Sunday, October 11, 2009

PENUNTUN SAAT TEDUH PRIBADI 12-18 OKTOBER 2009

“Memiliki Pikiran Kristus”

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,

menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

yang walaupun dalam rupa Allah,

tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba,

dan menjadi sama dengan manusia.

Dan dalam keadaan sebagai manusia,

Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,

bahkan sampai mati di kayu salib.

-Filipi 2:5-8-


Senin, 12 Oktober 2009

PIKIRAN SEORANG HAMBA

Firman hari ini: Filipi 2:1-11; Matius 20:26-28

Pengajaran:

Inti dari ajaran Paulus dalam Filipi 2:1-11 adalah melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Yesus ketika ada di bumi. Tujuan Yesus datang ke dunia adalah untuk melayani dan bukan dilayani (Maitus 20:26-28). Jadi kalau Yesus melayani, maka Ia juga memiliki pikiran atau prinsip hidup seorang pelayan yaitu seorang hamba. Baiklah kita menaruh pikiran dan perasaan seorang hamba sama seperti yang Yesus miliki selama Ia melayani di bumi.

Banyak orang menganggap diri seorang hamba, tetapi dalam pikirannya tidak ada nilai-nilai seorang hamba. Pada akhirnya akan terlihat dari gaya hidupnya sehari-hari. Apa yang terlihat dari gaya hidup atau karakter seseorang mencerminkan apa yang ada dalam pikirannya. Mari kita memiliki prinsip hamba dalam pikiran kita yang sama seperti Kristus maka kita akan dapat melayani satu dengan yang lain. Lebih terhormat yang melayani daripada yang dilayani.


Selasa, 13 Oktober 2009

PIKIRAN YANG BENAR

Firman hari ini: Filipi 4:2-9

Pengajaran:

Ternyata penjara tidak mengubah pikiran Paulus. Keadaan apapun yang Paulus alami tidak akan mengubah pikirannya yang selalu bersukacita dan selalu positif (baca: benar). Dalam ayat ini Paulus menekankan supaya kita mendapatkan damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal. Bagaimana kita dapat memiliki kedamaian tersebut? Kuncinya adalah berdoa (Ay.6). Tetapi tidak cukup hanya berdoa. Dalam ayat 8-9 mengatakan bahwa kita harus berpikir yang benar. Jika pikiran sudah benar seperti yang dikatakan dalam ayat 8, maka kita akan berbuat benar. Pada saat kita berdoa kita mendapatkan damai sejahtera, maka pada gilirannya kita berpikir dan berbuat yang benar maka kedamaian itu menyelubungi hidup kita secara sempurna. Tidak hanya kedamaian, Ia juga menyertai kita (Ay.9).

Mari lakukan prinsip ini setiap hari dalam hidup kita, maka Allah akan melakukan bagian-Nya. Hidup dalam doa, miliki pikiran yang benar, maka menghasilkan perbuatan yang benar. Hidup kita akan diberkati senantiasa.


Rabu, 14 Oktober 2009

LOGIKA TERBALIK YESUS?

Firman hari ini: Lukas 6:27-36

Pengajaran:

Apakah Yesus memiliki logika terbalik? Ya. Logika di sini adalah pemikiran atau prinsip ajaran Yesus. Yesus memiliki logika yang terbalik, jika dibandingkan dengan logika manusia. Sejak kejatuhan manusia pertama Adam & Hawa ke dalam dosa, manusia sudah kehilangan gambar Allah atau teladan Allah. Manusia penuh dengan pengetahuan, baik yang positif maupun negatif, sehingga pada akhirnya menjadi tabiat manusia. Karena hal inilah, prinsip manusia umumnya berbeda dengan prinsip Allah.

Ajaran Yesus dalam Lukas 6:27-36 memberikan suasana yang baru dalam pemikiran manusia (pemikiran manusia sebelumnya adalah kebalikan dari pengajaran dalam ayat ini). Inilah pikiran Yesus yang harus kita miliki sebagai orang percaya. Ajaran Yesus berlandaskan kasih. Inilah pikiran kasih dalam versi Allah. Sudahkah kita memiliki pemikiran ini? Jika kita setuju dan memiliki pemikiran ini, pada gilirannya adalah praktekkan pemikiran tersebut dalam hidup sehari-hari. Kita sedang meniru Bapa kita di Sorga supaya hidup kita maksimal di dalam Dia.


Kamis, 15 Oktober 2009

PIKIRAN YANG EGOIS

Firman hari ini: Kisah Para Rasul 1:1-11; Matius 28:19-20

Pengajaran:

Mesias bagi orang Israel adalah Sang Juruselamat untuk Israel. Jika kita perhatikan dalam ayat 6, murid-murid Yesus (termasuk orang-orang yang berkumpul dengan mereka) meminta suatu penggenapan yang didambakan mulai jaman Perjanjian Lama, yaitu pemulihan bangsa Israel alias pembebasan Israel dari penjajahan dari bangsa lain. Mereka ingin merdeka serta menikmati kemerdekaan yang Yesus berikan bagi bangsa mereka, dan pada akhirnya tidak peduli dengan bangsa lain yang belum mengenal Allah.

Tujuan Mesias Sang juruselamat adalah penyelamatan seluruh umat manusia, tidak terbatas pada bangsa Israel saja. Oleh karena itu, Yesus memerintahkan kepada orang-orang yang menjadi saksi kenaikan-Nya ke sorga seperti yang tertulis dalam Matius 28:119-20. Apakah kita memiliki pikiran yang egois, hanya menyelamatkan diri sendiri dan tidak peduli dengan tetangga, keluarga, teman bisnis, teman sekolah, dll? Jika kita rindu terjadi pemulihan segala sesuatu seperti yang dirindukan para murid, maka kita harus melakukan bagian kita dahulu, yaitu Amanat agung. Kita harus peduli dengan orang yang belum menerima keselamatan dari Yesus.


Jumat, 16 Oktober 2009

PIKIRAN YANG DEWASA ROHANI

Firman hari ini: Markus 6:1-6a; Roma 12:1-2

Pengajaran:

Pikiran yang dewasa rohani tidak tergantung pada latar belakang keluarga, usia, status, jabatan, dll. Hikmat Allah tidak terbatas pada orang-orang yang telah lama menjadi seorang Kristen atau yang lulus dari sekolah Alkitab. Pikiran yang dewasa rohani adalah cara berpikir seperti Kristus atau cara berpikir Allah. Pikiran tersebut tidak muncul dengan tiba-tiba, tetapi dengan proses. Proses tersebut adalah melalui saat teduh (hubungan intim dengan Bapa) dan pembacaan serta perenungan Firman Allah yang terus-menerus.

Pikiran yang dewasa rohani membuat kita menjadi dewasa pribadi secara utuh. Janganlah kita mempertimbangkan status, usia atau latar belakang, ketika kita ada di dalam Allah. Terus penuhi pikiran dengan prinsip-prinsip kebenaran Firman Allah dan praktekkan, maka kita akan terus bertumbuh. Persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup dan berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kita tahu mana kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna. (Roma 12:1-2).


Sabtu, 17 Oktober 2009

PIKIRAN DUNIAWI

Firman hari ini: Kolose 2:20-3:1-17

Pengajaran:

Jangan memikirkan perkara-perkara di bumi yang hanya memuaskan hidup duniawi. Perkara-perkara di bumi adalah perkara yang berhubungan dengan aturan-aturan agamawi yang tidak membangun, ajaran-ajaran manusia yang memiliki motivasi yang salah dan perbuatan-perbuatan daging yang tertulis dalam Kolose 3:5-9. Jika kita hanya terfokus pada hal-hal di bumi, maka kita tidak akan pernah bertumbuh. Kita tidak akan pernah mengetahui kehendak Allah yang sebenarnya.

Pikirkanlah perkara yang di atas, yaitu perkara-perkara rohani, Firman Allah atau karunia Roh dan segala sesuatu yang perlu untuk kehidupan yang suci. Inilah inti kehidupan kekristenan. Jangan penuhi pikiran kita dengan hal-hal yang bersifat tidak kekal atau sementara. Bawa pikiran Kerajaan Allah dalam hidup kita dan tularkan kepada orang-orang di sekitar kita. Apakah masih ada pikiran duniawi? Tanggalkan itu semua. Alihkan pada perkara yang di atas, maka akan berdampak secara luar biasa kepada seluruh aspek kehidupan kita.


Minggu, 18 Oktober 2009

STOP DAN PIKIRKANLAH!!

Firman hari ini: Mazmur 143:1-12

Pengajaran:

“Masalah lagi, masalah lagi. Yang satu belum selesai muncul masalah baru. Duh...capek jadi orang Kristen,” demikian perkataan seorang Kristen yang sedang mengeluh.

Mari kita adakan waktu untuk berpikir atau merenung sejenak tentang perbuatan Tuhan di masa lampau. Sama seperti Daud yang sedang menghadapi masalah. Di tengah keluahnnya, ia masih sempat memikirka perbuatan tangan Tuhan di masa lampau (Ay. 5). Inilah yang membuat Daud tetap menjadi orang yang kuat dalam menghadapi masalah. Setelah kita mengingat perbuatan tangan-Nya di masa lalu, setelah itu sembah Tuhan, puji Dia, tinggikan Dia di atas segala seuatu maka Kerajaan Allah turun dan memerintah hidup kita. Bagaimana dengan masalah kita? “Gampang. Beres. Serahkan pada-Ku,” kata Tuhan. Bangkitkan semangat kita dengan cara memikirkan pekerjaan Tuhan di masa lalu dalam hidup kita. Lihat Tuhan yang lebih besar dan jangan lihat masalah kita yang besar. Tunggu waktu Tuhan dan siap-siaplah menerima pada waktu yang telah Ia tentukan.

No comments: