DARI KITA UNTUK KITA
Di bulan Mei 2008, sesuatu terjadi pada diri saya, tepatnya perasaan saya. Hal itu membuat saya bingung, tidak tahu harus berbuta apa. Seperti mendapat tuntunan Roh Kudus, saya mengambil waktu untuk berpuasa selama 7 hari. Alhasil, saya benar-benar tenang dan damai, meskipun masalah perasaan tersebut masih belum selesai 100%. Di akhir bulan Mei, tiba-tiba dalam hati saya Roh Kudus memberi saya sebuah instruksi untuk berpuasa selama 7 hari setiap awal bulan, sampai pada batas waktu yang tidak ditentukan. Sungguh saya sulit menerima perintah itu, karena saya tipe orang yang tidak suka melakukan sesuatu yang tidak jelas maksud maupun tujuannya. Saya sampai berdebat denganNya tentang perintah ini. Saya bertanya kepadaNya apa tujuan puasa ini dan sampai kapan saya harus berpuasa. Namun, tidak ada jawaban.
Seperti orang “gila” rasanya, melakukan sesuatu tanpa tahu tujuan dan batas waktunya. Tetapi, karena ini sebuah perintah, saya belajar taat melakukan perintahNya. Bulan demi bulan saya lewati. Setiap akhir bulan saya selalu bertanya apakah saya harus melanjutkannya untuk bulan berikutnya? Namun, tak ada petunjuk dariNya untuk saya berhenti. Saya harus terus melakukannya.
Hingga bulan November 2008, saya mendengar berita yang sangat mengejutkan dan membuat saya shock berat. Salah seorang sahabat terdekat telah menyimpan sebuah rahasia yang sangat penting dari saya, yang seharusnya hal itu diceritakan kepada saya (padahal selama ini kami tak pernah menutupi satu rahasiapun). Setelah mendengar rahasia itu, spontan kemarahan, kekecewaan bergejolak di hati saya dan membuat saya menangis serta terdiam tidak tahu harus berbuat apa. Saat itu juga Tuhan mengingatkan saya tentang pelacur yang telah diampuni dosanya. Awalnya sangat sulit bagi saya untuk memercayai dan menerima kenyataan itu. Namun, akhirnya saya memberanikan diri untuk berbicara dengan sahabat saya, mengonfirmasi kebenaran berita tersebut. Ternyata berita itu benar, malahan kejadiannya lebih dari itu dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh saya.
Ketika saya hanya mampu menangis dan berdoa, tiba-tiba Tuhan berbiacara lembut di hati saya, “Inilah salah satu tujuanKu memberimu perintah untuk berpuasa setiap awal bulan, yaitu untuk menjagai hidup sahabatmu.” Seketika itu saya tersadar, seandainya saya tidak taat melakukan perintahNya untuk berpuasa, saya tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi kepada sahabat saya ini.
Seringkali saya tidak mengerti maksud Tuhan ketika memberi saya sebuah perintah. Tetapi saya belajar taat, karena saya percaya Tuhan punya tujuan yang jelas dan baik. Yang terpenting adalah taat pada perintahNya. Dengan belajar taat, kita dapat menjadi alat Tuhan untuk mendatangkan keselamatan, berkat serta kebaikan bagi orang lain dan kita sendiri pun diberkati. (liem)
Saturday, May 15, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment