FOKUS KITA
Orang Kristen yang memiliki paradigma bahwa keselamatan hanya berkaitan dengan sorga dan menunggu kedatangan Yesus yang kedua kali untuk menjemput mempelaiNya (gereja), tidak akan pernah berbuah. Pada akhirnya mereka hanya menunggu tanpa melakukan apa-apa serta tidak ada perubahan hidup yang terjadi. Yang terpenting bagi mereka adalah diselamatkan dan masuk sorga. Paradigma ini telah meninggalkan berbagai kebenaran alkitabiah yang lain, yang berkaitan dengan Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga.
Sebenarya, kerajaan Allah juga berbicara mengenai pemerintahan dan kebenaran Allah. Kata “Kerajaan Allah” dan “Kerajaan Sorga” memiliki arti yang sama. Kedatangan Yesus yang pertama memiliki tujuan yang pasti, yaitu memperkenalkan Kerajaan Allah kepada seluruh umat manusia. Selain jaminan hidup kekal, Kerajaan Allah juga melibatkan gaya hidup. Oleh karena itu barangsiapa tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah (Yoh. 3:3). Syarat utama jika seseorang ingin hidup dalam Kerajaan Allah adalah pertobatan. Setelah ia menerima Yesus sebagai juruselamat pribadi, maka Kerajaan Allah memerintah atas hidupnya. Segala kebenaran Allah dapat dipahami dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari jika kita hidup dalam Kerajaan Allah.
Hidup dalam Kerajaan Allah tidak perlu menunggu kedatangan Yesus yang kedua. Firman Allah mengatakan dalam I Yoh. 2:6, “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” Pernyataan ini menegaskan bahwa saat ini juga kita dapat hidup dalam Kerajaan Allah. Hidup dalam Kerajaan Allah adalah hidup sebagaimana Kristus telah hidup yaitu menerapkan semua kebenaran Firman Allah dalam hidup sehari-hari. Jika kita mengaku telah diselamatkan dan menjadi warga Kerajaan Allah, maka itu harus dibuktikan melalui gaya hidup kita sekarang, yaitu bergaya hidup Kerajaan Allah dan menghasilkan buah.
Hidup dalam Kerajaan Allah membutuhkan tuntunan dan kuasa. Tuntunan hidup dalam Kerajaan Allah adalah Firman Allah. Dengan melakukan 4M dengan terus-menerus maka kita dapat mengerti apa yang Allah kehendaki. Tetapi mengerti saja tidak cukup. Firman Allah harus dilakukan dan ini membutuhkan kekuatan ilahi dan bukan kekuatan manusia. Jika kita berusaha menggunakan kekuatan manusia, maka kita tidak akan pernah sanggup melaksanakan hidup dalam Kerajaan Allah. Sebagian besar kebenaran Allah bertentangan dengan kebenaran dunia. Dengan demikian kita butuh “Power” atau “kuasa” yang memberi kita kemampuan menerapkan gaya hidup Kerajaan Allah. Roh Kudus adalah kekuatan kita. Roh Kudus adalah pribadi, tetapi Ia juga adalah “Kuasa” yang berasal dari Allah sendiri, bahkan kuasa Roh Kudus itulah yang sanggup meruntuhkan kebenaran-kebenaran duniawi.
Hidup dalam Kerajaan Allah membutuhkan ketekunan dan harus menghasilkan buah. Tanpa ketekunan maka tidak ada keberhasilan. Ketekunan akan menghasilkan buah, dan barangsiapa yang masih dalam pokok anggur yaitu Yesus Kristus, ia akan menghasilkan buah. Saat Yesus datang yang kedua kali nanti adalah masa menuai. Allah akan menuai bagi mereka yang menghasilkan buah ketika hidup di bumi. Jadi hidup dalam Kerajaan Allah perlu ketekunan dan ada buah yang terlihat. Seseorang yang dengan tekun dan sungguh-sungguh hidup dalam Kerajaan Allah pasti berbuah. Berbuah artinya memiliki keserupaan dengan Kristus secara terus menerus.
Mari hadirkan Kerajaan Allah di mana kita berada. Hidup dalam Kerajaan Allah bukan hanya di gereja, tetapi di sekolah, keluarga, toko, kantor, kampus, pasar atau mall-mall yang sering kita kunjungi. Di mana kita berada, maka gaya hidup Kerajaan Allah harus ada. Itu akan dirasakan olah orang-orang yang ada di sekitar kita dan akan berdampak dengan dahsyat kepada lingkungan kita. Apa yang kita lakukan akan membuat orang-orang di sekitar kita bungkam karena kebenaran Allah dan perilaku kita yang menyatakan kemuliaan-Nya di segala tempat.(you)
Sunday, February 22, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment