Saturday, November 21, 2009

Ujian Ketaatan Seorang Murid Sejati

KISAH KITA



Memang seringkali terasa tidak mengenakkan hidup dalam nilai-nilai kebenaran, karena ruang gerak kita tidaka bisa bebas sekehendak hati kita. Tetapi, justru nilai-niai tersebut sesungguhnya menjagai kita supaya kita dapat hidup dipenuhi damai sejahtera dan sukacita. Inilah yang saya alami ketika saya mau hidup sesuai dengan nilai-nilai Firman Tuhan.

Semasa sekolah dan kuliah, mencontek dan memberi contekan adalah hal yang wajar bagi murid. Dulu saya pernah sampai dibenci oleh teman-teman karena tidak mau memberi contekan, tetapi setelah saya jelaskan mereka bisa mengerti dan malah akhirnya kami bisa menjadi teman baik. Pengalaman lain dalam hal berpegang pada nilai-nilai Firman Tuhan saya alami ketika bekerja di perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya, tepatnya di sebuah perusahaan elektronik, bagian inventory spare part dimana saya melakukan pembelian lokal. Waktu itu teman saya menganjurkan membuat nota palsu dengan harga yang dinaikkan, sehingga kelebihan uangnya bisa masuk ke kantong kami (hal ini biasa dilakukan oleh karyawan yang terdahulu. Kalau dipikir, memang enak bisa mendapatkan pemasukan tambahan, tetapi hati nurani saya berkata itu sama saja dengan menipu dan merugikan perusahaan, jadi saya memutuskan untuk tidak melakukannya. Dalam membangun hubungan dengan lawan jenis, tunduk dan taat pada aturan atau nilai-nilai Firman Tuhan juga merupakan tantangan berat. Saya mengalaminya ketika ada seorang yang dulu menjadi teladan hidup saya memberikan nasehat nilai-niai yang sangat berbeda dengan apa yang pernah diajarkan ke saya waktu lalu. Dulu dia menasehati saya agar tidak eksklusif dalam membangun hubungan, namun sekarang yang dinasehatkan bertolak belakang. Puji Tuhan, Tuhan memampukan saya untuk tetap setia pada aturan Tuhan. Ada satu statement yang saya dapat dari sahabat saya: Ujian terbesar ketundukan dan ketaatan hati seorang murid sejati adalah ketika dia berurusan dalam hal pasangan hidup.

Bila tidak ada aturan atau nilai kebenaran Firman Tuhan yang kita pegang di hati, maka dengan mudah kita bisa terbawa pada nilai-nilai dunia yang mendatangkan ketidaktenangan dan kehancuran. Ketika saya berpegang pada nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan yang saya punya, orang berkata saya aneh, tetapi saya belajar tidak goyah. Hasilnya, saya hidup dalam damai sejahtera dan sukacita. Integritas sangat dibutuhkan dalam kondisi jaman sekarang ini.(Lilik Megawati/Pengawas Area Youth)