Saturday, May 10, 2008

Menjalani Kehidupan yang Seimbang

PRESBITORIAL - 11 Mei 2008

Suatu ketika saya dikejutkan oleh kedatangan salah seorang teman komsel ke rumah saya. Dia datang dengan putus asa dan bingung akan dirinya. Mengingat karakternya yang ceria, penuh semangat dan selalu memeriahkan suasana dengan kehadirannya, aneh rasanya mendengar dia berkata bahwa dirinya merasa hampa, segan hidup, namun tak mau mati. Apalagi, sempat terpikir olehnya untuk bunuh diri. Saya bertanya-tanya, apa yang salah dengan dirinya? Dia anak yang cukup berprestasi dalam studinya, ia sangat menyukai bidang pekerjaannya dan ia memiliki banyak teman yang menyenangkan. Beberapa lama kemudian ketika mendengarkan dia bercerita panjang lebar tentang kehidupannya, Roh Kudus memberi tahu saya bahwa penyebab kehampaan yang dialami teman saya ini adalah ke-tidak seimbang-annya dalam menjalani hidup. Ketika saya konfirmasikan pesan Roh Kudus tersebut kepadanya, teman saya mengiyakan hal itu. Dia terlalu asyik memikirkan, merencanakan dan menjalani kehidupannya sendiri, tetapi kurang membagi hidup dengan orang lain. Kalaupun dia terlibat atau berhubungan dengan orang lain, ujung-ujungnya adalah karena hal tersebut berhubungan dengan kepentingannya.

Tidak salah jika kita memikirkan, merencanakan dan menjalani kehidupan kita begitu rupa. Namun, jika hanya berkutat dengan masalah kehidupan kita sendiri tanpa mau membagi hidup, menolong dan melayani orang lain, pada suatu ketika kita akan mengalami kejenuhan dan kehampaan dalam hidup, bahkan sekalipun kita memiliki Yesus dalam hidup kita. Mengapa demikian? Sebab, kekristenan bukan berbicara mengenai religion (agama), melainkan relationship (hubungan). Dan, hubungan dalam kekristenan berbicara tentang keseimbangan hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Kita menjalin hubungan yang intim dengan Tuhan, mengalami kasih dan kuasaNya, pada akhirnya adalah supaya kita membagikan kasih dan kuasa yang kita terima kepada orang lain yang membutuhkan. Keseimbangan ini akan membuat hidup kita menjadi menggairahkan dan penuh sukacita.


Yulia Windyasari
Pemimpin Redaksi

No comments: