Saturday, May 31, 2008

PENUNTUN SAAT TEDUH PRIBADI 2 – 8 Juni 2008

MENJALANI HIDUP PENUH ARTI
Referensi Buku : PAULUS, oleh Charles Swindoll

Senin, 2 Juni 2008


Mengalami Kasih Karunia Berlimpah
Firman Hari Ini : 1Timotius 1:12-17

Pertanyaan Perenungan:
1. Siapakah Paulus sebelum dia berjumpa dengan Tuhan Yesus? (ayat 13a)
2. Apa yang mengubahkan hidup Paulus? (ayat 13b - 14)

Pengajaran:
Sebelum mengalami kelahiran baru di dalam Tuhan Yesus, Paulus adalah seorang yang sangat kejam dan sangat menentang Tuhan Yesus. Bahkan dia juga mempunyai rencana untuk membinasakan orang-orang Kristen. Tetapi masa lalunya yang sangat kelam itu tidak menghalangi Tuhan untuk mengubah secara total dan memakai hidup Paulus serta menjadikan dia seorang rasul yang luar biasa bagi kemuliaan nama Tuhan Yesus. Belajar dari pertobatan Paulus, marilah kita tidak terpaku pada masa lalu kita. Jangan membuang waktu dengan memfokuskan pikiran pada siapa diri kita dahulu, karena Tuhan sanggup mengubahkan total hidup kita dan memakai hidup kita dengan luar biasa untuk kemuliaanNya. Bagian kita hanyalah membuka diri dan berserah kepada Tuhan, maka Tuhan akan melimpahkan kasih karuniaNya yang memampukan kita untuk hidup dalam rencanaNya yang luar biasa. Abraham Lincoln lahir pada tahun 1809 di sebuah pondok dari kayu yang primitif di sebuah desa yang kemudian dikenal sebagai Hardin County, Kentucky. Ayahnya adalah seorang yang buta huruf, buruh yang sering berpindah-pindah tempat, dan ibunya dalah seorang wanita rapuh yang penyakitan. Mereka dipaksa keluar dari rumah mereka ketika Lincoln berumur 7 tahun. Ibunya meninggal ketika ia berusia 9 tahun. Pada mulanya ia tergoda untuk meniti karir dalam bidang bisnis pada tahun 1831 tetapi ternyata gagal total. Setahun kemudian ia gagal mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Pada tahun yang sama ia kehilangan pekerjaan dan mendaftar di sekolah hukum tetapi tidak dapat dipertimbangkan karena tidak memenuhi syarat. Tidak lama setelah cobaan berat memalukan itu, ia memulai bisnis lain dengan menggunakan uang yang dipinjamnya dari seorang sahabat karibnya. Sebelum tahun berakhir, bisnis itu gagal. Lincoln bangkrut dan menghabiskan waktu tujuh belas tahun berikutnya untuk melunasi hutangnya. Pada tahun 1835, ia jatuh cinta berat dengan Ann Rugledge, hanya untuk mengalami patah hati ketika Ann meninggal setelah pertunangan mereka. Tahun berikutnya ia mengalami gangguan syaraf total dan menghabiskan 6 bulan berikutnya di tempat tidur. Pada tahun 1838, ia mencoba untuk menjadi juru bicara dewan legislatif negara bagian tetapi gagal. Pada tahun 1840, ia mencoba menjadi anggota dewan negara bagian yang berhak memilih, tetapi kalah. Tiga tahun kemudian ia mencalonkan diri menjadi anggota Kongres tetapi kalah. Pada tahun 1846 ia kembali mencalonkan diri sebagai anggota Kongres dan menang. Hanya dua tahun kemudian ia mencalonkan diri untuk pemilihan kembali tetapi dikalahkan. Pada tahun 1849 ia mencari pekerjaan sebagai pegawai negeri di negara bagian kampung halamannya tetapi ditolak. Pada tahun 1854 ia mencalonkan diri sebagai anggota Senat Amerika Serikat. Sekali lagi, ia gagal. Pada tahun 1956 ia mencalonkan diri dalam nominasi wakil presiden pada konvensi nasional partainya. Ia mendapatkan kurang dari seratus suara, kembali mengalami kekalahan yang memalukan. Pada tahun 1858 ia kembali ke Senat Amerika Serikat tetapi kalah lagi. Akhirnya, pada tahun 1860, Abraham Lincoln terpilih untuk menduduki jabatan Presiden Amerika Serikat. Apabila tidak mengetahui semua itu, kita akan berpikir “Oh, tentulah ia memiliki latar belakang yang luar biasa.” Tetapi kalau kita memandang sejarah hidupnya, maka kita akan menyadari bahwa masa lalunya dipenuhi dengan kegagalan dan tragedi, sakit hati dan kepiluan. Namun, Tuhan sanggup mengubahkan hidupnya secara total dan luar biasa. Tuhan sanggup melakukan hal yang sama kepada kita semua !

Penerapan Pribadi:
1. Sudahkah Anda percaya bahwa Tuhan bisa memakai hidup Anda untuk kemuliaanNya?
2. Mari libatkan diri Anda dalam pelayanan-pelayanan yang ada di dalam Jemaat lokal!


Selasa, 3 Juni 2008


Manusia Baru, Pikiran Baru
Firman Hari Ini : Roma 12:1-2

Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang harus kita lakukan dengan hidup kita setelah lahir baru? (ayat 1)
2. Apa yang harus terjadi dengan pola pikir kita setelah kita lahir baru? (ayat 2)

Pengajaran:
Setelah kita mengalami kelahiran baru di dalam Tuhan Yesus, maka kita semua menjadi manusia yang baru. Tetapi Tuhan tidak membuat kita seperti robot. Artinya, kita diberi kebebasan dalam menggunakan pikiran dan hidup kita. Kita bisa saja membiarkan pikiran-pikiran yang tidak berkenan, hal-hal yang najis serta niat-niat buruk menguasai hati kita yang pada akhirnya membawa kita jatuh ke dalam dosa. Oleh karena itu, penting sekali untuk mempunyai sikap hati bahwa setiap hari, bahkan setiap waktu, kita harus mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan. Saat kita sadar bahwa hidup kita adalah sebuah persembahan kepada Tuhan, maka kita tentu akan menjaga dan merawatnya sebaik mungkin. Kita tentu tidak ingin memberi yang jelek atau asal-asalan kepada Tuhan yang sangat mengasihi kita dan yang telah memberikan yang terbaik kepada kita. Pola berpikir seperti itu bisa kita capai bila kita selalu memperbaharui pikiran kita dengan Firman Tuhan. Bila kita membiarkan firman memperbaharui pikiran kita, maka kita akan memiliki pikiran Kristus. Pikiran kita tidak lagi dipenuhi oleh ambisi-ambisi pribadi yang dapat membawa kita pada kejatuhan dan dosa, sebaliknya dipenuhi oleh pikiran untuk melakukan apa yang Tuhan mau di dalam hidup kita. Tuhan telah memberikan Roh Kudus untuk menolong kita dan mengajar kita, sehingga kita tidak perlu melakukannya dengan usaha kita sendiri. Yang perlu kita lakukan adalah menyediakan lebih banyak waktu untuk mempelajari Firman Tuhan dan berdoa di dalam Roh sehingga pikiran kita penuh dengan Firman Tuhan dan hidup kita dikuasai oleh Roh Kudus.

Penerapan Pribadi:
1. Sudahkah setiap hari Anda menyediakan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan lewat doa dan FirmanNya?
2. Mari renungkan Filipi 4:8.


Rabu, 4 Juni 2008



Bersaksi Dengan Berani
Firman Hari Ini : Kisah Para Rasul 9:19b-31

Pertanyaan Perenungan:
1. Bagaimanakah sikap Paulus setelah dia bertobat? (ayat 27 & 28)
2. Apa risiko yang dia hadapi? (ayat 29)

Pengajaran:
Setelah berjumpa dengan Tuhan Yesus, hidup Paulus berubah total. Dulunya dia membinasakan orang-orang Kristen, tetapi setelah bertobat, Paulus dipenuhi dengan kasih Tuhan, sehingga ia menyebarluaskan nama Yesus dengan sangat berani. Seringkali kita setelah lama menjadi orang percaya, kehilangan keberanian untuk menceritakan tentang Yesus kepada orang yang membutuhkan. Hal ini terjadi karena kita telah terbiasa hidup dalam zona nyaman, sehingga kita takut akan adanya goncangan terhadap rasa nyaman kita, misalnya ditolak, dimusuhi atau dijauhi oleh orang di sekitar kita. Malahan banyak orang Kristen yang bukan saja tidak berani bersaksi, tetapi juga tidak berani untuk hidup benar / hidup lurus sesuai Firman Tuhan Mereka merasa sungkan atau kikuk. Apakah Anda termasuk Kristen yang demikian? Kita harus terus minta Roh Kudus untuk memperbaharui kasih yang mula-mula dalam hidup kita, sehingga kita dipenuhi dengan sukacita yang meluap-luap yang menyebabkan kita bersemangat untuk bersaksi tentang Yesus kepada orang yang membutuhkan. Begitu banyak orang yang hidup dalam kegelapan, masalah dan frustasi akan kehidupannya. Mereka sedang menanti anak Tuhan yang mau mengajak mereka kepada Tuhan Yesus supaya mereka pun mengalami pemulihan.

Penerapan Pribadi:
1. Apakah Anda masih mempunyai kerinduan dan keberanian untuk bersaksi tentang Tuhan Yesus kepada sesama atau sahabat-sahabat Anda yang membutuhkan?
2. Mari renungkan Matius 5:16. Ambillah tindakan untuk bersaksi tentang Yesus dengan menceritakan pengalaman pribadi Anda sendiri kepada mereka.


Kamis, 5 Juni 2008


Bersukacita Senantiasa
Firman Hari Ini : Kisah Para Rasul 16:19-40

Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang terjadi pada Paulus dan Silas di Filipi? (ayat 22-23)
2. Bagaimana respon Paulus? (ayat 25)
3. Apa dampaknya? (ayat 26 + 33b)

Pengajaran:
Sangatlah mudah untuk bergembira bila semua berjalan dengan baik dan menyenangkan. Kita bisa dengan mudah berkata “Tuhan baik”, “Puji Tuhan”, dan sebagainya. Tetapi saat kita berada di dalam kesulitan dan tantangan, kita cenderung untuk bersungut-sungut dan bahkan kita kadang menyalahkan Tuhan untuk keadaan-keadaan yang menekan atau menyesakkan hidup kita. Paulus dan Silas baru saja melakukan pelayanan yaitu mengusir roh jahat keluar dari salah seorang hamba perempuan yang punya roh tenung, namun bukannya hal yang baik yang mereka alami tetapi justru mereka harus disiksa dan dimasukkan penjara. Paulus dan Silas bisa saja memilih untuk berespon negatif, seperti bersungut-sungut, mengasihani diri atau marah kepada Tuhan karena setelah mereka melakukan kehendak Tuhan, justru mengalami kesulitan besar. Tetapi Paulus dan Silas memilih untuk bersukacita dan mereka mewujudkan sukacita itu dengan memuji dan menyembah Tuhan dengan suara nyaring. Sukacita bukanlah suatu akibat, tetapi merupakan suatu pilihan yang harus kita ambil saat keadaan tidak menyenangkan kita. Sukacita merupakan salah satu buah Roh Kudus artinya sesuatu yang dihasilkan bila hidup kita akrab dan dipimpin oleh Roh Kudus. Saat kita memilih untuk bersukacita walaupun keadaan tidak mendukung, maka ada kuasa yang mengalir yang membawa kita kepada pembebasan. Saat kita bersukacita berarti kita sedang membiarkan Tuhan bekerja dengan dahsyatnya lewat Roh Kudus yang ada di dalam hidup kita. Oleh karena itu, apapun situasi yang Anda hadapi, pilihlah untuk bersukacita di dalam Tuhan.

Penerapan Pribadi:
1. Sudahkah Anda memilih untuk bersukacita senantiasa?
2. Mari renungkan Nehemia 8:11 dan Filipi 4:4.


Jumat, 6 Juni 2008



Menyenangkan Tuhan atau Manusia ?
Firman Hari Ini : Galatia 1:10-24

Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang Paulus lakukan waktu dia mendapat panggilan dari Tuhan? (ayat 16 b-17)
2. Bagaimanakah sikap Paulus sebagai hamba Kristus? (ayat 10 b)

Pengajaran:
Sebelum bertobat, Paulus hidup untuk menyenangkan ahli-ahli Taurat dan pembesar Yahudi dengan menganiaya pengikut Kristus dan berusaha untuk membinasakan mereka. Dia berusaha mencapai suatu prestasi dan penghormatan dari manusia dengan melakukan perintah mereka walaupun itu sangat bertentangan dengan kehendak Tuhan. Tetapi setelah dia berjumpa dengan Tuhan Yesus, Paulus tidak minta pertimbangan siapapun dan langsung mengambil sikap untuk hidup bagi Kristus secara radikal, bahkan dalam ayat 10b Paulus mengatakan “Sekiranya aku masih mau berkenan kepada manusia, maka aku bukan hamba Kristus.” Seringkali kita sebagai orang percaya yang sudah lahir baru, masih tergoda untuk hidup menyenangkan manusia karena kita takut tertolak. Akibatnya, kita mempunyai sikap hidup yang toleran terhadap dosa dan tidak berani untuk bersikap tegas terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Seringkali kita takut kehilangan teman, takut dianggap sok suci karena kita hidup radikal bagi Tuhan Yesus. Marilah hari ini kita belajar dari Paulus untuk hidup hanya untuk menyenangkan Tuhan dan sama sekali tidak menunjukkan toleransi terhadap dosa atau hal-hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan.

Penerapan Pribadi:
1. Dalam hal-hal apa Anda masih sering kompromi dengan dunia karena takut ditolak?
2. Mari renungkan Galatia 1:10 b. Tuliskanlah hal-hal yang Tuhan katakan kepada Anda.


Sabtu, 7 Juni 2008


Bekerja Dengan Rajin
Firman Hari Ini : 2 Tesalonika 3: 1-14

Pertanyaan Perenungan:
1. Bagaimana kehidupan Paulus sehari-hari? (ayat 7-8)
2. Ada 2 tujuan mengapa Paulus hidup seperti itu. Temukanlah di ayat 8b+9
3. Apa peringatan Paulus kepada orang-orang yang tidak mau bekerja? (ayat 10)

Pengajaran:
Melalui firman hari ini, terungkap jelas bahwa Paulus adalah orang yang rajin bekerja. Sebetulnya dia berhak untuk tidak bekerja karena dia adalah rasul, tetapi Paulus ingin memberi teladan bahwa tiap orang harus bekerja dengan rajin dan penuh sukacita. Pekerjaan bukanlah sesuatu yang duniawi sehingga kita dengan terpaksa melakukannya. Sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan telah memerintahkan Adam untuk bekerja. Jadi pekerjaan haruslah merupakan bagian dari ibadah kita kepada Tuhan. Kita harus melakukan pekerjaan kita, bahkan segala sesuatu, dengan sebaik mungkin seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (bacalah Kolose 3:23-24). Motivasi kita dalam bekerja bukanlah untuk menyenangkan bos atau supaya kita mendapatkan promosi atau gaji yang lebih besar, tetapi supaya Tuhan disenangkan dan dimuliakan lewat pekerjaan kita. Selain itu, supaya banyak orang diberkati lewat pekerjaan kita. Bagi Anda yang masih sekolah atau yang bekerja di rumah sebagai ibu rumah tangga, maka Anda haruslah mempunyai pola pikir bahwa apa saja yang Anda kerjakan, Anda harus mengerjakannya dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Sekali lagi, saya ingin menandaskan bahwa kita harus melakukan segala sesuatu dengan cara terbaik yang kita mampu lakukan, dengan satu tujuan yaitu supaya Tuhan Yesus dimuliakan dan banyak orang diberkati lewat apa yang kita kerjakan.

Penerapan Pribadi:
1. Apakah hari-hari ini Anda merasa jenuh dengan pekerjaan Anda? Mari saling menguatkan dalam komsel.
2. Mari hafalkan dan renungkan Kolose 3:23-24. Catatlah apa yang Tuhan katakan pada Anda!


Minggu, 8 Juni 2008


Hidup Yang Dibagikan
Firman Hari Ini : 1Tesalonika 2: 1-12

Pertanyaan Perenungan:
1. Bagaimanakah sikap Paulus terhadap jiwa-jiwa yang dia bina? (ayat 7)
2. Apa yang Paulus berikan kepada jiwa-jiwa yang dia muridkan/bina? (ayat 8)

Pengajaran:
Dalam menghadapi kehidupan di jaman yang serba sulit dan penuh tantangan ini, kebanyakan orang hidup dengan berfokus pada diri sendiri dan memikirkan apa yang bisa dicapai supaya bisa bertahan hidup dalam kondisi yang sulit. Tak terkecuali, banyak anak Tuhan yang berperilaku sama seperti mereka, yaitu hidup untuk dirinya sendiri. Padahal saat kita hidup hanya berfokus pada diri sendiri, maka hidup kita menjadi sangat berat dan masalah yang kita hadapi justru seakan tidak kunjung selesai. Paulus mengajarkan dan memberi teladan bahwa di tengah perjuangan dan pergumulannya yang sangat berat dalam pekerjaan dan pelayanannya, dia tetap hidup berfokus pada jiwa-jiwa. Paulus mengajarkan bahwa kita harus membagikan hidup kita pada orang-orang yang kita bina, artinya kita mau mencurahkan tenaga, pemikiran, waktu bahkan uang kita untuk orang-orang yang kita bina. Membina jiwa bukanlah sesuatu yang sangat sulit, sehingga hanya bisa dilakukan oleh orang-orang Kristen yang telah dewasa rohani saja. Membina jiwa bisa dilakukan oleh setiap anak Tuhan. Bahkan, membina jiwa harus dilakukan oleh setiap anak Tuhan. Tugas kita adalah membagikan hidup kepada orang-orang yang membutuhkan, dengan cara mendoakan mereka dan membawa mereka untuk lebih mengalami Tuhan seperti yang sudah kita alami. Saat kita hidup tidak berfokus pada diri sendiri, maka kesulitan hidup kita akan terlihat lebih mudah bahkan Tuhan sendiri yang akan turun tangan untuk menolong kita menghadapi masalah-masalah kita (renungkanlah Yesaya 58:6-8). Marilah kita hidup tidak berfokus pada diri sendiri, tetapi berfokus pada Tuhan dan jiwa-jiwa, karena itulah yang Tuhan rindukan.

Penerapan Pribadi:
1. Sudahkah Anda membimbing / membina orang lain untuk bertumbuh menjadi semakin dewasa rohani ? Marilah terlibat dalam komsel!
2. Mari renungkan dan hafalkan 2 Korintus 5:15. Catatlah hal-hal yang Roh Kudus ungkapkan kepada Anda pribadi.

No comments: