulkan kekayaan di sorga. Matius 6 : 19 – 20 menasehati agar kita tidak mengumpulkan harta di dunia, tetapi mengumpulkan harta di surga. Kekayaan dunia bisa lenyap dalam sekejap, namun kekayaan sorga itu sifatnya kekal. Kita harus belajar untuk mengelola kekayaan yang Tuhan percayakan kepada kita dengan benar. Jangan pernah menggunakan semua kekayaan yang Tuhan percayakan itu hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi kita harus belajar untuk membagi kepada orang yang kekurangan. Ketika kita menolong orang yang kekurangan, sebenarnya kita sedang memiutangi Tuhan (Amsal 19:17). Belajarlah untuk mengelola kekayaan Saudara dengan benar, karena suatu waktu Tuhan akan minta pertanggungjawaban kepada kita.

Penerapan pribadi :
1. Sudahkah Anda mengelola keuangan dengan benar?
2. Bila belum, apa kendalanya dan bila sudah apa rahasia keberhasilannya?

No comments: