FOKUS KITA - Mei 25
Elisa adalah nabi Israel yang melihat Elia dijemput kereta kuda ke sorga. Ia pernah mengeringkan sungai Yordan untuk menyeberang hanya dengan memukulkan jubah Elia ke atas air. Ia menyehatkan air di Yerikho hanya dengan menaruh garam ke dalam mata air. Ia membutakan mata tentara Aram hanya dengan doa yang pendek dan membangkitkan anak seorang perempuan Sunem. Elisa membuat minyak seorang janda berkelimpahan dan menyembuhkan Naaman orang Siria yang sakit kusta. Ia menolong orang Israel menang perang, bahkan tulangnya dalam kuburanpun membangkitkan orang mati. Ia menerima dua kali lipat urapan Elia. Tetapi, Siapakah Elisa? Elisa adalah putra seorang tuan tanah yang kaya raya. Sebelum mengangkat Elia ke sorga, Tuhan menuntun Elia kepada Elisa. Elia ingin memuridkan dia. Ketika Elia datang, Elisa membajak ladangnya bersama 11 orang pembajak lain dengan memakai 22 ekor lembu pembajak. Elisa memiliki pekerjaan yang sempurna karena mewarisi seluruh usaha ladang ayahnya. Tiba-tiba semuanya berubah saat Elia datang dan melemparkan jubahnya kepada Elisa. Segera Elisa meninggalkan semua miliknya untuk mengikuti Elia yang tidak dikenalnya. Elia menghabiskan waktunya selama 20 tahun untuk melatih, membina, mementor dan melakukan apapun yang dapat ia lakukan terhadap Elisa. Elia mengimpartasikan hikmat, urapan, kemampuan dan semua yang ia miliki kepada Elisa. Ketika Allah mengumumkan bahwa Ia akan mengangkat Elia ke sorga, maka Elisa menjadi orang yang tepat untuk menerima semua kuasa dan urapan sang pembinanya, yakni Elia. Itulah sebabnya, Elisa mengalami urapan dua kali lipat dari Elia. Elia menjadi seorang pembina yang berhasil dengan baik. (Kuasa Perjanjian, Kingsley Fletcher)
Hidup yang maksimal adalah hidup yang memiliki tujuan dan kemudian mencapainya. Dalam prakteknya, seseorang tidak dapat melangkah mencapai tujuan hidupnya sendirian. Manusia perlu saling tolong menolong dalam mencapai tujuan hidupnyanya. Tahukah Saudara bahwa menolong orang lain mencapai mimpinya juga merupakan sebuah perintah? Ketika Yesus memerintahkan kita untuk memuridkan orang lain (Mat. 28:19-20), itu berarti tidak hanya memuridkan hal rohani saja, melainkan seluruh aspek kehidupan mereka, termasuk mimpi/visi/tujuan hidup.
Oleh sebab itu, Allah mau kita hidup dalam suatu komunitas yang saling memberdayakan, dalam hubungan membina dan dibina. Mementor dan dimentor. “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain”(II Tim 2:1-2). Dengan demikian, akan terjadi multiplikasi jumlah orang yang hidup dalam rencana Allah.
Seorang murid Kristus akan memahami bahwa Allah memiliki rencana atas hidupnya ketika ada pembina yang mengimpartasinya untuk bertumbuh dan berbuah maksimal. Doa Paulus dalam 2 Tes.1:11-12 mengungkapkan hal-hal yang perlu diimpartasikan kepada seorang murid Kristus, yaitu:
1. Menemukan tujuan hidup (visi /panggilan Allah dalam hidup mereka).
2. Mencapai tujuan hidup.
3. Menghasilkan buah-buah iman yang semakin meningkat.
4. Memuliakan Allah dengan menghasilkan banyak buah dan mengakhiri dengan baik pula. (Yohanes 17:4 ; II Timotius 4:7)
Bagaimana cara menolong orang lain mencapai tujuan hidupnya?
Elisa adalah nabi Israel yang melihat Elia dijemput kereta kuda ke sorga. Ia pernah mengeringkan sungai Yordan untuk menyeberang hanya dengan memukulkan jubah Elia ke atas air. Ia menyehatkan air di Yerikho hanya dengan menaruh garam ke dalam mata air. Ia membutakan mata tentara Aram hanya dengan doa yang pendek dan membangkitkan anak seorang perempuan Sunem. Elisa membuat minyak seorang janda berkelimpahan dan menyembuhkan Naaman orang Siria yang sakit kusta. Ia menolong orang Israel menang perang, bahkan tulangnya dalam kuburanpun membangkitkan orang mati. Ia menerima dua kali lipat urapan Elia. Tetapi, Siapakah Elisa? Elisa adalah putra seorang tuan tanah yang kaya raya. Sebelum mengangkat Elia ke sorga, Tuhan menuntun Elia kepada Elisa. Elia ingin memuridkan dia. Ketika Elia datang, Elisa membajak ladangnya bersama 11 orang pembajak lain dengan memakai 22 ekor lembu pembajak. Elisa memiliki pekerjaan yang sempurna karena mewarisi seluruh usaha ladang ayahnya. Tiba-tiba semuanya berubah saat Elia datang dan melemparkan jubahnya kepada Elisa. Segera Elisa meninggalkan semua miliknya untuk mengikuti Elia yang tidak dikenalnya. Elia menghabiskan waktunya selama 20 tahun untuk melatih, membina, mementor dan melakukan apapun yang dapat ia lakukan terhadap Elisa. Elia mengimpartasikan hikmat, urapan, kemampuan dan semua yang ia miliki kepada Elisa. Ketika Allah mengumumkan bahwa Ia akan mengangkat Elia ke sorga, maka Elisa menjadi orang yang tepat untuk menerima semua kuasa dan urapan sang pembinanya, yakni Elia. Itulah sebabnya, Elisa mengalami urapan dua kali lipat dari Elia. Elia menjadi seorang pembina yang berhasil dengan baik. (Kuasa Perjanjian, Kingsley Fletcher)
Hidup yang maksimal adalah hidup yang memiliki tujuan dan kemudian mencapainya. Dalam prakteknya, seseorang tidak dapat melangkah mencapai tujuan hidupnya sendirian. Manusia perlu saling tolong menolong dalam mencapai tujuan hidupnyanya. Tahukah Saudara bahwa menolong orang lain mencapai mimpinya juga merupakan sebuah perintah? Ketika Yesus memerintahkan kita untuk memuridkan orang lain (Mat. 28:19-20), itu berarti tidak hanya memuridkan hal rohani saja, melainkan seluruh aspek kehidupan mereka, termasuk mimpi/visi/tujuan hidup.
Oleh sebab itu, Allah mau kita hidup dalam suatu komunitas yang saling memberdayakan, dalam hubungan membina dan dibina. Mementor dan dimentor. “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain”(II Tim 2:1-2). Dengan demikian, akan terjadi multiplikasi jumlah orang yang hidup dalam rencana Allah.
Seorang murid Kristus akan memahami bahwa Allah memiliki rencana atas hidupnya ketika ada pembina yang mengimpartasinya untuk bertumbuh dan berbuah maksimal. Doa Paulus dalam 2 Tes.1:11-12 mengungkapkan hal-hal yang perlu diimpartasikan kepada seorang murid Kristus, yaitu:
1. Menemukan tujuan hidup (visi /panggilan Allah dalam hidup mereka).
2. Mencapai tujuan hidup.
3. Menghasilkan buah-buah iman yang semakin meningkat.
4. Memuliakan Allah dengan menghasilkan banyak buah dan mengakhiri dengan baik pula. (Yohanes 17:4 ; II Timotius 4:7)
Bagaimana cara menolong orang lain mencapai tujuan hidupnya?
1. Mengenal.
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenal orang yang kita bina secara pribadi. Apa potensinya, minat dan bakatnya. Apa yang memotivasi dia, kerinduannya, kesulitan-kesulitannya serta apa yang dia butuhkan. Kuncinya adalah menjalin hubungan dengan bertanya dan mendengarkan dia.
2. Membangun Kepercayaan
“Orang lain tidak peduli seberapa banyak kita tahu, sampai mereka tahu seberapa banyak kita peduli.” Kepedulian kita terhadap mereka akan membangun kepercayaan orang lain terhadap kita. Kepedulian bukan sekedar perasaan, tetapi perasaan yang diwujudkan dalam tindakan nyata. Sediakan waktu, berikan pertolongan dan hal-hal yang membantu murid kita mencapai tujuan hidupnya. Libatkan dia dalam mengambil keputusan dan menetapkan target dan sasaran. Tunjukkan rasa percaya kita kepadanya. Kenali dan hargai talenta serta keberhasilan-keberhasilannya.
3. Komitmen.
Komitmen dibutuhkan di kedua pihak, baik pembina maupun binaan. Pembina berkomitmen untuk bersedia membina dan memberikan yang terbaik untuk menolong binaan mencapai tujuan hidupnya. Binaan berkomitmen untuk bersedia dibina dan melakukan yang terbaik dalam mencapai tujuan. Dengan demikian masing-masing akan bertumbuh.
Mari bertindak untuk menolong orang lain mencapai tujuan hidupnya mulai hari ini. Selain itu, carilah juga orang lain yang akan menolong kita untuk mencapai tujuan hidup kita. Mari kembangkan komsel kita untuk saling membangun visi, bukan sekedar acara pertemuan seminggu sekali. Carilah rekan yang baik untuk menceritakan mimpi, kesulitan dan keberhasilan kita. Bila kita belum yakin untuk menolong orang lain mencapai visinya, mintalah pemimpin kita untuk membimbing kita mencapai visi. Dengan demikian kita akan cakap mengajar orang lain mencapai tujuan hidupnya.(wn)
No comments:
Post a Comment