Sunday, February 8, 2009

Penuntun Saat Teduh Pribadi 9-15 Februari 2009

“7 Sikap Hamba Tuhan”

SENIN, 9 FEBRUARI 2009

MENGOSONGKAN DIRI
Firman Hari ini: Filipi 2:1-11

Pertanyaan Perenungan:
Apakah nasihat Paulus kepada jemaat Filipi? (Ay. 2-4)
Menurut Anda, sikap apa yang digambarkan oleh Paulus tentang Kristus? (Ay. 5-8)

Pengajaran:
Hamba Tuhan bukan hanya berarti seorang pendeta, pekerja gereja atau pelayan Tuhan yang melayani di gereja. Tetapi, hamba Tuhan adalah semua orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus, yaitu mereka yang telah ditebus (Roma 6:17-22). Pelayanan tidak hanya dapat dilakukan di dalam gereja, tetapi juga di keluarga, sekolah, kampus, toko, kantor, dll.
Setiap hamba Tuhan harus memiliki sikap “mengosongkan diri”. Mengosongkan diri artinya adalah sikap yang lebih banyak mementingkan orang lain daripada kepentingan diri sendiri dan tidak lagi mempertahankan hak-hak pribadi. Seorang hamba Tuhan tidak boleh egois atau hanya memikirkan diri sendiri. Mengosongkan diri juga melibatkan sikap rendah hati. Allah adalah Tuan kita. Hak kita sebagai orang yang telah ditebus telah sepenuhnya diambil oleh Allah. Maksudnya, sebagai hamba, kita hanya memikirkan apa yang Allah kehendaki dalam hidup kita. Inilah sikap hamba yang sejati.
Sikap mengosongkan diri juga dapat diterapkan dalam komunitas di mana kita berada. Ketika kita berada di dalam sebuah komunitas, maka di situlah ujian terjadi, apakah kita masih memikirkan diri sendiri atau orang-orang yang ada di komunitas kita. Allah ingin kita lebih mengutamakan orang lain daripada diri kita sendiri, sebab kita adalah milik Allah. Oleh karena itu, kita tidak perlu kuatir tentang hidup kita, sebab hidup kita dijamin oleh Tuan kita yaitu Allah sendiri. Jika ada seseorang dari saudara seiman kita sedang mengalami masalah, itulah saatnya kita menolong dia supaya bisa menang atas masalahnya. Jika ada yang kekurangan itulah saatnya kita membantu untuk memenuhi kekurangan itu. Firman Tuhan mengatakan: “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” (Matius 10:39). Teks Firman Tuhan ini sangat jelas mengacu bahwa kita tidak boleh mementingkan diri sendiri. Jika kita mempertahankan hak pribadi, maka kita akan kehilangannya. Tetapi jika kita rela kehilangan hak pribadi, maka kita akan mendapatkannya. Ini adalah janji Tuhan kepada kita sebagai hamba-hamba-Nya.

Penerapan pribadi:
1. Bagaimana caranya Saudara mempraktekkan tidak hidup bagi diri sendiri?
2. Buatlah komitmen dan lakukanlah sebagai bukti Saudara melakukan Firman hari ini!


SELASA, FEBRUARI 2009

TAAT KEPADA ALLAH
Firman Hari ini: Kisah Para Rasul 5:26-42

Pertanyaan Perenungan:
Apa yang telah dilakukan oleh Petrus dan Yohanes sehingga mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan? (Ay. 28)
Ketetapan apa yang diucapkan oleh Petrus ketika mereka diadili oleh Makahmah Agama? (Ay. 29)

Pengajaran:
Adul adalah seorang karyawan baru dalam sebuah toko yang menjual bahan-bahan bangunan. Pada hari pertama bekerja, Adul diperintahkan oleh pemilik toko untuk memindahkan 100 biji bata dari seberang jalan ke gudang toko. Tanpa banyak tanya, Adul langsung mengerjakannya. Pada hari berikutnya, Adul diperintahkan untuk memindahkan lagi 100 bata yang ada di gudang ke seberang jalan. Adul tetap melakukannya. Pada hari ketiga, Adul diperintahkan lagi untuk memindahkan 100 bata dari seberang jalan ke dalam gudang. Hal ini terjadi selama 5 hari. Setelah melakukan apa yang telah diperintahkan oleh majikannya, Adul langsung diangkat menjadi kepala gudang yang membawahi 5 orang pekerja.
Cerita Adul menggambarkan betapa pentingnya sebuah ketaatan. Kita sebagai hamba Tuhan harus taat kepada Tuhan. Apa saja yang Ia perintahkan untuk dilakukan, harus dilakukan. Ketaatan tidak memilih atau tawar-menawar. Ketaatan berarti dilakukan langsung tanpa menunda-nunda. Ketaatan harus dilakukan dengan penuh sukacita. Yohanes dan Petrus adalah teladan yang baik dalam ketaatan. Mereka melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan. Begitu juga kita harus melakukan apa yang telah diperintahkan Tuhan. Selain itu ketaatan juga dapat dibuktikan melalui hidup sehari-hari seperti di sekolah, pekerjaan atau pelayanan. Kita harus tunduk dan taat kepada atasan, guru atau orang yang menjadi otoritas kita. Jika kita bisa taat kepada manusia yang terlihat oleh mata, maka kita juga dapat taat kepada Tuhan yang tidak kelihatan. Bagaimana caranya mengetahui perintah-perintah Tuhan? Dengan membaca dan merenungkan Alkitab. Alkitab memberikan pedoman sekaligus perintah kepada kita untuk melakukan kehendak Tuhan di dunia ini. Jika ada hal khusus yang Tuhan perintahkan, maka lakukanlah itu. Ketaatan akan membawa berkat dalam hidup kita.

Penerapan pribadi:
Perintah apa yang Allah berikan kepada Anda akhir-akhir ini?
Apakah Anda sudah mentaati perintah tersebut?
Latih kepekaan Anda supaya bisa mengetahui perintah Tuhan!


Rabu, 11 Februari 2009

TIDAK MENCARI POPULARITAS
Firman Hari ini: Matius 6:1-4

Pertanyaan Perenungan:
Kenapa Yesus mencela orang munafik? (Ay. 2)
Apa yang Yesus ajarkan kepada para murid? (Ay. 1-4)

Pengajaran:
Seorang hamba Tuhan yang sejati tidak mencari popularitas bagi diri sendiri. Yesus sangat jelas mengajarkan bahwa dalam kehidupan kita tidak boleh bersikap munafik dan memiliki motivasi yang salah. Motivasi yang salah biasanya berhubungan dengan kepentingan diri sendiri dan keinginan untuk dipuji oleh orang di sekitar kita. Firman Tuhan mengatakan bahwa mereka yang hidupnya hanya mencari pujian dari orang lain sebenarnya sudah mendapatkan upahnya. Apakah itu? Upahnya adalah pujian dari orang yang ada di sekitarnya dan Allah tidak lagi memperhitungkan upah untuk mereka.
Sebagai hamba Tuhan, kita harus mengutamakan Tuhan di atas segalanya. Yohanes Pembaptis mengatakan, “Ia harus semakin besar dan aku semakin kecil,” (Yohanes 3:30). Wow, ini adalah sebuah pernyataan yang luar biasa dan harus dimiliki oleh setiap hamba Tuhan. Biar Yesus yang semakin ditinggikan dan dikenal banyak orang, bukan kita. Jangan ada kepalsuan dan motivasi yang salah dalam melayani Tuhan.
Waspadalah jika kita selalu mendapat pujian dari manusia. Pujian dan sanjungan dari manusia tidak salah. Yang salah ketika menganggap bahwa segala sesuatu yang kita lakukan merupakan hasil kekuatan dan kemampuan diri sendiri. Jadi sebagai hamba Tuhan, jawaban yang harus kita ucapkan kepada orang yang mulai memuji kita adalah semua karena anugerah dari Tuhan sehingga kita mampu melakukan segala sesuatu.

Penerapan pribadi:
Dalam hal apakah Anda masih memiliki motivasi yang salah di hadapan Tuhan?
Menurut Saudara, bagaimana caranya untuk belajar rendah hati dan memuliakan Tuhan dalam segala situasi ?


Kamis, 12 Februari 2009

SELALU SIAP BERADA DI BAWAH
Firman Hari ini: Yohanes 13:1-20

Pertanyaan Perenungan:
Apa yang Yesus lakukan kepada para murid? (Ay. 4-5)
Kenapa Yesus melakukan hal tersebut? (Ay. 12-16)

Pengajaran:
Ada seorang pendidik Negro yang terkenal dari Institut Tukegee yang bernama Booker T. Washington. Tidak lama setelah ia menjabat sebagai presiden dari Institut Tukegee di Alabama, ia berjalan-jalan di pinggir kota. Seorang wanita kulit putih tiba-tiba menghentikannya. Karena tak mengenal Washington, maka wanita yang kaya ini menawarkan apakah pria Negro itu mau mencari uang dengan memotong kayu untuknya. Setelah berpikir bahwa tidak ada urusan yang mendesak, maka Profesor Washington tersenyum dan menggulung bajunya dan mulai mengerjakan pekerjaan kasar yang diminta.
Setelah selesai, ia membawa kayu-kayu itu ke dalam rumah dan meletakkannya di dekat perapian. Seorang gadis kecil mengenalnya dan kemudian mengatakan kepada wanita itu. Keesokan harinya wanita tadi dengan perasaan malu datang ke kantor Washington dan minta maaf. “Tidak apa-apa nyonya,” jawabnya. “Ada kalanya saya menyukai pekerjaan kasar, di samping itu sungguh menyenangkan dapat menolong seorang teman.” (Timotius Adi Tan, Secangkir Sup Bagi Jiwa Anda 2).
Tidak ada alasan untuk tidak mau melakukan hal-hal yang hina dan tidak disukai oleh orang pada umunya. Yesus melakukan hal-hal yang sering dilakukan oleh seorang hamba yaitu membasuh kaki. Pada jaman Perjanjian Baru, membasuh kaki adalah pekerjaan pembantu rumah tangga. Tapi itulah yang dikerjakan Yesus. Pekerjaan ini merupakan simbol dari pekerjaan lain yang sifatnya rendah. Dalam melayani Tuhan, pekerjaan jenis apa pun harus kita lakukan, bahkan yang tidak terlihat oleh orang lain. Yesus mengatakan: “Berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.” (Ay. 17).

Penerapan pribadi:
Apakah Anda masih pilih-pilih atau hitung-hitungan dalam melayani Tuhan?
Pekerjaan apa yang masih sering Anda hindari?
Lakukan semua hanya untuk Tuhan, maka Anda akan disebut berbahagia.


Jumat, 13 Februari 2009

PENATALAYAN, BUKAN PEMILIK
Firman Hari ini: Lukas 16:10-18

Pertanyaan Perenungan:
Apa yang Anda dapatkan dari pembacaan ayat hari ini? Catat semua yang Anda dapatkan!

Pengajaran:
Allah adalah pemilik hidup kita. Jadi apapun yang kita miliki saat ini juga merupakan kepunyaan Allah. Di dalam Alkitab, seorang penatalayan ialah seorang hamba yang dipercayai untuk mengelola harta. Sebagai contohnya adalah Yusuf. Yusuf adalah seorang tawanan di Mesir dan ia menjadi hamba dari seorang tuan yang bernama Potifar. Potifar mempercayakan rumahnya kepada Yusuf. Yusuf bukan pemilik rumah, tetapi pengelola rumah Potifar.
Kita adalah pengelola segala sesuatu (termasuk harta) dan bukan pemilik. Kedudukan penatalayan dan hamba berjalan bersamaan, karena Allah ingin kita bisa diandalkan dalam keduanya. Harta yang ada pada kita harus dikelola sesuai dengan maksud dan tujuan Tuhan.
Salah satu contoh adalah pengelolaan uang. Uang memiliki potensi terbesar untuk menggantikan Allah dalam kehidupan kita. Lebih banyak orang tidak melayani karena cinta akan materi ketimbang hal lainnya. Bila Yesus menjadi Tuan kita, uang melayani kita, tetapi jika uang menjadi tuan kita, kita menjadi budaknya. Kekayaan bukanlah dosa, tetapi gagal memanfaatkannya bagi kemuliaan Allah adalah dosa. Pelayan-pelayan Allah selalu lebih peduli pada pelayanan ketimbang uang. (Rick Warren, The Purpose Driven Life)
Sebagai hamba Tuhan, kita harus menjadi hamba yang dapat diandalkan oleh Tuhan. Kita sedang mengelola milik Tuhan. Jadi segala pergerakan harta dan keuangan harus mengutamakan kehendak Tuhan dan hanya untuk kemuliaan nama-Nya. Banyak atau sedikit harta benda atau uang yang ada pada kita harus dikelola dengan baik. Semua bertujuan untuk melayani Tuhan saja, bukan untuk keinginan kita.

Penerapan pribadi:
1. Apa saja yang ada pada Anda hari ini? Catatlah satu per satu.
2. Sudahkah Anda mengelolanya untuk kemuliaan Tuhan?


Sabtu, 14 Februari 2009

SETIA KEPADA TUHAN
Firman Hari ini: Kisah Para Rasul 21: 27-36

Pertanyaan Perenungan:
Apa yang dilakukan oleh orang Yahudi kepada Paulus? (Ay. 27-30)
Mengapa mereka bertindak demikian kepada Paulus? (Ay. 28-29)

Pengajaran:
Para pelayan Tuhan menyelesaikan tugas, memenuhi tanggung jawab, memegang janji dan menyelesaikan komitmen mereka. Mereka tidak meninggalkan pekerjaan separuh selesai dan tidak berhenti ketika patah semangat.
Sebagai orang yang melayani Tuhan, kita tidak boleh membuat komitmen seenaknya, lalu melanggarnya untuk alasan yang paling sepele tanpa merasa ragu, merasa bersalah atau menyesal. Kita belajar dari Paulus yang selalu menghadapi masalah dalam melayani Tuhan. Ia sering dicemooh, didera dan dipenjarakan oleh pemerintah karena dianggap menghujat Allah. Tetapi apa yang dilakukan Paulus? Ia tetap melayani Allah sampai akhir hidupnya.
Dalam situasi buruk ataupun baik, kita tetap setia melayani Tuhan yang kita sembah. Jika kita lulus dalam ujian kesetiaan, maka kita sedang berada dalam rombongan Abraham, Musa, Samuel, Daud, Daniel, Timotius dan Paulus, yang semuanya disebut pelayan-pelayan Allah yang setia. Bahkan lebih lagi, Allah berjanji akan memberikan upah atas kesetiaan kita di dalam kekekalan. Kita semua pasti merindukan Tuhan mengatakan: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan-Ku.”
Selain itu, pelayan-pelayan Tuhan yang setia tidak pernah pensiun. Mereka akan melayani dengan setia selama mereka hidup. Kita bisa pensiun dari karier kita, tetapi jangan sekali-kali pensiun melayani Allah. (disadur dari buku The Purpose Driven Life)

Penerapan pribadi:
Mari menguji hati, apakah Anda selama ini setia dalam melayani Tuhan ? Apakah Dia puas dengan pelayanan Anda ?
Buatlah komitmen kepada Tuhan saat ini supaya Anda bisa setia sampai akhir!


Minggu, 15 Februari 2009

SELALU MELAKUKAN YANG TERBAIK
Firman Hari ini: Matius 25:14-30

Pertanyaan Perenungan:
Apa yang dilakukan oleh hamba yang pertama, kedua dan ketiga? (Ay. 16-18)
Apa yang terjadi ketika tuannya kembali dan bertemu kepada ketiga hambanya? (Ay. 19-28)

Pengajaran:
Kita akan menggali lebih dalam Firman Allah yang baru saja kita baca. Dari cerita tersebut ada 2 hamba yang dibanggakan oleh tuannya. Hamba yang pertama dan kedua berhasil. Sedangkan yang ketiga tidak berhasil dan mengecewakan tuannya. Hamba yang diberi 5 dan 2 talenta berhasil menggandakannya, tetapi yang ketiga tetap 1 talenta. Mengapa demikian? Mengapa tuannya mengecam hamba yang ketiga? Apakah tuannya melihat dari hasil talenta yang digandakan? Bagaimana jika hamba yang ketiga juga melakukan dan berusaha menggandakan, tetapi tidak berhasil? Apakah tuannya juga mengecamnya? Tentu tidak. Ayat 25-26 menyatakan bahwa hamba yang ketiga tidak berbuat apa-apa. Jadi tuan tersebut menilai dari proses, bukan dari hasil. Jika hamba yang ketiga berusaha keras untuk melakukan seperti hamba yang 1dan 2, pasti ada toleransi dari tuannya.
Tuhan juga melihat lebih kepada proses daripada hasil. Proses adalah bagian kita dan hasil adalah bagian Tuhan. Yang terpenting adalah kita melakukan yang terbaik, bukan yang sempurna. Dari hal inilah banyak orang yang enggan melayani Allah, karena mereka menganggap hanya orang-orang hebat dan sempurna yang layak untuk melayani Allah. Lakukan apa yang bisa kita lakukan untuk Allah. Lebih baik sekarang daripada kita menunggu kesempurnaan. Kita semua sedang menuju kesempurnaan. Jadi setiap orang yang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat layak untuk melayani Allah di mana pun mereka berada dan melakukan yang terbaik untuk Tuhan, sesuai dengan kemampuan kita. “KERJAKAN SEMUA HAL BAIK YANG ANDA BISA, DENGAN SEMUA CARA YANG ANDA BISA, DENGAN SEMUA SARANA YANG ANDA PUNYA, DENGAN SEMUA CARA YANG ANDA BISA, PADA SEMUA WAKTU YANG ANDA PUNYA, KEPADA SEMUA ORANG YANG ANDA JUMPA, SEPANJANG ANDA BISA.” (John Wesley)

Penerapan pribadi:
Sudahkan Anda melakukan yang terbaik dalam melayani Tuhan?
Miliki prinsip dan buat komitmen untuk selalu melakukan yang terbaik!






No comments: