Tuesday, January 15, 2008

FOKUS KITA

Damai di tengah badai, mungkinkah?

Tuhan sangat mampu dan mau meredakan badai persoalan dalam kehidupan kita, namun terlebih dulu Ia akan memakai badai tersebut untuk mengubahkan dan mendatangkan kebaikan dalam hidup kita. Pertanyaannya, bagaiman kita bisa tahu apa kehendak Tuhan di balik badai yang mengguncang kehidupan kita? Bagaimana kita memperoleh hikmat dan kekuatan untuk bertahan, menembus dan menang atas setiap badai persoalan kita? Firman Tuhan berkata, ”... dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.”(Yes. 30:15).

1. Tinggal Tenang
Panik, takut, kuatir, terpukul, marah adalah respon yang wajar muncul ketika pertama kali menghadapi badai. Namun, kita harus dapat menguasai diri dan tidak larut dalam respon yang salah. Ketika kita tenang, kita akan mampu berdoa (1 Pet. 4:7) dan dapat mendengar suaraNya untuk menemukan tuntunanNya bagi masalah yang kita alami. Terkadang, kita tidak mendengar suara Tuhan bukan karena Dia tidak pernah berbicara pada kita, tetapi karena kita dibisingkan oleh respon awal kita yang salah terhadap masalah. Ketika kita banyak berdiam diri menanti-nantikanNya dalam doa, ada kasih karunia dan damai sejahtera yang mengalir dari hadirat Tuhan yang akan memampukan kita tetap tenang dalam badai sekalipun.

2. Tetap Percaya
Percaya bahwa dalam situasi apapun Tuhan berdaulat, memegang kendali atas hidup kita dan tidak ada satupun yang terjadi atas hidup kita tanpa seijinNya. Masalahnya, kita seringkali sulit mempercayakan hidup kita kepadaNya karena kita memandang persoalan kita terlalu berat untuk dapat diselesaikan oleh Tuhan. Percaya bukan berarti berpura-pura tidak ada masalah. Ya, masalah itu ada dan mungkin besar, tetapi selalu ada jalan keluar dalam Tuhan sebab tak ada satupun janjiNya yang gagal atau tidak digenapi bagi orang yang percaya pada firmanNya.

3. Membuka hati untuk diubahkan dan mau bekerja sama dengan Tuhan dalam proses perubahan.
Mengeluarkan kita dari masalah dan memberikan apa yang hati kita inginkan tanpa mengalami ”kesakitan” adalah hal mudah bagi Tuhan, tetapi Dia tidak ingin kita jadi anak manja dan egois. Karena itu, Tuhan lebih suka mengijinkan kita mengalami proses pendewasaan karakter dan iman terlebih dulu sebelum menyelesaikan masalah kita, atau, jika tidak, Dia memberikan jawaban akhir yang berbeda dengan keinginan hati kita, namun yang terbaik bagi kita. Periksa hati dan hidup kita. Dalam area mana Tuhan mau kita berubah dan bertumbuh melalui persoalan yang kita hadapi? Kemalasan? Kekerasan hati? Ketidakpedulian akan orang lain? Ketidakpedulian akan nasib bangsa? Kesombongan? Kesabaran? Kesetiaan? Iman? Pengharapan? Kasih? Temukan itu. Miliki hati yang lembut, mau berubah. Bekerjasamalah dengan Roh Kudus dengan melakukan apa yang Ia nyatakan di hati untuk kita lakukan. Maka damai Allah akan mengalir memberi kita kekuatan dan cara pandang yang benar terhadap persoalan sehingga kita dapat mengalami kebaikan serta berkat Tuhan di balik badai yang kita alami(l@)

No comments: