Tuesday, September 4, 2007

FOKUS KITA

Vertikal & Horizontal yang Sama Pentingnya

Ibadah sejati yang dikehendaki Allah adalah persembahan hidup kita secara pribadi. Roma 12:1 berkata, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Inti ayat ini adalah penyerahan diri kita kepada Allah. Penyerahan diri kita kepada secara total kepada Allah ternyata sangat dihargaiNya. Yang terutama Allah inginkan bukan talenta, uang, harta-benda, serta apa yang kita miliki, tetapi hidup kita yang dipersembahkan terlebih dahulu. Pertanyaannya adalah Sudahkah kita memberikan hidup seutuhnya kepada Allah? Bagaimana dengan janji kita ketika pertama kali menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi ini, “Tuhan Yesus…(mungkin dengan sedikit tangisan & sikap tubuh bersujud), ampuni semua dosaku. Aku percaya Engkau mati untuk dosa-dosaku dan saat ini aku menyerahkan hidupku untuk Engkau pimpin.” Apakah kita telah ingkar janji kepada Allah? Mungkin kita sendiri sudah lupa kapan terima Tuhan Yesus, apalagi kata-kata yang diucapkan saat itu.

Mari belajar ibadah yang sejati dari salib Kristus. Bayangkan kita sedang berdiri di hadapan salib Yesus 2000 tahun yang lalu. Bayangkan Yesus yang sedang tergantung di di sana.

Perhatikan tubuh Yesus yang sedang tergantung di salib. Bukankah itu salah satu bentuk penyerahan diri yang sangat luar biasa? (Yesus bisa saja memilih untuk lari dan meninggalkan para prajurit yang sedang mencariNya di Getsemani). Penyerahan Yesus di sini bukan berarti kekalahan, tetapi bentuk penyerahan dengan maksud dan tujuan tertentu. Setelah beberapa jam bergumul, Yesus mengatakan kepada Bapa, “Terjadilah kehendakMu, bukan kehendakKu…”. Ia menyerahkan diriNya kepada Bapa di sorga supaya kehendakNya terjadi dan manusia memperoleh keselamatan. Tanpa penyerahan Yesus di kayu salib, tidak ada keselamatan.

Kayu salib adalah gambaran yang sangat menarik. Posisi vertikal salib mengajar kita makna ibadah yang pertama, yaitu Yesus sedang menyerahkan hidupNya secara total kepada Bapa. Bukti penyerahan totalNya dapat kita lihat mulai dari kehidupan Yesus sampai kepada kematianNya. Penyerahan total bukan hanya pada waktu-waktu tertentu, tetapi sejak kita berkata, “Tuhan inilah hidupku seutuhnya, kuserahkan ke dalam tangan-Mu…,” sampai kita berkata, “Tuhan aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik”, atau sampai pada akhir hidup kita. Pandanglah lagi Yesus yang sedang tergantung di kayu salib, ia adalah buah sulung penyerahan total yang luar biasa. Jadi ibadah yang sejati adalah penyerahan total hidup kita kepada Allah untuk dipimpinNya setiap hari.

Posisi horizontal salib mengajar kita makna ibadah yang kedua. Yakobus 1:27 mengatakan: “Ibadah yang murni dan tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka dan menjaga dirinya sendir supaya tidak dicemarkan oleh dunia.” Ini berarti kita harus melakukan sesuatu untuk sesama kita. Kita harus berbuat baik, melayani, menasihati, mendukung, dan peduli terhadap mereka. Kita harus jadi berkat bagi sesama kita, di manapun kita berada. Inilah bentuk kedua ibadah yang Allah kehendaki, yaitu mengasihi dan melayani tanpa pilih-pilih. Penekanan Yakobus kepada yaitm piatu dan janda-janda memiliki maksud tertentu. Biasanya, para yatim piatu, janda, orang terlantar adalah orang yang hina, terbuang dan tidak dipedulikan. Tetapi, firman Allah justru menegaskan supaya kita tidak pandang bulu. Sudahkah kita melakukan sesuatu bagi sesama yang paling “hina” ini?

Ibadah yang sejati mencakup aspek vertikal dan horizontal. Vertikal berarti penyerahan diri secara total kepada Allah dalam bentuk perjumpaan Illahi secara pribadi, mungkin melalui saat teduh, ibadah atau doa pribadi dan yang terpenting adalah dipimpin oleh Roh Kudus setiap hari. Horizontal berarti mengasihi, melayani, berbuat baik kepada orang lain. Dua hal ini juga terkandung dalam 2 hukum terutama, kesimpulan dari Hukum Taurat, yaitu mengasihi Allah dan sesama. Dua hal ini sama pentingnya yang harus kita lakukan sebagai bentuk kasih serta ibadah kita yang sejati kepada Allah.(you)

No comments: