Setia itu Mahal!
SETIA! Sebuah kata yang mudah diucapkan, tetapi pada kenyataannya sangat sulit untuk dilakukan. Setia memiliki makna tetap, terus-menerus, tidak menyerah, tidak berhenti, konsisten. Kesetiaan tidak terjadi begitu saja. Kesetiaan adalah salah satu karakter yang Allah ingin kita miliki, dimana hal itu perlu proses dan latihan. Cara efektif untuk menguji serta melatih kesetiaan adalah melalui krisis, persoalan dan waktu.
Segala persoalan yang kita alami, Allah ijinkan terjadi bukan untuk menyakiti kita, melainkan ”memunculkan” karakter kita yang sebenarnya. Karakter kita yang sebenarnya dan respon kita terhadap masalah yang kita hadapi menarik perhatian Allah dan turut menentukan hasil akhir ujian/latihan iman kita.
Segala persoalan yang kita alami, Allah ijinkan terjadi bukan untuk menyakiti kita, melainkan ”memunculkan” karakter kita yang sebenarnya. Karakter kita yang sebenarnya dan respon kita terhadap masalah yang kita hadapi menarik perhatian Allah dan turut menentukan hasil akhir ujian/latihan iman kita.
Rut adalah salah satu teladan kesetiaan. Sekalipun mungkin tidak ada alasan yang ”menguntungkan” baginya untuk tetap setia mengikuti Naomi, mertuanya, sekalipun mungkin tidak ada janji maupun jaminan bahwa kehidupannya di masa mendatang akan lebih mudah baginya, tetapi dia rela mengkomitmenkan dirinya untuk setia mengikuti mertuanya dalam suka dan duka. Dan memang, kehidupan yang dijalaninya tidak mudah, tetapi ia tetap memegang kesetiaannya terhadap mertuanya. Itulah yang menarik perhatian Allah. Melalui Boas, Allah memberkati Rut dan memakai garis keturunannya dalam kelahiran Yesus Kristus, Juru Selamat dunia.
Kita memiliki ribuan janji Allah dalam Alkitab. Dia berkata hanya orang yang setia sampai akhirlah yang akan mengalami penggenapan janji-janji Allah dalam hidupnya. Adakah kesetiaan kita hari-hari ini sedang diuji melalui krisis yang kita hadapi? Jangan menyerah, karena akan tiba waktunya kita akan menuai janjiNya. (Yulia Windyasari/Pemimpin Redaksi)
No comments:
Post a Comment