Excellent Servant Camp (ESC)
ESC! Excellent Servant History Maker!!! Demikian bunyi salah satu slogan yang sering dideklarasikan selama pelaksanaan ESC (Excellent Servant Camp) pada hari Jumat-Minggu, 10-12 Agustus 2007 lalu, bertempat di Griya Shakinah, Pandaan. ESC adalah sebuah kamp pelatihan yang diadakan oleh Departemen Pengajaran KrisPen bagi para pekerja KrisPen. Bekerja sama dengan departemen Edukasi Abbalove Ministries, Jakarta, untuk pertama kalinya ESC diadakan bagi seluruh PJ, PA & PKS KrisPen seluruh kelompok usia. Adapun ESC merupakan rangkaian dari SPK Pengabdi (kelas pemuridan modul pelayan) yang akan diadakan pada tanggal 11-14 September 2007 mendatang. “Tujuan diadakannya kamp ini adalah mempersiapkan dan melatih para pekerja untuk memiliki pangertian dan nilai-nilai yang benar tentang pelayanan tubuh Kristus sesuai standar firman Tuhan, sehingga pada akhirnya pekerja dapat berfungsi maksimal dalam melayani jiwa-jiwa.” Demikian penjelasan Lois Rubino, selaku koordinator departemen Pengajaran KrisPen.
Sejak awal acara (yang didahului dengan pra-kamp pada tanggal 8 Agustus 2007), tim pelaksana menanamkan nilai-nilai kebersamaan, kedisiplinan dalam waktu dan sikap, dengar-dengaran serta tunduk kepada setiap instruksi yang diberikan. Dibuktikan bahwa baik tim/panitia pelaksana dan peserta berangkat dan pulang bersama-sama dengan transportasi yang sama.
Para peserta sangat antusias mengikuti setiap sesi yang disampaikan. Melalui sesi pertama dan kedua (Prinsip Dasar Kehidupan dan Gambar Diri) yang disampaikan oleh Bapak Edi Margono, Tuhan melawat dan memulihkan para peserta secara luar biasa. Pada sesi Dialog dengan Tuhan, kembali peserta diajarkan untuk mengutamakan Persekutuan dengan Tuhan di atas segalanya sebab walaupun pelayanan kita hebat di mata manusia, tetapi tanpa persekutuan dengan Allah, maka pelayanan tersebut tidak ada artinya dan tanpa kuasa. Melalui sesi Hati Nurani yang Murni, Sejarah & Nilai-nilai Pelayanan, Penyerahan Hak serta Otoritas yang disampaikan oleh Bapak Basuki Prayitno, peserta sangat banyak mengalami terobosan dan pembaharuan paradigma yang luar biasa tentang arti pelayanan yang sejati serta pemulihan hubungan dengan sesama rekan pelayanan. Pada sesi terakhir tentang Panggilan Ilahi, Sdri. Julistiaty Siburian menyampaikan bahwa di manapun kita berada, melalui profesi dan fungsi kita Tuhan memanggil kita untuk memberikan dampak.
Selain sesi-sesi yang padat dan berbobot, tim pelaksana juga menanamkan nilai-nilai pelayanan melalui simulasi-simulasi yang menarik dan penuh makna kepada para peserta. Dan sepanjang kegiatan camp nilai-nilai kesepakatan, kerjasama, keberanian, integritas, pengorbanan dan persatuan juga sangat ditekankan. Tidak lupa acara olah raga pagi diadakan untuk mengingatkan peserta tentang perlunya memperhatikan kesehatan jasmani. Untuk meramaikan acara, peserta yang dibagi dalam beberapa regu SATGAS (Satuan Tugas) juga diminta untuk membuat yel-yel yang memuat nilai-nilai pelayanan kreatif sekaligus menarik.
Karena ESC bukan acara retreat biasa, melainkan kamp pelatihan, maka para peserta tidak hanya diajar dan dipulihkan saja, tetapi juga dituntut untuk menerapkan secara aktif dan langsung nilai-nilai yang telah diajarkan di setiap sesi bahkan selama kamp berlangsung. Jadi, hak-hak pribadi para peserta seperti egois, hidup nyaman telah dicabut selama kamp berjalan.
Sejak awal acara (yang didahului dengan pra-kamp pada tanggal 8 Agustus 2007), tim pelaksana menanamkan nilai-nilai kebersamaan, kedisiplinan dalam waktu dan sikap, dengar-dengaran serta tunduk kepada setiap instruksi yang diberikan. Dibuktikan bahwa baik tim/panitia pelaksana dan peserta berangkat dan pulang bersama-sama dengan transportasi yang sama.
Para peserta sangat antusias mengikuti setiap sesi yang disampaikan. Melalui sesi pertama dan kedua (Prinsip Dasar Kehidupan dan Gambar Diri) yang disampaikan oleh Bapak Edi Margono, Tuhan melawat dan memulihkan para peserta secara luar biasa. Pada sesi Dialog dengan Tuhan, kembali peserta diajarkan untuk mengutamakan Persekutuan dengan Tuhan di atas segalanya sebab walaupun pelayanan kita hebat di mata manusia, tetapi tanpa persekutuan dengan Allah, maka pelayanan tersebut tidak ada artinya dan tanpa kuasa. Melalui sesi Hati Nurani yang Murni, Sejarah & Nilai-nilai Pelayanan, Penyerahan Hak serta Otoritas yang disampaikan oleh Bapak Basuki Prayitno, peserta sangat banyak mengalami terobosan dan pembaharuan paradigma yang luar biasa tentang arti pelayanan yang sejati serta pemulihan hubungan dengan sesama rekan pelayanan. Pada sesi terakhir tentang Panggilan Ilahi, Sdri. Julistiaty Siburian menyampaikan bahwa di manapun kita berada, melalui profesi dan fungsi kita Tuhan memanggil kita untuk memberikan dampak.
Selain sesi-sesi yang padat dan berbobot, tim pelaksana juga menanamkan nilai-nilai pelayanan melalui simulasi-simulasi yang menarik dan penuh makna kepada para peserta. Dan sepanjang kegiatan camp nilai-nilai kesepakatan, kerjasama, keberanian, integritas, pengorbanan dan persatuan juga sangat ditekankan. Tidak lupa acara olah raga pagi diadakan untuk mengingatkan peserta tentang perlunya memperhatikan kesehatan jasmani. Untuk meramaikan acara, peserta yang dibagi dalam beberapa regu SATGAS (Satuan Tugas) juga diminta untuk membuat yel-yel yang memuat nilai-nilai pelayanan kreatif sekaligus menarik.
Karena ESC bukan acara retreat biasa, melainkan kamp pelatihan, maka para peserta tidak hanya diajar dan dipulihkan saja, tetapi juga dituntut untuk menerapkan secara aktif dan langsung nilai-nilai yang telah diajarkan di setiap sesi bahkan selama kamp berlangsung. Jadi, hak-hak pribadi para peserta seperti egois, hidup nyaman telah dicabut selama kamp berjalan.
Menutup ESC, Sdri. Julistiaty Siburian yang juga selaku penanggung jawab keseluruhan acara menjelaskan tujuan dan maksud seluruh rangkaian acara yang mungkin di awal acara membuat peserta bertanya-tanya maksudnya. Dijelaskannya bahwa tujuan akhir ESC adalah lahirnya pelayan yang unggul yang mencetak sejarah (excellent servant history maker). Tak lupa, diadakan upacara bendera bersama-sama. Upacara bendera diadakan untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta bangsa. Setiap peserta disadarkan bahwa mereka ada di bangsa Indonesia bukan karena kebetulan, tetapi ada tujuan tertentu yaitu menjadi berkat dan memuliakan Tuhan untuk Indonesia.(you)
No comments:
Post a Comment