Saturday, May 29, 2010

Selangkah Lebih Maju dalam Visi - Liputan Doa 24 Jam Krispen (perdana)

SEPUTAR KITA (liputan doa 24 jam by. Valen)


Hujan deras, malam yang semakin larut, bahkan bangun subuh tidak memadamkan semangat jemaat Kristus Pencipta dalam berpartisipasi mengikuti Doa 24 Jam yang berlangsung dari Jumat, 21 Mei 2010, pukul 18.00 hingga Sabtu, 22 Mei 2010 pukul 18.00 ini. Total, sebanyak 137 jemaat dari Family, Youth, dan Teen turut bergabung dalam acara yang baru dilangsungkan kali pertama ini.

Ibu Ruth Salmah selaku koordinator Doa 24 Jam mengaku cukup terkejut dengan antusiasme jemaat dalam mengikuti acara ini. “Tidak disangka jemaat sangat bersemangat menyambut acara ini. Banyak yang langsung mendukung kelanjutan acara serupa pada bulan depan.” Doa 24 jam ini pada awalnya memang akan dilaksanakan sebulan sekali, dengan target meningkat menjadi seminggu sekali, dan nantinya menjadi setiap hari. “Ini terkait dengan visi kita, yaitu menjadi jemaat yang berdoa dan memulihkan hidup yang hancur.”

Tujuan utama dari Doa 24 Jam perdana ini adalah untuk membangun roh doa dari setiap jemaat. “Bagaimana kita bisa berdoa, apabila kita tidak memiliki hati untuk berdoa. Karena itulah kami, tim pelaksana ingin agar setiap jemaat dapat mengalami Tuhan dan kembali pada hubungan yang intim dengan Tuhan,” ungkap Ibu Ruth yang mengikuti setiap sesi 24 jam doa tersebut.

Diakui Ibu Ruth, impartasi yang diberikan oleh Penatua Hanna Ongkosoetrisno tentang tujuan Doa 24 Jam pada ibadah hari Minggu tanggal 16 Mei sangat berpengaruh pada partisipasi jemaat. “Jemaat jadi lebih memiliki kesiapan hati dan memahami tujuan acara ini. Persepsi bahwa yang terlibat dalam kegiatan doa hanya orang-orang tua juga jadi berubah.” Terbukti, Ibu Ruth juga mendapatkan pesan dari ayat 1 Tawarikh 18: 1, yang berbunyi: Sesudah itu Daud memukul kalah orang Filistin dan menundukkan mereka; lalu ia merebut Gat dan segala anak kotanya dari tangan orang Filistin. Ayat itu memberikan pesan bahwa Daud, sebagai orang muda, juga dapat turut terlibat dalam sebuah kegerakan.

Jadi, semua orang… tua maupun muda… semakin semangat menyambut Doa 24 Jam berikutnya di bulan depan, kan? (vln)


Apa kata mereka?

Secara pribadi, sebelumnya saya sudah tertarik dengan acara ini. Setelah datang pun, saya mendapat banyak hal. Yang terutama, spirit yang baru untuk berdoa. Dalam waktu dua jam tersebut, saya yang biasanya di rumah jarang memilki waktu doa pribadi yang konsisten jadi belajar memperbaharui roh doa saya. Selain itu, saya juga bisa melatih diri, mencari tahu apa yang Tuhan mau lewat hidup saya untuk orang lain. Ke depannya, jika ada acara serupa, saya pasti mau terlibat lagi. (Christofel Angelo, Mahasiswa)

Saya sangat menikmati Doa 24 jam minggu lalu. Biasanya di rumah, mungkin agak susah mencari waktu betul-betul tenang selama 2 jam penuh untuk berdoa. Sedangkan kemarin, saya betul-betul bisa enjoy mengalami hadirat Tuhan. Yang rasanya susah untuk digambarkan bagaimana nyamannya berada dalam hadirat Tuhan itu, bisa seperti betul-betul connect begitu. Bagi teman-teman yang jarang meluangkan waktu hingga dua jam seperti itu mungkin awalnya terasa berat, tapi saya merasa, dengan bersama-sama mengalir dalam hadirat Tuhan, kita dapat belajar bersama-sama bagaimana menyembah dan berdoa dalam hadiratNya. Saya sangat bersemangat mengikuti acara serupa pada bulan yang akan datang. (Febe Krisnaningati, Pegawai Swasta)

Awalnya saya menyangka Doa 24 Jam ini akan dipenuhi dengan kegiatan berdoa untuk kota atau bangsa. Saya, yang sedang di tengah kondisi lelah, agak enggan untuk datang ke doa 24 jam ini, belum lagi jadwal doa komsel juga bertepatan dengan hujan deras. Namun, saya tidak menyesal setelah datang. Karena di sana, saya mendapat aliran semangat yang baru ketika bersama-sama menyembah dengan teman-teman yang lain selama beberapa jam. Tidak hanya kembali diingatkan tentang hati Tuhan bagi orang-orang di sekeliling saya, saya juga ikut disegarkan dalam hadirat Tuhan. (Valencia Leonata, Mahasiswi)

Lewat doa 24 jam kemarin, saya bisa merasakan betapa besarnya belas kasihan Tuhan bagi kota ini. Saya secara pribadi memang sudah jarang berdoa untuk kota. Momentum Doa 24 Jam kemarin membuat saya diingatkan kembali betapa Tuhan begitu mengasihi kota ini. Rasanya tidak ingin menyia-nyiakan kasih karunia yang sudah diberikan Tuhan bagi saya untuk berdiri bagi kota ini. Jika selanjutnya Doa 24 Jam kembali diadakan, saya pasti mau ikut berpartisipasi. Ini acara yang sangat bagus untuk membangun kepedulian dan belas kasihan kita terhadap kota ini. (Lisa Juliana, Guru)

Luar biasa! Doa 24 Jam membangkitkan Rohku untuk terus berdoa bagi bangsa ini dan tidak berfokus pada diri sendiri. Saat menyembah, saya mendapatkan tentang anak muda yang masih terbelenggu narkoba, Tuhan taruh dalam hati saya untuk melayani mereka. (Lisa Ilintutu, Guru)

Saat menyembah, saya mendapatkan untuk anak-anak muda yang tersesat, kosong jiwanya, pergi ke tempat-tempat yang salah, melakukan hal-hal yang salah pada saat yang sama saat kita berdoa pukul. 22.00-24.00. (Harun Imam S., Pengusaha)

Sangat fantastis saat ada jemaat yang datang kepada Tuhan untuk berdoa. Saat menyembah, saya melihat kota Surabaya masih banyak kemiskinan karena tingginya tingkat pengangguran dan rendahnya SDM. (Joy Yohanes, Mahasiswa)

Saya menyembah Tuhan dengan antusias. Waktu menyembah Tuhan, Dia ingatkan supaya saya membantu dan berdoa untuk kota Surabaya dan untuk Les Gratis, pelayanan anak jalanan Joyoboyo dan roh pemberontakan. (Jatmiko, Pelajar)

Saya sangat senang berpartisipasi awalnya saya bingung mesti bagaimana, tapi ternyata bisa berjalan dengan sendirinya, saat menyembah saya mendapatkan hal tentang anak-anak generasi muda dapat cinta kepada negara, bangsa, kota ini mau peduli dengan setiap permasalahanya. (Yenny Wibowo, Wirausaha)

No comments: