“Kristen Otentik”
SENIN, 26 MEI 2008
GARAM & TERANG DUNIA
Firman Hari Ini : Matius 5:13-16
PERTANYAAN PERENUNGAN :
1. Siapakah yang seharusnya menjadi garam dan terang dunia ? (ayat 13-14)
2. Bagaimana cara menjadi garam dan terang dunia ? (ayat 16)
PENGAJARAN :
Yesus mengharapkan semua anak-anakNya hidup berbahagia, sebab itu Ia berkotbah mengenai bagaimana caranya berbahagia (Matius 5 : 1-12). Setelah kita mendapatkan kebahagiaan, Yesus memberikan firman kita HARUS menjadi terang dan garam dunia. Siapapun kita , laki-laki, perempuan, tua, muda, apapun pekerjaan kita, Tuhan meminta kita sungguh-sungguh menjadi berkat bagi dunia ini. Bila tidak menjalankan peran ini, maka kita akan ‘dibuang dan diinjak orang’. Menjadi berkat bagi dunia berarti memiliki perbuatan yang baik dan ini kita mulai dari dalam rumah kita sendiri, artinya kita berbuat baik kepada anggota keluarga kita sendiri ( ayat 15 : ‘pelita itu harus menerangi semua orang dalam rumah’ ). Secara jujur, seringkali kita lebih mudah berbuat baik, sopan, ramah, kepada orang-orang di luar rumah daripada kepada anggota keluarga kita, tetapi hari ini biarlah kita menyadari bahwa kita harus mau menjadi berkat bagi keluarga kita terlebih dahulu sebelum kita menjadi berkat bagi orang lain. Kasihilah suami/istri kita, hormatilah orang tua kita, kasihilah anak-anak kita, kasihilah adik/kakak kita, kasihilah pembantu/sopir kita, karena keluarga adalah sumber sukacita terbesar dalam hidup kita ketika kita bisa saling mengasihi satu dengan yang lain. Kedua, biarlah kita melakukan perbuatan baik bagi komunitas dimana kita berada : di sekolah, kantor, pekerjaan dsb. Saat ini sangat jarang ditemukan orang yang benar-benar DAPAT DIPERCAYA. Orang mudah sekali berbohong, mengingkari janji, berbuat curang, mencari keuntungan sendiri tanpa mempedulikan kerugian orang lain. Sebab itu Yesus dengan jelas meminta kita menunjukkan perbuatan baik kepada dunia supaya mereka mengenal dan memuliakan Bapa di sorga. Kita perlu bertanya kepada diri sendiri : “Apakah orang-orang disekitarku merasa diberkati dengan keberadaanku ? Apakah yang mereka rasakan ketika aku bersama dengan mereka? Pengaruh apakah yang mereka dapatkan dari keberadaanku ?” Bila kita rajin menanyakannya berarti kita dapat melakukan introspeksi secara jujur, sehingga kita akan memperbaiki diri untuk dapat sungguh-sungguh menjadi terang dan garam dunia. MULIAKANLAH BAPA DI SORGA DENGAN PERBUATAN BAIK KITA.
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Perbuatan baik apakah yang perlu Anda lakukan bagi orang-orang disekitar Anda?
Perbuatan tidak baik apakah yang harus Anda tinggalkan agar Bapa di sorga bisa dimuliakan ?
SELASA, 27 MEI 2008
MENGASIHI MUSUH
Firman Hari Ini : Matius 5 : 38-48
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Siapakah yang perlu kita kasihi ? (ayat 44)
Apa yang perlu kita lakukan untuk orang yang menganiaya kita ? (ayat 44)
PENGAJARAN :
Semua manusia pasti tidak ingin mempunyai musuh dalam kehidupannya. Namun demikian, kita tidak dapat menghindari adanya orang-orang yang bersikap jahat, menyakitkan dan merugikan kita secara disengaja atau tidak, yang akhirnya menjadi musuh kita. Bagaimana sikap kita terhadap mereka ? Tuhan minta agar kita dapat mengasihi orang-orang yang menyakiti kita. Sangat sulit memang ! Tetapi bila kita mau, maka kita akan mendapatkan kemampuan. Kuncinya hanya MAU, karena kita adalah anak-anakNya maka benih Bapa Surgawi sudah ada dalam diri kita yaitu benih yang mau mengampuni, benih yang selalu mengasihi, sehingga kita hanya perlu’ melepaskan’ keinginan Roh Allah yang ada dalam diri kita. Mengapa Yesus mampu mengampuni orang-orang yang menyiksanya dengan sangat keji ? Karena Ia adalah Anak Allah yang memiliki benih Allah Bapa yang selalu mengampuni dan mengasihi. Benih yang dimiliki Yesus itulah yang kita miliki juga. Dan kita tidak hanya diminta untuk mengasihi musuh kita tetapi diminta untuk mendoakan mereka. Wow! Luar biasa sulitnya ! Tetapi ini pula yang dilakukan Yesus di atas kayu salib. Ia berdoa agar Bapa Surgawi mengampuni orang-orang yang menyiksanya ( Lukas 23:34 ). Maukah kita berdoa untuk orang-orang yang menyakiti kita agar Bapa mengampuni , mengubah serta memberkati mereka ? Sulit, namun bila kita lakukan kita akan menjadi orang yang ‘sempurna’ (ayat 48). Yusuf mau mengampuni saudara-saudaranya yang menjual dia sebagai budak. Daud mau mengampuni Saul yang terus berencana hendak membunuhnya. Jemaat Tuhan mau mengampuni rasul Paulus yang dulunya menganiaya mereka. Itulah kehidupan hamba-hamba Allah yang patut kita teladani, dan kita dapat melihat bahwa kehidupan mereka makin diberkati dan dipakai oleh Allah secara luar biasa. Tuhan mengijinkan orang-orang lain menyakiti kita dengan tujuan agar kita dapat bertumbuh menuju kesempurnaan - sama seperti Bapa Surgawi- tidak bercacat dan tidak kekurangan suatu apapun serta dapat dipakai menjadi saksi-saksiNya. MENGAMPUNI ADALAH SEPERTI SESEORANG YANG MEMBEBASKAN SEORANG TAWANAN DAN TERNYATA TAWANAN ITU ADALAH DIRINYA SENDIRI.
PENERAPAN PRIBADI :
Adakah orang-orang yang masih menjadi ‘musuh’ Anda ? Ambillah tindakan untuk mengasihi mereka dan berdoa bagi mereka.
RABU, 28 MEI 2008
HAL MEMBERI
Firman Hari Ini : Matius 6:1-4
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apakah salah satu kewajiban orang-orang percaya? (ayat 2)
Bagaimana cara kita melakukan kewajiban tersebut? (ayat 4)
PENGAJARAN :
Memberi adalah kewajiban orang percaya. Memberi adalah bukti dari iman (baca Yakobus 2:14-17). Memberi berarti menunjukkan bahwa kita adalah anak-anak Bapa Surgawi yang murah hati. Tidak semua orang suka memberi, tetapi kita perlu melatih diri untuk memberi. Memberi tidaklah tergantung dari seberapa besar uang yang kita miliki. Ada yang semakin kaya namun semakin kikir, tetapi ada yang tidak kaya namun bermurah hati. Memberi di mulai dengan hati yang mengasihi. Motivasi ketika memberi adalah sangat penting dihadapan Allah. Seringkali kita memberi dengan motivasi yang salah, misalnya: dengan harapan akan mendapat balasan yang lebih baik dari yang kita beri atau ingin dihormati; mendapatkan pujian; menaikkan gengsi atau maksud-maksud tersembunyi. Memberi dengan motivasi yang salah tidak akan mendapat balasan dari Allah. Memberi harus dengan sukarela dan jangan karena terpaksa (2 Korintus 9:7) Sebagai umat Allah yang telah diberkati, kita harus belajar terus menerus untuk memberi orang-orang yang membutuhkan, tanpa pamrih; dan hal ini harus kita mulai dengan memberi kepada saudara-saudara seiman yang berkekurangan. Memberi adalah menabur dan pada suatu hari kelak kita akan menuai. Tidak perlu menunggu menjadi kaya baru setelah itu kita memberi, tetapi berilah dari yang kita miliki sekarang. Ada anak-anak yatim piatu di Rumah Kehidupan, ada anak-anak jalanan yang dirumahkan, ada anak-anak remaja yang membutuhkan bea siswa, ada janda-janda yang miskin, merekalah yang membutuhkan uluran tangan kita. Jangan menunda-nunda untuk memberi, karena itu adalah kewajiban kita orang-orang percaya dan lakukan tanpa pamer, karena itulah kehendak Tuhan. JADILAH BENDAHARA TUHAN YANG BAIK DAN SETIA SERTA DAPAT DIPERCAYA !
PENERAPAN PRIBADI :
Periksalah kembali penggunaan uang kita, apakah kita telah bijaksana? Jika kita bijak, maka Tuhan akan mempercayai kita untuk mengelola yang lebih besar lagi.
KAMIS, 29 MEI 2008
HAL MENGHAKIMI
Firman Hari Ini : Matius 7:1-5
PERTANYAAN PERENUNGAN:
Apakah larangan Tuhan dalam ayat 1a ?
Mengapa Tuhan melarang hal tersebut ? (ayat 1b-2)
PENGAJARAN :
Kecenderungan atau kebiasaan menghakimi biasanya dimulai dengan kebiasaan melihat hal-hal yang negatif dalam diri seseorang. Memang lebih mudah melihat hal-hal yang negatif / keburukan daripada melihat hal-hal yang positif / kebaikan. Lebih mudah mengkritik daripada memuji. Lebih mudah melihat kekurangan orang lain daripada kekurangan diri sendiri. Lebih mudah menyalahkan orang lain daripada mengintrospeksi diri sendiri. Tuhan ingin kita membangun orang lain, mendorong orang lain, memberi semangat orang lain dan tidak mudah menyalahkan dan menghukum orang lain dengan kata-kata kita, karena ketika kita menghakimi maka kita akan dihakimi. Ada seorang pria yang mengumpulkan uang selama bertahun-tahun agar dia bisa pergi ke Italia dan berjumpa dengan Paus. Ketika hendak berangkat, ia mampir ke tukang cukur untuk mencukur rambutnya. Seperti biasa, tukang cukurnya yang terkenal suka mengkritik itu selalu menemukan kekeliruan dari pria itu. “Anda naik apa ke Italia?“ “Aku naik Italian Airlines.“ Tukang cukur menjawab: “ Jangan, pelayanan mereka sangat jelek, Anda pasti kecewa. Lalu, apa yang akan Anda lakukan di Roma?” “Aku ingin berjumpa Paus.“ Tukang cukur berkata lagi: “ Anda pasti tidak akan bisa bertemu dengan Paus karena Anda bukan orang besar.“ Enam minggu kemudian, pria tersebut kembali dari perjalanannya dan menjumpai tukang cukur itu “Aku terbang dengan Italian Airlines dan pelayanannya bagus sekali. Sungguh menyenangkan. Aku berjumpa dengan Paus dan sempat berbicara secara pribadi dengannya, bahkan sempat mencium cincinnya.“ Si tukang cukur menanggapi, “Wah, luar biasa! Anda sungguh mencium cincinnya! Apa katanya?” “Ia memandangku, mengerutkan dahinya dan berkata, “Mengapa potongan rambutmu jelek sekali, dimana kau mencukurnya?” Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan, kita perlu belajar untuk melihat kebaikan orang lain dan membiasakan diri untuk memberikan apresiasi secara tulus akan kelebihan dan prestasinya.
PENERAPAN PRIBADI :
Lihatlah kelebihan-kelebihan orang-orang yang ada disekitar kita dan mulailah memberikan apresiasi / pujian secara tulus kepada mereka !
Ilustrasi dari “Renungan Populer Sepanjang Masa”
JUM’AT, 30 MEI 2008
MASUK KERAJAAN SURGA
Firman Hari Ini : Matius 7:15-23
PERTANYAAN PERENUNGAN :
1. Siapakah yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga? (ayat 21)
2. Siapakah yang diusir dari hadapan Tuhan pada hari terakhir? (ayat 23)
PENGAJARAN :
Kekristenan bukanlah sesuatu yang mudah dan murah, karena keselamatan tidak didapatkan dengan mudah dan murah, tetapi perlu pengorbanan yang luar biasa dari seorang pribadi yang mulia dan tidak berdosa, yaitu Yesus Kristus. Oleh sebab itu kita yang sudah menerima anugerah keselamatan melalui iman kepada Yesus Kristus, diajar untuk menghargai keselamatan dengan cara terus menerus melakukan kehendak Bapa alias melakukan firman Tuhan dalam kehidupannya. Hanya dengan jalan inilah kita bisa masuk kedalam Kerajaan Surga. Jadi bukan hanya sekedar percaya Yesus tetapi tidak mau berjuang untuk melakukan firmanNya. Bukan apa yang kita katakan tetapi apa yang kita lakukan. Karena iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati (Yakobus 2:14) Ketaatan kita pada kehendak Bapa adalah bukti bahwa kita adalah orang-orang beriman. Perbuatan kita di dalam rumah, sekolah, kampus, kantor, dunia pekerjaan itulah sebenarnya bukti iman kita. Kita mematuhi peraturan di sekolah, kantor, dunia pekerjaan, tempat-tempat umum dan di jalan raya itulah bukti iman kita. Kita mengasihi orang-orang yang ada di rumah, sekolah, kantor itulah bukti iman kita. Kita menjaga integritas kristiani saat sendirian itu adalah bukti iman kita. Perlu perjuangan memang, karena itu Rasul Paulus mengatakan “… tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar…“ (Filipi 2:12). Pembuat kejahatan – menurut Tuhan - adalah orang-orang yang hanya percaya Yesus tetapi tidak mau melakukan firmanNya. Berjuanglah dengan kekuatan Roh Kudus untuk senantiasa melakukan kehendak Bapa dimanapun dan kapanpun Anda berada. PERSIAPAN YANG BENAR DAN TERUJI UNTUK MASUK KERAJAAN SURGA ADALAH KETAATAN KEPADA KEHENDAK BAPA.
PENERAPAN PRIBADI :
Siapkah Anda menyambut kedatanganNya sebagai Hakim Yang Adil ?
SABTU, 31 MEI 2008
PENDENGAR ATAU PELAKU ?
Firman Hari Ini : Matius 7:24-27
PERTANYAAN PERENUNGAN :
1. Siapakah orang yang bijaksana? (ayat 24)
2. Siapakah orang yang bodoh? (ayat 26)
PENGAJARAN :
Yesus mengakhiri kotbahnya dibukit dengan mengatakan bahwa ada dua macam orang percaya. Yang pertama, adalah orang yang hanya mendengar firman Tuhan tetapi tidak melakukannya (PENDENGAR). Yang kedua, adalah orang yang mendengar Firman Tuhan dan melakukannya (PELAKU). Agaknya lebih mudah kita menjumpai ‘pendengar’ daripada ‘pelaku’. Buktinya apa? Kebaktian-kebaktian yang diisi pengkotbah populer lebih banyak dikunjungi daripada kebaktian-kebaktian dengan pengkotbah yang kurang populer. Orang lebih suka mendengar khotbah-khotbah yang bagus daripada melakukan apa yang mereka dengar dari kotbah tersebut. ‘Pendengar’ tidak memiliki kesiapan dan kemampuan menghadapi persoalan yang datang dalam kehidupan mereka. Mereka akan mengalami kehancuran! Persoalan adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari selama kita hidup di dunia. Kita tidak pernah meminta persoalan datang, tetapi mereka dengan ‘sukarela’ datang tanpa diundang. Kenaikan harga BBM yang diikuti dengan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok sedangkan penghasilan belum bertambah; Secara mendadak keluarga kita mengalami sakit yang membutuhkan biaya yang besar; Suami/istri yang berubah kesetiaannya ; anak-anak yang mulai beranjak remaja dan sulit dikendalikan; usaha/bisnis yang sulit karena persaingan yang ketat dan tidak sehat dan lain sebagainya tidak akan bisa dihadapi oleh orang Kristen ‘pendengar’. Bila kita hanya suka mendengar firman dan tidak mau melakukan, maka kita akan disebut sebagai orang bodoh. Tidak ada satupun orang yang mau disebut ‘bodoh’, tetapi banyak orang yang hidup sebagai orang kristen ‘bodoh’ (ironis memang). Apapun firman yang kita dengar hari ini, PASTIKAN, bahwa kita akan melakukannya, karena ada satu jaminan dari Tuhan bahwa kita akan siap dan mampu untuk menghadapi persoalan apapun yang datang dalam kehidupan kita. “Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun didalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan BERBAHAGIA oleh perbuatannya.“ (Yakobus 1 :22)
PENERAPAN PRIBADI:
Mintalah Roh Kudus untuk memberitahu Anda mengenai firman Tuhan yang perlu Anda lakukan hari ini!
MINGGU, 1 JUNI 2008
MENANG ATAS KEKUATIRAN
Firman Hari Ini : Matius 6 : 25-34
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apakah larangan Tuhan menurut ayat 25 ?
Bagaimana caranya agar kita tidak kuatir ? (ayat 33)
PENGAJARAN :
Kehidupan yang semakin sulit membuat orang semakin mudah kuatir. Secara jelas Tuhan melarang anak-anakNya kuatir akan kebutuhan hidupnya, karena Ia memandang kita sebagai ciptaan yang lebih berharga dan lebih mulia ketimbang ciptaan yang lain. Ciptaan yang Dia perhatikan dan pelihara jauh lebih daripada ciptaan lainnya. Kita adalah anak-anakNya, Bapa Surgawi pasti akan menyediakan apa yang menjadi kebutuhan kita. Seperti para orang tua yang akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Kekuatiran tidak mengubah keadaan, karena orang yang penuh kekuatiran tidak akan berbuat apa-apa. Ada dua buah bibit tanaman terhampar pada sebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh menjadi pohon yang besar. Aku akan menjejakkan akarku ke dalam tanah dan menjulangkan tunas-tunasku diatas tanah yang keras ini. Aku ingin merasakan kehangatan sinar matahari dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku”. Kemudian bibit ini mencoba terus bertumbuh. Semakin hari semakin tinggi. Sedangkan bibit yang kedua bergumam, “Aku takut, jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tidak tahu apa yang akan kutemui dibawah sana. Bukankah disana sangat gelap ? Jika kuteroboskan tunas-tunasku ke atas, bukankah keindahan tunas-tunasku akan hilang ? Tunasku pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka dan siput-siput mencoba untuk memakannya ? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha mencabutku dari tanah. TIDAK, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.” Bibit kedua ini menunggu dalam kesendirian dan beberapa hari kemudian seekor ayam mengais tanah tersebut dan menemukan bibit kedua tadi dan segera memakannya. Kekuatiran sama sekali tidak berguna, sebab itu “Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau….’ ( Mazmur 55:23 )
PENERAPAN PRIBADI :
Hal-hal apakah yang sering membuat Anda kuatir? Cobalah untuk mengingat dan merenungkan kasih Allah yang telah dicurahkan dalam kehidupan Anda.
Ilustrasi dari : Renungan Populer Sepanjang Masa
Saturday, May 24, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment