Sunday, October 11, 2009

SEPUTAR KITA

Keterbukaan adalah Awal dari Pemulihan
Testimoni peserta Champion Gathering (CG) SPK Pemenang,
KrisPen Hall, 3-4 Oktober 2009


“Saya tidak sadar mengalami kepahitan, sampai tiba-tiba seorang Pembina datang mendoakan saya. Dan itu seperti Tuhan sendiri yang berkata dan membukakan kepada saya apa yang sebenarnya menjadi akar kepahtan saya. Ketika saya sadar dan melepaskan pengampunan, saya merasakan kelegaan yang luar biasa. Tuhan benar-benar mengenal saya lebih dari yang saya sadari. Tuhan sungguh luar biasa baik.” (Silvana Boediono, wirausaha)

“Aku ikut CG karena ingin sekali mengalami jamahan Tuhan, karena sebelum ikut CG aku belum pernah tahu rasanya dijamah oleh kasih Tuhan. Sejak kecil aku tidak pernah merasakan dipeluk oleh seorang bapa. Saat dilayani pelepasan, aku benar-benar menyesali semua dosaku, mulai dari kecanduan rokok, mabuk-mabukan dan narkoba. Aku sangat menyesal. Terima kasih Tuhan, kini aku adalah manusia baru, karena aku anak Tuhan. (Petrus, karyawan)

“Sebelumnya saya mempunyai kepahitan dan ketakutan karena melihat papa saya mabuk. Peristiwa itu ternyata membuat hati saya terluka. Saya kaget ketika Pembina saya mendoakan hal tersebut karena saya sendiri hampir lupa akan kejadian itu. Tapi, hari ini saya telah dipulihkan. Tuhan mengerti hati saya bahkan yang tersembunyi sekalipun, lebih dari siapapun.” (Shindy, pelajar)

“Keterbukaan adalah awal dari pemulihan. Itulah yang saya alami saat mengikuti CG. Tuhan memulihkan hubungan saya dengan adik saya. Kami belajar untuk terbuka dan saling mengampuni serta melupakan semua masalah yang pernah terjadi. Saya dilepaskan dari semua ikatan dosa yang selama ini iblis pakai untuk mengintimidasi saya terus yang membuat saya merasa tidak layak di hadapan Tuhan. Terakhir, Tuhan mengaruniakan bahasa roh yang selama ini saya rindukan.” (Ika, staf swasta)

“Dari kecil saya terlahir sebagai seorang Kristen, namun tak pernah sedikitpun saya mengalami Tuhan, bahkan saya terikat dengan penyembahan berhala dan berpaling dari Tuhan. Waktu dilayani pelepasan, saya dibebaskan dari segala dosa yang saya lakukan dan kuasa okultisme yang dulu mengikat saya. Saya merasakan kelegaan dan kebebasan yang luar biasa. Saya merasakan lawatan Tuhan dan pencurahan Roh Kudus yang luar biasa dalam diri saya, sehingga lidah saya berkata-kata dalam bahasa Roh tanpa bisa dihentikan. Pada sesi terakhir saya didoakan untuk mendapat mujijat kesembuhan atas segala penyakit yang berdiam dalam diri saya. Saya merasakan Roh Kudus bekerja dan saya percaya bahwa Tuhan telah menyembuhkan saya dan saya sudah sembuh.” (Joan, Staf Swasta)

“Sebelum ikut CG saya memendam kepahitan terhadap ayah saya, walaupun ayah saya sudah meninggal dunia. Di CG saya benar-benar dipulihkan dari kepahitan terhadap ayah saya dan saya dapat melepaskan pengampunan kepada ayah saya. Dan rasa sakit hati saya pada suami saya yang sudah lama saya pendam sudah saya bereskan. Puji Tuhan, sekarang hati saya merasa damai sekali. Begitu pula dengan dosa perjudian dan persekutuan dengan kuasa gelap yang dulu sering saya lakukan sudah diputuskan. Sekarang saya sudah dibebaskan dari roh-roh jahat itu.” (Sri Wahyuni, ibu rumah tangga)

Sejak kelas 3 SD saya sangat membenci papa karena punya teman wanita lain. Saya sangat kecewa samapi pada hari saya ikut CG. Hal yang paling berkesan bagi saya adalah saat sesi Hati Bapa Surgawi. Saat didoakan saya merasa Bapa Surgawi memeluk saya dengan penuh kasih, sehingga saya merasa dikuatkan. Sayapun dapat mengampuni bapa jasmaniku, walaupun sulit.” (Ervin Reynaldi/Pelajar)

“Di CG, saya merasa benar-benar habis ‘dikuras’, baik semua masa lalu, dosa, pikiran saya yang sia-sia, keraguan dan kekuatiran saya. Sebelumnya saya sangat ragu akan karunia bahasa Roh. Saya pikir tidak semua orang dikaruniai Tuhan bahasa Roh, dan saya merasa bahwa saya adalah salah satu yang tidak dikaruniai. Tapi tidak saya sangka, isi hati saya ‘dikuras’ lebih lagi oleh Tuhan, sampai akhirnya saya dipenuhi Roh Kudus. Tidak hanya mulut saya yang bergetar karena berbahasa Roh, tapi seluruh tubuh saya juga dijamah Roh Kudus.” (Guntoro Rusli, Wirausaha)

No comments: