Saturday, August 2, 2008

Penuntun Saat Teduh Pribadi 4-10 Agustus 2008

PRINSIP KEUANGAN KERAJAAN ALLAH

SENIN, 4 AGUSTUS 2008

PENGELOLA YANG BAIK

Firman Hari Ini : I Timotius 6 : 11-19


PERTANYAAN PERENUNGAN :
Siapakah pemberi hidup kita ? (Ayat 13)
Siapakah yang memberi kita segala sesuatu untuk dinikmati ? (Ayat 17)


PENGAJARAN :
Allah adalah pemilik segala sesuatu yang ada dalam dunia ini, karena Ia yang menciptakan , Ia yang memberi dan Ia pula yang memiliki kuasa untuk mengambilnya. Untuk memahami prinsip keuangan kerajaan Allah pertama-tama kita harus memahami bahwa segala sesuatu yang kita miliki - termasuk hidup kita – adalah milik Allah. Sebab itu kita perlu memiliki sikap sebagai seorang manajer atau pengelola bukan sebagai pemilik atau penguasa. Tuhan mengingatkan kepada orang-orang yang diberkati agar tidak sombong , tidak mengandalkan kekayaannya, dan agar berbuat baik. Semakin diberkati, semakin banyak berbuat baik. Suka memberi, baik kepada pekerjaan Tuhan maupun kepada sesama yang membutuhkan. Mampu membagi-bagi apa yang didapatkan dengan benar dan bijaksana. Yang mana yang menjadi bagian Tuhan ; yang mana yang menjadi bagian sesama kita ; yang mana yang menjadi bagian kita untuk kita nikmati dan kita simpan. Semakin kita mampu mengelola dengan benar segala berkat Tuhan maka semakin besarlah tanggung jawab/ berkat yang Tuhan percayakan kepada kita. Mengapa kita diajar Tuhan untuk mengelola dengan benar ? Yang pertama, agar kita tidak menjadi orang yang tamak / serakah / cinta akan uang. Kalau kita menjadi orang yang tamak / cinta akan uang, kita akan banyak mengalami penderitaan; banyak uang tetapi banyak penderitaan. Hal ini bukanlah yang Tuhan inginkan. Yang kedua, Tuhan ingin kita mengumpulkan harta yang ‘kekal’ yaitu harta yang tidak dapat dimakan ngengat dan diambil pencuri, suatu harta yang tersimpan di sorga, bisa berbentuk pahala atau pujian dari Tuhan. Marilah kita sungguh-sungguh bertanggung jawab atas semua yang Tuhan percayakan kepada kita, khususnya masalah keuangan. Setialah mengelola berkat yang kecil maka Ia akan memberikan berkat yang lebih besar.

PENERAPAN PRIBADI :
1. Periksalah kembali bagaimana Anda menggunakan uang. Apakah Anda telah menjadi pengelola yang baik di hadapan Tuhan ?
2. Apakah Anda telah mengembalikan bagian Tuhan dan memberikan apa yang menjadi bagian sesama Anda ?


SELASA, 5 AGUSTUS 2008

MENERIMA DENGAN RAJIN
Firman Hari ini : Matius 25 : 14-30


PERTANYAAN PERENUNGAN :
Predikat apa yang diberikan kepada hamba yang menerima satu talenta ? (Ayat 26)
Apa yang dapat Anda pelajari dari hamba yang menerima lima talenta dan dua talenta? (Ayat 16-17)
Peringatan apakah yang diberikan Paulus kepada jemaat di Tesalonika ? ( 2 Tesalonika 3 : 10 )


PENGAJARAN :
Hamba yang menerima satu talenta tersebut tidak mau berusaha seperti hamba-hamba yang lain, sebab itu tuannya mengatakan ia adalah hamba yang malas. Akhirnya hamba yang malas ini tidak mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar dan tidak mendapatkan kebahagiaan dari tuannya. Sebaliknya, malah ia mendapat hukuman dari tuannya. Kita melihat betapa menderitanya orang yang malas alias tidak mau bekerja. Bekerja merupakan panggilan manusia sejak awal penciptaan. Adam diperintahkan oleh Tuhan untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden. Dan, sejak manusia jatuh ke dalam dosa, mereka harus berpeluh, artinya bekerja keras, untuk mencari nafkah. Tidak ada sesuatu yang mudah dalam mencari nafkah. Berkat keuangan tidak datang dengan sendirinya tanpa kita mengusahakannya. Hamba yang menerima lima dan dua talenta harus bekerja keras, berinisiatif, berkreasi , memenangkan persaingan, meraih yang terbaik dalam bidangnya; mereka tidak tinggal diam, tetapi terus berusaha sampai mendapatkan keuntungan. Ada perjuangan yang luar biasa ! Inilah yang perlu kita teladani. Kita perlu berjuang, bekerja dengan rajin untuk mendapatkan berkat dari Tuhan, karena Tuhan berfirman : “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya” ( Amsal 10:4 ). Yusuf bukankah seorang yang malas, sehingga ia dipercayai menjadi kepala rumah tangga Potifar dan kepala narapidana. Kita perlu bekerja dengan rajin untuk mendapatkan promosi / mendapatkan kepercayaan yang lebih besar. Manusia cenderung menginginkan hasil yang besar dengan usaha yang kecil dan dalam waktu yang singkat. Inilah yang menimbulkan bibit-bibit kemalasan. Hanya Tuhan yang mampu menciptakan segala sesuatu hanya dengan berfirman, tetapi manusia ciptaanNya tetap harus bekerja dengan rajin untuk menerima segala berkat Tuhan. Tuhan menghargai kerajinan anak-anakNya, sebab itu Ia membuat kaya orang yang rajin. Terimalah berkat Tuhan dengan bekerja rajin.


PENERAPAN PRIBADI :
Apakah Anda seorang yang malas dalam bekerja / dalam menuntut ilmu / dalam melaksanakan tanggung jawab Anda? Marilah mawas diri dengan jujur di hadapan Tuhan.
Baca dan renungkanlah Amsal 6 : 6 -11 dan Amsal 21 : 5 dan catatlah hal-hal yang Anda peroleh dari ayat-ayat tsb.
Tindakan apa yang harus Anda ambil untuk berubah menjadi rajin dalam menjalankan tanggung jawab yang Anda miliki?


RABU, 6 AGUSTUS 2008

KEPUASAN



Firman Hari Ini : I Timotius 6 : 2b -10
PERTANYAAN PERENUNGAN :
1. Sikap apa yang harus ada agar ibadah kita memberikan keuntungan besar ? (Ayat 6 )
2. Hal-hal apakah yang seharusnya membuat kita merasa cukup ? (Ayat 8 )

PENGAJARAN :
Tuhan mengajar kita untuk merasa cukup / puas dengan apa yang kita miliki, agar ibadah kita kepadaNya dapat memberi keuntungan yang besar. Bila kita merasa puas, maka kita tidak akan memiliki sifat serakah / tamak dan cinta akan uang, yang akhirnya dapat membawa kita kepada kehancuran. Kepuasan bukanlah mendapatkan apa yang kita inginkan melainkan merasa puas dengan apa yang kita miliki. Ketidakpuasan dapat membawa kita jatuh ke dalam dosa, contohnya adalah Adam dan Hawa (Kejadian 2:15-17; 3:1-24). Tuhan memberikan taman Eden beserta segala isinya kepada mereka, hanya buah pohon pengetahuan baik dan jahat yang tidak boleh dimakan oleh Adam dan Hawa. Seharusnya mereka bersyukur akan segala keindahan dan kenikmatan yang Tuhan berikan, tetapi ternyata mereka tidak puas dan menginginkan buah yang telarang tersebut sehingga akhirnya mereka memakannya. Inilah dosa manusia pertama yang bernama ketidakpuasan. Itulah sebabnya, saat ini manusia sulit untuk merasa puas dengan apa yang mereka miliki dan cenderung merasa kurang selalu. Manusia mengira dengan memiliki yang lebih banyak lagi mereka akan puas dan mengalami kebahagiaan, namun ternyata mereka tidak mendapatkan dua hal tsb. Mengapa demikian? Karena kepuasaan dan kebahagiaan bukanlah bergantung pada banyaknya uang dan harta kita, tetapi pada seberapa dalam kita bersyukur / merasa puas dengan apa yang Tuhan telah berikan kepada kita. Paulus mengajar jemaat Filipi untuk tidak kuatir, namun berdoa dengan ucapan syukur (Filipi 4:6), serta belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan (Filipi 4:11). Kepuasan membuat orang miskin itu kaya. Ketidakpuasan membuat orang kaya itu miskin. Marilah kita renungkan kebenaran ungkapan ini.

PENERAPAN PRIBADI :
1. Seberapa sering Anda merasa tidak puas dengan apa yang telah Bapa berikan?
Renungkanlah I Timotius 6:10 baik-baik. Catatlah hal-hal yang Roh Kudus katakan kepada Anda dan taatilah segera.
Mulailah belajar untuk selalu menaikkan doa-doa dengan ucapan syukur !


KAMIS, 7 AGUSTUS 2008

PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN
Firman Hari Ini : Maleakhi 3 : 6-12


PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apakah perintah Tuhan bagi umatnya ? (Ayat 10)
Apakah janji Tuhan bagi umatnya ? (Ayat 10)
Apa dampak positif jika kita melakukan perintah Tuhan ini? (Ayat 11-12)


PENGAJARAN :
Pertama-tama kita harus mengerti bahwa persepuluhan adalah milik Tuhan (baca Imamat 27 : 30), sehingga bila kita tidak mengembalikan kepada Tuhan berarti kita adalah pencuri. Seorang pencuri tentu tidak akan tenang hidupnya dan suatu kali ia akan tertangkap dan mendapat hukuman. Siapakah di antara kita yang mau mendapat hukuman ? Tentu tidak ada ! Namun demikian, seringkali kita dengan sengaja berlaku sebagai ‘pencuri’ di hadapan Tuhan. Bagi sebagian orang, mengembalikan persepuluhan merupakan tindakan iman, karena pendapatan mereka yang ‘pas-pasan’. Namun bagi orang yang mau taat, Tuhan berjanji akan memberkati secara berkelimpahan dan akan melindungi dari serangan ‘belalang’ yang menyerang, berupa penyakit, penipuan, kerugian, kehilangan, kerusakan dan sebagainya. Dengan alasan pendapatan masih ‘kurang’ atau ‘belum cukup’ janganlah kita mengurangi persepuluhan. Yang mestinya Rp. 200.000,- kita mengembalikan Rp.150.000,-. Disini kita perlu belajar untuk mencukupkan diri dalam segala keadaan (Filipi 4:11). Persepuluhan harus diberikan dengan segera – tanpa menunda-nunda – setelah kita menerima gaji / keuntungan / pendapatan lainnya, karena ini merupakan bukti kasih kita kepada Tuhan. Selain itu, agar uang milik Tuhan tersebut tidak ikut terpakai untuk keperluan lain, karena kita memiliki kecenderungan menghabiskan semua pendapatan / uang yang ada. Persepuluhan harus dikembalikan ke dalam rumah perbendaharaan / gereja lokal di mana kita digembalakan atau mendapat makanan rohani. Bukan ke tempat-tempat lain, yang menurut logika kita adalah benar, misalnya kita berikan kepada hamba Tuhan yang memerlukan atau gereja kecil yang berkekurangan. Bila kita ingin memberi mereka, berilah dari 90% yang menjadi hak kita, bukan dari 10% hak / milik Tuhan. Mengembalikan persepuluhan dan memberi persembahan khusus adalah cara Tuhan mendidik kita untuk tidak cinta akan uang, tetapi cinta Tuhan dan pekerjaanNya.

PENERAPAN PRIBADI :
Sudahkah Anda memberikan persepuluhan tepat nilai dan tepat waktu ?
Mari buktikanlah iman dan kasih Anda kepada Tuhan lewat persepuluhan !
Sudahkah Anda memberikan persembahan khusus kepada pekerjaan Tuhan? Jika belum, mulailah memberi dan pasti Anda akan mengalami kelimpahan berkatNya.


JUMAT, 8 AGUSTUS 2008

MEMBERI DENGAN MURAH HATI

Firman Tuhan Hari Ini : Rut 2 : 1 - 17

PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apakah yang dilakukan Boas terhadap Rut ? Uraikan dengan kata-kata yang sederhana dan singkat !
Apakah yang dilakukan oleh Kornelius kepada umat Yahudi ? ( Kisah 10 : 1-2 )

PENGAJARAN :
Orang Kristen seharusnya gemar memberi, mengapa ? Karena orang Kristen hidup dari pemberian, yaitu pemberian kasih Allah melalui Yesus Kristus. Ketika hidup di dunia, Yesus selalu memberi kepada yang membutuhkan. Ia memberi pengampunan, kesembuhan, kuasa, bahkan nyawaNya kepada umat manusia. Sudah seharusnya kita sebagai anak-anakNya mencontoh kehidupanNya. Ada banyak kisah sukses manusia bukan karena keberhasilan dalam materinya, namun karena keberhasilannya dalam hal memberi. Ketika bisnisnya berkembang, William Colgate, pemilik perusahaan pasta gigi merk Colgate, mulai memberikan 20 persen, 30 persen, 50 persen dan akhirnya semua pendapatannya kepada Tuhan. Albert Hyde, pencipta sekaligus pemroduksi Mentholatum, obat yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit, akhirnya memutuskan untuk memberikan seluruh labanya yang mencapai jutaan dolar kepada pekerjaan misi dan YMCA. George Muller,seorang remaja yang nakal dan sempat masuk penjara, tetapi akhirnya bertobat dan memenangkan banyak orang bagi Kristus. Ia membuka panti asuhan yang mampu menampung 2000 anak yatim piatu dengan modal 50 sen. Melalui donatur dan usaha lainnya, modal tsb. berkembang menjadi 7 juta dolar sehingga mampu membiayai pelayanannya, termasuk untuk perjalanan misinya ke seluruh dunia dan untuk membagikan jutaan Alkitab serta buku rohani. Stanley Tam, mendapati bisnis peraknya mulai bangkrut, lalu ia berdoa agar Tuhan memulihkan bisnisnya. Dan benar, setelah berkembang ia memberikan 51 persen labanya kepada Tuhan untuk diberikan kepada penginjilan dan gereja. Pada akhirnya ia mendirikan perusahaan-perusahaan lain dimana 100 persen labanya diberikan untuk membantu gereja-gereja di dunia ketiga. Orang-orang tersebut tidak menunggu sampai mereka menjadi kaya untuk memberi. Sebaliknya, justru mereka mengambil komitmen untuk memberi lebih banyak bagi pekerjaan Tuhan saat mereka belum kaya. Jangan menunggu menjadi kaya untuk memberi, tapi mulailah dari sekarang. Saat yang tepat untuk memberi adalah SEKARANG, dan buatlah komitmen untuk terus memberi. Pertanyaannya bukanlah berapa banyak uang yang saya berikan kepada Allah, melainkan berapa banyak uang Allah yang saya simpan. Marilah kita merindukan Tuhan berkata : “ Baik sekali perbuatanmu hai hambaku yang baik dan setia.”

PENERAPAN PRIBADI
1. Apakah selama ini Anda sudah memberi dengan murah hati kepada Tuhan dan sesama yang membutuhkan ?
2. Adakah orang-orang yang perlu Anda tolong pada saat-saat ini ? Milikilah kepedulian kepada mereka.



SABTU, 9 AGUSTUS 2008

MERENCANAKAN MASA DEPAN
Firman Hari Ini : Lukas 16 : 1-8

PERTANYAAN PERENUNGAN :
1. Mengapa Yesus memuji bendahara yang tidak jujur ini ? ( Ayat 8 )
2. Apakah yang Yusuf lakukan pada tujuh tahun kelimpahan ? ( Kejadian 41:48-49 )

PENGAJARAN :
Dari kedua kisah di atas kita dapat menyimpulkan bahwa merencanakan masa depan adalah Alkitabiah. Orang kristen yang bijaksana memandang ke depan dan merencanakan masa depan. Mereka mengelola uang untuk mendatangkan keuntungan bagi masa kini dan masa yang akan datang. Mereka tidak ‘menghabiskan’ alias menghambur-hamburkan uang untuk kesenangan sesaat, bermewah-mewah, dan mengutamakan prestise, namun mempergunakannya dengan bijaksana, dengan cara berhemat, menabung, berinvestasi dan mengembangkan dengan cara yang benar. Kita perlu mengelola agar pengeluaran kita selalu lebih kecil dari pendapatan kita dengan cara belajar berhemat. Ketika mendapat penghasilan ekstra janganlah buru-buru menghabiskannya. Kita juga perlu belajar, bahkan, memaksakan diri untuk menabung atau berinvestasi melalui perusahaan perbankan / asuransi yang memiliki kredibilitas tinggi, agar anak-anak kita dapat terjaga kelangsungan pendidikannya, begitu juga dengan kelangsungan hidup kita di masa tua nanti. Hal ini bukan berarti kuatir akan masa depan, namun cerdik merencanakan masa depan, seperti Yusuf dan bendahara yang tidak jujur tsb. diatas. Yesus tidak memuji ketidakjujurannya namun memuji kecerdikannya dalam memikirkan masa depannya. Orang yang cerdik selalu merencanakan yang terbaik bagi masa depannya, termasuk masa depan keluarganya. Kita tidak tahu persis apa yang akan terjadi pada hari depan, namun bila kita mempersiapkan dengan cerdik, maka kita dapat mengatasi, minimal mengurangi kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi. Pepatah mengatakan ‘Sedia payung sebelum hujan ‘

PENERAPAN PRIBADI :
Dalam hal apa saja Anda boros ? Buatlah komitmen untuk berhemat.
Mampukah Anda menabung ? Buatlah komitmen untuk menabung, meskipun dari jumlah yang sedikit !
Tuliskanlah komitmen Anda dan rencana tindakan Anda. Mulailah benar-benar melangkah.


MINGGU, 10 AGUSTUS 2008

KEJUJURAN

Firman Hari Ini : Amsal 30 : 7-8

PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apakah permohonan pertama Agur kepada Tuhan ? (Ayat 8 )
Apakah janji Tuhan untuk orang yang jujur ? ( Mazmur 37 : 37)

PENGAJARAN :
Kejujuran adalah sesuatu yang langka pada jaman ini, padahal kejujuran adalah suatu kualitas karakter yang sangat di butuhkan oleh siapapun dan dalam bidang apapun, khususnya dalam bidang pekerjaan dan keuangan. Lihat saja iklan-iklan produk dan jasa yang menghiasi media-media, apakah kita mudah mempercayainya ? Belum lagi kasus korupsi yang setiap hari mendominasi media massa. Krisis kejujuran ! Ya, itulah yang terjadi di dunia kita saat ini. Tidak terkecuali, di dalam gereja. Sebagai anak-anak Tuhan kita punya benih Ilahi, karakter Ilahi, yaitu karakter kebenaran, yang kita bawa kemanapun juga. Di rumah, di kantor / tempat kerja, di sekolah / kampus, di manapun kita berada, kita adalah orang benarNya Tuhan. Tinggalkan kecurangan dan kebohongan. Mulailah dari hal-hal yang kecil, seperti mengatakan ya di atas ya dan tidak di atas tidak, jangan memberi tambahan apapun ! Beranilah berkata benar dan bertindak benar meskipun ada risiko yang harus ditanggung. Masalah uang dan pekerjaan sering menjadi pemicu ketidakjujuran. Dengan mudah sekali orang melakukan ketidakjujuran demi uang. Janganlah mencintai uang, karena uang bukanlah segala-galanya dalam hidup kita. Orang yang mengejar uang dengan menghalalkan segala cara akan mengalami berbagai duka. Yusuf adalah orang yang hidup dalam kejujuran, meskipun ia harus menanggung risiko yang berat. Namun, akhirnya Tuhan mengangkat dia secara luar biasa. Amsal 28 : 20 mengatakan : “Orang yang dapat di percaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman.”

PENERAPAN PRIBADI :
Dalam hal pekerjaan dan keuangan, apakah Anda berlaku jujur/benar di hadapan Tuhan ? Marilah sungguh-sungguh memeriksa hati.
Akuilah ketidakjujuran Anda dan bertobatlah !

No comments: