Tuesday, September 4, 2007

FOKUS KITA

SETIA MEMEGANG PERJANJIAN

Jika Allah berjanji, Dia pasti menggenapi tepat pada waktuNya. Hanya saja, kadang kita tidak dapat mengalami janji Allah digenapi karena kita menyerah dalam ujian iman yang Allah ijinkan terjadi ditengah perjalanan penggenapan janji Allah. Ya, ujian iman dan penggenapan janji adalah dua hal yang berhubungan.

Pertama, ujian iman memurnikan kita sehingga siap menerima janjiNya. Allah ingin setiap kita siap menerima janjiNya, sebab Dia memiliki tujuan yang besar ketika Dia memberkati kita, yaitu agar kita menjadi berkat untuk orang lain (diberkati untuk memberkati). Orang yang tidak siap, berpotensi menyalahgunakan/menyia-nyiakan berkat Allah sehingga nama Allah bukannya ditinggikan, sebaliknya, direndahkan oleh sikap kita. Sangat mudah bagi Allah untuk menggenapi janjiNya sekarang juga, tetapi Allah sangat menyukai proses. Dia tidak hanya ingin memberkati kita, tetapi juga ingin menyatakan kemuliaanNya dalam dan melalui hidup kita. Dalam ujian/latihan iman, karakter, pikiran, perasaan, kehendak, pengharapan dan kasih kita diprosesNya semakin serupa Dia. Jika kita menang, kita akan benar-benar mengalami secara pribadi janjiNya dan nama Allah dimuliakan melalui hidup kita. Orang yang siap menerima janji Allah adalah orang yang tahu benar tujuan Allah memberkatinya dan mau melakukan bagiannya dalam tujuan Allah tersebut ketika ia menerima penggenapan janjiNya. Sepanjang kita belum siap, Allah akan terus memproses kita. Bukan untuk mengulur-ulur waktu atau menyakiti kita, tetapi Ia sungguh mengasihi kita sehingga tidak ingin kita menjadi hancur atau binasa karena berkat yang kita terima sebelum waktunya.

Kedua, ujian iman menguji kesetiaan kita kepada Allah. Seberapa kuat iman dan percaya kita akan Dia, sang sumber berkat, yang memberi dan pasti akan menggenapi janjiNya. Banyak dari kita menginginkan berkat, tetapi menolak sang pemberi berkat. Akibatnya, ketika menerima berkat, kita justru menjadi sombong dan tidak setia padaNya. Allah sangat memahami kecenderungan manusia yang “mudah lupa diri” ketika keadaan terlihat lancar menyenangkan. Allah juga memahami kecenderungan manusia yang gampang menyalahkanNya ketika keadaan tidak berjalan sesuai yang diinginkan dan menjadi gelap mata melakukan segala cara, melakukan pemberontakan serta mendahului waktu & kedaulatan Allah demi mengejar “berkat”. Karena itu, tak jarang saat kita menerima janji Allah, Dia ijinkan kita memasuki situasi-situasi yang semakin sulit, kita semakin banyak mengalami kehilangan. Di sinilah kesetiaan kita kita diuji. Allah ingin kita mencari & menginginkan hanya Dia. Saat kita setia beriman kepadaNya di masa sulit, ketika Allah menggenapi janjiNya, kita tetap setia padaNya, karena kita tahu Dia sumber berkat kita dan ada tujuan di dalam penggenapan janjiNya dimana kita memiliki bagian untuk menggenapi tujuan itu.

Apa yang harus kita lakukan untuk dapat tetap setia ketika berada di masa sukar?

1. Hidup dalam perjanjian Allah
Musuh iman adalah situasi sekitar kita. Saat kita menerima janji firman Allah, kita menerima dengan iman yang teguh, bukan dengan perasaan kita yang mudah berubah oleh sikon. Cara kita hidup (berpikir, bersikap, berkata-kata dan bertindak ) harus sesuai dengan janji firmanNya. Jika pikiran dan sikap kita selalu berubah-ubah dipenuhi keraguan, jika kata-kata kita selalu bernada pesimis dan negatif, jika tindakan kita selalu berontak terhadap firman & cara Allah serta mencari jalan sendiri, akan sulit bagi kita untuk mengalami penggenapan janjiNya (Yak. 1:6-8). Ketaatan adalah cara untuk membuat janji Firman Allah menjadi nyata di dalam hidup kita karena ketaataan adalah bentuk tertinggi dari iman. Karena itu, pikirkan firman, katakan firman, dan lakukan firman. Jangan biarkan keraguan akan kuasa Allah menyelinap di hati kita.

2. Bertekun dalam perjanjian Allah.
Bagi Allah tidak ada yang mustahil (Luk 1:37). Karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk melepaskan iman dan percaya kita padaNya. Janji Tuhan jarang datang lebih cepat, tetapi tidak pernah terlambat. Yang pasti, Allah memberikan kepada kita kasih karuniaNya sehingga kita mampu bertekun dalam menanti janjiNya. Sambil menanti penggenapan janji Allah, kita perlu menjaga sikap hati kita tetap benar di hadapanNya, tetap berharap padaNya dan tekun melakukan segala tugas dan tanggung jawab yang Allah percayakan pada kita. Sebab, sesudah tekun melakukan kehendak Allah, kita akan memperoleh yang dijanjikanNya (Ibr 10:35-36). Karena itu, teguhkan dan tabahkan hati apapun yang terjadi, sebab sedikit waktu lagi, Allah akan menggenapi janjiNya.

Apakah kesetiaan kita dalam memegang perjanjian Allah sedang diuji lewat masa sulit saat ini? Ingat saja rumus 4T yang Penatua Hanna Ongkosoetrisno ajarkan :

TEKUN + TAAT + TABAH = TANDA HERAN
(mr)

No comments: