KISAH KITA
Josua Chrisnan. Pada Januari 2009 lalu, sosok pria asal Jakarta ini mungkin masih nampak asing bagi para jemaat Krispen. Namun, memasuki Januari 2010, dia tidak hanya dikenal sebagai salah satu pemain keyboard handal di Krispen, namun juga sebagai pribadi kreatif yang banyak memberikan kontribusi dalam kegiatan gereja. Mungkin tidak banyak yang mengetahui, bahwa keberadaan Josua di Surabaya merupakan salah satu aksi nyatanya untuk keluar dari zona nyaman. Kini, seminggu setelah kepulangannya ke ibukota, pria kelahiran 9 November 1984 ini mau membagikan sedikit kisahnya kepada para jemaat Krispen.
Keluar dari Zona Nyaman 1: Menerima Pekerjaan di Surabaya
Bagi Jojo –sapaan akrab Josua-, langkah keluar dari zona nyaman yang pertama adalah dengan menerima tawaran bekerja di luar kota, yaitu di Surabaya. Ketika mulai masuk di dunia kerja, ia merasa Tuhan membawa dia untuk ‘keluar’ menjadi garam dan terang ke komunitas yang belum kenal dengan Tuhan. “Sebelumnya, aku memang lebih banyak berkutat di kegiatan dan kesibukan pelayanan gereja. Karena itu, tawaran ke Surabaya menurutku adalah salah satu jalan untuk belajar ‘keluar’ tersebut.”
Tentunya keputusan tersebut tidak mudah. Ada begitu banyak penyesuaian yang harus dialami oleh Jojo selama di Surabaya. “Awalnya tentu saja sulit. Semenjak Januari 2009, aku harus meninggalkan semua yang kupunya di Jakarta yaitu keluarga, teman, pelayanan (sedang berada dalam kepemimpinan mengembangkan PW Youth), pekerjaan sampingan (guru musik, pemain musik, dll),” ungkapnya. Belum lagi suasana kerja di kantor Surabaya yang kurang ramah terhadap orang baru dan juga tempat tinggal yang kurang nyaman. “Meski dipindahkan ke Surabaya, kantor tidak memberikan tunjangan apa-apa untuk akomodasi dan transportasi. Jadi aku juga harus belajar berhemat untuk kedua kebutuhan utama itu. Karena itu, aku juga harus belajar membiasakan diri dengan tempat kos yang tidak ber-AC, TV Kabel, internet, yang semuanya aku punya di Jakarta.”
Keluar dari Zona Nyaman 2: Fokus ke Musik
Awalnya, kepindahan Jojo ke Surabaya merupakan bagian dari program yang dia ikuti sebagai karyawan sebuah bank swasta di Indonesia. Meski di bank tersebut bekerja sebagai marketing credit corporate yang banyak berhubungan dengan dunia keuangan, pria berkepala plontos ini selalu merasa hidupnya tetap tidak bisa lepas dari musik. “Entah bagaimana, Tuhan seperti selalu membawa aku ‘muncul’ dalam hal bermusik. Di bank itu pun, aku sempat buat satu theme song untuk meningkatkan kekompakan dengan tim.” Kenyataan bahwa musik adalah bagian hidupnya juga diperkuat dengan penegasan orang-orang di sekitarnya. Mulai dari teman-teman kantor hingga orang-orang di Krispen yang baru dikenalnya saat itu.
Hingga akhirnya, memasuki pertengahan 2009, Jojo memutuskan untuk mengambil langkah besar –keluar dari zona nyaman- berikutnya: melepas pekerjaannya di bank, untuk fokus ke panggilan hidup yang Tuhan sediakan baginya, bermusik. “Sejak dulu, aku memang rindu, lewat musik, aku bisa menginspirasi banyak orang. Dulu, aku berpikir untuk mencoba bekerja kantoran selama beberapa tahun, baru fokus di musik. Nyatanya, Tuhan selalu membawa aku tidak pernah jauh dari musik. Aku tidak ragu lagi untuk memilih jalan ini.”
Tuhan yang Memanggil, Tuhan yang Menjamin
Meski keputusan untuk ‘berpindah haluan’ dalam pekerjaan cukup besar, Jojo tetap yakin bahwa Tuhan menyediakan lebih dari yang dia sanggup pikirkan. “Ragu sih pasti sempat. Tapi, Tuhan membuktikan kepadaku bahwa aku tidak salah pilih. Pertama, aku merasakan damai sejahtera banget menjalani apa yang aku lakukan sekarang. Lalu, Orangtua dan pasangan juga sangat mendukung aku. Padahal dulu Papaku tidak pernah berharap anaknya akan menjadi musisi. Dari tolak ukur pendapatan, Tuhan juga membuktikan bahwa apa yang kuhasilkan sekarang dari musik tidak jauh terpaut dari kerja kantoran. Dan yang terakhir, aku merasa apa yang aku lakukan bisa berdampak dan jadi berkat bagi banyak orang.” Untuk poin yang terakhir, sepertinya Tim PeMuJi Krispen yang juga diperlengkapi oleh Jojo selama 6 bulan terakhir tentu dapat merasakan dampak dan berkat dari pekerjaannya.
“Aku percaya, saat aku berjalan bersama Tuhan, aku akan dibawa selalu naik dan tidak pernah turun. Akan ada hal-hal besar lainnya yang sudah dia sediakan buat aku. Dan aku sekarang sedang menjalaninya, satu persatu, menuju rencanaNya yang indah,” begitu ujarnya sembari menutup pembicaraan. (vln)
Sunday, January 31, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment