Sunday, January 24, 2010

Tuhan membuat segalanya indah pada waktunya…

KISAH KITA

Ketika masih berstatus menjalin hubungan dengan pasangan hidup (PH) saya (sekarang telah menjadi suami saya), saya dididik oleh Krispen untuk melibatkan pembina rohani dalam menjalin hubungan. Menurut saya hal ini bagus karena pembina bisa membantu saya sebagai second opinion dan “payung” bagi hubungan kami. Kala itu, pembina rohani saya setuju kami berkomitmen untuk menjalin hubungan dan orang tua saya juga tidak menentang. Mama saya rajin sembahyang di klenteng. Suatu kali setelah hubungan kami di-gwamia untuk yang kesekian kalinya, hasil gwamia mengatakan bahwa hubungan kami sangat tidak baik jika dilanjutkan. Mama saya pun berubah keputusan dan menentang hubungan kami. Saat saya berdoa, saya merasakan suatu keyakinan mengenai PH saya ini dan Tuhan sedang merencanakan sesuatu bagi kami. Saya bingung menghadapi situasi yang kontradiksi ini. Akhirnya, kami memutuskan untuk tetap melakukan kebenaran Firman Tuhan, yaitu tunduk pada otoritas dan kami memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami. Di dalam penundukan pada otoritas (mama), saya belajar semakin dalam mengenai hadirat Tuhan, percaya sepenuhnya, kesabaran, dan yang terutama adalah tunduk dan melakukan kebenaran Firman di atas segalanya. Saat saya memutuskan untuk percaya kepada Tuhan, Filipi 4:7 terjadi dalam hidup saya, damai sejahtera Allah yang melampaui akal saya tiba-tiba mengalir meluap-luap, memenuhi hati dan melenyapkan segala kekuatiran dan kesedihan saya. Saya menjadi sangat kuat dan tenang. Beberapa waktu kemudian, perlahan-lahan orang tua saya tidak menentang sekeras sebelumnya dan akhirnya menyetujui hubungan kami. Beberapa kali saat mengingat peristiwa itu, saya selalu bersyukur bahwa pengajaran firman Tuhan tersebut sangat banyak menyempurnakan karakter saya. Status pacaran sangat berbeda dengan menikah, dan pengajaran Tuhan tersebut merupakan bekal yang luar biasa dalam kehidupan rumah tangga saya. Saya tidak dapat menemukan secuil kesalahan atau kecacatan dalam rencana Tuhan ini. Lewat pengalaman itu, Tuhan mengajarkan bahwa dengan tunduk pada otoritas, terlepas keputusan mereka benar atau tidak, Tuhan mengerjakan banyak hal yang luar biasa dalam kehidupan saya dan membuat segala sesuatunya indah pada waktuNya. (Vera Tjahjono/Ibu rumah tangga)

Bagi orang yang berkelimpahan secara materi, kebutuhan-kebutuhan mendesak atau kebutuhan khusus bukanlah hal yang sulit untuk segera dipenuhi. Namun, bagi kami yang tidak berkelimpahan, kebutuhan seperti itu merupakan suatu pergumulan dan itu terjadi 2 bulan yang lalu tepatnya. Kami percaya kepada firman Tuhan dalam Yeremia 17:5–8. Jadi kami berdoa puasa dengan permohonan agar Tuhan menyediakan dana setiap bulan selama 4 bulan. Setelah 2 minggu berdoa puasa, Tuhan memberi berkat. Yang pertama lewat penjualan barang-barang reklame. Dua minggu berikutnya Tuhan memberi berkat yang kedua lewat penjualan barang reklame dan sahabat-sahabat yang sangat baik. Bulan-bulan berikutnya, terus Tuhan mencukupi kebutuhan khusus tersebut dengan tidak kekurangan dan tepat pada waktunya. (Lanny Setiawati/Wirausaha)

No comments: