Kunjungan kepada Para Pahlawan
Minggu, 26 Agustus 2007 adalah hari yang istimewa bagi jemaat Youth, Krispen. Khususnya komsel kami. Sebab, seusai ibadah raya Youth, kami (tiap-tiap komsel Youth) belajar memberkati bangsa. Komsel kami (Samuel) dan komsel Diah bergabung menjadi satu tim (terdiri dari 5 pria dan 7 wanita) melakukan kunjungan ke satu instansi pemerintah yang jarang sekali dikunjungi. Kami berharap mereka terberkati dan menerima kami dengan sukacita. Tim kami rindu supaya bangsa ini diberkati, khususnya orang yang akan kami kunjungi. Setelah mengatur transportasi yang akan kami gunakan, dibawah panas terik pada pukul 13.30, kami berangkati ke tempat para pahlawan berkumpul. Tim kami berkunjung ke PMK (Pemadam Kebakaran) Pasar Turi, Surabaya. Ketika kami datang, ternyata bapak-bapak yang sedang bertugas menyambut kami dengan hangat. Mereka sempat terkejut karena sangat jarang ada kunjungan ke tempat mereka.
Di sana, banyak cerita suka dan duka mereka selama melakukan tugas yang membuat kami menyadari bahwa tugas mereka sangat tidak mudah. Salah satu bapak berkata: “Sukacita kami meluap ketika hari pembagian gaji dan hanya itu saja.” Katanya disambut tawa rekan-rekannya. Duka mereka ternyata banyak sekali. “Kami sering mendapat telpon dari orang-orang yang iseng dan hanya sekedar ingin mengganggu kami. Selain itu banyak isu-isu yang melecehkan mereka seperti jika memanggil PMK, harus ada tarif yang dibayar. Padahal hal itu tidak pernah terjadi. Sebaliknya, pekerjaan kami selalu mempertaruhkan nyawa, sebab selain menghadapi api yang sangat panas, setiap kali bertugas minimal kami sudah menghirup racun asap yang dapat merusak sel-sel tubuh.” Salah seorang bapak yang lain berkata, “Sering berada di dekat kobaran api mungkin membuat kami terbiasa. Tetapi, dari sekian banyak kasus kebakaran sepanjang saya bekerja, saya sangat takut ketika bertugas memadamkan kebakaran kapal tanker minyak beberapa tahun lalu. Sebab, kami menyemprot air dari bawah ke atas tanker yang ada di hadapan kami. Saya takut sekali kalau tiba-tiba tanker tersebut meledak. Saya jadi ingat keluarga di rumah.”
Kita patut berterima kasih kepada mereka yang jarang mendapatkan apresiasi dari masayarakat, tetapi pekerjaan mereka selalu bersifat menyelamatkan masyarakat dan mempertaruhkan nyawa setiap bekerja. Segala kenyamanan telah mereka berikan demi masyarakat Surabaya. Kunjungan yang berlangsung selama 45 menit kami akhiri dengan berdoa bersama. Kami mendoakan mereka supaya Allah memberikan kekuatan, kesabaran dan keselamatan dalam bekerja. Sebagai salah satu bentuk ucapan terima kasih kami atas jasa-jasa mereka, kami berikan beberapa paket bingkisan. Itu adalah sebuah kunjungan yang sulit dihapuskan dalam ingatan kami. Kami sepakat akan terus melakukan aksi berkati bangsa. (Bayu, Komsel Samuel)
No comments:
Post a Comment