FOKUS KITA - 3 Agustus
Ada pepatah mengatakan “Like father, like son”. Pepatah lainnya berkata “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.” Umumnya setiap orang memahami dan menghubungkan pepatah tersebut dengan sifat atau karakter seorang anak yang tidak jauh dari orang tuanya. Contoh lain, seperti 2 orang yang sedang menjalin persahabatan tak jarang akhirnya mereka memiliki sifat dan karakter yang sama. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Pertemuan yang sering dan rutin adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya gaya hidup seseorang. Misalnya, seorang anak yang sering bertemu dan berkomunikasi dengan orang tuanya dapat membentuk sifat kepribadian dan karakter anak tersebut. Seorang anak akan melihat teladan hidup ayahnya. Apa saja yang dilakukan oleh seorang ayah biasanya akan ditiru oleh anak. Jika seorang anak sering melihat ayahnya merokok, biasanya si anak juga akan ikut-ikutan merokok pada umur tertentu. Jika ibunya berbohong dan sering diketahui anaknya, biasanya si anak juga terbiasa berbohong.
Faktor kedua adalah teladan hidup itu sendiri. Berbicara teladan hidup pasti melibatkan gaya/cara hidup kita. Gaya hidup kita sehari-hari berbicara lebih kuat daripada sejuta perkataan yang kita ucapkan. Jadi, sering bertemu dan praktek teladan hidup akan memberikan dampak yang luar biasa. Jika kita memberikan teladan hidup yang baik, maka hal itu akan mempengaruhi lingkungan kita yang buruk menjadi baik.
Teladan gaya hidup dapat memperkuat perkataan kita kepada orang lain. Praktek hidup memberikan bukti bahwa perkataan kita sesuai dengan tindakan. Inilah yang disebut integritas. Pengaruh teladan gaya hidup sangat kuat. Jika kita rindu menjadi berkat bagi orang lain, maka kita harus memiliki gaya hidup yang sesuai dengan kehendak Allah, yaitu gaya hidup Allah sendiri.
Praktek gaya hidup kasih Allah adalah teladan yang baik. Gaya hidup yang penuh kasih Allah akan mengubah orang-orang di lingkungan sekitar kita. Mengapa demikian? Sebab, pada umumnya setiap manusia merindukan kehidupan yang baik. Kita telah mengetahui bahwa dunia saat ini telah rusak oleh dosa dan akibatnya setiap manusia harus binasa. Oleh karena itu manusia perlu diselamatkan dari kebinasaan kekal. Dengan mempraktekkan kasih Allah di rumah, kantor, kampus, sekolah, masyarakat dan di mana pun kita berada berarti menghadirkan kehidupan yang baik bagi sekitar kita. Lakukan hal-hal yang benar dan yang terbaik dalam hidup kita, maka hal itu akan menjadi teladan yang baik.
Teladan gaya hidup ilahi akan membuktikan kebenaran Allah. Gaya hidup ilahi membuktikan bahwa Firman Allah dapat diterapkan dalam kehidupan kita, bahkan akan selalu berlaku di sepanjang masa. Banyak orang mengatakan bahwa Firman Allah tidak akan pernah dapat diterapkan di dunia saat ini karena merasa bahwa mustahil untuk menerapkan Firman Allah yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dunia ini. Pernyataan ini salah, sebab pada dasarnya di dunia saat ini tidak ada tolak ukur atau standar kebenaran. Standar kebenaran hanya datangnya dari Allah. Jadi, ketika kita mempraktekkan gaya hidup Allah maka akan membuktikan siapa yang kita sembah dan membuktikan bahwa Firman-Nya sangat berkuasa.
Praktek gaya hidup Allah tidak memandang umur. Paulus mengatakan: “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” (I Tim. 4:12). Artinya, sepanjang hidup kita dapat memberikan teladan bagi semua kalangan umur. Timotius adalah seorang yang masih muda dan Paulus memberikan nasihat supaya ia menjadi teladan bagi orang-orang percaya. Gaya hidup yang dipraktekkan oleh Timotius diperhatikan oleh orang-orang yang lebih tua dan juga yang lebih muda dari dirinya.
Mari kita buktikan siapa yang kita sembah melalui gaya hidup sehari-hari. Kita sering mendengar kesaksian dari orang tua yang bertobat karena melihat teladan hidup anaknya. Ada seorang saudara kandung yang bertobat karena adiknya mempraktekkan kasih Allah. Sekaranglah waktunya kita menjadi teladan melalui gaya hidup ilahi. Jangan takut untuk dikucilkan atau ditolak. Kita harus percaya bahwa ketika kita bergaya hidup Allah, kita akan selalu dipihak yang benar dan Allah akan menyatakan kuasa-Nya sehingga sanggup mengubah orang-orang di sekitar kita. Kita juga dapat menjadi teladan di komsel dan tidak menutup kemungkinan orang yang belum bertobat tertarik untuk ikut komsel dan pada akhirnya menerima keselamatan. Mari ukir sejarah di generasi kita melalui teladan hidup ilahi sehingga melalui hidup kita banyak orang yang datang kepada Kristus.(you)
Friday, August 1, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment