Saturday, November 1, 2008

FOKUS KITA

Mempersiapkan Jalan bagi Kemuliaan TUHAN

Beberapa waktu yang lalu, saya mengalami ketakutan dan kekhawatiran yang luar biasa. Selama sepuluh tahun terakhir saya bergumul tentang keselamatan beberapa orang terdekat dalam hidup saya. Saya sangat mengasihi mereka. Saya ingat pernah berkata kepada Tuhan bahwa jika hanya tinggal 1 ruang yang tersedia di sorga dan itu untuk saya, saya bersedia memberikan ruang itu bagi mereka. Saya berdoa dan berusaha menjalin hubungan dengan mereka untuk membagikan kasih Kristus kepada mereka. Sungguh pergulatan yang cukup berat bagi saya, karena mereka begitu menolak Pribadi Pembawa Keselamatan yang saya bawa. Mereka menolak mendengar nama maupun kebenaran firmanNya. Adalah mujijat jika dalam 6 tahun terakhir, pintu komunikasi Tuhan bukakan sehingga saya dapat mengalirkan kasih Yesus kepada mereka.

Namun, beberapa minggu lalu, terjadi insiden di tengah-tengah kami. Sebenarnya apa yang terjadi bukanlah suatu kesalahan. Saudara saya menyampaikan suatu kebenaran yang terpendam tentang dirinya, hanya saja cara dia menyampaikan kebenaran tersebut tidak tepat sehingga menimbulkan kesalahpahaman dan terdengar menyakitkan bagi mereka. Saat itu juga hubungan kami retak. Saya sangat sedih, hancur hati dan takut sekali. Bukan karena penolakan serta amarah kasar dan tajam mereka, namun saya takut kehilangan akses untuk membawa Yesus yang sangat mereka butuhkan (meskipun mereka tidak sadar) bagi hidup mereka yang hancur. Saya takut tidak dapat menemui mereka lagi, melayani dan mengalirkan kasih Kristus kepada mereka, karena insiden dengan saudara saya telah membuat mereka menambahkan satu gembok lagi untuk mengunci pintu hati mereka dari Yesus. Dalam tangis, hati saya berteriak sedih, “Tuhan, selama sepuluh tahun aku bergumul dan Engkau sedikit demi sedikit telah membuka pintu menuju hati mereka, tapi kini dalam sekejap pintu itu tertutup kembali.” Terbayang satu per satu wajah mereka, wajah yang ingin saya temui ketika di sorga nanti. Saya tidak ingin pergi ke sorga tanpa mereka.

Di tengah ketakutan yang melingkupi, seorang teman menguatkan saya melalui sms: Aku akan bantu doa. Kamu punya BAPA di sorga. Mungkin akses ke mereka putus, tapi akses ke sorga tidak pernah putus. DIA akan membantumu untuk membangun aksesmu kembali. Percayalah!

Saya berhenti menangis ketika menemukan firman TUHAN: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di pada belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh TUHAN sendiri telah mengatakannya.”(Yesaya 40:3-5) Firman itu begitu hidup di dalam hati saya dan melahirkan keberanian kembali untuk mendobrak kembali pintu yang tertutup.

Ya! Segala lembah duka, kesedihan dan kekecewaan dalam hati harus ditutup dengan kasih dan pengampunan. Segala gunung ketakutan dan bukit kekhawatiran harus diratakan. Segala pemikiran dan cara yang salah harus diluruskan. Saya harus tekun mempersiapkan jalan bagi TUHAN untuk menyatakan kemuliaanNya kepada mereka yang saya kasihi. Keselamatan dari Tuhan pasti terjadi pada mereka. Saya harus terus mengetuk pintu hati yang tertutup dengan kuasa doa. Mengucapkan kata-kata berkat, kata-kata firman untuk keselamatan serta pertobatan mereka.

Janji-janji Tuhan apa saja yang masih terus Anda nantikan untuk DIA genapi? Pergumulan apa yang masih terus Anda perjuangkan? Jangan takut dan gentar, jangan lemah dan kuatkan hati, tangan dan lutut Anda. Pegang janji firmanNya! Kata “APA SAJA” dalam Yohanes 15:7 adalah jaminan bahwa Allah pasti melakukannya.

Tetaplah berdoa. Doa memperlihatkan remuknya hati seseorang di hadapan Allah. Namun, jangan berdoa dengan hati yang takut dan khawatir. Sebab, orang yang khawatir seperti gelombang laut yang diombang-ambingkan kian kemari. Karena itu, Rasul Paulus berkata, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakan dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmua dalam Kristus Yesus,” (Flp. 4:6-7). Janganlah berdoa dengan rasa khawatir, karena doa yang demikian tidak akan menghasilkan apapun. (l@)

No comments: