FOKUS KITA
Kasih adalah dasar dan sekaligus hal yang utama dalam kekristenan. Paulus dalam 1 Korintus 13 menjelaskan bahwa kasih itu sifatnya kekal daripada segala sesuatu seperti nubuatan, bahasa roh, dll. Kemampuan apa pun yang kita miliki jika tidak ada kasih di dalamnya, maka semuanya menjadi sia-sia.
Korintus adalah jemaat yang telah dirintis oleh Paulus sendiri. Jemaat Korintus memiliki karunia-karunia rohani yang luar biasa, namun mereka ditegur oleh Paulus karena menyalahgunakan karunia itu. Motivasi mereka salah, mereka menjadi sombong rohani, jemaat tidak saling membangun, bahkan ada yang berusaha memecah belah kesatuan jemaat.
Jemaat Korintus juga tidak menjadi teladan yang baik dalam karakter bagi kota mereka sendiri. Kota Korintus sangat terkenal dengan penyembahan berhala dan dosa perzinahan. Mereka dengan seenaknya melakukan kawin-cerai, bahkan memberikan toleransi terhadap perilaku percabulan. Dengan demikian kasih yang sejati hampir tidak ada lagi dalam diri mereka.
Hal yang dapat kita pelajari dari jemaat Korintus adalah kasih seharusnya membangun. Sudah berapa lama kita hidup dalam kekristenan dan berapa banyak karunia yang kita miliki? Masih adakah kasih di dalamnya? Mengapa harus ada kasih?
1. Kasih itu membangun diri sendiri
Sudah seharusnya kita menjaga hidup dan mengerjakan keselamatan yang telah Tuhan berikan bagi kita. Kasih membangun diri sendiri maksudnya adalah kehidupan jasmani dan rohani kita hendaknya semakin memuliakan Allah dan bukannya diri sendiri. Jika kita mempraktekkan kasih yang dijabarkan dalam 1 Korintus 13:4-7, maka akan ada kebangunan rohani dalam diri kita, dan ini artinya kita membangun diri sendiri.
Kita harus menjauhkan diri dari penyembahan berhala (segala sesuatu yang menggeser kedudukan Allah dalam hidup kita) dan motivasi-motivasi yang salah dalam mempraktekkan karunia rohani. Biasanya jika seseorang sudah memiliki karunia-karunia rohani bisa menjadi sombong dan bahkan tidak ada kasih di dalam dirinya. 1 Korintus 13:4 mengatakan: “Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.” Inilah kasih, yaitu tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Allah tidak memandang karunia apa yang kita miliki, tetapi Ia lebih berkonsentrasi pada apa yang kita lakukan dengan karunia yang kita miliki dan masih adakah kasih di dalamnya.
2. Kasih membangun orang-orang di lingkungan kita.
Jemaat Korintus gagal menjadi berkat untuk orang-orang di sekitarnya. Paulus mengharapkan mereka bisa menjadi berkat dan memenangkan kota Korintus bagi Tuhan. Tetapi, yang terjadi malah sebaliknya, jemaat Krorintus dimenangkan oleh orang-orang Korintus yang belum mengenal Tuhan. Puji Tuhan, Paulus tahu masalah yang sedang dihadapi dan ia langsung menuliskan surat 1&2 Korintus kepada jemaat di Korintus.
Kasih Allah yang kita miliki harus membangun orang-orang di sekitar kita. Jangan sampai kita menjadi batu sandungan bagi yang lain, apalagi kepada mereka yang belum mengenal Tuhan. Karunia-karunia yang kita miliki boleh kita pakai dalam ibadah, bahkan sudah seharusnya. Tetapi jika karunia itu dipraktekkan dalam jemaat, maka semua yang kita lakukan dalam ibadah harus membangun jemaat dan bukan saja untuk kepentingan pribadi. Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri (1 Korintus 13:5).
Milikilah kasih! Jika kasih Allah ada dalam diri kita, maka kita pasti memuliakan Allah melalui membangun diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Apakah kasih itu? 1 Korintus 13:4-7 menyebutkan dengan jelas dan semua itu harus kita praktekkan dalam hidup sehari-hari.(you)
Sunday, February 8, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment