Saturday, October 3, 2009

Dari Kita Untuk Kita - 4 Oktober 2009

Ketika Aku Kehilangan Diriku

Aku Bersemangat

Minggu, 27 September 2009
14:55


Waktu itu, saya baru pulang dari ministry trip bersama teman-teman komsel di Mojokerto. (kisah selengkapnya dapat dibaca di rubrik lain di warta edisi ini). Kondisi saya begitu baik, bersemangat, dan tidak merasa lelah (meskipun secara fisik masih agak flu). Setelah mengantar beberapa teman pulang, saya langsung menuju rumah salah seorang teman saya yang lain untuk menyelesaikan pekerjaan yang sedang dalam masa tenggat waktu. Walaupun aktivitas saya begitu padat malam itu, saya optimis bisa menyelesaikannya. Dan yang terpenting, saya merasa kondisi saya sangat baik. Lebih tepatnya saya bersemangat.


Aku Sedih, Lelah, dan Tidak Tahu

Minggu, 27 September 2009
19:06

“Aku baru saja tiba di rumah, dari rumah temanku. Dan kamu tahu apa yang kurasakan sekarang? Aku tidak merasa baik sama sekali. Bukan sekedar karena aku lelah dan masih flu. Barusan aku mengalami beberapa kejadian yang membuatku sangat sedih. Dan lelah. Dan maaf aku tidak tahu harus berkata apa lagi. Karena aku sama sekali sedang tidak ingin ngobrol.”

Itu adalah pesan balasan yang saya kirim kepada PKS saya ketika dia menanyakan bagaimana kabar kami semua (6 orang anggota komsel yang mengikuti ministry trip), 3 jam sepulang dari ministry trip. Saya, yang sebelumnya dalam suasana jiwa dan rohani yang begitu berapi-api (fisik mungkin kurang sehat), hanya dalam 3 jam, dapat berbalik 180 derajat. Selama 3 jam itu terjadi begitu banyak masalah ‘kecil’ dari berbagai pihak. Mulai dari anggota keluarga hingga teman kerja. Dan semua masalah itu seakan-akan menyoroti setiap celah ‘kesalahan’ yang telah saya lakukan, meskipun sebenarnya saya merasa betul-betul telah melakukan yang terbaik dan berkorban untuk mereka. Dalam 3 jam, saya secara total seakan-akan tidak mengerti apa yang harus saya perbuat, bahkan pikirkan. Karena saya seperti tidak mengenali diri saya lagi.


Aku Tidak Kehilangan Satu Hal

Minggu, 27 September 2009
21:07

“Aku tidak membawa CDMAku karena aku sedang keluar, mencari tempat fotokopi. Kamu tahu? Sambil menyetir aku mendengarkan video Father’s Love Letter. Aku memutarnya dua kali, dan aku menangis berkali-kali karena Ia menjamah aku. Aku sudah lebih baik sekarang.”

Sekitar pukul 20:30, saya seperti mengalami titik terendah dalam hidup ini. Saya bukan kehilangan materi, anggota tubuh, atau orang yang saya sayangi. Tetapi, saya merasa kehilangan diri saya. Saya yang biasanya sangat suka ngobrol ketika ada masalah menjadi betul-betul diam. Karena merasa butuh menenangkan diri sendirian, saya memutuskan untuk keluar rumah sebentar. Kebetulan saya juga harus fotokopi sebuah buku materi kuliah. Selanjutnya, seperti pesan balasan yang saya kirimkan ke PKS saya di atas, ketika ia berusaha menghubungi saya. Di perjalanan, saya iseng memutar sebuah video klip rohani melalui ponsel saya. Karena pandangan saya harus tetap tertuju ke depan, saya hanya mendengarkan suaranya. Dan dua kalimat pertamanya yang diambil dari Mazmur 139:1-2, langsung bekerja menjamah saya.

My Child… (Anak-Ku…)
You may not know Me, (Kamu mungkin tidak mengenali Aku)but I know everything about you. (Tapi aku mengetahui segalanya tentang dirimu)
I know when you sit down and when you rise up. (Aku mengetahui jika kamu duduk atau berdiri)

Ia menjamah saya dengan kasihNya. KasihNya yang menerima saya apa adanya. Satu hal yang betul-betul saya sadari. Meskipun orang di seluruh dunia, bahkan saya sendiri tidak mampu mengenali diri saya. Saya tidak pernah kehilangan Yesus. Dia mengerti segalanya tentang saya. Dan sesungguhnya, itu cukup. Setelah momen itu, saya merasa jauh lebih baik. Saya bisa berbagi tentang masalah saya dengan PKS (hanya beberapa menit setelah itu). Dan saya bisa berkemenangan atas setiap tuduhan dan tipu daya iblis. Lebih jauh lagi, saya dibawa mengerti bahwa akar dari beberapa permasalahan dengan keluarga tersebut adalah area masa lalu yang tidak pernah saya sadari sebelumnya, bahkan ketika telah mengalami pemulihan berkali-kali tentang keluarga.

Terima kasih Bapa untuk momen di mana aku kehilangan diriku. Karena di situ aku mengerti satu hal berharga. Tidak ada yang bisa kuandalkan selain diriMu. (vln)

No comments: