INSPIRATIONAL STORY - 23 November 2008
Sejak dipecat dari kesatuannya, ayah gadis kecil bernama Pauline Joyce Hutchison menjadi seorang pemarah yang kecanduan alkohol. Sejak kecil ayahnya sering melakukan pelecehan seksual terhadap Joyce. Suatu hari ayahnya membuat Joyce mabuk dan saat itulah ia melakukan perbuatan yang tidak senonoh. Saat mengetahui hal itu, Ibu Joyce hanya terdiam dan memilih untuk bersikap seolah-olah pelecehan itu tidak pernah terjadi.
Joyce pun bertumbuh menjadi gadis yang bermasalah dengan hukum dan nyaris gila. Suatu hari ia bertemu dengan David Benjamin Meyer, pria yang mencintai dan menerima ia apa adanya, bahkan menikahinya. Meskipun demikian Joyce belum menemukan kebahagiaan yang didambakannya.
Suatu hari di bulan Februari 1976, Joice berangkat kerja dalam kondisi frustrasi. Di perjalanan ia berteriak kepada Tuhan. Hari itu ia mendengar suara Tuhan memanggil namanya dan memenuhi hidupnya dengan kasih yang melimpah. Joyce menyadari betapa Tuhan mengasihinya dan menyembuhkannya sedikit demi sedikit. Kemudian Joyce dan suaminya bergabung pada sebuah gereja. Setelah bertumbuh sebagai seorang Kristen, ia mengadakan kelas Pemahaman Alkitab bagi kaum wanita. Tahun 1983 Joyce Meyer (namanya setelah menikah) mulai melayani sebagai pengkhotbah dan mengisi acara di radio. Sepuluh tahun kemudian ia melayani melalui TV dan dalam kurun waktu lima tahun acaranya disiarkan ke sekitar 600 stasiun TV dan jaringan TV kabel. November 1998 Joyce muncul dalam laporan utama "Charisma and Christian Life" sebagai "America's Most Popular Woman Minister". Di tengah-tengah kesuksesan pelayanannya, Joyce terkena kanker payudara, tetapi Tuhan menyembuhkannya tatkala ia berdamai dengan keempat orang kakaknya.
Joyce juga berusaha berdamai dengan ayahnya untuk menyatakan bahwa ia telah mengampuninya, namun ayahnya menolak dan tidak mau mengakui perbuatannya di waktu lampau. Beberapa waktu kemudian Joyce membelikan ayahnya rumah seharga $130.000. Tiga tahun kemudian, ketika ia dan David berkunjung di hari Thanksgiving, ayahnya menyambut mereka dengan tangis dan pengakuan, "Nak, aku ingin mengatakan betapa aku menyesali apa yang dahulu kulakukan kepadamu."
Seburuk apapun masa lalu seseorang bukanlah halangan bagi Tuhan untuk mengasihI, memulihkan serta memakainya, selagi orang itu mau datang kepadaNya dan bertobat serta rela diproses untuk dipulihkan. Tuhan tidak pernah menolak seseorang, sekalipun manusia menganggapnya sangat kotor dan tidak masuk hitungan. Yesus datang untuk membasuh dan menguduskan kita dari kotoran dosa, kemudian menjadikan kita sebagai perabot yang indah di rumahNya. (sumber: Manna Sorgawi)
Sunday, November 23, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment