Pada awalnya, orang-orang Romawi pada jaman kekristenan mula-mula, menganut kepercayaan pangan, dimana merayakan Saturnalia untuk menyembah dewa Saturnus (dewa panen) dan Mithras (dewa terang/sinar), suatu bentuk dari penyembahan matahari yang berasal dari Syria seabad sebelumnya. Perayaan Saturnalia ini diadakan tepat setelah winter solstice, hari pertama musim dingin (winter). Solstice berarti "sun standing still" (matahari tetap berdiri) untuk menyatakan bahwa musim dingin tidaklah selamanya, hidup terus berlangsung, suatu undangan untuk tetap dalam semangat yang baik.
Orang-orang Kristen pada masa itu menyamarkan perayaan winter solstice. Pada saat orang-orang Romawi dengan meriah merayakan Saturnalia, maka orang-orang Kristen berkumpul bersama di dalam sebuah rumah bersekutu dan mengadakan kebaktian untuk merayakan kelahiran Yesus. Pada tahun 274M solstice jatuh pada tanggal 25 Desember. Kaisar Romawi pada waktu itu, Aurelian, memproklamirkan tanggal itu sebagai "Natalis Solis Invicti", perayaan kelahiran matahari yang perkasa. Pada tahun 320M Paus Julius I menyatakan tanggal 25 Desember sebagai tanggal resmi kelahiran Yesus. Pada tahun 325M Kaisar Constantine the Great, kaisar Romawi pertama yang beragama Kristen, yang menginginkan seluruh kekaisaran menjadi Kristen, merubah perayaan solstice menjadi Christmas. Secara resmi dirayakan sebagai kelahiran Yesus Kristus.1 Inilah sejarah singkat natal. Sementara itu, kelahiran Yesus Kristus bukan tanggal 25 Desember. Ternyata natal hanya sebuah kebudayaan yang terus-menerus dilakukan hampir di seluruh dunia. Ketika perayaan Saturnalia tiba, maka yang dilakukan orang-orang saat itu adalah berfoya-foya, judi, pesta pora dan makan minum sepuasnya, bersaing dalam kemewahan.
Tidak salah untuk merayakan Natal (kelahiran Yesus ke dunia). Namun, lebih baik kita memahami makna dari kelahiran itu sendiri. Apa tujuan Yesus ke dunia? Tentu, untuk menyelamatkan manusia yang telah berdosa dan membawa manusia kembali kepada Allah. Kedatangan Yesus yaitu menghadirkan Kerajaan Allah di muka bumi.
Apa yang harus kita lakukan saat natal? Lakukan seperti apa yang Yesus perbuat. Lakukan Firman Allah. Lakukan perintahNya yang telah tertulis di Alkitab. Bawa suasana Kerajaan Sorga ke tempat dimana kita berada. Ceritakan maksud kedatangan Yesus kepada orang-orang yang belum mengenal Yesus. Yakinlah! Kita akan mengerti makna kelahiran Yesus yang sebenarnya. Tanggalkan semua penghalang kehadiran Kerajaan Allah di bumi. Jangan melakukan apa yag dilakukan orang-orang pada perayaan Saturnalia. Tanggal 25 Desember adalah akhir dari rangkaian waktu dari tahun yang telah kita lalui, maka buatlah satu komitmen baru di mana kita akan selalu membawa Kerajaan Allah ke manapun kita ada. Jangan lupa Ia menyertai kita hingga akhir jaman.[1](you)
Sumber: Christmas, by. Jonathan Goeij
Tuesday, January 15, 2008
FOKUS KITA
Natal: Kelahiran atau Budaya?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment