Sunday, January 31, 2010
HATI-HATI! Kenyamanan = Awal Kejatuhan
Jatuh Karena Nyaman dengan Angin Sepoi-Sepoi
Ada sebuah cerita tentang perlombaan angin barat, angin timur dan angin utara untuk menjatuhkan monyet yang lagi asyik di pohon. Terjadilah perbincangan antara ketiga angin tersebut dan saling mempromosikan kekuatan masing-masing. Angin timur berkata bahwa dia pasti bisa menjatuhkan monyet yang ada di pohon itu. Lalu bertiuplah angin timur dengan kencang untuk menjatuhkannya, tetapi monyet itu justru berpegang sangat erat pada pohon. Setelah usahanya gagal, ia ditertawakan oleh kedua angin yang lain. Tibalah giliran angin barat untuk mencoba kekuatannya. Angin barat bertiup lebih kencang dibandingkan dengan angin timur. Namun, semakin kencang ia bertiup, monyet pun berpegangan semakin erat pada pohon. Melihat usahanya gagal, tertawalah kedua angin yang lainnya. Kemudian giliran angin utara tiba. Melihat usaha kedua lawannya gagal, maka ia menemukan strategi baru, yaitu dia tidak meniupkan angin dengan kencang, sebaliknya meniupkan angin sepoi-sepoi. Ketika angin utara melakukan usahanya, tertawalah angin timur dan barat dan mengoloknya bahwa usahanya tidak akan berhasil. Namun, ia berhasil membuat monyet itu terlelap karena sejuknya angin yang dirasakannya. Melihat monyet itu tidur, maka dia menambahkan kekuatannya, lalu jatuhlah si monyet.
Pelajaran yang dapat kita petik dari cerita ini adalah, kenyamanan dapat membuat seseorang jatuh. Sebab, saat berada pada posisi nyaman kita cenderung malas untuk berubah dan beranjak dari posisi kita sekarang. Kita enggan untuk melangkah lebih maju pada tujuan yang telah Allah tetapkan bagi kita.
Ketika Nyaman, Kita Mulai Jatuh
Kenyamanan adalah titik awal di mana kita akan mengalami kejatuhan. Alasannya adalah ketika kita sudah merasa nyaman dengan hidup kita, maka kita akan hidup berfokus dengan diri sendiri dan tidak ingin melakukan apa-apa. Inginnya santai dan sudah puas dengan apa yang diraih, padahal ada banyak hal yang masih bisa kerjakan. Perhatian! Sebelum kita mencapai tujuan Allah dalam hidup kita hendaklah jangan sampai kita berhenti atau merasa puas dengan apa yang telah kita capai.
Pernah saya merasakan begitu nyamannya hidup setelah saya bertobat. Hal ini tidak terjadi dalam waktu sebentar, tapi dalam kurun waktu lama sekitar 2-3 tahun, bahkan saya pernah tidak bersaat teduh selama 1 tahun. Lama kelamaan hidup saya mulai jenuh, saya menjadi orang mudah terbakar emosi, sensitif, mudah tersinggung, tidak peduli dengan orang lain. Meskipun tetap beribadah dan komsel, tetapi saya tetap merasa kosong dan seperti tidak punya teman. Sungguh aneh, di tengah komunitas yang nilai kekeluargaannya cukup kuat, saya malah merasa tidak memiliki teman. Ketika merenungkan hal ini, saya disadarkan bahwa saya bisa mengalami kejenuhan dan kemerosotan rohani sejauh itu adalah karena saya membiarkan rasa nyaman itu terus terjadi, membuai saya dan saya tidak segera keluar dari situasi tesebut. Puji Tuhan, di tengah kenyamanan yang perlahan namun pasti menarik saya ke bawah, Tuhan tetap peduli dan memiliki banyak cara sehingga mampu menarik perhatian saya kembali kepadaNya dan kepada rencanaNya yang telah disiapkan bagi saya.
Bersyukur, Ketika Tuhan Mengoyakkan Zona Nyaman Kita
Bersyukurlah saat Tuhan mengoyakkan kenyamanan kita. Sebab, itu tanda Dia begitu mengasihi kita. Dia tahu bahwa ketika kita nyaman, maka itu adalah awal dari kejatuhan kita. Salah satu cara Tuhan untuk mengoyakkan kenyamanan kita adalah melalui masalah yang kita hadapi.
Seperti induk rajawali yang mengajar anaknya terbang dengan mengoyakkan sarangnya yang nyaman, demikian Tuhan mengoyakkan kenyamanan kita demi mendidik kita supaya terus bertumbuh menggenapi rencanaNya atas hidup kita. Induk rajawali bukannya kejam, tetapi dia ingin anaknya terus bertumbuh, mengokohkan sayapnya, untuk terbang menerjang badai sesuai tujuan kelahirannya. Demikian juga Tuhan bukannya kejam manakala mengoyakkan kenyamanan kita lewat berbagai masalah dan tantangan kehidupan. Dia mau supaya kita bertumbuh dari satu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi, mengalami mujizat yang Ia sediakan, menggenapi rencanaNya yang sempurna dalam hidup kita.
Bagaimana kita dapat melepaskan diri dari jerat kenyamanan yang menjatuhkan?
1. Melakukan pekerjaan Bapa (Matius 28:19-20)
Ketika kita setia melakukan pekerjaan Bapa, kita akan terhindar dari kenyamanan yang menjatuhkan. Sebab kita akan terus bergerak dan tidak diam, kita akan terus tertantang untuk belajar hal-hal baru dari Bapa, seiring kita aktif melakukan pekerjaanNya.
2. Hidup dalam komunitas Allah
Saudara-saudara yang kita miliki di gereja maupun di kelompok sel akan terus menerus mengingatkan kita. Melakukan pekerjaan Bapa bersama dengan saudara-saudara di komsel dapat memberikan semangat yang berbeda dengan ketika kita hanya melakukan pekerjaan Bapa sendirian. Tetapi, bukan berarti kita tidak bisa melakukannya saat kita sendiri, karena di manapun kita berada, kita pasti bisa melakukan pekerjaan Bapa.
Hindarilah memasuki zona nyaman. Tetaplah bergerak melakukan pekerjaan Bapa dan menggenapi rencana yang telah ditetapkanNya bagi hidup kita. Ingat! Kenyamanan adalah awal dari kejatuhan. (liem)
Keluar dari Zona Nyaman Untuk Menggenapi Visi
Josua Chrisnan. Pada Januari 2009 lalu, sosok pria asal Jakarta ini mungkin masih nampak asing bagi para jemaat Krispen. Namun, memasuki Januari 2010, dia tidak hanya dikenal sebagai salah satu pemain keyboard handal di Krispen, namun juga sebagai pribadi kreatif yang banyak memberikan kontribusi dalam kegiatan gereja. Mungkin tidak banyak yang mengetahui, bahwa keberadaan Josua di Surabaya merupakan salah satu aksi nyatanya untuk keluar dari zona nyaman. Kini, seminggu setelah kepulangannya ke ibukota, pria kelahiran 9 November 1984 ini mau membagikan sedikit kisahnya kepada para jemaat Krispen.
Keluar dari Zona Nyaman 1: Menerima Pekerjaan di Surabaya
Bagi Jojo –sapaan akrab Josua-, langkah keluar dari zona nyaman yang pertama adalah dengan menerima tawaran bekerja di luar kota, yaitu di Surabaya. Ketika mulai masuk di dunia kerja, ia merasa Tuhan membawa dia untuk ‘keluar’ menjadi garam dan terang ke komunitas yang belum kenal dengan Tuhan. “Sebelumnya, aku memang lebih banyak berkutat di kegiatan dan kesibukan pelayanan gereja. Karena itu, tawaran ke Surabaya menurutku adalah salah satu jalan untuk belajar ‘keluar’ tersebut.”
Tentunya keputusan tersebut tidak mudah. Ada begitu banyak penyesuaian yang harus dialami oleh Jojo selama di Surabaya. “Awalnya tentu saja sulit. Semenjak Januari 2009, aku harus meninggalkan semua yang kupunya di Jakarta yaitu keluarga, teman, pelayanan (sedang berada dalam kepemimpinan mengembangkan PW Youth), pekerjaan sampingan (guru musik, pemain musik, dll),” ungkapnya. Belum lagi suasana kerja di kantor Surabaya yang kurang ramah terhadap orang baru dan juga tempat tinggal yang kurang nyaman. “Meski dipindahkan ke Surabaya, kantor tidak memberikan tunjangan apa-apa untuk akomodasi dan transportasi. Jadi aku juga harus belajar berhemat untuk kedua kebutuhan utama itu. Karena itu, aku juga harus belajar membiasakan diri dengan tempat kos yang tidak ber-AC, TV Kabel, internet, yang semuanya aku punya di Jakarta.”
Keluar dari Zona Nyaman 2: Fokus ke Musik
Awalnya, kepindahan Jojo ke Surabaya merupakan bagian dari program yang dia ikuti sebagai karyawan sebuah bank swasta di Indonesia. Meski di bank tersebut bekerja sebagai marketing credit corporate yang banyak berhubungan dengan dunia keuangan, pria berkepala plontos ini selalu merasa hidupnya tetap tidak bisa lepas dari musik. “Entah bagaimana, Tuhan seperti selalu membawa aku ‘muncul’ dalam hal bermusik. Di bank itu pun, aku sempat buat satu theme song untuk meningkatkan kekompakan dengan tim.” Kenyataan bahwa musik adalah bagian hidupnya juga diperkuat dengan penegasan orang-orang di sekitarnya. Mulai dari teman-teman kantor hingga orang-orang di Krispen yang baru dikenalnya saat itu.
Hingga akhirnya, memasuki pertengahan 2009, Jojo memutuskan untuk mengambil langkah besar –keluar dari zona nyaman- berikutnya: melepas pekerjaannya di bank, untuk fokus ke panggilan hidup yang Tuhan sediakan baginya, bermusik. “Sejak dulu, aku memang rindu, lewat musik, aku bisa menginspirasi banyak orang. Dulu, aku berpikir untuk mencoba bekerja kantoran selama beberapa tahun, baru fokus di musik. Nyatanya, Tuhan selalu membawa aku tidak pernah jauh dari musik. Aku tidak ragu lagi untuk memilih jalan ini.”
Tuhan yang Memanggil, Tuhan yang Menjamin
Meski keputusan untuk ‘berpindah haluan’ dalam pekerjaan cukup besar, Jojo tetap yakin bahwa Tuhan menyediakan lebih dari yang dia sanggup pikirkan. “Ragu sih pasti sempat. Tapi, Tuhan membuktikan kepadaku bahwa aku tidak salah pilih. Pertama, aku merasakan damai sejahtera banget menjalani apa yang aku lakukan sekarang. Lalu, Orangtua dan pasangan juga sangat mendukung aku. Padahal dulu Papaku tidak pernah berharap anaknya akan menjadi musisi. Dari tolak ukur pendapatan, Tuhan juga membuktikan bahwa apa yang kuhasilkan sekarang dari musik tidak jauh terpaut dari kerja kantoran. Dan yang terakhir, aku merasa apa yang aku lakukan bisa berdampak dan jadi berkat bagi banyak orang.” Untuk poin yang terakhir, sepertinya Tim PeMuJi Krispen yang juga diperlengkapi oleh Jojo selama 6 bulan terakhir tentu dapat merasakan dampak dan berkat dari pekerjaannya.
“Aku percaya, saat aku berjalan bersama Tuhan, aku akan dibawa selalu naik dan tidak pernah turun. Akan ada hal-hal besar lainnya yang sudah dia sediakan buat aku. Dan aku sekarang sedang menjalaninya, satu persatu, menuju rencanaNya yang indah,” begitu ujarnya sembari menutup pembicaraan. (vln)
Berpikir di luar kotak ‘biasa’:Fokus Pada Masalah atau Solusi?
Keluar dari zona nyaman adalah keluar dari kebiasaan lama kita yang terasa nyaman. Salah satunya melatih cara berpikir kita agar menjadi lebih efisien.
Efisiensi adalah suatu hal yang penting di dalam dunia manajemen. Sebagai seorang anggota tim yang baik, kita memiliki tanggung jawab bukan hanya membawa tim kita mencapai tujuan bersama. Tetapi juga tanggung jawab dalam mencari cara terbaik untuk memecahkan setiap masalah yang terjadi. Tetapi seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah. Dan meski masalah tersebut terpecahkan, solusi yang ada seringkali bukanlah pilihan yang efisien, malah terlalu rumit.Mari kita coba lihat dalam dua kasus di bawah ini:Kasus Kotak Sabun Kosong
Kasus pertama adalah kasus kotak sabun yang kosong, yang terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar di Jepang. Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun yang kosong. Dengan segera para pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dipak ke departemen pengiriman. Karena suatu alasan, ada satu kotak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong.
Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut.Dengan segera, para teknisi bekerja keras untuk membuat sebuah mesin sinar X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk melihat semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak tersebut tidak kosong. Tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit.
Tetapi saat ada seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, ia tidak berpikir tentang hal-hal yang rumit, tetapi ia muncul dengan solusi yang berbeda. Ia membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke garis pengepakan. Ia menyalakan kipas angin tersebut, dan setiap ada kotak sabun yang melewati kipas angin tersebut, kipas tersebut meniup kotak sabun yang kosong keluar dari jalur pengepakan.Kasus Menulis di Luar Angkasa
Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol, karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu dekade (10 tahun) dan 12 juta dolar. Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius.
Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia? Mereka menggunakan pensil!
Moral cerita ini adalah sebuah filosofi yang disebut KISS (Keep It Simple Stupid), yaitu selalu mencari solusi yang sederhana, sehingga bahkan orang bodoh sekalipun dapat melakukannya. Cobalah menyusun solusi yang paling sederhana dan memungkinkan untuk memecahkan masalah yang ada. Maka dari itu, kita harus belajar untuk fokus pada solusi daripada pada berfokus pada masalah.
"Bila kita melihat pada apa yang tidak kita punya di dalam hidup kita, kita tidak akan memiliki apa-apa. Tetapi bila kita melihat pada apa yang ada di tangan kita, solusi sebenarnya telah berada di tangan kita."
Sumber : JRP OFFICIAL SITE
INFO KITA-1 Februari 2010
Perpuluhan: Rp. 6.975.500
Perpuluhan (transfer bank): Rp. 1.000.000
Diakonia: Rp. 412.500
Janji Iman Misi: Rp. 1.000.000
Untuk Renovasi: Rp. 1.500.000
Perjamuan Kudus
Mari siapkan hati untuk masuk dalam Perjamuan Kudus yang akan dilaksanakan pada hari Minggu, 7 Februari 201, di seluruh ibadah raya.
Jemaat yang Terkasih,
Kami beritahukan bahwa terhitung mulai hari ini, Minggu 17 Januari 2010, No. Rekening Dana Misi di Bank Mandiri Kcp Babatan Pantai DITUTUP.
No. Rekening Dana Misi & No. Rekening Dana Perpuluhan MENJADI SATU di BCA Kcp Babatan Pantai, AC # 5060139506.
Demikian harap diperhatikan!
PENUNTUN SAAT TEDUH PRIBADI 1-7 Februari 2010
Sumber: e-4M abbalove
Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."
-Lukas 5:10b-
Senin, 1 Februari 2010
Simon yang Mudah Menyerah Menjadi Petrus yang Tegar Bagai Karang
Firman hari ini: Yohanes 1:35-42
Pengajaran:
Simon Petrus adalah seorang nelayan kotor dari daerah Galilea yang berlogat kasar. Bagi orang-orang Farisi dan ahli Taurat, Simon Petrus hanyalah nelayan Galilea yang tak terpelajar. Bahkan bagi para imam-imam Yahudi sekalipun, Petrus tidak masuk dalam hitungan mereka. Namun bagi Yesus, Simon Petrus menyimpan potensi yang besar bagi Kerajaan Allah. Simon artinya buluh yang patah terkulai dan mudah goyah temperamennya sehingga ia mudah menyerah terhadap tekanan yang dihadapi. Tetapi, Yesus justru melihat melampaui keterbatasan manusia dan menggantinya dengan Kefas atau Petrus, yang berarti tegar bagaikan batu karang yang teguh. Ketika Andreas saudara Simon Petrus membawa dirinya kepada Yesus, Yesus memandang Petrus dengan tajam dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus),"(Yohanes 1:42). Jika Yesus bisa mengubah tujuan hidup Simon Petrus, Ia juga dapat melakukannya bagi hidup kita.
Selasa, 2 Februari 2010
Dari Penjala Ikan Menjadi Penjala Manusia
Firman hari ini: Lukas 5:1-11
Pengajaran:
Ruth L. Whitfield menulis dalam Spirit Led Women online dengan judul 'Why me, Lord?' yang berkata, “Pernahkah Anda bertanya kepada Allah, mengapa? Mengapa aku, Tuhan? Mengapa Engkau tidak mengambil seseorang untuk tugas itu? Mengapa aku selalu melewati api?” Ruth Whitfield menulis isi hatinya mewakili kebanyakan orang Kristen yang selalu bertanya kepada Tuhan mengapa Tuhan memilih mereka. Kita sering berdoa: Tuhan, pakai aku dan bentuk aku sesuai kehendakMu. Ambil aku dan kuduskan aku untuk kemulian namaMu. Tetapi, ketika Tuhan menjawab doa kita dengan memakai kita, maka kita memiliki berbagai macam alasan untuk menolak. Yesus adalah Pribadi yang kreatif dalam memilih murid-muridNya. Ia tidak mencari murid-murid di sekolah keagamaan, tetapi di tempat aktivitas mereka di dalam profesi masing-masing. Yesus bertemu Simon Petrus di pantai, tempat ia memancing ikan. Hal itulah yang membuat Petrus berkata, "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa,"(Lukas 5:8). Tapi Yesus menjawab, "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia,"(Lukas 5:10). Yesus memakai setiap orang sesuai profesinya untuk memberitakan Kerajaan Allah. Itulah sebabnya kita dapat berbangga bahwa Tuhan bisa memakai kita sesuai dengan talenta dan kemampuan kita untuk melayani Dia di mana pun kita berada.
Rabu, 3 Februari 2010
Petrus yang Mengenal Pribadi Yesus
Firman hari ini: Matius 16:13-20
Pengajaran:
Pada suatu kali, Yesus berada di Kaisarea Filipi, lalu Ia bertanya kepada murid-muridNya yang butuh jawaban segera. Kata Yesus, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Masing-masing murid mencoba menjawab sesuai informasi yang mereka dapatkan, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi,". Jawaban mereka hanya mengutip apa kata orang, namun berbeda ketika Yesus bertanya kepada Petrus, "Siapakah Aku ini?" Simon Petrus menjawab, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"(Ayat 16). Dalam pimpinan Roh Kudus, Petrus sanggup mengenali Yesus sebagai Mesias atau Kristus. Bahkan pengenalan akan Pribadi Yesus ini membawa Petrus mendapat penghargaan tertinggi dari Yesus, yaitu kunci kerajaan sorga. Seberapa jauh pengenalan kita saat ini terhadap Yesus?
Kamis, 4 Februari 2010
Pertunjukan Iman Petrus yang Radikal: Sekali Yesus, Tetap Yesus
Firman hari ini: Yohanes 6:67-71
Pengajaran:
Pernahkah Anda ditegur dengan keras oleh pemimpin atau pembina Anda? Apakah Anda akan mundur karena teguran keras tersebut? Jika ya, maka Anda perlu belajar dari pribadi Petrus dalam saat teduh hari ini. Jika Anda membaca seluruh Yohanes pasal 6, maka Anda akan mendapat gambaran yang benar tentang perkataan-perkataan Yesus yang keras kepada orang-orang Yahudi dan murid-muridNya. Mereka berkata, "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"(ayat 61). Akibatnya, banyak murid-murid Yesus yang mengundurkan diri dan tidak mengikuti Dia. Pada saat yang genting seperti itu, Yesus bertanya sekali lagi kepada kedua belas muridNya, "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" (ayat 67). Kita dapat membayangkan bahwa murid-murid Yesus tiba-tiba terdiam. Dalam kesunyian seperti itulah suara Petrus tiba-tiba memecah suasana, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah," (ayat 68-69). Inilah pertunjukan iman Petrus yang radikal ketika menghadapi situasi yang susah dan sulit. Sekali Yesus tetap Yesus. Rindukah Anda meniru sikap Petrus ini? Renungkan: Mengapa Anda masih setia mengikuti Tuhan Yesus sampai saat ini?
Jumat, 5 Februari 2010
Iman Petrus: Antara Ketaatan dan Kebimbangan
Firman hari ini: Matius 14:22-33
Pengajaran:
Sepanjang sejarah manusia yang tercacat, belum pernah ada seorang manusia pun yang sanggup berjalan di atas air. Tetapi pada suatu malam yang gelap gulita, murid-murid Yesus sedang diombang-ambingkan oleh gelombang karena angin sakal. Ketika mereka takut bahwa perahu mereka akan segera tenggelam, tampaklah sesosok pribadi berjalan di atas air. Pribadi tersebut adalah Yesus yang menjadi orang pertama yang pernah berjalan di atas air. Murid-murid Yesus pun berteriak-teriak ketakutan karena mengira mereka melihat hantu. Pada saat itulah mereka mendengar suara yang sudah mereka kenal selama ini, "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"(ayat 27). Itulah suara Tuhan Yesus. Ketika mendengar suara Yesus, Petrus langsung berseru dengan gembira, "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."(ayat 28). Luar biasa! Petrus tidak berpikir bahwa manusia dapat berjalan di atas air. Ia ingin mencobanya. Dan Yesus segera membalas, "Datanglah!" (ayat 29). Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Hanya ada satu cara yang cocok untuk ditunjukan kepada Petrus adalah mengangkat jempol kita. Ia tidak bertanya kepada teman-temannya di dalam perahu. Ketaatan Petrus adalah kunci mengalami mukjizat Tuhan. “Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: 'Tuhan, tolonglah aku!"'(ayat 30). Ketika kebimbangan menguasai Petrus, maka ia segera tenggelam ke dalam air. Jangan pernah mengijinkan kebimbangan menguasai hidup Anda. Kebimbangan adalah musuh iman akan mujijat Tuhan. Percayalah, Yesus adalah jawaban yang pasti!
Sabtu, 6 Februari 2010
Meskipun Menyangkal Tuhan, Tetapi Petrus Segera Bertobat
Firman hari ini: Lukas 22:54-62
Pengajaran:
Tidak ada seorang rasul pun yang meledak-ledak emosinya seperti Petrus. Sifat Sanguin Petrus atau temperamen intim-nya membuat ia siap menjawab tantangan apa pun sebelum memikirkan resiko yang akan dihadapinya. Ketika mereka sedang duduk dalam Perjamuan Kudus sebelum Yesus akan menderita, Petrus menjanjikan kesetiaan yang luar biasa kepada Yesus dengan berkata bahwa ia bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama Yesus. Tetapi, Yesus membalas jaminan Petrus tersebut dengan kata-kata, "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku,"(Lukas 22:34). Petrus makin bersungguh-sungguh dengan ucapannya bahwa ia akan membela Yesus. Lalu, Yesus menegaskan kepada Petrus, “Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu,"(Lukas 22:31-32). Akhirnya nubuatan Yesus benar-benar terjadi pada Petrus, sehingga ia menyangkal Yesus tiga kali. Tetapi, Petrus adalah pribadi yang lembut hati dan cepat bertobat. Petrus menangis dalam pertobatan di hadapan Tuhan. Bagaimana dengan Anda?
Minggu, 7 Februari 2010
Sang Penakut Menjadi Pengkhotbah Pentakosta Pertama
Firman hari ini: Kisah Para Rasul 2:14-40
Pengajaran:
Pernahkah Anda merasa gagal berulang-ulang? Jangan pernah berputus asa, karena Allah belum selesai berurusan dengan Anda. Simon Petrus adalah contoh hidup dari seseorang yang bangkit kembali dari kegagalan karena menyangkal Yesus tiga kali dan dipakai oleh Allah menjadi pengkhotbah yang diurapi untuk menyampaikan kabar baik dari Allah pada hari Pentakosta. Petrus yang penuh dengan Roh Kudus dapat berkhotbah dengan penuh kuasa, sehingga orang-orang yang mendengarkan khotbahnya menyerahkan diri dalam pertobatan untuk dibaptis yang jumlahnya kira-kira tiga ribu jiwa. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda juga sedang berada dalam titik nadi terakhir dari kegagalan Anda? Bangkit dan berjalanlah dalam kuasa Roh Kudus seperti Petrus dan layanilah Tuhan kita dengan segenap kemampuan yang ada. Jangan pernah menyerah, karena ada kasih karunia Allah yang cukup bagi kita.
Sunday, January 24, 2010
Indah pada Waktunya
FOKUS KITA
"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir."
-Pengkotbah 3:11-
Adilkah Tuhan?
Saat ini jika pertanyaan “Apakah Anda menganggap Tuhan sudah bersikap adil kepada Anda?” diajukan kepada Anda, apa jawaban Anda?
Puji Tuhan jika Anda menjawab ya. Namun, ada banyak orang yang menganggap bahwa Tuhan belum, kurang atau bahkan tidak adil kepada mereka. Contoh nyata adalah saat seseorang berdoa meminta sesuatu, namun ketika doanya belum dikabulkan, atau tidak dikabulkan, mereka akan merasa sangat kecewa dan menganggap Tuhan ingkar janji, pilih kasih dan tidak adil. Seorang teman pernah dengan kecewa mengatakan bahwa apa yang dijanjikan Yesus dalam Matius 7:7-8 hanyalah sesuatu yang hanya berlaku bagi orang tertentu, pastinya bukan dia. Benarkah demikian?
Mintalah, maka kamu akan diberi yang TERBAIK
Mari kita lihat secara lengkap apa yang dikatakan Yesus dalam Matius 7:7-8 ini: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan." (Matius 7:7-8). Jika kita hanya membaca ayat ini saja, maka kita akan mendapatkan pemahaman yang keliru mengenai janji Tuhan.
Ya, benar bahwa Yesus mengatakan bahwa kita akan menerima apa yang kita minta. Tetapi, jika kita lanjutkan kepada ayat-ayat berikutnya: "Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,atau memberi ular, jika ia meminta ikan?" (ay 9-10), kita akan melihat pengertian yang lebih jelas mengenai hal pengabulan doa.
Mungkinkah kita memberikan sesuatu yang membahayakan dan mematikan kepada anak-anak kita sendiri? Coba kita tengok sebuah contoh. Jika anak-anak minta permen terus menerus, apa yang Anda lakukan sebagai orang tua yang baik? Akankah Anda memberikan permen setiap kali mereka meminta, atau Anda harus tahu kapan saatnya menolak? Tentu Anda harus tahu kapan saatnya Anda memberi dan kapan Anda harus menolak. Itu namanya orang tua yang baik.
Anak-anak akan terus meminta permen karena mereka suka dengan rasanya yang manis, atau warna-warninya menarik. Menurut mereka itu yang terbaik bagi mereka, padahal tidak demikian. Sebagai orang tua, tentu kita akan jauh lebih tahu apa yang terbaik bagi mereka. Jika orang tua saja tahu, apalagi Tuhan, Sang Pencipta yang sangat mengasihi kita. Dan itulah yang dikatakan Yesus dalam ayat selanjutnya: "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (ay 11).
Ia membuat semuanya Indah pada WaktuNya
Jika kita hubungkan dengan ayat bacaan hari ini, maka kita akan melihat gambaran keseluruhan dengan jelas. Tuhan selalu menyediakan segala sesuatu yang indah pada waktunya. Dia menyediakan segala yang terbaik bagi kita, bahkan yang tidak kita tahu sekalipun.
Kemampuan manusia terbatas untuk menyadari apa yang terbaik bagi diri kita di masa depan, namun percayalah kepada Tuhan, karena Dia tahu apa yang terbaik bagi kita, dan telah menyediakannya. Tuhan selalu siap memberikan jawaban yang tepat sesuai waktuNya, dan itulah yang terbaik. Bahkan ketika Tuhan tidak memberikan apa yang kita minta, itupun hanya untuk kebaikan kita sendiri juga.
Bapa Surgawi adalah Allah yang Maha Tahu. Jika orang tua kita saja tahu memberikan yang terbaik bagi kita, apalagi Bapa di surga. Kita dipersilahkan meminta kepada Tuhan dalam doa-doa kita, tetapi jangan memaksakan kehendak kita. Ingatlah bahwa Yesus sendiri mengajarkan demikian: "...tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." (Lukas 22:42). (vln)
- Percayakan semua pada Tuhan Yang Maha Tahu, Dia telah menyediakan segala sesuatu indah pada waktunya –
Sumber: renunganharianonline.blogspot.com
Beautiful In His Time: A True Story to Find A True Love
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Pengkhotbah 3.11
Ayat di atas begitu sering saya lihat dan dengar, bahkan saya perkatakan tanpa begitu mengetahui benar-benar maknanya sampai saya sendiri mengalaminya.
Masa Lalu yang telah Kutinggalkan
Seringkali saya merasa malu dengan masa lalu saya, tapi kalau saat ini saya dapat menceritakannya itu berarti saya telah benar-benar berkemenangan atas hal ini. Sejak beberapa waktu yang lalu, saya telah bertekad untuk tidak lagi menoleh ke belakang dan menyesali keputusan-keputusan salah yang telah saya ambil. Saya mau bermegah dalam Kristus yang telah melakukan pekerjaan baik di dalam saya sejak saya masih kecil hingga sekarang (dan Ia akan terus menyempurnakannya hingga Ia datang kembali).
Masa kecil saya diwarnai dengan ketiadaan figur bapa dalam ayah saya. Ayah saya ada, namun hanya berfungsi sebagai pencari nafkah dalam keluarga. Jarang sekali kami bercakap-cakap dari hati ke hati dan menunjukkan kasih dengan hangat. Ditambah dengan perbuatannya yang menyakiti kami sekeluarga, lengkaplah kehilangan saya. Sekalipun figur bapa ini digantikan oleh kakek saya, tetap saja saya merasa ada yang kurang.
Hal itu membuat saya bertumbuh menjadi seorang remaja pemberontak dan haus kasih sayang. Haus akan perhatian dan waktu berkualitas, terutama dari lawan jenis. Sehingga masa remaja saya diisi dengan hubungan-hubungan dengan lawan jenis yang dimulai dengan cara yang tidak benar. Ketidakdewasaan mewarnai setiap hubungan yang terjalin, dan kami selalu eksklusif. Saking eksklusifnya sampai-sampai saat hubungan itu berakhir, saya mendapati diri saya tidak memiliki seorang teman dekat.
Lahir Baru, dan terus dalam Proses Pemulihan
Sampai setelah lahir baru dan menemukan tujuan hidup pun saya masih tetap bergumul dengan masalah pemenuhan kasih ini. Sekalipun saya tahu bahwa hanya Tuhan saja yang sanggup membuat saya utuh dengan kasih dan pribadiNya namun saya tidak imun terhadap lawan jenis yang memberikan banyak waktu bagi saya. Saya sempat terlibat konflik berkepanjangan dengan seorang teman karena hal ini. Saya salah menginterpretasikan perasaan saya sendiri.
Saya sempat dekat dengan seseorang. Awalnya biasa saja, tapi semakin lama semakin intens. Nurani saya memberikan alarm peringatan bahwa saya sedang menuju jalan yang salah. Tidak seharusnya saya dekat dengan orang ini. Namun saya berlogika bahwa saya biasa saja dan kami hanya berteman. Yah, saya sedang membohongi diri saya sendiri karena sebenarnya saya tidak mau kehilangan perhatian yang diberikannya. Hanya sebatas perhatiannya itulah ketertarikan saya padanya.
Tuhan Memberikan yang Terbaik, pada WaktuNya
Akhirnya karena tidak tahan dengan kemunafikan saya sendiri, saya bercerita pada seorang sahabat. Dia mendukung saya dengan tulus untuk melakukan apa yang hati nurani saya katakan. Dia berfungsi sebagai hati nurani saya juga saat itu. Badai yang terlihat dekat pun menjauh karena dia terus mendukung saya dalam doa dan memberikan kata-kata positif yang membangun iman saya. Saya sudah mengenalnya selama lebih kurang dua tahun sebagai seseorang yang setia. Namun sejak badai itulah kami semakin dekat. Kami saling berbagi dan membangun. Saya mendapati bahwa dia seorang yang mau terus belajar kebenaran dan dapat dipercayai.
Tanpa terasa perasaan saya berkembang menjadi sesuatu yang lain dan saya merasa ketakutan. Takut akan kehilangan seorang sahabat karena saya tidak tahu apakah dia memiliki perasaan yang sama terhadap saya. Takut jangan-jangan saya hanya tertarik kepada perhatiannya sama seperti yang lainnya dahulu. Takut saya akan merusak persahabatan kami hanya karena ketertarikan yang tidak jelas. Saya bergumul dengan ketakutan saya selama tiga bulan sebelum akhirnya Tuhan sadarkan bahwa saya siap berkomitmen untuk menerima sahabat saya ini apa adanya, bukan hanya sekedar tertarik. Tak lama kemudian, Tuhan pun singkapkan bahwa perasaan ini bersambut. Saya pernah mengatakan pada Tuhan apa yang saya inginkan dari seorang pasangan hidup. Tuhan memberikannya, bahkan melampaui apa yang saya pikirkan atau doakan.
Kalau dahulu saya tak dapat melihat apa maksud Tuhan, sekarang saya mengerti. Kalau dahulu saya pernah terpuruk dalam penyesalan, saat ini saya dapat melihat tanganNya yang membentuk dan menyertai saya. Kalau dahulu saya malu dengan masa lalu saya, hari-hari ini saya mau bermegah dalam Dia yang memulai pekerjaan yang baik dalam saya. Ketika saya melihat kaleidoskop hidup saya dari kecil hingga dewasa, barulah saya menyadari bagaimana tangan Tuhan merenda masa depan saya lewat semua yang saya alami itu. Dia pasti membuat segala sesuatu indah pada waktunya.(red)
Tuhan membuat segalanya indah pada waktunya…
Ketika masih berstatus menjalin hubungan dengan pasangan hidup (PH) saya (sekarang telah menjadi suami saya), saya dididik oleh Krispen untuk melibatkan pembina rohani dalam menjalin hubungan. Menurut saya hal ini bagus karena pembina bisa membantu saya sebagai second opinion dan “payung” bagi hubungan kami. Kala itu, pembina rohani saya setuju kami berkomitmen untuk menjalin hubungan dan orang tua saya juga tidak menentang. Mama saya rajin sembahyang di klenteng. Suatu kali setelah hubungan kami di-gwamia untuk yang kesekian kalinya, hasil gwamia mengatakan bahwa hubungan kami sangat tidak baik jika dilanjutkan. Mama saya pun berubah keputusan dan menentang hubungan kami. Saat saya berdoa, saya merasakan suatu keyakinan mengenai PH saya ini dan Tuhan sedang merencanakan sesuatu bagi kami. Saya bingung menghadapi situasi yang kontradiksi ini. Akhirnya, kami memutuskan untuk tetap melakukan kebenaran Firman Tuhan, yaitu tunduk pada otoritas dan kami memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami. Di dalam penundukan pada otoritas (mama), saya belajar semakin dalam mengenai hadirat Tuhan, percaya sepenuhnya, kesabaran, dan yang terutama adalah tunduk dan melakukan kebenaran Firman di atas segalanya. Saat saya memutuskan untuk percaya kepada Tuhan, Filipi 4:7 terjadi dalam hidup saya, damai sejahtera Allah yang melampaui akal saya tiba-tiba mengalir meluap-luap, memenuhi hati dan melenyapkan segala kekuatiran dan kesedihan saya. Saya menjadi sangat kuat dan tenang. Beberapa waktu kemudian, perlahan-lahan orang tua saya tidak menentang sekeras sebelumnya dan akhirnya menyetujui hubungan kami. Beberapa kali saat mengingat peristiwa itu, saya selalu bersyukur bahwa pengajaran firman Tuhan tersebut sangat banyak menyempurnakan karakter saya. Status pacaran sangat berbeda dengan menikah, dan pengajaran Tuhan tersebut merupakan bekal yang luar biasa dalam kehidupan rumah tangga saya. Saya tidak dapat menemukan secuil kesalahan atau kecacatan dalam rencana Tuhan ini. Lewat pengalaman itu, Tuhan mengajarkan bahwa dengan tunduk pada otoritas, terlepas keputusan mereka benar atau tidak, Tuhan mengerjakan banyak hal yang luar biasa dalam kehidupan saya dan membuat segala sesuatunya indah pada waktuNya. (Vera Tjahjono/Ibu rumah tangga)
Bagi orang yang berkelimpahan secara materi, kebutuhan-kebutuhan mendesak atau kebutuhan khusus bukanlah hal yang sulit untuk segera dipenuhi. Namun, bagi kami yang tidak berkelimpahan, kebutuhan seperti itu merupakan suatu pergumulan dan itu terjadi 2 bulan yang lalu tepatnya. Kami percaya kepada firman Tuhan dalam Yeremia 17:5–8. Jadi kami berdoa puasa dengan permohonan agar Tuhan menyediakan dana setiap bulan selama 4 bulan. Setelah 2 minggu berdoa puasa, Tuhan memberi berkat. Yang pertama lewat penjualan barang-barang reklame. Dua minggu berikutnya Tuhan memberi berkat yang kedua lewat penjualan barang reklame dan sahabat-sahabat yang sangat baik. Bulan-bulan berikutnya, terus Tuhan mencukupi kebutuhan khusus tersebut dengan tidak kekurangan dan tepat pada waktunya. (Lanny Setiawati/Wirausaha)
KEGERAKAN KITA - 24 Januari 2010
1. Agar Tuhan menyertai aparat kepolisian dan seluruh jajaran terkait dalam mengamankan kota Surabaya dari kejahatan perampokan yang semakin merajalela dan lihai modusnya akhir-akhir ini.
2. Agar Tuhan turut campur tangan dalam penyeleksian para cawali & cawawali yang akan mengikuti Pemilihan Walikota (pilwali) Surabaya, sehingga orang yang terpilih adalah orang yang takut akan Tuhan, bersih moralnya serta memiliki visi yang jelas untuk mensejahterakan Surabaya.
3. Agar campur tangan Tuhan turun atas kasus-kasus korupsi yang sedang dibongkar tuntas oleh KPK dan BPK (Badan Pengawas Keuangan) dapat segera terselesaikan tanpa berlarut-larut.
4. Agar pemerintah diberi hikmat dan kebijaksanaan untuk menciptakan iklim usaha yang baik, sehingga produk-produk Indonesia mampu bersaing menghadapi pasar bebas tahun ini.
INFO KITA-24 Januari 2010
Persembahan 17 Januari 2010
Perpuluhan: Rp. 11.772.000
Perpuluhan (transfer bank): Rp. 5.430.000
Diakonia: Rp. 225.000
Janji Iman Misi: Rp. 2.050.000
Untuk Renovasi: Rp. 2.150.000
Jemaat yang Terkasih,
Kami beritahukan bahwa terhitung mulai hari ini, Minggu 17 Januari 2010, No. Rekening Dana Misi di Bank Mandiri Kcp Babatan Pantai DITUTUP.
No. Rekening Dana Misi & No. Rekening Dana Perpuluhan MENJADI SATU di BCA Kcp Babatan Pantai, AC # 5060139506.
Demikian harap diperhatikan!
Mari libatkan diri Anda untuk melayani para napi yang ada di Rutan Medaeng
pada hari Kamis, 21 Januari 2010.
Berangkat bersama-sama dari gereja pada pukul 07.30 WIB.
***************************************************
PENUNTUN SAAT TEDUH PRIBADI 25-31 JANUARI 2010
“Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami di baharui dari sehari ke sehari.“
-2 Korintus 4:16-
SENIN, 25 JANUARI 2010
SIKAP HATI YANG BENAR
Firman Hari Ini : Matius 9:14-17
Pengajaran :
Ada dua hal penting yang perlu dimengerti dalam ayat 17, yang pertama adalah anggur yang baru dan yang kedua adalah kantong anggur yang baru. Anggur baru berbicara mengenai berita keselamatan dan karya/kuasa Roh Kudus, sedangkan kantong anggur baru adalah hati kita. Pada tahun yang baru ini Roh Kudus ingin berkarya dan memberi kuasa kepada orang percaya untuk menyatakan Kerajaan Allah di muka bumi. Persoalannya adalah apakah kita memiliki sikap hati yang benar, yang dapat ‘menampung’ karya dan kuasa Roh Kudus tersebut? Sikap hati yang benar adalah sikap hati yang bebas dari pencemaran-pencemaran seperti kepahitan, trauma-trauma,ambisi-ambisi dan ketidakpercayaan. Karena hal-hal tersebut akan menghambat karya dan kuasa Roh Kudus untuk bekerja dengan maksimal. Roh Kudus menanti kita untuk mempersiapkan sikap hati yang benar, agar Ia siap mencurahkan kuasaNya dalam hidup kita. Maukah kita memeriksa keadaan hati kitasaat ini untuk memastikan bahwa hati kita telah ‘diperbaharui’ oleh karya salib Kristus agar hidup kita siap di pakai secara luar biasa? 2 Korintus 4:16 berkata: “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami di baharui dari sehari ke sehari.“
SELASA, 26 JANUARI 2010
RENDAH HATI
Firman Hari Ini : Matius 15:21-28
Pengajaran :
Seorang perempuan Kanaan yang sedang membutuhkan pertolongan bagi anaknya yang kerasukan setan datang kepada Yesus, namun ia mengalami penolakan yang luar biasa, bukan hanya dari murid-murid Yesus, tetapi juga dari Yesus sendiri. Penolakan yang dilakukan oleh Yesus bahkan sangat menyakitkan, Ia menyamakan perempuan tersebut dengan seekor anjing. Hal tersebut tentu sangat merendahkan martabat/harga dirinya. Namun, respon yang luar biasa dari perempuan tersebut adalah ‘bersedia’ disamakan dengan anjing. Hal itulah yang menggugah hati Yesus, sehingga Ia mengakui bahwa perempuan itu memiliki iman yang besar dan terjadilah kesembuhan bagi anaknya. Kerendahan hati adalah sikap hati yang benar, dimana kuasa Allah dapat bekerja secara luar biasa melaluinya. Lewat kerendahan hati akan ada banyak jiwa yang diberkati dan dipulihkan. Jauhkanlah kesombongan dari hati kita, karena hal itu menjadi halangan bagi kuasa Allah bekerja. Yakobus 4:6 berkata: “Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkanNya kepada kita, lebih besar daripada itu. Karena itu Ia katakan: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.“
RABU, 27 JANUARI 2010
KELEMBUTAN HATI
Firman Hari Ini : Lukas 1:26-38
Pengajaran :
Sebagai seorang perawan tentu Maria sangat terkejut dan takut mendengar berita dari malaikat Gabriel bahwa ia akan mengandung seorang anak laki-laki, karena ia masih berstatus tunangan alias belum menikah, artinya ia akan mendapatkan aib dan hukuman dari masyarakat. Selain itu, ia juga tidak percaya bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak karena ia belum pernah melakukan hubungan suami-isteri (apalagi pada jaman dahulu belum di kenal teknologi bayi tabung). Namun, di tengah perasaan takut dan tidak percayanya Maria berkata: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan ; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.“ Maria tidak mengeraskan hati dengan segala perasaan takut dan tidak percayanya, namun ia melembutkan hatinya untuk mau menerima apa yang di kehendaki Tuhan, sehingga ia dapat di pakai untuk melahirkan Raja segala Raja, Penebus umat manusia. Apakah kehendak Tuhan bagi hidup Anda? Jangan mengeraskan hati, sebaliknya lembutkan hati Anda dan katakan: “Jadilah padaku seseuai kehendakMu“, maka Anda akan melihat Allah bekerja secara luar biasa dalam dan melalui hidupmu. Matius 5:5 berkata: “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.“
KAMIS, 28 JANUARI 2010
KEMURNIAN HATI
Firman Hari Ini : Mazmur 24:1-10
Pengajaran :
Daud mengajarkan bahwa orang yang ingin menyembah dan melayani serta menerima berkat Tuhan harus memiliki tangan yang bersih dan hati yang murni. Tangan yang bersih berbicara mengenai kehidupan yang benar, yang tidak berbuat dosa. Hati yang murni berbicara mengenai hati yang benar, motivasi yang benar dan tulus tanpa maksud tersembunyi. Daud dipilih Tuhan menjadi raja Israel karena ia memiliki hati yang benar di hadapan Tuhan, pengalaman inilah yang ia beritakan kepada kita. Jagalah kemurnian hati kita di hadapan Tuhan karena hanya Dia yang dapat menilainya, manusia hanya melihat dari luar, tetapi Tuhan melihat hati. Kalau motivasi kita selalu benar dan tulus, maka Tuhan dapat memakai kita secara luar biasa bagi kerajaanNya. Kita menyembah dan melayaniNya karena kita mengasihiNya, bukan karena berkat-berkatNya (meskipun itu secara otomatis akan ditambahkanNya dalam hidup kita) Kisah 24:16 berkata: “Sebab itu aku senantiasa berusaha hidup dengan hati nurani yang murni dihadapan Allah dan manusia.“
JUMAT, 29 JANUARI 2010
KESUNGGUHAN HATI
Firman Hari Ini : 2 Tawarikh 31:1-21
Pengajaran :
Tuhan memberikan kekayaan dan kemuliaan yang besar kepada Raja Hizkia (32:27) sehingga segala bangsa mengagungkannya (32:23) serta keberhasilan-keberhasilan lainnya (31:21). Apa rahasianya? Karena ia mencari Allahnya dengan segenap hatinya, ia melakukan pelayanan dan melaksanakan perintahNya dengan segenap hati. Kesungguhan hati merupakan kunci untuk sebuah keberhasilan. Banyak dari kita melakukan pekerjaan Tuhan tidak dengan kesungguhan hati, kita melakukannya dengan terpaksa atau karena suatu kewajiban, sehingga kerap kali kita melakukannya dengan setengah hati tanpa sukacita, Tuhan tidak dapat memberkati orang yang seperti ini. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, agar kita dapat memberikan yang terbaik bagiNya dan bagi orang yang kita layani atau pekerjaan yang kita lakukan. Tuhan akan berkenan dan memberkati setiap usaha yang kita lakukan dengan kesungguhan hati. Kolose 3:23 berkata: “Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.“
SABTU, 30 JANUARI 2010
KEBESARAN HATI
Firman Hari Ini : 2 Samuel 12:1-14
Pengajaran :
Sebagai seorang raja yang memiliki kuasa yang besar, Daud dapat melakukan apa saja sesuai kehendaknya, termasuk mengambil isteri panglima perangnya dan membunuh suaminya (Uria) secara tidak langsung. Rakyat tidak tahu dan kalaupun tahu perbuatan rajanya yang jahat, mereka tidak akan berani menghakiminya. Namun, Daud punya Raja di atas segala Raja yang tahu persis dosa-dosanya dan mampu menghakiminya. Tuhan mengirimkan nabi Natan untuk menegur Daud akan pelanggarannya sekaligus menyampaikan hukuman yang akan diterimanya. Dan Daud memiliki kebesaran hati untuk menerima teguran tersebut dan mau mengakuinya, sehingga Tuhan mau mengampuni dosanya meskipun akibat dosa itu sendiri tetap diterima oleh Daud. Sebagai orang beriman kita perlu memiliki kebesaran hati untuk mau dikritik, dikoreksi, bahkan ditegur oleh orang lain, karena kita bukanlah orang yang sempurna. Bila kita mau menerima itu semua, maka kita akan ‘diselamatkan’ dari kesalahan yang lebih besar lagi dan kita akan semakin dipakai oleh Tuhan.
MINGGU, 31 JANUARI 2010
KETEGUHAN HATI
Firman Hari Ini : Bilangan 13:27-33 ; 14:1-9
Pengajaran :
Ketika bangsa Israel hendak masuk ke tanah Kanaan, mereka sangat ketakutan karena bangsa yang mendiami tanah Kanaan adalah bangsa yang kuat dan kotanya berkubu. Bangsa Israel melihat dirinya sendiri sebagai belalang yang tidak dapat mengalahkan raksasa, sehingga mereka menangis dan ingin mati saja daripada dibunuh penduduk Kanaan (padahal Tuhan sudah berjanji untuk memberikan tanah Kanaan kepada bangsa Israel). Inilah gambaran kehidupan orang percaya saat ini: Tuhan telah memberikan janji-janji yang luar biasa, namun ketika kita menghadapi kesulitan maka kita menjadi takut, kita lebih melihat besarnya kesulitan daripada besarnya janji Tuhan dan Tuhan yang berjanji . Tidak jarang kita bersungut-sungut dan mengatakan lebih baik hidup seperti dulu saja. Perlu keteguhan hati untuk dapat meraih janji-janji Tuhan, karena iblis akan terus berusaha menggoyahkan iman kita. Karena janji Tuhan selalu tepat dan tidak berubah. Bilangan 23:19 berkata: “Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?“
Monday, January 18, 2010
BERTEKUN dalam Doa & Pengharapan
FOKUS KITA
Selama dua puluh tujuh tahun saya dan keluarga sangat memimpikan memiliki rumah sendiri. Sering kali ketika mendoakan rumah baru orang lain, saya selalu bertanya di dalam hati ‘Tuhan, kapan aku bisa punya rumah sendiri’. Banyak liku-luku yang saya alami ketika berdoa untuk sebuah rumah. Terkadang saya semangat, tak jarang pula saya menjadi lemah dan kehilangan semangat untuk berdoa. Tetapi ketekunan dalam doa dan pengharapan saya akhirnya Tuhan jawab. Di akhir tahun 2009 kami telah memilki rumah sendiri.
~~~
Hari-hari ini saya sungguh merasa takjub, kagum dan terkadang merasa seperti masih bermimpi melihat janji Tuhan yang digenapi dalam hidup saya. Ini adalah mujijat yang luar biasa bagi saya. Tentu saja mujijat yang terjadi dalam hidup saya tidak datang secara tiba-tiba. Semuanya diuji melalui proses yang panjang dimana terkadang saya juga merasa jenuh, tawar hati, bahkan seperti tidak punya iman untuk tergenapinya hal tersebut.
Di saat-saat jenuh dan tawar hati itulah saya sangat dikuatkan serta diteguhkan oleh firman Tuhan yang saya dengar, oleh teman-teman seiman dan oleh pemimpin rohani saya. Akhirnya, melalui semua proses tidak mengenakkan yang saya alami, ada beberapa prinsip yang Tuhan ajarkan kepada saya untuk dapat meraih mujijat itu.
· Bertekun dalam doa dan pengharapan (Roma 12:12)
Terkadang situasi berubah menjadi sulit dan melelahkan. Jika mata iman kita mulai teralih kepada situasi sulit itu, maka lemahlah kita. Kita perlu menguatkan hati untuk fokus kepada janjiNya dan tidak terpengaruh oleh situasi atau kata-kata manusia yang dapat mengalihkan perhatian kita. Dengan demikian kita beroleh kekuatan untuk tetap tekun berdoa dan berharap kepada Tuhan sampai ia menggenapi janjiNya. Tetap tekun dalam doa dan pengharapan memang berdoa memang tidak mudah. Apalagi berdoa untuk kurun waktu yang lama, dibutuhkan disiplin dan komitmen yang kuat. Seperti seorang petani yang tekun bekerja keras untuk mendapatkan hasil panen terbaik yang akan dituai pada waktunya. Jadi kita tidak boleh menyerah harus tetap tekun sampai benar-benar terjadi.
· Miliki iman yang teguh, bertahan dalam ujian, tidak menyerah terhadap keadaan (Yakobus 1:6-7)
Selalu ada ujian dalam setiap penantian akan penggenapan janji Tuhan. Sebab, janji Tuhan dan ujian iman ibarat dua sisi uang koin yang tidak dapat dipisahkan. Kita tidak dapat mengalami penggenapan janji Tuhan, jika kita tidak mau bertahan dan menang atas ujian iman yang diwajibkan bagi kita. Ujian iman tersebut bisa berupa lamanya waktu penantian, situasi yang berubah semakin sulit, kata-kata orang yang cenderung melemahkan bahkan menjatuhkan atau sikap hati yang menjadi tawar karena lelah bertekun. Hal terbaik untuk kita lakukan adalah tidak berontak atau lari menghindari ujian tersebut. Pemberontakan hanya akan memperlambat waktu Tuhan dan membuat kita sakit sendiri. Ketika menanti janji Tuhan yang tak kunjung datang, saya sempat mengalami kekecewaan dan rasa sakit saat iman saya diuji. Saya protes kepada Tuhan. Secara manusia saya marah, namun sikap saya ini justru membuat Tuhan tidak berkerja atas saya. Tetapi, saat saya berespon benar, Ia membuat mujijat yang indah dalam hidup saya.
· Berpegang pada firman yang menciptakan (Roma 4:17b)
Dalam meraih penggenapan janjiNya, Tuhan mengajar saya untuk tidak mengandalkan kekuatan sendiri maupun manusia lain (Yeremia 17:5-8). Mengapa? Saat mengandalkan kekuatan sendiri, kita akan mengalami kelelahan karena kekuatan kita terbatas. Saat kita mengandalkan manusia, kita akan kecewa, karena manusia selalu berubah-ubah setiap waktu, tidak tepat janji. Mengandalkan kekuatan sendiri juga berarti kita tidak lagi memercayai Allah yang sanggup melakukan segala perkara yang ajaib.
Firman Tuhan itu sungguh hidup ketika kita mau merenungkan, memperkatakan dan taat melakukannya. Memegang kuat firman Tuhan dan menghidupinya setiap hari mutlak dilakukan untuk menarik mujijat Tuhan nyata dalam hidup kita. Firman Tuhan sebagai pegangan dalam masa kesesakan itu nyata dan sangat terbukti kuasanya.
Meneriaki Pohon
Penduduk yang tinggal di sekitar Kepulauan Solomon, Pasifik Selatan, memiliki sebuah kebiasaan unik; yakni meneriaki pohon. Mereka melakukannya bila menjumpai sebuah pohon yang berakar sangat kuat sehingga sulit ditebang dengan kapak. Mereka meneriakinya, supaya pohon itu mati. Setiap hari, selama berjam-jam, para penduduk meneriakinya keras-keras. Sebagian penduduk berteriak sembari memanjat pohon itu, yang lain cukup berteriak dari bawah. Terus begitu sampai kira-kira 40 hari lamanya. Setelah masa itu, perlahan-lahan dedaunan pohon itu mulai mengering. Kemudian dahan-dahannya mulai rontok. Lama-lama pohon itu mati. Kini ia gampang ditebang.
Rumah-rumah kita, anak-anak Tuhan, tak jarang juga diwarnai dengan teriakan. Khususnya dari orangtua pada anak-anaknya di rumah. Bukan sesuatu yang dilakukan untuk sengaja menyakiti. Bisa jadi karena orangtua kelelahan bekerja sepanjang hari. Bisa jadi karena paradigma umum berkata bahwa orangtua yang sudah susah payah membesarkan anak-anak ”berhak melakukan apa saja” pada mereka. Padahal anak-anak sebenarnya tak selalu bersalah cukup besar hingga pantas diteriaki.
“Dasar anak bandel!” ”Memang kamu ini susah ya, dinasihati!” ”Sampai kapan sih, kamu berhenti jadi anak nakal?” ”Ah, bosan rasanya dapat laporan buruk tentang kamu!” ”Kamu lagi, kamu lagi!” ”Mengerjakan soal begini saja tidak bisa? Bodoh kamu!” ”Kamu bisa diam tidak? Berisik sekali!” Apakah Anda dekat dengan kata-kata seperti ini? Apakah rasanya Anda baru saja mendengar seseorang mengucapkannya? Atau malah, Anda sendiri baru saja melontarkannya? Sebenarnya bila boleh ditanya, apa yang kita rasakan saat mengucapkannya? Menjadi lega, sejahtera, merasa penuh kasih pada anak-anak? Atau, hanya puas secara semu karena melampiaskan kesal dan lelah pada sasaran yang tak mampu menjawab?
Penduduk primitif di Pulau Solomon telah membuktikan bahwa teriakan terus-menerus pada makhluk hidup tertentu, seperti pohon, bisa membuatnya mati. Ternyata, sebuah teriakan punya kekuatan. Dan teriakan negatif, tentu memuat dorongan negatif pula. Yang hasil paling akhirnya: mematikan! Maka bayangkan bila sebuah pohon bisa mati setelah diteriaki selama 40 hari, seberapa tahankah seorang anak bila kita ”meneriaki” mereka, apalagi dalam tahun-tahun mereka sedang bertumbuh? Dan apakah fungsi teriakan itu bagi mereka—apakah kita memikirkannya saat mengucapkannya?
Dulu saya juga tak menyadari, betapa merugikannya melontarkan kata-kata negatif pada anak. Kelelahan beraktivitas seharian bisa membuat saya tak sabar terhadap keadaan. Mudah menjadi kesal bila ada yang tak beres dengan anak-anak. Dan kondisi-kondisi ”mendung” di otak seakan begitu enteng mengundang kata-kata tak membangun untuk muncul di mulut ini. Padahal begitu muncul, seketika itu juga disesali. Sementara apa yang diucapkan lidah sudah tak mungkin diputar mundur lagi. Anak-anak sudah terlanjur mendengar dan merekamnya. Merasakannya di hati mereka. Mereka jadi terdiam sebab tak nyaman. Saya pun demikian.
Sampai suatu ketika saya mengikuti sebuah seminar pelayan anak. Satu sesi berkesan tentang ”Bahasa Kasih” menyadarkan saya. Betapa kata-kata yang penuh kasih itu menghidupkan; memberi semangat, menambah sukacita, menguatkan keunggulan, meneguhkan cita-cita. Sebaliknya, betapa kata-kata yang negatif itu mematikan; melemahkan semangat, memberi rasa bersalah, menghilangkan kepercayaan diri, menutupi kehebatan diri yang Tuhan berikan.
Lalu saya belajar melakukannya. Nyatanya, sekalipun kita memang mendapati kekurangan dalam diri anak-anak, kita dapat ”meramunya” dengan kata-kata yang ”lebih enak didengar”. Misalnya, bila ada seorang anak yang tidak tertib membereskan mainannya sendiri, kita bisa menghindari ucapan,”Begitu ya, cuma bisa mainan, gak bisa beresin! Dasar anak tidak tahu diri!” Kata-kata ini bisa sangat melukai; tak hanya anak kita, tetapi juga diri kita sendiri. Bukankah seharusnya tak terlalu sulit untuk mengatakannya begini,”Wah, anak Mama sudah besar, pasti bisa beresin mainan sendiri ya? Coba Mama lihat, pasti hebat!” Hasilnya, senyum di bibirnya dan bibir Anda, bahkan lebih dari itu, permintaan Anda pun berusaha ia penuhi!
Atau bila anak kita masih kesulitan dengan PR Matematika yang belum bisa ia selesaikan. Ketimbang berujar kasar, ”Sudah diikutin les pun kamu tidak bisa-bisa juga? Keterlaluan!” Apakah tidak jauh lebih baik kita memilih kalimat, ”Kalau kamu sudah tahu prinsipnya, rumusnya, kamu pasti bisa mengerjakan soal-soal ini. Sekarang kita coba pahami lagi rumusnya, pelan-pelan. Kamu pasti bisa dapat nilai bagus. Anak Papa kan tidak mudah menyerah? Ayo kita coba lagi ya?”
Selain mengubah celaan menjadi kalimat penyemangat, kita pun dapat menghilangkan teriakan-teriakan kita sendiri, dengan memperbanyak pujian bagi anak-anak. Siapa pun manusia, termasuk anak-anak, pasti suka mendapat pujian dan penghargaan. Maka janganlah pelit menghargai mereka. Ini apresiasi yang murah, tetapi dampaknya hebat! Bukankah kita takkan pernah rugi memuji anak-anak kita sendiri? Bukankah itu pada akhirnya juga menghargai diri kita sendiri?
”Wah, Niko hebat, sekarang bisa beresin tempat tidur sendiri! Masih pula lipat selimut kakak juga?” ”Wow, nilai ulanganmu bagus sekali! Pasti karena kamu belajarnya semakin rajin ya?” ”Sano, gambarmu bagus sekali. Wah, wah, Mama pun tidak bisa menggambar sebagus ini!” ”Duh, suara anakku kok merdu sekali ya. Apalagi kalau sedang menyanyikan pujian rohani seperti ini, menyejukkan hati!” ”Hebat, Andre sekarang suka berbagi berkat dengan teman-teman ya, kalau punya makanan tidak dihabiskan sendiri!” ”Wah, Serly sudah bisa pimpin doa untuk mulai kebaktian, lo! Hebat!”
Pujian tak harus selalu menunggu prestasi besar. Tak harus menunggu anak-anak kita menjadi juara dalam bidang tertentu. Sebab setiap perkembangan yang dicapai, adalah keberhasilan yang patut dirayakan. Dan setiap pujian, akan memancing keberhasilan berikutnya. (sumber:glorianet.org)
The Debiters : Hobi Makan, Tukang Foto, dan Multitalenta (Komsel Debora R. Adiwidjaja)
Hobi makan, tukang foto, dan multitalenta. Itulah tiga sifat yang mencerminkan karakteristik salah satu komsel Youth yang di-PKS-i Debora R. Adiwidjaja, lajang yang biasa dipanggil Debby.
“Seisi komsel kita memang sama-sama kompak dalam ketiga hal tersebut,”ungkap PKS yang juga berprofesi sebagai guru SD ini. Belakangan, sejak festival komsel tahun lalu, komsel Debby resmi berganti nama menjadi ‘The Debiters’, kependekan dari Debby and the Eaters (tukang makan).
Untuk urusan foto dan difoto, pelopornya adalah Ferry Gunawan yang lebih ngetop dipanggil Ferry G(ifo). Pada akhirnya budaya ini menular ke semua anggota The Debiters. Di samping itu, komsel yang beranggotakan sekitar 16 orang anak muda ini juga dapat dibilang multi talenta. Calon sutradara, editor in chief, penyanyi, penulis, atlet basket, kritikus handal, hingga koreografer gaya foto semuanya ada di sini.
Salah satu kegiatan komsel yang menambah kekompakan di antara mereka adalah Mission Trip yang diadakan pada September 2009 lalu. Meskipun tidak semuanya berkesempatan ikut, sepulang dari Mission Trip singkat di Mojokerto tersebut, ketujuh anggota The Debiters dapat membawa semangat baru bagi teman-teman lainnya. Beberapa teman yang sebelumnya jarang melayani di komsel sedikit demi sedikit jadi mulai berani melayani.
Meskipun sekarang kekompakan sudah terjalin, The Debiters juga sempat mengalami masa-masa sulit. Konflik antar anggota serta minimnya jumlah kehadiran menjadi beberapa akar permasalahan utama. “Pertengahan 2009 merupakan masa-masa sulit komsel kami. Tidak ada jiwa baru dan kehadiran anggota komsel sangat minim, belum lagi jika ada konflik antar anggota yang susah dibereskan,” kata Debby. Saat-saat seperti itu, tim inti mulai banyak berdoa untuk kesatuan hati teman-teman komsel serta para VIP list. Lewat kasih karunia Tuhan, perlahan konflik dapat dibereskan dengan baik, dan beberapa jiwa baru mulai datang di komsel ini. “Selanjutnya, adalah memaksimalkan pembinaan komsel. Tahun 2010 ini, kami memasang target di bulan November untuk bermultiplikasi,” jawab Debby sembari menutup pembicaraan. (vln)
INFO KITA - 17 Januari 2010
Persembahan 10 Januari 2010
Perpuluhan Perpuluhan (transfer bank) Diakonia Janji Iman Misi Untuk Renovasi Investasi iman | : Rp. 22.790.000 : Rp. 9.580.300 : Rp. 399.000 : Rp. 4.115.000 : Rp. 12.410.000 : Rp. 25.000 |
Pelayanan Penjara
Mari libatkan diri Anda untuk melayani para napi yang ada di Rutan Medaeng pada hari Kamis, 21 Januari 2010. Berangkat bersama-sama dari gereja pada pukul 07.30 WIB.
Ikutilah!
Penyuluhan KANKER &
Pemeriksaan Kesehatan (Gratis!)
Minggu
24 Januari 2010
Pukul 10.30 WIB
Di GBI Kristus Pencipta
Pembicara:
Ibu Nining Kurniasari
(Konsultan Yayasan Peduli Kanker Indonesia)
Pemeriksaan Kesehatan Gratis meliputi:
Kolesterol, Asam Urat, Tekanan Darah, Puls Jantung
Pemeriksaan Gula Darah
* biaya: Rp. 10.000,-
Pendaftaran:
Family : Bapak Hery S.
Youth : Merry
Teen : Setyarini
Bagi Saudara yg ingin mengikuti pemeriksaan kesehatan, harap membawa sampel urine (air kencing) pertama di pagi hari (tidak perlu puasa) untuk bahan pemeriksaan.
Pokok doa minggu ini:
1. Agar Tuhan menyertai Satgas pemberantasan mafia hukum di dalam membongkar dan menyelesaikan kasus-kasus mafia hukum yang terjadi sampai tuntas, sehingga sistem peradilan di Indonesia ditegakkan secara benar.
2. Agar Tuhan menjaga ketertiban dan keamanan Indonesia dalam menghadapi kemungkinan terjadinya demonstrasi untuk mengkritisi kinerja 100 Hari Pertama Presiden pada tanggal 28 Januari 2010 mendatang.
3. Supaya Tuhan memberi hikmat serta ketegasan kepada KPK dan Pansus Century di dalam membongkar korupsi di tubuh perbankan yang melibatkan para petinggi negara dan telah merugikan keuangan negara trilyunan rupiah.
4. Agar Tuhan turut campur tangan dalam Pemilihan Walikota (pilwali) Surabaya, sehingga orang yang terpilih adalah orang yang takut akan Tuhan, juga bersih moralnya serta memiliki visi yang jelas dalam membangun Surabaya.
Penuntun Saat Teduh Pribadi 18-24 Januari 2010
18-24 Januari 2010
“Menjadi Kebanggaan Allah”
“Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur,
yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.”
-Ayub 1:8b-
Sumber: e-4M abbalove
Senin, 18 Januari 2010
Membangun Mezbah Doa Setiap Hari
Firman hari ini: Ayub 1:1-5
Pengajaran:
Hari ini, mari kita melihat sejenak kehidupan Ayub, seorang yang sangat diberkati Tuhan. Ayub adalah seorang yang terkaya di sebelah Timur pada jamannya. Ia memiliki 1 orang istri, 7 anak laki-laki dan 3 anak perempuan yang telah dewasa. Di masa puncaknya asetnya meliputi 7000 ekor kambing domba, 3000 ekor unta, 500 pasang lembu, 500 keledai betina dan setiap anak-anaknya memiliki rumah masing-masing. Tidak hanya itu, ia juga memiliki pegawai-pegawai dalam jumlah yang sangat besar. Dapat kita bayangkan kesibukan Ayub setiap hari untuk menangani semuanya itu. Namun, ada satu hal yang sangat menyenangkan hati Allah, yaitu: Ayub adalah seorang yang saleh dan jujur, ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Bahkan ditengah-tengah kesibukannya, ia senantiasa mempersembahkan korban bakaran kepada Allah dan berdoa untuk anak-anaknya. Ia tidak pernah lupa untuk membangun mezbah doanya kepada Allah. Mau diberkati Tuhan seperti Ayub? Belajarlah dari Ayub!
Selasa, 19 Januari 2010
Keintiman Ayub dengan Tuhan Membuat Iblis Cemburu
Firman hari ini: Ayub 1:6-22
Pengajaran:
Pernahkah Anda cemburu? Seperti apa rasanya? Anda pasti merasa sengsara saat berusaha memendam perasaan cemburu tersebut. Pernahkah Anda berpikir bahwa hal yang sama dapat terjadi dalam hubungan Anda dengan Tuhan? Ketika kita semakin intim dengan Tuhan, iblis akan cemburu. Di dalam kitab Ayub, kita menemukan bahwa iblis cemburu kepada Ayub karena hidup benar di hadapan Tuhan. Kata Iblis pada TUHAN, "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kau berkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu," (Ayub 1:9-10). Iblis adalah tukang gosip. Ia cemburu dan menggosipkan Ayub di hadapan Tuhan. Dan Tuhan mengijinkan iblis untuk mencobai kesalehan Ayub, namun apa yang membuat bangga hati Tuhan? Ayub tetap tidak berbuat dosa dalam pencobaannya itu.
Tuhan adalah pencipta alam semesta yang tidak pernah mencobai seorang pun. Ia hanya mengijinkan iblis untuk mencobai umat pilihanNya agar rencanaNya tergenapi. Pencobaan apakah yang sedang Anda hadapi? Mari belajar dari Ayub cara menang atas pencobaan dan raih berkat Tuhan.
Rabu, 20 Januari 2010
Ketekunan Iman Ayub Dilemahkan oleh Perkataan Istri Tercinta
Firman hari ini: Ayub 2:1-10
Pengajaran:
Pencobaan babak kedua yang dilakukan Iblis kepada Ayub sangat luar biasa. Tuhan mengijinkan iblis untuk menjamah tulang dan daging Ayub dalam kuasa Iblis, namun Tuhan tidak mengijinkan Iblis menjamah nyawa Ayub. Iblis mendatangkan penyakit atas Ayub dari telapak kaki sampai ke batok kepalanya. Tidak hanya itu isteri Ayub-pun melemahkan iman ayub melalui perkataannya. Kata-kata isteri Ayub bagaikan kilat atau halilintar yang menyambar di siang bolong. Tetapi iman Ayub tidak goyah, malah ia membalas ucapan istrinya tercinta, "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?"(Ayub 2:10). Namun iman Ayub luar biasa. Alkitab berkata, “Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.” Pencobaan apa yang sedang Anda hadapi hari ini? Masihkah iman Anda tetap berdiri teguh? Hanya dengan imanlah kita berkenan kepada Tuhan. Hanya karena ketaatanlah Tuhan menuntun langkah kita dari satu langkah ke langkah berikutnya.
Kamis, 21 Januari 2010
Belajar dari Sahabat-Sahabat Ayub
Firman hari ini: Ayub 2:11-13
Pengajaran:
Ketika Ayub ditimpa kemalangan yang terus menerus, ada empat orang sahabat sejati Ayub yang datang untuk mengucapkan bela sungkawa dan menghibur dia. Tiga hal yang dapat kita pelajari dari keempat orang sahabat Ayub ini adalah:
1. Sahabat Ayub sangat peduli untuk datang menghibur Ayub, mereka inisiatif datang dari
negerinya masing-masing tanpa harus diminta dan mengungkapkan perasaan simpatinya.
2. Sahabat-sahabat Ayub tidak berpaling darinya karena pemandangan yang menjijikan dari apa
yang dialami sakit Ayub. Sebaliknya, mereka duduk berdampingan dan berada sedekat
mungkin.
3. Mereka tidak menjauh saat kehidupan Ayub menyentuh titik terendah.
Pernahkah kita melakukan hal yang sama terhadap sahabat atau bahkan keluarga kita seperti
sahabat-sahabat Ayub? Sahabat-sahabat Ayub tentu bukan orang yang biasa-biasa saja, sama
seperti Ayub tentu mereka adalah orang-orang sibuk di bidangnya masing-masing, namun
mereka peduli akan hidup Ayub, untuk itu mereka datang. Sahabat sejati adalah sahabat yang
peduli akan keberadaan sahabatnya. Sahabat sejati adalah mereka yang datang menghampiri
saat seisi dunia menjauh.
Jumat, 22 Januari 2010
Mengapa Aku?
Firman hari ini: Ayub 3:1-26.
Pengajaran:
Charles R. Swindoll dalam bukunya “Seri Tokoh Terbesar” menguraikan penderitaan yang Ayub alami: - Bisul yang bernanah dan meradang (Ayub 2:7), Rasa gatal yang terus menerus (Ayub 2:8), Perubahan pada kulit wajah (Ayub 2:12), Hilangnya nafsu makan (Ayub 3:24), Rasa takut dan depresi (Ayub 3:25), Bisul-bisul yang terbuka, pecah dan keluar nanah (Ayub 7:5), Sulit bernafas (Ayub 9:18), Kelopak mata yang menghitam (Ayub 16:16), Nafas yang berbau busuk (Ayub 19:17), Berat badan turun (Ayub 19:20), Demam tinggi, tubuh mengigil, kulit menghitam (Ayub 30:30). Ayub mengigau dan tidak dapat tidur (Ayub 7:3)
Akibat dari kesengsaraan itu semua, akhirnya membuat Ayub mengeluarkan apa yang sesungguhnya ia rasakan dan berkeluh kesah. Bahkan pada pasal ketiga dari kitab Ayub, ia sempat mengutuki hari kelahirannya sendiri. Mungkin Ayub bertanya-tanya atas segala kejadian tanpa sebab yang telah menimpanya, “mengapa aku?” Ayub tidak dapat menahan segala perkataannya. Namun Tuhan adalah Tuhan yang mengerti Ayub. Ia dapat mengerti mengapa Ayub mengucapkan apa yang diucapkannya.
Pencobaan apa yang sedang Anda hadapi saat ini? Perasaan apa yang ada di dalam hati Anda? Katakanlah kepadaNya semua yang ada di dalam hati Anda. Hadapilah pergumulan Anda bersama Tuhan, karena Dia berkuasa menolong kita.
Sabtu, 23 Januari 2010
Teguran Tuhan kepada Ayub
Firman hari ini: Ayub 39:34-38
Pengajaran:
Di kitab Ayub pasal 38-41, akhirnya Tuhan berbicara kepada Ayub. Dalam percakapan antara Tuhan dan Ayub ini, serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada Ayub memaksa Ayub untuk menyadari betapa banyak hal yang tidak terjangkau oleh pengertiannya. Ayub seolah-olah sedang berada pada sebuah ruang kelas dan berhadapan dengan seorang guru yang menghujaninya dengan pertanyaan-pertanyaan, ia sama sekali tidak berkuasa untuk menjawabnya dan hanya mendengar apa yang Tuhan katakan. Respon “mendengarkan” inilah yang kita harus pelajari dari Ayub. Ketika Tuhan memberitahukan kepada kita jalan-jalanNya, bagaimanakah respon kita? Apakah kita dengan rendah hati, tunduk dan tenang mau mendengarkan rencana-rencana Tuhan bagi kita? Inilah waktunya bagi kita untuk mendengarkan dan diubahkan.
Minggu, 24 Januari 2010
Hidup Ayub Dipulihkan Setelah ia Berdoa untuk Teman-temannya
Firman hari ini: Ayub 42:7-17
Pengajaran:
Akan terasa sangat mudah bagi diri kita untuk mendoakan orang yang mendukung kita selama kita ada. Namun, akan menjadi cerita yang berbeda bila kita diminta untuk mendoakan orang-orang yang telah melukai perasaan kita melalui kata-kata dan tindakan mereka. Tetapi, hal itulah yang diminta Tuhan kepada Ayub. Ayub yang saleh dan jujur itu mentaati perintah Tuhan tanpa mempedulikan apa yang dirasakannya selama ia menderita. Kata Ayub kepada TUHAN, "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal,”(Ayub 42:2). Jadi, Ayub mulai berdoa. Setelah Ayub berdoa, maka terjadilah pemulihan atas Ayub, “Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu,”(Ayub 42:10). Jika kita ingin mengalami pemulihan seperti hidup Ayub ini, maka buatlah komitmen untuk mendoakan orang-orang yang telah melukai Anda, agar Tuhan menggenapi rencanaNya atas hidup Anda.