Wednesday, May 5, 2010

Perut Buncit: Simbol Kemakmuran atau Sumber Penyakit?

INFO KESEHATAN


Bagi para wanita, perut buncit (menonjol/membesar) mungkin merupakan gangguan penampilan. Namun bagi para pria, terkadang perut buncit merupakan aset yang dapat dibanggakan. Bukti bahwa hidupnya makmur, kata beberapa orang. Benarkah demikian?

Mengapa perut bisa menjadi buncit?
Memiliki perut buncit atau lingkar perut yang berlebihan bukan hanya kurang baik dari segi penampilan fisik namun juga dari segi kesehatan. Perut buncit biasanya lebih gampang kelihatan pada pria dibanding wanita karena secara biologis pria punya kecenderungan menumpuk kelebihan lemak di bagian perut dibanding wanita, meskipun perut buncit juga tidak jarang ditemukan pada wanita.

Kenapa Anda perlu mengkhawatirkan perut buncit?Orang yang memiliki perut buncit mendapat resiko lebih dari penyakit seperti:
Penyakit jantung
Stroke
Beberapa jenis kanker
Diabetes tipe 2
Kekebalan insulin

Apakah usia memainkan peranan dalam peningkatan perut buncit?

Semakin usia Anda bertambah, Anda akan kehilangan otot lebih banyak jika Anda tidak rutin berolahraga. otot yang hilang akan memperlambat metabolisme Anda yang pada akhirnya menimbulkan perut buncit jika anda tidak menjaga pola makan.

Bagaimana menghilangkan perut buncit?
Jika anda ingin mengurangi perut buncit, mulai dengan langkah mudah di bawah ini secara teratur:
- Mulai olahraga, paling mudah pilih jenis kardio, seperti jogging, bersepeda, atau berenang. Lakukan dengan rutin, minimal seminggu dua kali.
- Pertimbangkan juga melakukan angkat beban. Tubuh yang aktif akan memiliki kadar otot lebih tinggi yang pada akhirnya mengurangi resiko lemak yang menumpuk di perut
Mengatur pola makan, jangan mengkonsumsi makanan manis atau karbohidrat dalam jumlah yang banyak.
- Kurangi konsumsi garam. Pengambilan garam yang banyak di dalam makanan sehari-hari akan memperlambat mekanisme tubuh dan memaksa air keluar dari sel badan. Akibatnya, perut terasa penuh dan mulai mengembung.
- Kunyah makanan perlahan-lahan. Makanan yang tidak dikunyah dengan lumat susah untuk dicerna dan menyebabkan timbulnya gas-gas yang membuat perut menjadi buncit.

Bahaya Perut Buncit pada Wanita
Bagi perempuan, kondisi perut membuncit merupakan tanda adanya bahaya kesehatan. Karena itu, waspadai apabila perut membuncit terus-terusan meski berat badan Anda sudah berturun cukup banyak. Berikut adalah beberapa penyakit berbahaya yang ditandai dengan perut buncit:

Kanker ovarium. Kanker ovarium menjadi penyebab kematian terbanyak dari semua jenis kanker ginekologi. Kepala studi ini, Dr Michael L Leitzman dari Lembaga Kanker Nasional Amerika Serikat (AS) di Bethesda, Maryland, dan Universitas Regensburg di Jerman, mengatakan bahwa perempuan yang mengalami obesitas memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk terserang kanker ovarium. Memang belum jelas mengapa obesitas memiliki kontribusi terhadap kanker ovarium. Kemungkinan hal ini berkaitan dengan efek lemak tubuh yang berlebihan terhadap kadar estrogen dalam tubuh seorang perempuan. Ini pun kerap dapat membuat siklus menstruasi tidak teratur, tambahnya.

Kanker rahim.
Selain itu, studi itu mencakup lebih dari 28.000 kasus kanker di Amerika Utara, Eropa, Australia, serta Asia. Kelebihan berat badan, hingga di atas 13 kg dari berat badan normal, pada kalangan perempuan ternyata meningkatkan risiko kanker pada rahim dan kandung kemih hingga 60 persen.

Kanker payudara.
Pada penduduk Asia, terhadap kaitan lebih erat antara pertambahan indeks massa tubuh (IMT), dengan risiko serangan kanker payudara.

Kepikunan. Menurut hasil penelitian terbaru yang dimuat dalam jurnal kesehatan Neurology, para pemilik perut buncit dan berlemak lebih, ternyata berisiko mengalami kepikunan di usia tuanya. Menurut Dr Jose Luchsinger dari Columbia University Medical Center, New York, AS, yang meneliti kaitan antara perut buncit dan kepikunan, hasil studi semacam itu belum bisa dijadikan bukti lemak di perut menyebabkan kepikunan di masa datang. Namun, ia menduga kadar insulin yang dimiliki orang berperut buncit memiliki peranan terhadap terjadinya demensia.

Penyakit jantung. Menurut hasil penelitian yang diuraikan dalam simposium American Heart Association (Asosiasi Jantung Amerika), menyebutkan bahwa lingkar pinggang berukuran besar merupakan indikasi risiko tinggi serangan jantung atau penyakit serius lainnya. Hal ini harus diperhatikan.

Sesak nafas. Penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru. Hal ini menimbulkan gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan juga bisa terjadi pada saat tidur, dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderitanya sering merasa mengantuk.

Ortopedik. Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut, dan pergelangan kaki).(vln/dari berbagai sumber)

No comments: