Monday, February 4, 2008

FOKUS KITA

Menanggalkan Beban
Untuk Berlari Kencang (2)


Tuhan ingin kita menanggalkan beban-beban yang telah kita pikulkan dalam diri kita−yang bukan dariNya, dan menukarnya dengan kekuatan untuk menjalani perlombaan! Beban yang tidak penting akan melelahkan pikiran dan mengubah kita menjadi orang yang mati rohani. Jika beban itu adalah dosa, maka bertobatlah dari dosa itu. Jika beban itu adalah masalah-masalah yang kita pikulkan pada diri kita sendiri, tanggalkan itu.


Banyak dari kelebihan ”berat” yang kita taruh dalam jiwa kita berasal dari pemikiran yang salah atau negatif. Apakah itu kekuatiran, kecurigaan, kekecewaan, kemarahan? Apakah itu ketidakpuasan di sana sini, tuntutan kesempurnaan yang tidak realistis atas penampilan kita? Tuntutan akan sikap dan penerimaan yang selalu baik kepada kita dari orang lain?

Bagaimana menanggalkan beban beban yang kita pikulkan pada diri sendiri, yang terlanjur melekat? Bagaimana kita bisa bangkit darinya dan berlari kencang?

1. Sadari: ini adalah tugas kita, bukan Tuhan!
Kita berkata, ”Aku sudah meminta Tuhan mengambil bebanku dan Ia tidak mau melakukannya.” Alkitab berkata, ’... marilah kita menanggalkan semua beban’ (Ibrani 12:1a). Menanggalkan beban adalah tugas kita, bukan Tuhan. Kita menjawab, ”Aku sudah mencobanya. Aku benar-benar tidak bisa.” Tuhan tidak akan menyuruh kita ”menanggalkan” sesuatu jika kita tidak dapat melakukannya. Masalahnya, bukan karena kita tidak bisa, tetapi karena kita tidak mau karena telah terbiasa membangun kebiasaan-kebiasaan dan hal-hal yang membebani yang tidak ada hubungannya dengan kebenaran firman Tuhan.

2. Putuskan apa yang benar-benar penting untuk dibawa
Pikirkan kembali semua beban yang kita bawa. Tanyakan kepada diri kita, ”Apakah itu semua perlu? Apakah itu sebegitu pentingnya sampai pikiran dan tenaga kita harus terkuras kesana? Apakah itu begitu berartinya hingga bahkan membuat orang lain kelelahan karena kita? Apakah itu layak dan berharga hingga menggeser tujuan utama kita? Mungkin itu adalah sesuatu yang sah, namun bagaimanapun itu adalah beban. Kita harus jeli. Jika tidak perlu dibawa, maka putuskan dengan tegas untuk menanggalkannya. Kemudian bawa pikiran, hati dan tenaga kita apa yang benar-benar utama dan berharga untuk kita bawa. Pikirkan firman Tuhan. Pikirkan janji Tuhan. Pikirkan tujuan utama yang Tuhan rencanakan untuk kita capai. Hematlah pikiran, hati dan tenaga kita hanya untuk yang benar-benar penting saja.

3. Tukarkan beban dengan kekuatan untuk menjalani perlombaan
Banyak hal akan menghalangi dan menghambat kemajuan kita. Namun, rahasia Tuhan untuk dapat terus menjalani perlombaan tetap sama: ”Karena itu, pertama-tama aku menasihatkan: naikkanlah permohonan, doa syafaat, dan ucapan syukur untuk semua orang” (1 Timotius 2:1). ”Orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru” (Yesaya 40:31a). Tuhan hanya berjanji untuk memperbarui kekuatan orang yang menanti-nantikan−orang yang telah belajar menanggalkan hal-hal lain sehingga mereka bisa menantikanNya.

4. Tetaplah memfokuskan pandangan kepada Tuhan apapun yang terjadi
Elia, pria yang tanpa bantuan manusia lainnya telah mengalahkan semua nabi Baal, sampai ”memalingkan muka” untuk memikirkan ancaman Izebel ”sang pembunuh nabi” dan melupakan Tuhan yang dilayaninya. Bagaimana ia bisa lupa tentang kuasa yang telah Tuhan tunjukkan melalui dirinya, yang telah mempertobatkan ribuan orang? Elia tak pernah pulih dari ketakutannya hari itu. Walaupun Tuhan membawanya ke surga, Elia tak pernah lagi kembali terlibat dalam perkara besar yang Tuhan lakukan pada masanya. Adalah sesuatu yang berbahaya untuk memalingkan fokus kita dari Tuhan.

5. Bereskan segalanya
Jangan sia-siakan tahun kehidupan kita dengan kepahitan terhadap luka lama atau sebuah peristiwa yang seharusnyan tidak pernah terjadi. Jika kita menderita luka atau sakit dalam perjalanan kehidupan, jangan biarkan luka itu membusuk. Alkitab memerintahkan kita untuk ”segera berdama dengan lawan kita”, yang berarti kita harus membereskan segalanya dengan segera.

Ingatlah ini: Terkadang kita harus menanggalkan dan melepaskan sesuatu sebelum Tuhan bisa memberi kita sesuatu yang lebih baik dan lebih besar. Yesus sendiri harus menanggallkan salib untuk sementara waktu digantikan Simon yang memikul salib dalam suatu jarak tertentu. Yesus menanggalkan beban supaya Ia bisa bangkit kembali dan menyelesaikan jalanNya. Seratus dua puluh orang yang berkumpul bersama di Ruang Atas (Kisah Rasul 1) memiliki banyak hal untuk ditanggalkan. Luka hati yang bisa menghancurkan kesatuan mereka, pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang menurut mereka akan dilakukan Tuhan. Hari-hari yang dilewatkan 120 orang ini dalam doa dan puasa diikuti dengan pemenuhan Roh Kudus yang tiba-tiba! Maka, jangan biarkan beban yang tidak perlu mengacaukan kehidupan di masa mendatang. Ada kuasa dalam penanggalan beban yang benar.

Inspirasi: Sumber Rahasia untuk Mendapatkan Kuasa, Tommy Tenney

No comments: