Sunday, October 25, 2009

Mengasihi orang yang sulit, mungkinkah?

KISAH KITA

Menurut pengalaman saya pribadi, secara manusia, ini sangat tidak mudah. Apalagi, jika tinggal serumah dengan mereka, bertemu setiap hari. Rasanya “cukup” berurusan dengan mereka dan tidak mau terlibat lagi dengan mereka dalam kegiatan apapun. Tapi, dengan menyadari kenyataan bahwa orang-orang tersebut menjadi ‘sulit’ adalah karena produk masa lalu (latar belakang keluarga yang sulit, pola asuh yang salah) yang belum dipulihkan, kita bisa mengasihi mereka−jika kita mau. Bahkan, kita bisa berdoa dan bekerja sama dengan Tuhan untuk mengusahakan pemulihan mereka. Kita (yang sudah dipulihkan Tuhan) tidak boleh bersikap ‘masa bodoh’ terhadap orang yang sulit, mendiamkan atau bahkan menghakimi mereka. Jika kita−orang terdekatnya− tekun menabur kasih kepada mereka, pemulihan bukanlah hal yang mustahil untuk dapat terjadi. (Edy Prayitno/IR Youth)


Sejak bertobat tahun 1994, selama bertahun-tahun kerinduan saya yang terbesar adalah menjadi garam dan terang di dalam keluarga (yang waktu itu saya anggap sebagai keluarga yang "sulit"), supaya mereka juga dipulihkan dan memuliakan Yesus. Lebih dari 8 tahun kemudian, kerinduan tersebut mulai terwujud ketika kakak perempuan saya mulai tertarik mengenal Yesus dan kemudian berturut-turut kakak laki-laki, ayah, dan ibu saya. Hanya saja, apakah semua situasi di dalam keluarga langsung berubah 180 derajat? Puji Tuhan, ternyata tidak. Sampai sekarang keluarga saya, termasuk saya sendiri, masih dalam proses pemulihan dan pembentukan, tetapi yang paling berbeda saat ini dibandingkan dengan 15 tahun yang lalu adalah saya tidak lagi mau memandang keluarga saya sebagai "orang-orang yang sulit", melainkan mereka hanyalah BERBEDA dengan saya dan MEMBUTUHKAN YESUS LEBIH BANYAK LAGI, sama seperti saya juga berbeda dengan mereka dan membutuhkan Yesus jauh lebih banyak lagi. (Paulina Wijaya/IR Family)


No comments: