Sunday, May 4, 2008

Penuntun Saat Teduh Pribadi 5 – 11 Mei 2008

TUJUH SIFAT ORANG SUKSES

Senin, 5 Mei

Tidak Menunda
Firman Hari Ini : Kejadian 19 :12-22

Pertanyaan Perenungan :
1. Apakah yang diperintahkan Malaikat Tuhan kepada Lot dan keluarganya? (ayat 13)
2. Bagaimana sikap Lot waktu mau keluar dari kota Sodom? (ayat 16)

Pengajaran :
Lot diperintahkan oleh Malaikat Tuhan untuk segera pergi meninggalkan Sodom saat fajar menyingsing, tetapi dia berlambat-lambat, sehingga akhirnya Malaikat Tuhan memaksa Lot dengan memegang tangannya, istrinya, dan ke dua anaknya keluar dari kota Sodom. Sikap Lot yang menunda-nunda untuk taat terhadap perintah Tuhan bisa membahayakan nyawanya dan keluarganya. Seringkali kita menunda untuk taat kepada Firman Tuhan atau menunda untuk mengerjakan pekerjaan / tugas kita, sehingga pekerjaan /tugas kita menjadi menumpuk sangat banyak, dan akhirnya membuat kita malas untuk menyelesaikannya. Menunda untuk melakukan sesuatu yang baik adalah awal dari timbulnya masalah yang berat di kemudian hari. Menunda untuk menginjili seseorang bisa berakibat fatal, jika akhirnya orang yang kita mau injili itu tiba-tiba meninggal dunia tanpa Yesus. Marilah kita segera melakukan apa yang Tuhan perintahkan dan menyelesaikan apa yang bisa kita kerjakan sekarang. Jangan menunda sampai nanti, karena kita akan berhadapan dengan masalah atau tugas-tugas yang lebih berat dan menumpuk. Ingatlah bahwa Bapa kita tidak pernah menunda / mengulur-ulur waktu untuk menolong kita. Oleh karena itu kita harus meneladani sifat Bapa kita.

Penerapan Pribadi :
1. Adakah perintah Tuhan atau tugas-tugas yang kita tunda untuk melaksanakan dan menyelesaikannya?
2. Mari bangun sikap untuk segera melaksanakan perintah Tuhan dan semua tugas yang memang harus kita kerjakan.



Selasa, 6 Mei

Rajin
Renungkan ayat-ayat berikut ini dalam-dalam:
Amsal 10: 4 “ Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.”
Amsal 12:24 “ Tangan rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan
mengakibatkan kerja paksa.”
Amsal 12:27 “ Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi
orang rajin akan memperoleh harta yang berharga.”

Pengajaran :
Di jaman yang serba modern ini, secara tidak sadar kita dikondisikan oleh media-media untuk hidup nyaman dan serba instant, sehingga mengakibatkan kecenderungan untuk menjadi malas. Kita menjadi terbiasa duduk berjam-jam di depan TV untuk nonton atau main game, atau hal-hal lain yang membuat kita tidak melakukan apa-apa yang berarti bagi Tuhan dan bagi jiwa-jiwa. Alkitab mengajarkan kita untuk rajin. Kerajinan dan disiplin diri membuat kita bisa mencapai apa yang menjadi sasaran dan visi kita. Seringkali seseorang memiliki visi yang luar biasa tetapi karena dia malas maka setelah bertahun-tahun tetap saja tidak ada kemajuan yang dicapai. Marilah kita mulai belajar untuk rajin, dimulai dengan rajin berdoa, merenungkan Firman Tuhan, dan berpuasa. Kemudian kita belajar untuk rajin mengembangkan kemampuan kita seperti rajin membaca buku, bekerja, berolah raga dan rajin belajar sesuai dengan bidang yang kita kerjakan. Pasti kita akan merasakan dampak yang luar biasa.

Penerapan Pribadi :
1. Apakah Anda malas dalam membangun disiplin rohani yang dasar (yaitu berdoa, merenungkan firman dan berpuasa)?
2. Mari saling mengingatkan sesama anggota komsel untuk mempunyai gaya hidup yang rajin!


Rabu, 7 Mei

Setia Dalam Hal Kecil
Firman Hari Ini : Kejadian 39:1-6

Pertanyaan Perenungan :
1. Bagaimanakah sifat Yusuf dalam bekerja? (ayat 2-3)
2. Apa yang Tuhan ingin kita lakukan terhadap hal-hal yang sederhana? (Lukas 16:10)

Pengajaran :

Yusuf mulai bekerja di Mesir sebagai seorang budak di rumah Potifar. Ia bekerja dengan sangat baik dan bisa dipercaya, sehingga Tuhan mengangkat dia menjadi orang kepercayaan Potifar (Kejadian 39: 4 & 6). Walaupun tidak disebutkan secara terperinci tetapi Yusuf pasti mulai bekerja dari pekerjaan yang sederhana dengan tanggung jawab yang kecil. Karena dia setia dan dapat dipercaya dalam hal-hal yang kecil, maka Potifar mulai mempercayakan tanggung jawab yang lebih besar. Yusuf tetap melakukan semua tugasnya dengan sangat baik, sehingga akhirnya Potifar mempercayakan seluruh miliknya kepada Yusuf. Sering kita hanya ingin dipercayai tanggung jawab yang besar, tetapi Tuhan Yesus mengajar kita setia dan dapat dipercaya untuk hal-hal yang kecil dan sederhana. Kita harus setia dan dapat dipercaya saat keuangan kita masih sedikit, supaya Tuhan bisa mempercayakan keuangan yang lebih banyak. Di pekerjaan, apa pun posisi kita, marilah kita belajar untuk setia dan dapat dipercaya ketika melakukan tugas-tugas yang tampaknya sederhana dan sepele, supaya Tuhan bisa mengangkat dan mempromosikan kita lebih tinggi lagi. Bertahun-tahun yang lalu, seorang pria tua dan istrinya memasuki lobi sebuah hotel kecil di Philadelphia. “Semua tempat-tempat besar telah terisi,” kata pria itu. “Bisakah kau memberi kami satu kamar?” Pegawai itu menjawab bahwa dengan tiga konvensi yang diadakan di kota, tidak tersedia akomodasi di mana pun juga. “Semua kamar telah penuh,” kata pegawai itu. Tetapi saya tidak bisa menyuruh Anda berdua untuk berhujan-hujan pada pukul satu dini hari. Bersediakah Anda berdua tidur di kamar saya?” Keesokan paginya, saat ia sedang membayar tagihannya, pria tua itu berkata pada si pegawai hotel, “Kamulah manajer yang seharusnya menjadi bos hotel terbaik di Amerika Serikat. Mungkin suatu hari akan saya bangunkan untukmu.” Pegawai itu tertawa dan melupakan peristiwa tadi. Namun demikian, kira-kira dua tahun kemudian, ia menerima surat yang berisi tiket ke New York dan permintaan agar ia menjadi tamu dari pasangan tua yang menjadi sahabatnya itu. Setelah berada di New York, pria tua itu mengajak si pegawai hotel ke sudut jalan antara Fifth Avenue dan Thirty-Fourth Street, di mana ia menuding ke arah sebuah bangunan baru yang luar biasa dan menyatakan, “ Itulah hotel yang saya bangunkan bagimu untuk kau kelola.” Pria muda itu, George C. Boldt, menerima tawaran William Waldorf Astor untuk menjadi manajer hotel Waldorf-Astoria, sebuah hotel terbaik di dunia pada jamannya.

Penerapan Pribadi:
1. Apakah Anda setia dan dapat dipercaya dalam hal-hal yang kecil dan sederhana?
2. Bila ada hal-hal dalam pelayanan atau pekerjaan yang Anda abaikan, mari bertobat.

Ilustrasi dari : Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat


Kamis, 8 Mei

Semangat Keunggulan
Firman Hari Ini: Daniel 6:1-5; Kolose 3:23.

Pertanyaan Perenungan :
1. Bagaimana hasil kerja Daniel pada jaman Raja Darius? (ayat 5)
2. Apa yang menyebabkan Daniel begitu dipercaya pada jaman Darius? (ayat 4)

Pengajaran :
Semangat keunggulan (Spirit of Excellence) adalah suatu kualitas karakter di mana kita mengerjakan segala sesuatu dengan cara terbaik seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Bila kita mempunyai karakter seperti ini, maka hasil kerja dan pelayanan kita pasti luar biasa dan memberkati banyak orang. Kita tidak melakukan yang terbaik untuk dipuji atau untuk dilihat orang, tetapi hanya untuk memuliakan Tuhan. Kita tetap mengerjakan yang terbaik bahkan saat tidak ada yang melihat dan memuji kita. Ketika Margaret Haughery masih seorang bayi yang sangat kecil, ayah dan ibunya meninggal dunia dan dia kemudian diangkat anak oleh dua orang muda yang sama miskinnya dan sama baik hatinya dengan kedua orangtuanya sendiri. Dia tinggal bersama mereka sampai dia tumbuh dewasa. Kemudian dia menikah dan mempunyai seorang bayi. Setelah itu mereka pindah dari Baltimore ke New Orleans supaya kesehatan suaminya bisa lebih baik. Tetapi tidak lama kemudian, suaminya meninggal dunia dan setelah itu anaknya juga. Akhirnya Margaret hidup sendirian di dunia ini. Dia miskin tetapi dia seorang wanita yang kuat dan biasa bekerja. Sepanjang hari, dari pagi sampai petang, dia menyetrika pakaian di sebuah tempat pencucian pakaian. Dan setiap hari, sementara dia bekerja di dekat jendela, dia melihat anak-anak kecil yang sudah tidak punya orang tua lagi di panti asuhan dekat tempatnya bekerja. Tidak lama setelah itu, suatu penyakit yang hebat melanda kota itu dan begitu banyak ibu dan ayah meninggal dunia karenanya. Sampai-sampai terdapat lebih banyak lagi anak-anak yatim piatu dari pada jumlah panti asuhan yang bisa menampung mereka. Melihat hal itu, Margaret langsung menghadap para pengelola panti asuhan itu dan memberitahu mereka bahwa dia akan memberikan sebagian dari upahnya dan juga dia akan bekerja untuk mereka. Dia bekerja dengan begitu kerasnya, sehingga akhirnya bisa menyisihkan uang untuk ditabung. Dengan uang itu dia membeli dua ekor sapi dan sebuah kereta kecil untuk mengirim susu. Setiap hari dia menjual susu dengan mengantarnya kepada pelanggan menggunakan kereta itu. Sementara mengantar susu kepada para pelanggan, dia meminta sisa-sisa makanan dari hotel-hotel dan rumah-rumah mewah dan membawa makanan itu untuk anak-anak yang kelaparan di panti asuhan. Sebagian dari yang diperoleh Margaret setiap minggu diberikan ke panti asuhan dan setelah beberapa tahun, panti asuhan itu dibangun menjadi lebih besar dan lebih bagus. Dia mengelola usahanya dengan sangat berhati-hati dan sangat terampil, sehingga meskipun dia memberikan sebagian dari penghasilannya, dia tetap bisa membeli lebih banyak sapi dan memperoleh lebih banyak uang. Dengan uang itu ia membangun sebuah rumah lain untuk bayi-bayi yatim piatu. Apa yang membuat Margaret berhasil sedemikian rupa? Jawabnya adalah ‘spirit of excellence’ (roh yang luar biasa). Dia mengembangkan diri untuk menjadi peternak yang memiliki banyak sekali sapi. Dia tidak puas dengan hanya menyetrika pakaian. Dengan semangat keunggulan, hidup Margaret memberi dampak luar biasa bagi sesamanya.



Penerapan Pribadi:
1. Apakah Anda sudah mengerjakan segala sesuatu dengan cara yang terbaik, seperti untuk Tuhan?
2. Mari merenungkan dan menghafalkan Kolose 3:23 serta melakukannya dalam pekerjaan, pendidikan, pelayanan yang Anda lakukan.

Ilustrasi dari : Spirit of Excellence, Jarot Wijanarko



Jumat, 9 Mei

Tetap Bersemangat
Firman Hari Ini: Filipi 3:13-14

Pertanyaan Perenungan:
1. Bagaimanakah sikap Paulus dalam menghadapi hidup ini (Filipi 3:13-14)?
2. Renungkan juga Roma 5: 3-5.

Pengajaran:
Problem dan tekanan-tekanan yang datang dalam hidup kita, bisa membuat kita putus asa dan kehilangan semangat. Padahal Tuhan sudah berjanji bahwa Ia selalu menyertai kita dan menolong kita lewat Roh Kudus yang telah dianugerahkan kepada kita (Yohanes 14:16-17). Kita harus membuat suatu pilihan yaitu apakah kita akan tetap termenung dan putus asa menghadapai masalah dalam hidup ini, ataukah kita memilih untuk tetap bersemangat karena Roh Kudus selalu menyertai dan menolong kita. Suatu hari, setelah berjam-jam lamanya bermain ski air, Todd Houston remaja sedang membereskan tali-temali ski-nya. Gigi perahu ski itu tidak sengaja tertendang, dan kakinya terhunjam ke dalam baling-baling perahunya. Dalam waktu sekejap, kedua kakinya cedera berat. Para dokter mengatakan bahwa hanya sedikit sekali peluang ia dapat berjalan kembali. Perlahan-lahan Todd pulih dari luka-lukanya. Namun, penyakit tulang secara berangsur-angsur menyerang kaki kanannya, dan pada tahun 1981, ia harus diamputasi. Ia mengenang bahwa tepat sebelum pembedahan, arus ketenangan melanda dirinya. Ia teringat satu ayat Alkitab yang ia pelajari saat masih kecil,” Kebenaran mendahuluinya dan mempersiapkan jalan bagi langkahnya.” Todd lalu menyelesaikan kuliah dengan gelar kehormatan. Dengan kaki palsu, ia dapat berjalan, tetapi tidak banyak. Lalu pada tahun 1993, ia membeli kaki palsu baru yang disebut Flex-Foot. Dengan kerja keras, ia berhasil lari 20 km sehari! Lalu, ia mendengar ada satu organisasi yang sedang mencari-cari penderita amputasi untuk mendaki gunung tertinggi di masing-masing lima puluh negara bagian. Mendaki gunung itu berbahaya, bahkan dengan dua kaki yang sehat sekalipun. Namun, Todd berhati-hati dan tekun, dan pada tanggal 7 Agustus 1994, ia telah memanjat kelima puluh titik tertinggi itu dan mencatat rekor dunia. Dalam semua pengalamannya, Todd Houston telah menggunakan “bahan-bahan” untuk meraih kemenangan berupa ketekunan, pengalaman, kehati-hatian, dan harapan. Anda pun bisa, karena kita memiliki Roh Kudus yang luar biasa, yang berdiam di dalam hati Anda!

Penerapan Pribadi:
1. Bila anda sedang menghadapi problem atau masalah yang menekan, putuskan dalam pikiran anda ,”Saya mau tetap semangat karena Roh Kudus selalu menyertai saya!”
2. Mari kita saling menguatkan dan mendoakan dalam komsel.


Ilustrasi dari : Kisah-Kisah Rohani Pembangkit semangat


Sabtu, 10 Mei

Mengatakan Hal-hal yang Membangun
Firman Hari Ini: Efesus 4:29; Amsal 12:25.

Pertanyaan Perenungan :
1. Apakah yang seharusnya kita katakan kepada sesama kita? (Efesus 4:29)
2. Apakah manfaat dari perkataan yang baik? (Amsal 12:25)

Pengajaran:
Sebagai anak Tuhan, kita perlu terus belajar mengendalikan perkataan kita. Apa yang kita katakan seharusnya adalah hal-hal yang membangun orang lain, bukan yang menjatuhkan atau menggosipkan orang lain. Kita harus selalu ingat bahwa kita adalah garam dan terang dunia (Matius 5:16). Oleh karena itu, kehadiran kita haruslah seperti garam yang memberi rasa lezat; kehadiran kita membuat orang merasa nyaman, tenang, dan sukacita bukannya malah tertekan dan tidak tenang. Singkatnya, kehadiran kita menjadi berkat buat orang-orang di sekitar kita. Hal tersebut kita mulai dengan belajar mengatakan hal-hal yang membangun orang yang menjadi lawan bicara kita, supaya pada akhirnya kita dapat berbicara mengenai Tuhan Yesus kepada mereka. Suatu kali Leo Tolstoy, seorang penulis besar Rusia sedang berjalan-jalan di satu jalan yang besar. Tiba-tiba, ada seorang pengemis datang mendekati dia dan meminta uang. Kemudian, Leo Tolstoy merogoh sakunya. Ternyata, ia lupa membawa dompetnya dan tidak membawa uang sama sekali. Lalu dia berkata, “ Saudaraku, saya minta maaf. Sebenarnya saya mau memberimu uang, tetapi sayang, dompet saya ketinggalan.” Pengemis itu terheran-heran, namun kemudian, wajahnya menjadi berseri-seri. Ia berkata,” Tuan sudah memberi lebih banyak daripada uang.” Leo Tolstoy menjadi bertambah bingung, karena ia merasa tidak memberi uang, tetapi mengapa pengemis itu mengatakan bahwa ia sudah memberi lebih banyak. Lalu pengemis itu berkata lagi,” Ya, Tuan sudah memberi lebih besar daripada uang, karena Tuan sudah memanggil saya dengan sebutan ‘saudaraku’. Tuan tidak memanggil saya ‘pengemis’.” Hanya dengan satu kata saja, pengemis itu sudah dapat merasakan kebaikan yang tulus, di mana dirinya dihargai sebagai manusia oleh seseorang.

Penerapan Pribadi:
Praktekkanlah firman ini dengan membangun semangat orang lain minimal 1 orang yang Anda jumpai hari ini.
Biasakanlah untuk menghargai orang lain dengan cara memberi semangat, memberi dorongan, memperlakukan mereka dengan hormat dan kasih yang tulus setiap kali ada kesempatan.


Ilustrasi dari : Secangkir Kopi Susu, Timotius Adi Tan


Minggu, 11 Mei


Rendah Hati
Firman Hari Ini : Matius 23: 1-12

Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang terjadi pada seseorang yang memilih untuk bersikap rendah hati? (Ayat 12)
2. Apa yang Tuhan berikan kepada orang yang rendah hati? (Mazmur 149:4)

Pengajaran:
Seringkali kita mempunyai paradigma bahwa rendah hati itu adalah suatu sifat yang sudah ada pada diri seseorang sejak lahir. Ternyata bukan! Rendah hati adalah suatu sikap hati yang kita miliki jika kita memilihnya. Jadi rendah hati adalah pilihan kita. Kerendahan hati adalah suatu sikap di mana kita tidak menganggap bahwa segala sesuatu yang kita capai adalah hasil usaha kita sendiri, melainkan semua yang kita punya dan capai merupakan anugerah dan pemberian Tuhan semata. Saat kita memiliki sikap tersebut, maka kita akan bisa menerima orang lain tanpa menghakimi atau mencela (Filipi 2:3). Kita sadar bahwa kita tidak lebih baik dari mereka. Semua keberhasilan kita adalah milik Tuhan, sehingga kita tidak mencela atau menghakimi sesama kita yang gagal. Sebaliknya dengan segala kerendahan hati kita bisa menerima orang lain dengan segala kegagalan dan kekurangannya. Dengan bertindak demikian kita bisa membawa sesama kita itu untuk lebih dekat kepada Tuhan dan dipulihkan. Di masa yang serba sulit dan penuh dengan kekerasan serta persaingan, kita perlu terus memilih untuk bersikap rendah hati supaya dunia bisa melihat perbedaan yang jelas lewat hidup kita. Isaac Newton, salah satu ilmuwan besar yang berjasa bagi dunia karena penemuan-penemuan ilmiahnya yang luar biasa. Tetapi ia adalah seorang yang rendah hati dan tidak ingin mempublikasikan penemuan-penemuannya. Banyak dari teorinya yang tidak dipublikasikannya sampai lama. Baru setelah seorang kawannya mendesak dia, maka ia setuju untuk mempublikasikannya. Newton pernah mengatakan,” Saya dapat mengambil teleskop dan melihat berjuta-juta mil ke ruang angkasa, tetapi saya bisa mengesampingkan semua itu dan pergi ke kamar saya, mengunci pintu, berlutut dan berdoa. Pada saat itu saya bisa melihat lebih banyak Surga dan mendekat kepada Tuhan, daripada yang dapat saya lakukan dibantu dengan segala macam teleskop dan benda-benda materi di bumi.” Sir Isaac Newton adalah ilmuwan pertama yang dikubur di Westminster Abbey sebagai seorang pahlawan nasional. Orang yang rendah hati pasti ditinggikan oleh Bapa.

Penerapan Pribadi:
1. Apakah kita masih sering bersikap sombong dengan menghakimi orang lain?
2. Marilah kita renungkan Filipi 2:3.

No comments: