Saturday, May 10, 2008

Hubungan adalah Intisari Kehidupan

FOKUS KITA - 11 Mei 2008

Matius 5:23–24 berkata: “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”

Melalui ayat firman tersebut di atas, kita dapat mengetahui bahwa Allah berkenan dengan persembahan yang kita berikan, jika kita tidak memiliki ganjalan dengan orang lain. Hal ini membuktikan bahwa Allah sangat menghargai hubungan dan Ia benci jika kita merusak hubungan. Allah benci akan adanya perseteruan, bahkan ini merupakan kekejian bagi Allah.

Bukti jika Allah sangat menghargai hubungan adalah adanya Tritunggal yang menyatakan bahwa hubungan antara Bapa. Yesus dan Roh Kudus begitu dekat dan sangat harmonis. Hubungan yang Allah inginkan adalah hubungan yang sangat pribadi. Oleh karena itu, Allah ingin kita juga dapat membangun hubungan yang sangat intim dan bersifat pribadi dengan Dia maupun sesama. Bagi Allah, hubungan itu di atas segalanya, bahkan Allah tidak tertarik dengan persembahan yang kita berikan berapa pun banyaknya, jika hubungan kita tidak baik dengan sesama.

Sebagai orang Kristen, kita harus membangun hubungan yang intim dengan Tuhan, karena jika kita memiliki keintiman dengan Tuhan, dapat dipastikan kita juga dapat membangun hubungan yang baik dengan sesama. Hubungan menjadi kuat tatkala didasari dengan kasih. Seperti yang ditulis dalam Kidung Agung 8:6 yang mengatakan bahwa cinta itu kuat seperti maut. Jika hubungan yang kita bangun didasari dengan kasih, maka tidak ada yang dapat memisahkan hubungan itu. Konflik dalam suatu hubungan bisa saja terjadi, tetapi kasih sanggup memulihkan hubungan tersebut. Jangan pernah memiliki motivasi yang salah dalam membangun hubungan, karena hubungan yang dibangun atas dasar motivasi yang salah sifatnya tidak langgeng, mengecewakan dan membuahkan kehancuran.

Dengan sesama kita harus membangun hubungan yang baik, karena hubungan yang baik membuat kehidupan sangat indah. Hubungan yang baik artinya hubungan yang dalam, bersifat transparan atau ada keterbukaan, sehingga iblis tidak memiliki kesempatan untuk memecah belah kita.

Kita harus bersyukur karena hidup di dalam gereja yang memiliki komunitas (komsel) yang sehat, tempat di mana kita dapat saling membangun, memperhatikan, terbuka, dan saling mendoakan. Dengan demikian, kita memiliki gaya hidup yang tidak berfokus kepada diri sendiri, melainkan terbiasa untuk memperhatikan orang–orang yang ada di sekitar kita.

Sebagai individu, kita tidak akan pernah dapat hidup sendiri. Kita senantiasa membutuhkan orang lain, karena itu kita perlu membangun hubungan yang dekat dengan orang lain. Jangan pernah merasa risih jika ada orang yang memperhatikan kita, sebaliknya kita harus bersyukur manakala ada orang yang memperhatikan diri kita. Mulailah mempraktekkan untuk membangun hubungan yang dekat dengan orang lain dan saling memperhatikan, seperti yang telah Yesus lakukan bersama murid-muridNya. Yesus tidak pernah berfokus pada diri sendiri, Ia tidak pernah merasa pahit ketika Yudas mengkhianatiNya, dan Ia tidak pernah merasa rugi ketika harus membagikan hidupNya kepada para muridNya. Ia tidak pernah juga merasa letih karena harus memberikan waktunya untuk melayani para muridNya.

Bagi saya secara pribadi hubungan itu di atas segalanya, karena dengan memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, saya akan memiliki banyak teman yang siap untuk menolong saya pada saat saya memerlukan pertolongan. Saya tidak merasa berjuang sendiri dalam kehidupan ini, karena ada teman-teman yang senantiasa setia menemani saya. Saya merasa hidup ini sangat berarti, karena saya pun dapat membagikan hidup saya kepada teman-teman yang membutuhkan keberadaan saya. Sungguh luar biasa pentingnya hubungan dalam kehidupan kita, karena itu jangan pernah membiarkan iblis merusak hubungan kita dengan orang lain.(lb)

Tips Membangun Hubungan yang Sehat dan Berkualitas:

1. Miliki dasar KASIH sejati (1 Korintus 13:4-8).
2. Hidup dalam KETERBUKAAN dan KEJUJURAN.
3. Segera BERESKAN dan BERDAMAI jika terjadi konflik, supaya tidak menimbulkan akar pahit yang dapat merusak persatuan.
4. Miliki hati yang mau MEMBERI dan MELAYANI.
5. Belajar untuk selalu berpikir positif dan melihat hal-hal yang baik dari diri orang lain serta mengucapkan kata-kata yang membangun, bukan menghancurkan.

No comments: