Saturday, May 2, 2009

Sang Jerapah

INSPIRATIONAL STORY


Butuh waktu yang panjang untuk menyiapkan seekor jerapah hingga ia siap hidup mandiri di alamnya.

Saat lahir, seekor bayi jerapah harus jatuh dari kandungan induknya yang setinggi 3 meter dan biasanya mendarat pada bagian belakangnya. Dalam bebebrapa detik, ia akan berputar dan kakinya terlipat dibawah tubuhnya. Dengan posisi seperti ini, ia pertama kali melihat dunia. Kemudian, ia harus mengibaskan tubuhnya untuk membersihkan mata dan telinganya dari sisa air ketuban. Dan induk jerapah itu dengan kasar memperkenalkan anaknya kepada kehidupan hutan yang keras.

Dalam bukunya yang berisi gambaran tentang kehidupan di rimba, Garu Richmond bercerita tentang saat pertama kali seekor bayi jerapah belajar hidup di dalam rimba yang keras. Induk jerapah akan menundukkan lehernya untuk melihat bayinya. Kemudian, si induk jerapah melakukan suatu hal yang tidak dapat diterima akal sehat. Induk jerapah mengayunkan kakinya dan menendang atas tumit bayinya, supaya bayi jerapah itu berdiri. Bila si bayi belum juga berdiri, proses kekerasan ini akan terus diulangi. Selama tumit bayi jerapah masih lemah, induk jerapah akan menendangnya kembali untuk mendorong si bayi agar mencoba untuk berdiri. Akhirnya, si bayi pun dapat berdiri untuk pertama kalinya dengan kakinya yang lemah. Tidak berhenti sampai di situ, induk jerapah melakukan suatu hal yang luar biasa, yakni menendang bayinya hingga terjatuh kembali. Mengapa? Induk jerapah ingin mengajar bayinya, bagaimana ia harus bangkit kembali setelah terjatuh.

Di dalam rimba yang keras yang menjadi tempat tinggalnya, bayi jerapah harus dapat segera bangkit kembali setelah terjatuh, supaya tidak terpisah dari kelompoknya. Dengan demikian dia aman dari singa, harimau, dan serigala yang sering memburu bayi jerapah. Bila induk jerapah tidak mengajar bayinya untuk cepat bangun setelah ia terjatuh, bayinya akan menjadi mangsa binatang buas.

Sama halnya dengan pendidikan Kristus akan berlangsung terus menerus sampai kita diubah menjadi serupa denganNya.

Sumber: 50 Renungan yang membawa berkat, Metanoia Publishing

No comments: