Sunday, May 18, 2008

Penuntun Saat Teduh Pribadi 19-25 Mei 2008

MENGUJI KEMURNIAN HATI

Senin, 19 Mei

WASPADAI INVESTASI YANG MAHAL
Firman Tuhan : Matius 19 : 27 - 30

PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apakah upah mengikut Yesus setelah kita meninggalkan segala sesuatu? (ay. 28 – 29)
Peringatan apa yang Yesus berikan kepada umatNya yang sudah berkorban sebegitu besar? (ay. 30)

PENGAJARAN :
Kalau kita mau diperhatikan oleh atasan atau perusahaan yang merekrut kita, mintalah gaji yang besar. Tentunya jangan lupa memupuk kompetensi atau keterampilan kerja sehingga orang pun tidak ragu membayar mahal. Kalau kita merasa mampu dibandingkan dengan orang yang seumur atau sekaliber kita, mintalah gaji yang besar !

Mengapa gaji yang besar? Kalau gaji kita kecil, maka orang merasa bahwa kita bukanlah aset yang perlu diperhatikan. Ketika saya menjadi konsultan, maka orang harus membayar mahal kepada saya (mahal atau murah itu sangat relatif pada masing – masing orang, tetapi pelanggan saya harus memandang bahwa mereka sudah membayar saya mahal). Dengan membayar mahal, mereka akan memperhatikan pendapat dan pandangan – pandangan saya. Mereka merasa sudah membayar mahal sehingga mereka perlu mencoba semua ide – ide terbaik saya untuk mereka.

Ketika murid – murid Yesus merasa telah meninggalkan segala sesuatu untuk Yesus, mereka mulai menanyakan apa keuntungan mereka setelah berinvestasi sedemikian rupa. Tuhan yang sangat sabar ini menjawab dengan lugas pertanyaan yang sebetulnya kurang ajar ini. Dia menjawab bahwa Dia akan memberikan posisi yang sangat terhormat (di sisiNya), menerima kembali hasil investasi beratus kali lipat dan menerima hidup kekal. Tetapi di saat yang sama, Tuhan mengingatkan : BANYAK ORANG TERDAHULU AKAN MENJADI YANG TERAKHIR DAN YANG TERAKHIR AKAN MENJADI YANG TERDAHULU. Jangan sembrono! Jangan mengabaikan investasi mahal kita !

PENERAPAN PRIBADI :
Renungkan apa yang Tuhan akan berikan kepada Anda nanti di sorga.
Apakah Anda masih yakin menjadi yang terdahulu?


Selasa, 20 Mei

IRI HATI, NO! RENDAH HATI, YES !
Firman Tuhan : Matius 20 : 1 - 16

PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apa yang menyebabkan konflik antara majikan dan para buruhnya? (ay. 10 – 12)
Bagaimanakah sikap dan pandangan majikannya? (ay. 13 – 15)
Apa peringatan Tuhan dalam ayat ini? (ay. 16)

PENGAJARAN :
Banyak masalah atau konflik terjadi di dalam hubungan antar manusia karena ada perbedaan harapan antara kedua belah pihak. Isu ini mencuat dalam perumpamaan kali ini. Sebagai konsultan Sumber Daya Manusia, saya sudah mengamati, bahkan terlibat dalam perselisihan hubungan industrial, semuanya mengarah pada perbedaan harapan ini. Sering kali harapan pekerja tidak sesuai dengan harapan pengusaha atau majikan. Ketika perbedaan ini mencuat, maka perselisihan dapat dengan mudah muncul di antara keduanya.

Kali ini kasusnya sama. Harapan pekerja adalah mereka mendapatkan kompensasi sesuai dengan jerih payah mereka, namun masalahnya mereka lupa bahwa mereka sudah melakukan kontrak dengan pengusaha. Mereka sudah sepakat bahwa mereka akan mendapatkan upah sedinar sehari. Masalahnya mereka merasa diperlakukan tidak adil ketika orang yang baru bekerja hanya sejam, ternyata mendapatkan upah yang sama dengan mereka yang sudah bekerja seharian!

Tetapi di mata hukum, yang benar adalah bukti otentik, tertulis dan disahkan secara legal. Kontrak mereka sudah jelas menyebutkan bahwa upah mereka adalah sedinar sehari. Kalau pengusaha memberikan upah sedinar sesuai dengan kontrak, itu sudah adil dan sesuai dengan kesepakatan. Hari ini Tuhan mengajarkan supaya orang percaya berhati – hati dengan senioritasnya. Semakin lama kita mengikuti Tuhan, semakin nyaman kita dengan kehidupan kita. Pada saat awal mengikuti Yesus, hati kita berkobar – kobar untuk bekerja buat Tuhan. Ketika Tuhan memberikan urapan yang sama pada orang yang baru saja bertobat, hati kita dipenuhi kekecewaan. Pada saat itu, berhati – hatilah. Iblis sudah mengintip di depan hati kita untuk memberikan hasutan.

Mari kita jaga hati kita untuk senantiasa mensyukuri kesempatan yang sudah Tuhan berikan kepada kita, untuk hidup, melayani dan berkarya di ladangNya. Berapapun kesempatan dan peluang yang Tuhan percayakan, kerjakanlah bagian kita dengan sungguh – sungguh dan bersikap profesional. Singkirkan iri hati dan bersikaplah rendah hati.

PENERAPAN PRIBADI :
Situasi apa yang sering membuat kita iri hati dengan ‘junior’ (orang yang lebih baru daripada ) kita?
Percayalah pada Tuhan bahwa Dia memberikan segala sesuatu sesuai dengan kemampuan kita.


Rabu, 21 Mei

BERLOMBA MENJADI YANG TERDAHULU
Firman Tuhan : Matius 21 : 28 - 32

PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apakah perbedaan antara anak sulung dan anak bungsu? (ay 28 – 30)
Apa yang Yesus katakan kepada Imam – Imam dan Tua – Tua Yahudi? (ay. 31 – 32)

PENGAJARAN :
Kita sudah sering mendengarkan perumpamaan anak sulung dan bungsu, kali ini kita melihatnya dalam versi singkat. Anak sulung dalam budaya Yahudi akan menerima warisan dua kali lipat. Kalau ada ayah yang memiliki tujuh anak, maka anak sulung akan menerima 2/8 sementara anak yang lain adalah 1/8. Ada tuntutan tanggung jawab dalam diri anak sulung karena mereka dididik untuk menjadi pengganti ayahnya. Dalam kisah ini, anak sulung menerima tugas dan tanggung jawab dari ayahnya, tetapi hanya di bibir. Dia tidak melakukan apa yang menjadi instruksi ayahnya.

Berbeda dengan anak bungsu, dia menolak perintah ayahnya dengan lantang. Tidak lama kemudian dia menyesal dan akhirnya melakukan instruksi ayahnya. Tidak penting awalnya, yang penting adalah akhirnya. D.L. Moody menolak dengan tegas ketika ada seseorang yang menawarkan diri untuk menuliskan biografinya selama dia masih hidup karena dia berprinsip : tidak penting awalnya, yang penting adalah akhirnya. Ada orang yang di awal mengikut Tuhan melakukan hal – hal yang hebat, ternyata di akhir hidupnya malah menjadi Anti Kristus.

Anak bungsu melambangkan orang berdosa seperti pemungut cukai dan perempuan sundal yang bertobat sungguh – sungguh dan sangat bersyukur atas anugerah Tuhan. Mereka lebih junior (baru) daripada Imam dan Tua – Tua soal agama, tetapi Kekristenan lebih daripada sebuah agama. Kekristenan adalah sebuah hubungan yang dipenuhi kasih karunia dan cinta kasih. Jangan sampai kita beribadah hanya di bibir saja, tetapi biarlah hati kita juga mendekat pada Tuhan. Kadang saya melihat banyak orang Kristen senior (lama) beribadah tanpa ada rasa takut akan Tuhan, menyanyikan lagu pujian tanpa penghayatan dan mendengarkan Firman tanpa kerendahan hati. Perlu ada hati yang selalu bersyukur untuk mengiring Tuhan dalam hidup kita, sampai Tuhan datang dan kita disebut pemenang.

BANYAK ORANG TERDAHULU AKAN MENJADI YANG TERAKHIR DAN YANG TERAKHIR AKAN MENJADI YANG TERDAHULU.

PENERAPAN PRIBADI :
Coba cek : kita termasuk anak sulung atau anak bungsu?
Kalau kita senior (lama), hal – hal apa yang patut kita waspadai? Kalau kita junior (baru), hal – hal apa yang kita perlukan?


Kamis, 22 Mei

MENCINTAI DUNIA ATAU SORGA ?
Firman Tuhan : Lukas 14: 15-24

PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apa masalah perjamuan kawin tersebut? Apa alasan para undangan itu ? (ay. 16-20)
Bagaimana respon tuan rumah? Apa yang dia lakukan? (ay. 21 – 24)

PENGAJARAN :
Apa yang Anda rasakan ketika mengadakan perjamuan, ternyata yang datang sedikit, bahkan sahabat – sahabat lama Anda pun tidak datang dengan berbagai alasan? Saya yakin Anda tidak mau menerima alasan mereka sedikit pun! Anda tidak mau mentolerir apapun alasan mereka karena kehadiran mereka sangat berarti buat Anda. Tetapi kejadian ini terjadi justru di sorga!

Saya jadi teringat sebuah traktat lama yang menggugat orang kristen yang dirasa pengarangnya tidak akan kerasan dalam kerajaan sorga karena mereka lebih mencintai dunia ini. Coba kita periksa alasan – alasan orang tidak mau datang ke perjamuan di sorga :
MEMBELI LADANG melambangkan investasi kita terhadap tanah atau sesuatu hal yang bertahan lama dan yang pasti memberikan keuntungan.
MEMBELI LEMBU KEBIRI melambangkan investasi kita terhadap alat – alat produksi yang kita rencanakan akan menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda dalam jangka waktu yang tidak cepat.
BARU KAWIN melambangkan kesenangan dan kenikmatan dunia yang di sorga warganya tidak akan menikmatinya (alasan klise ketidaksiapan anak Tuhan kalau Tuhan mau datang).

Khotbah di gereja sangat banyak menggambarkan tujuan hidup kita adalah kekekalan, tetapi sangat sedikit orang yang menghidupi khotbah itu. BANYAK ORANG YANG MAU MASUK SORGA, TETAPI SEDIKIT YANG MAU MATI UNTUK ITU. Bagaimana kita bisa masuk sorga kalau kita tidak mati lebih dulu? Banyak orang kristen yang sebenarnya sudah mati ketika mereka lebih mencintai dunia ini ketimbang mempersiapkan diri mereka untuk hidup yang kekal. Dan ini kebanyakan melanda orang kristen yang sudah ‘senior’ karena mereka terlalu enak menikmati kondisi ‘di bumi seperti di sorga’.

JANGAN LUPAKAN KEWARGANEGARAAN SEJATI KITA !

PENERAPAN PRIBADI :
1. Marilah memeriksa hati, apakah Anda masih memiliki alasan untuk hidup lebih lama mencintai dunia ini?
2. Apakah yang akan Anda lakukan dengan semua kenikmatan dunia ini?


Jumat, 23 Mei

ANAK vs ORANG UPAHAN
Firman Tuhan : Lukas 15 : 11 - 32

PERTANYAAN PERENUNGAN :
Mengapa anak sulung marah kepada Bapanya? (ay. 28 – 30)
Apa respon sang Bapa kepada anak sulung tersebut ? (ay. 31 – 32)

PENGAJARAN :
Banyak pengajaran yang mengupas situasi anak bungsu, tetapi hari ini kita akan belajar tentang anak sulung. Sebelumnya kita belajar bagaimana anak sulung memiliki hak yang istimewa, yaitu menerima hak kesulungan yang jumlahnya dobel (ganda) dibandingkan dengan saudara – saudaranya. Namun hari ini kita belajar bahwa sering kali sebagai seorang yang senior (cukup lama mengikut Tuhan), kita sama seperti si sulung yang sudah terlalu lama ada dalam ‘Rumah Tuhan’ tetapi bersikap berkekurangan.

Bapa Sorgawi menginginkan anak – anakNya hidup sebagai anak – anakNya, bukan sebagai orang upahanNya. Kita adalah anak – anak Tuhan dan hidup sebagai satu keluarga, bukan sebagai suatu organisasi bisnis. Memang ada bisnis atau pekerjaan yang harus dikerjakan oleh keluarga, akan tetapi itu tidak mengubah hubungan keluarga yang kita miliki. Seorang anak akan tetap menjadi anak, walaupun dia tidak berprestasi dengan baik. Saya sangat berharap hari ini kita belajar bahwa dengan semakin lama kita mengikut Tuhan, jangan sampai kita tidak menyadari kedudukan kita di mata Tuhan. Semakin senior kita, semakin banyak hal yang kita kerjakan dalam kerajaan Sorga. Pertanyaannya adalah : apakah kita masih merasa sebagai anak Bapa atau malahan bertindak seakan – akan kita adalah seorang upahan (professional) dalam keluarga kita?

Anak sulung gagal menangkap isi hati Bapa dan tidak tahu identitasnya akibat merasa cukup lama bekerja di ladang Bapa. Kekristenan melebihi dari segala macam tanggung jawab dan kewajiban; kekristenan adalah hubungan. Anak sulung gagal memiliki belas kasihan dan kasih karunia karena dia mulai menjadikan kekristenan sebagai agama.

PENERAPAN PRIBADI :
Renungkan hati Bapa yang penuh belas kasihan kepada setiap anakNya (gerejaNya).
Jangan menghakimi saudara seiman, mulailah mengingat dia dalam doa.


Sabtu, 24 Mei

AWAS RAGI FARISI !
Firman Tuhan : Matius 23 : 12 - 36

PERTANYAAN PERENUNGAN :
Sebutkan semua alasan mengapa Tuhan Yesus mengecam ahli Taurat dan orang farisi?
Apa hukuman yang Tuhan berikan kepada Ahli Taurat dan Orang Farisi? (Ay. 35-36)

PENGAJARAN :
Yang tidak pernah dipikirkan orang mengapa Tuhan Yesus mengecam Ahli Taurat dan Orang Farisi adalah mereka tahu dengan jelas kebenaran, tetapi mereka menghalangi orang lain untuk datang kepada kebenaran. Ini adalah dosa terbesar mereka! Kalau saja mereka tidak menghalangi orang untuk datang kepada Tuhan, Tuhan tidak akan semarah ini. Permasalahannya adalah mereka sudah tahu bagaimana masuk ke dalam kerajaan Sorga, tetapi mereka menghalangi orang lain karena mereka tidak ingin disaingi oleh Pencipta mereka sendiri. Perbuatan mereka ini sudah jelas didalangi oleh Setan (Lucifer).

Dalam perumpamaan yang lain, Tuhan Yesus pernah menggambarkan bahwa Bapa digambarkan sebagai Tuan Tanah yang mengirimkan beberapa orang suruhannya (para nabi) untuk mengingatkan para pemimpin Israel. Tanggapan mereka sangat kurang ajar sehingga Bapa harus mengirimkan AnakNya sendiri untuk datang kepada umatNya. Dan sebagaimana kita ketahui, Tuhan Yesus justru disalibkan oleh Ahli Taurat dan Orang Farisi, yang adalah para pengurus kebun itu.

Saya mau mengajak kita untuk mawas diri karena bisa saja ladang atau kerajaan Sorga itu lebih menarik daripada hubungan kita dengan Bapa. Kekristenan adalah sebuah hubungan, bukan bisnis atau sederetan tanggung jawab kerja atau bisnis. Hubungan kita dengan Bapa lebih penting daripada sederetan tugas yang harus kita kerjakan dalam kehidupan pelayanan kita. Mari kita waspada dengan ragi orang Farisi ini !


PENERAPAN PRIBADI :
Mari menguji hati nurani, apakah Anda makin serupa Bapa atau malah mirip dengan Orang Farisi.


Minggu, 25 Mei

JADILAH SEPERTI ANAK KECIL
Firman Tuhan : Matius 11 : 25 - 30

PERTANYAAN PERENUNGAN :
Mengapa Tuhan Yesus bersyukur ? (ay. 25 – 27)
Apa ajakan Yesus untuk kita semua ? (ay. 28 – 30)

PENGAJARAN :
Banyak orang yang mengulas pengajaran mengenai ayat 28, kebanyakan memberikan penghiburan untuk mereka yang sedang mengalami banyak masalah atau tekanan hidup yang berat. Kalau kita lebih cermat dengan ayat – ayat sebelumnya, kita akan lebih memahami apa latar belakang penawaran Tuhan yang luar biasa ini.

Banyak buku yang menawarkan kesuksesan atau keberhasilan kepada kita saat ini. Mereka menjual formula atau resep bagaimana seseorang yang biasa – biasa saja bisa menjadi luar biasa ketika mereka mengikuti resep dari penciptanya. Rata – rata buku itu laris di pasaran karena siapa sih yang tidak mau berhasil dalam hidupnya. Tuntutan dunia akan keberhasilan semakin membesar dan membuat tekanan yang besar dalam kehidupan bisnis, rumah tangga dan kesehatan.

Hari ini Tuhan Yesus membukakan mata kita bahwa Dia justru menyembunyikan Rahasia Kerajaan Sorga dari orang – orang pandai dan bijak. Bapa lebih tertarik kepada orang kecil karena mereka tidak memiliki ambisi dan keinginan untuk mempermuliakan diri sendiri. Pernah ada seorang teman bertanya kepada saya : bagaimana caranya memiliki iman sebiji sesawi tetapi bisa memindahkan gunung? Saya menjawab : untuk apa iman itu, lalu teman saya menjawab untuk memindahkan apa yang dia ingin pindahkan (intinya untuk kepentingan diri sendiri). Dengan cepat saya menukas, itu adalah iman yang salah.

Orang menjadi berbeban berat karena ambisi mereka. Tuhan mau memberikan kelegaan kepada kita, karena itu jadilah seperti anak – anak. Jangan memikirkan perkara – perkara yang melebihi kasih karunia yang Tuhan berikan kepada kita. Lakukan dengan setia apa yang diperintahkanNya dan milikilah hubungan yang dekat dengan Bapa senantiasa. Ingat : kewarganegaraan kita adalah kewarganegaraan Sorga.

PENERAPAN PRIBADI :
Periksa hati nurani Anda, ambisi apakah yang harus diserahkan kepada Tuhan supaya tidak stress?
Serahkan semua keinginan dan harapan Anda kepadaNya. Mulailah mengerjakan hal – hal yang menjadi tanggung jawab dan pelayanan Anda kepada Tuhan dengan setia. Tuhan akan mempercayakan perkara yang lebih besar.

No comments: