Saturday, August 9, 2008

Penuntun Saat Teduh Pribadi 11-117 Agustus 2008

Hatiku TahtaMu

Senin, 11 Agustus 2008

Tumpuan Hidupku Selamanya
Firman Hari Ini: Matius 28:16-20

Pertanyaan Perenungan:
Siapa yang ragu-ragu terhadap Yesus? (ay. 17)
Mengapa mereka ragu-ragu?

Pengajaran:
Dalam saat-saat terakhirnya, Yesus mengajak murid-muridNya untuk bersama-sama denganNya. Mengapa hal ini dilakukan Yesus? Pasti ada suatu rencana yang besar dan penting yang Dia ingin mereka lakukan. Tetapi ada hal yang menarik dalam ayat 17, yaitu ada beberapa muridNya yang ragu-ragu. Mengapa ada keraguan? Jika kita membaca Matius 26:31, di situ tertulis bahwa ada suatu nubuatan yang disampaikan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya, bahwa mereka akan mengalami kegoncangan iman. Kita tentunya bisa memahami hal itu sebab mereka ditinggal oleh Sang Guru, yang telah mereka ikuti dan panuti selama 3 tahun lebih. Sang Guru yang mereka kira sebagai orang yang hebat ternyata akhirnya mati di atas kayu salib.

Ada saat-saat dimana Allah mengajar kita sebagai muridNya untuk sampai pada kondisi iman seperti ini, di mana harapan sepertinya hilang sama sekali. Pertolongan juga tidak pernah tiba. Kita berdoa dan langit seolah-olah seperti tembaga, membuat doa-doa kita serasa tidak pernah sampai ke telinga Allah. Teguhkan hati, karena Allah tidak akan pernah meninggalkan kita. PertolonganNya pasti datang tepat pada waktunya. Seorang teman pernah mengirim sms, ”Aku merasa sangat malu dan tertekan bahwa aku tidak dapat menemukan jalan keluar bagi masalah keluargaku.” Saya menjawab, ”Jangan berusaha dengan kekuatanmu sendiri, tapi berharaplah kepada Tuhan.” ”Tapi, saya sudah berdoa dan rasanya tidak ada jalan keluar dari pergumulanku ini!” responnya. Saya bilang kepadanya, ”Memang Tuhan kadang mengijinkan kita ada dalam keaadaan yang tidak ada harapan, supaya harapan kita hanya kepada Allah saja.”

Dalam Yeremia 29:12-14, Tuhan berjanji untuk menolong kita dan pasti akan mendengar doa-doa kita. Percayalan, bahwa Allah sanggup menolong & membebaskan kita dari setiap masalah kita. Menjadi murid Kristus artinya menjadi orang yang percaya bahwa pertolongan Allah adalah pasti, ya dan amin. Percaya karena Tuhan sudah bangkit, sudah menang atas segala kuasa maut. Kuncinya ada di Matius 28:18: ”...kepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.”

Penerapan Pribadi:
Masalah apa yang terjadi dalam hidup Saudara, yang seakan-akan tidak ada jalan keluarnya?
Apa respon Saudara saat menghadapi situasi tersebut?
Bagaimana seharusnya respon Saudara?



Selasa, 12 Agustus 2008

Kupenuhi PanggilanMu
Firman Hari ini: Matius 4:18-22

Pertanyaan Perenungan:
Mengapa Yesus memilih murid-muridNya dari latar belakang pekerjaan seorang nelayan?
Mengapa murid-murid itu mau dengan segera mengikut Yesus?

Pengajaran:

Ketika memulai pelayananNya, Yesus tidak melakukan seorang diri. Dia mengundang orang lain untuk terlibat dalam pelayananNya. Itu sebabnya kita membaca, Yesus mengundang beberapa muridNya yang pertama untuk datang dan mengikut Dia. Hal yang menarik adalah para murid itu bukan orang-orang yang menganggur. Mereka mempunyai pekerjaan. Mereka orang yang mempunyai pendapatan dan bukan orang-orang yang miskin secara jasmani. Namun demikian, ketika Yesus mengundang mereka, langsung mereka mau. Meninggalkan pekerjaan mereka, meninggalkan keluarga mereka (Yakobus dan Yohanes meninggalkan ayah mereka, Zebedeus) dan pergi mengikut Yesus. Ada dua hal yang bisa menjadi pelajaran di sini:

1. Kesediaan mereka untuk meninggalkan pekerjaan dan mengikut Yesus adalah suatu bukti bahwa mereka mau membayar harga, yaitu menyerahkan hak untuk hidup bagi diri sendiri. Yesus bukanlah seorang guru yang hidup berkelimpahan. Dia hidup cukup bahkan pas-pasan. Panggilan Yesus di dalam hidup kita adalah panggilan yang mahal, yang harus dibayar harganya dengan menyerahkan hak-hak untuk menukmati semua hasil pekerjaan hanya bagi kepentingan diri sendiri. Apakah artinya kita tidak boleh bekerja? Tentu tidak, tetapi jika Saudara diberkati dalam pekerjaan itu, jangan cinta uang. Boleh memiliki uang, tetapi ingatlah misi yang Yesus berika kepada kita: Diberkati untuk Memberkati. Kekayaan yang Tuhan titipkan kepada kita bukan untuk kita nikmati sendiri (egois), tetapi untuk memberkati orang lain dan untuk memberkati pekerjaan Tuhan/pekerjaan misi kerajaan Allah di dunia ini.

2. Panggilan Tuhan adalah menjadi penjala manusia. Artinya hal yang harus menjadi tujuan dalam hidup kita adalah bagaimana menjadi orang yang mampu menarik orang lain untuk datang kepada Yesus. Bukan menjadi orang yang dihindari oleh sesama karena mereka pahit hati atau tidak menyukai kepribadian kita. Inilah tantangan bagi kita sebagai murid Kristus, yaitu bagaimana hidup menjadi berkat dan tidak egois. Murid-murid Yesus meresponi panggilanNya. Mereka mau menjadi penjala manusia. Bagaimana dengan Saudara, maukah menjadi penjala manusia?

Penerapan pribadi:
Sudahkan Saudara hidup untuk memberkati orang lain dan memberkati pekerjaan Bapa?
Apakah Saudara sudah mempraktekkan hidup sebagai penjala manusia?
Bagaimana caranya agar Saudara menjadi penjala manusia?

Rabu, 13 Agustus 2008

Hidupku Kudus BagiMu
Firman Hari Ini: Matius 5: 27-30

PERTANYAAN PERENUNGAN:
1. Kepada siapa Yesus mengajarkan hal-hal ini? (Ayat 1)
2. Apa artinya “cungkillah, penggallah” anggota tubuhmu? (Ayat 29-30)

PENGAJARAN:
Ini adalah rangkaian dari kotbah Yesus yang sangat terkenal, yang disebut ‘Kotbah di bukit‘. Rangkaian kotbah di bukit ini adalah bagian dari pengajaran Tuhan Yesus kepada murid-muridNya. Dan sebagai murid-murid Kristus masa kini, kita sangat perlu menghidupi prinsip-prinsip yang Yesus ajarkan. Secara khusus, kita akan belajar tentang bagaimana tegasnya pengajaran Tuhan Yesus menyangkut kekudusan dan hidup lepas dari dosa. Jika ada bagian tubuh yang menyebabkan kita berdosa, buang saja. Jangan membiarkan anggota tubuhmu membuat engkau berdosa. Pengajaran ini lebih mudah dibaca daripada dilakukan. Ijinkan kuasa Roh Kudus sendiri yang memberikan kekuatan kepada Saudara untuk mau hidup lepas dari dosa. Ketika saya merenungkan firman ini, saya mendapat sebuah pewahyuan dari Roh Kudus. Dan, saya hendak membagikannya kepada Saudara sebuah jalan lain bagaimana kita bisa hidup kudus dan menjauhi dosa. Daripada angota tubuh Saudara yang dipotong dan dibuang, bagaimana jika hal-hal yang menyebabkan kita berdosa yang kita potong dan kita buang? Ada banyak jemaat Tuhan yang memang memiliki tingkat kehidupan rohani yang baik, tetapi masih saja tidak bisa lepas dari kebiasaan-kebiasaan duniawi. Selama hidup di dunia, memang kita membutuhkan hal-hal duniawi. Namun, kita harus mengambil keputusan tegas untuk lepas dari setiap kebiasaan buruk (duniawi) agar kita tidak terikat kepada dosa. Kita memang hidup di dunia ini, namun roh keduniawian tidak boleh hidup di dalam kita. Camkanlah hal ini sungguh-sungguh ! Apakah kebiasaan-kebiasaan duniawi bisa membuat kita terikat kepada dosa? Tentu saja ! Contohnya, merokok. Merokok itu berdosa, karena tidak bertanggung jawab terhadap tubuh jasmani kita. Padahal tubuh kita adalah tempat Roh Kudus tinggal (1 Korintus 6:19-20). Contoh lain lagi, seorang anak yang terikat kepada ‘play station portable’ sehingga lupa belajar dan lupa mengerjakan pekerjaan rumahnya. Banyak orang Kristen yang lebih mengutamakan nonton film video sehingga lupa mengerjakan tugas-tugasnya. Pemecahannya, simpan saja video player kita atau mainan anak-anak kita, supaya kita tidak terikat. Namun, jika masih saja kita terikat, maka kita harus membuang semua barang itu. Kita juga tahu, bahwa film-film yang kita tonton seringkali banyak adegan sex, dan ini bisa membuat kita jatuh ke dalam dosa-dosa seksual. Saudara pilih yang mana, mata saudara dicungkil atau filmnya dibuang? Pengajaran Tuhan Yesus sangat tegas kepada murid-muridNya dan sebagai murid-murid Kristus masa kini, kita harus mengambil keputusan untuk hidup kudus secara radikal bagi Kristus.

PENERAPAN PRIBADI:
1. Apakah Saudara selama ini terikat pada sinetron, film, internet, pornografi, games, komik / bacaan yang tidak membangun iman, musik duniawi, dan hal lain yang sejenis?
2. Keterikatan tsb. pasti menjauhkan Saudara dengan Bapa bukan ? Renungkanlah I Yohanes 2:15 sungguh-sungguh. Tuliskanlah apa yang Roh Kudus katakan kepada Saudara melalui ayat ini.
3. Apakah Saudara mau mengambil keputusan untuk bebas dari dosa? Tuliskanlah komitmen Saudara!


Kamis, 14 Agustus 2008

Firman Allah Makananku
Firman Hari Ini: Matius 4:1-11

PERTANYAAN PERENUNGAN:
Kapan Iblis mencobai Tuhan Yesus? (Ayat 2).
Mengapa Yesus (Anak Allah) juga bisa dicobai oleh Iblis?

PENGAJARAN:
Kisah pencobaan Tuhan Yesus di padang gurun ini adalah suatu kisah yang unik. Mengapa unik? Karena kisah ini menggambarkan tentang Yesus Kristus Anak Allah yang dicobai oleh Iblis. Bagaimana mungkin iblis yang adalah musuh Allah bisa mencobai Yesus? Lewat kisah ini, Allah hendak menunjukkan bahwa Yesus dalam pribadi kemanusiaanNya juga berhadapan dengan setiap pencobaan dan godaan dosa. Setiap hari kita menghadapi godaan dosa, baik dalam kehidupan keluarga, bisnis, pekerjaan, maupun dalam pelayanan kita. Tuhan Yesus hendak memberi contoh, bagaimana Dia juga menghadapi hal-hal yang sama dan berhasil menang. Dalam pencobaan yang pertama, Iblis mencobai Tuhan Yesus supaya Dia mengubah batu menjadi roti. Dalam keadaan lapar, seharusnya hal itu wajar. Bukankah kita memang membutuhkan makanan untuk bertahan hidup? Jadi, apa yang salah dari godaan Iblis ini? Ada hal yang salah dari godaan Iblis itu, sehingga Yesus tidak mau melakukannya. Yesus menjawab, “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah.” Apa artinya hal ini? Manusia hidup bukan dengan makan makanan jasmani saja, tetapi dengan makan Firman Allah sebagai roti kehidupan. Yang hendak ditekankan oleh Tuhan Yesus adalah bahwa hidup kita tidak harus menuruti semua keinginan duniawi kita. Manusia pasti membutuhkan hal-hal yang duniawi, karena masih hidup di dunia ini. Namun, pengejaran materi yang membuat kita sampai lupa kepada Firman Tuhan adalah salah! Mengapa kita membutuhkan Firman Allah? Ada 2 alasan. Yang pertama, Firman Allah menunjukkan apa yang salah (berdosa) dan apa yang benar (Mazmur 119:11). Firman Allah adalah suatu petunjuk dalam hidup kita, agar kita bisa mengetahui rambu-rambu kehidupan. Seperti halnya rambu-rambu lalu lintas ketika berkendaraan, sehingga memungkinkan kita mengendarai dengan selamat, demikianlah Firman Tuhan dalam kehidupan kita, agar kita tahu bagaimana menghindari bahaya-bahaya & jebakan dosa dan tahu cara hidup benar di hadapan Allah. Mari kita hidup berdasarkan Firman Allah. Yang kedua, Firman Allah menunjukkan tujuan hidup kita (Mazmur 119:26). Kita perlu mengetahui tujuan/jalan hidup kita. Jika tidak, maka hidup kita akan berjalan tanpa arah dan kebingungan. Fiman Allah adalah penuntun, pelita, bagi kaki kita, yang menerangi dan memberi tahu kita jalan mana yang harus kita tempuh. Saya pernah mengalami pergumulan batin ketika tahun 2006 Tuhan memanggil saya menjadi hamba Tuhan sepenuh waktu. Ketika itu saya tidak mengerti apa tujuan/arah hidup ini. Sementara saya sedang bekerja dengan hasil yang diberkati, mengapa saya harus meninggalkan semua itu? Pada saat saya kebingungan, Firman Tuhan dalam Mazmur 119:105 benar-benar menjadi rhema dalam hidup saya. Akhirnya saya menyerahkan sepenuhnya hidup saya untuk melayani Tuhan, dan sampai saat ini saya melihat betapa pertolongan, perlindungan dan penyertaan Tuhan benar-benar nyata dalam hidup saya. Mari kita benar-benar membaca, merenungkan, melakukan dan membagikan Fiman Tuhan yang kita terima, sehingga Firman Allah itu hidup dan menolong serta memberkati hidup kita.

PENERAPAN PRIBADI:
Bagaimanakah kualitas persekutuan pribadi Anda dengan firman Allah selama ini?
Apakah Anda sudah membaca, merenungkan, melakukan dan membagikan Firman Allah ini kepada orang lain?
Jika belum, kapan Anda mau memulai?


Jum’at, 15 Agustus 2008

Kukalahkan Nafsu
Firman Hari Ini: Matius 4:1-11

PERTANYAAN PERENUNGAN:
Kemana Iblis membawa Yesus pergi? (Ayat 5)
Menurut Anda, apa tujuan iblis dalam pencobaan yang ke dua ini?

PENGAJARAN:
Pencobaan Tuhan Yesus yang kedua adalah adalah godaan untuk menggunakan hak-hak istimewaNya sebagai Allah. Dalam ayat 6 ini iblis membujuk Yesus agar menggunakan kekuasaannya sebagai Allah. Apakah hal itu bisa? Sangat bisa, karena Yesus adalah 100% Allah. Ia mampu memerintahkan malaikat-malaikat untuk turun dan menolong diriNya. Namun demikian, Yesus menolak hal itu. Sebagai murid Kristus, kita mesti menolak godaan untuk melakukan sesuatu yang tidak seharusnya kita lakukan. Kadangkala kita tergoda untuk melakukan suatu hal yang berbahaya, dan mengambil risiko yang seharusnya tidak perlu kita ambil. Itulah godaan untuk memuaskan nafsu/keinginan kita. Saya mempunyai seorang teman, dulunya dia bekerja di bidang valas dan saham. Menurut pengakuannya, bidang valas dan saham ini terlalu banyak unsur judinya. Ada perbedaan antara bisnis dagang dan bisnis valas. Dalam bisnis dagang, kita bisa memprediksi keuntungan kita. Dalam bisnis valas, unsur prediksi/perhitungannya sangat tidak jelas. Jadi lebih banyak perkiraan yang di luar kontrol kita. Jika diprosentase, maka bisnis valas 80% prediksi, 20% perhitungan. Bisnis dagang 20% prediksi, 80% perhitungan. Akhirnya, setelah mengalami kerugian yang lebih besar daripada keuntungannya, teman saya bertobat dan berhenti dari bisnis itu. Seringkali kita terlalu bernafsu untuk meraup keuntungan yang besar sehingga tidak mempedulikan kerugian/risiko yang kita tanggung. Mengapa? Karena menuruti nafsu, serakah. Tuhan Yesus mengajar kita untuk berwaspada terhadap godaan nafsu ini. Apakah Yesus akan mati seandainya dia memang menjatuhkan diri dari bubungan Bait Allah? Tentu tidak, tetapi Yesus tidak mau melakukan hal itu. Jika kita sudah tahu bahwa yang kita lakukan adalah sesuatu yang akan mencelakakan kita, mari kita segera sadar dan berhenti. Tuhan tidak menghendaki kita melakukan sesuatu yang berbahaya. Memang Allah bisa menolong kita, tetapi jangan kita mencobai Dia. Jangan pula membawa diri sendiri kepada pencobaan yang mencelakakan !

PENERAPAN PRIBADI :
Nafsu apakah yang sering menggoda Anda ? Tuliskanlah satu per satu.
Anda perlu memenuhi hati dengan firman dan Roh Kudus supaya mampu mengalahkan setiap godaan nafsu. Tuliskanlah langkah-langkah apa yang Anda akan ambil.


Sabtu, 16 Agustus 2008

Aku Adalah Hamba
Firman Hari Ini: Matius 20:20-28

PERTANYAAN PERENUNGAN:
Apa perbedaan antara kepemimpinan konsep dunia dan konsep Yesus? (Ayat 25-28)
Renungkanlah sungguh-sungguh ayat 26-27. Mintalah Roh Kudus mengajarkan sesuatu kepada Anda secara pribadi.

PENGAJARAN:
Di sini Yesus mengajarkan konsep kepemimpinan yang amat radikal, yaitu kepemimpinan hamba. Sungguh berbeda dengan konsep yang dianut oleh manusia pada umumnya. Ketika Allah menciptakan manusia, Dia memberi mereka wewenang untuk berkuasa atas binatang, tumbuhan dan alam ini (Kejadian 1:26). Perhatikan, dalam ayat ini manusia tidak didesain oleh Allah untuk menguasai manusia lain. Tapi apa yang terjadi ketika manusia memiliki kuasa / wewenang? Manusia akan cenderung menggunakan kekuasaan / otoritas itu untuk memerintah dengan tangan besi bahkan menindas manusia lain. Korea Utara adalah contoh negara yang pemimpinnya dengan semena-mena menggunakan kekuasaan untuk menindas penduduknya. Tanpa belas kasihan, jika ada penduduk yang menentang, mereka langsung ditangkap untuk dikirim di kamp-kamp kerja paksa atau dibunuh. Kita semua pada dasarnya mempunyai kecenderungan untuk menggunakan otoritas yang kita miliki demi memuaskan keinginan kita. Lihatlah, betapa banyaknya orang Kristen yang memperlakukan karyawan/pembantunya dengan tidak manusiawi. Betapa banyaknya boss Kristen yang menggunakan kekuasaan atas karyawannya untuk melakukan apa yang diingininya, namun tidak memberikan hak-hak yang sudah semestinya diterima oleh karyawan. Murid Kristus tidak diajar untuk menggunakan kekuasaan/otoritasnya untuk menyakiti manusia lain. Jika memang Tuhan mengijinkan kita memiliki otoritas atas manusia lain, kita dituntut untuk melayani mereka, memimpin mereka dengan hati seorang hamba. Hamba berorientasi kepada tanggung jawab bukan kepada hak istimewa. Dalam memimpin, seorang hamba melakukan tanggung jawabnya untuk mengayomi dan selalu mengupayakan kesejahteraan orang-orang yang dipimpinnya. Sebagaimana Yesus yang tidak menggunakan kekuasaanNya untuk kepentingan diri sendiri, melainkan untuk melayani manusia, bahkan untuk memberikan nyawaNya bagi kita, demikian juga kita perlu belajar untuk memimpin dengan hati yang melayani, hati yang rendah, yang tidak menuntut hormat dari manusia, serta yang tidak mengharapkan fasilitas atau hak istimewa lainnya.

PERENUNGAN:
Bagaimanakah Anda menggunakan kekuasaan sebagai pemimpin selama ini ?
Bagaimana sikap Anda seharusnya sebagai seorang pemimpin, baik di keluarga, di tempat kerja, di bisnis maupun dalam pelayanan?


Minggu, 17 Agustus 2008

Payung Perlindunganku
Firman Hari Ini: Roma 13:1-7

PERTANYAAN PERENUNGAN:
1. Menurut Saudara, mengapa kita harus tunduk kepada otoritas / pemerintah? (Ayat 2)
2. Otoritas / pemerintah berasal dari mana ? (Ayat 1)

PENGAJARAN:
Perlu Saudara ketahui bahwa di dalam Alkitab bahasa Inggris, kata ‘pemerintah’ dalam ayat 1-2 dipakai kata ‘otoritas’. Semua jenis otoritas berasal dari Allah dan ditetapkan oleh Allah. Tuhan selalu menempatkan kita untuk berada di bawah otoritas. Mengapa Dia melakukan hal ini? Ada tiga alasan sbb:

1. Melindungi kita supaya tidak salah langkah. Jika kita salah pasti ada orang di atas kita yang akan mengingatkan kita. Siapa orang yang di atas kita? Bisa orang tua, saudara yang lebih tua, keluarga yang lebih tua, pemimpin kelompok sel, koordinator pelayanan kita, gembala kita, juga pemerintah di atas kita. Tuhan Yesus mengajar kepada murid-muridNya untuk taat kepada pemerintah Kerajaan Romawi pada waktu itu. Bayarlah apa yang harus diterima oleh kaisar (Lukas 20:21-22).

2. Melindungi kita dari kesombongan. Ingat, kesombongan adalah awal daripada kehancuran! Kita membutuhkan otoritas di manapun, baik dalam keluarga, dalam bisnis dan pekerjaan, apalagi dalam pelayanan. Jika kita ada dalam sebuah otoritas yang baik, kita mesti bersyukur. Kadang kita ingin keluar dan bebas dari otoritas kita. Kita merasa kok hidupku diatur-atur terus? Melakukan ini itu kok dicereweti terus?

3. Agar hidup kita tidak melenceng dari visi. Kita perlu ada dalam otoritas karena kita butuh dipimpin dalam sebuah tujuan hidup. Mungkin kita sudah tahu tujuan hidup, tetapi tetap perlu orang lain yang menjagai kita agar selalu berada di jalur yang benar. Yesus tahu tujuan hidupNya, yaitu untuk melakukan kehendak Bapa. Itu sebabnya Dia mau tetap tunduk kepada Bapa saja.

Dalam Matius 4:8, iblis membawa Yesus untuk melihat Kerajaan Dunia dan berkata, “Semua itu akan kuberikan kepadaMu jika Engkau sujud menyembahku.” Respon Tuhan Yesus kepada Iblis: “Sebab ada tertulis, Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu saja, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Melalui jawaban Yesus kita bisa belajar sesuatu, Yesus yang adalah Allah, mau menundukkan otoritas dan kekuasaanNya kepada Allah Bapa. Sebenarnya Yesus bisa saja menjawab Iblis dengan jawaban: “…Engkau yang harus menyembah kepadaKu, hai iblis, dan kepadaKulah engkau harus berbakti!.” Saya percaya itu sah-sah saja, mengingat Yesus adalah 100% Allah juga. Tapi yang dilakukan Yesus adalah Dia tunduk pada kekuasaan Allah BapaNya. Yesus selalu menekankan pada ‘melakukan kehendak Bapa’ (Matius 7:21; Matius 12:50). Sehebat-hebatnya kemampuan dan keahlian kita dalam bidang apapun, kita tetap perlu menundukkan diri pada otoritas. Tanpa otoritas kita akan jatuh.

PENERAPAN PRIBADI:
1. Bagaimanakah sikap Saudara terhadap otoritas selama ini ? Ujilah sikap hati terhadap otoritas di keluarga, di sekolah, di tempat kerja, di gereja dan di lembaga lainnya.
2. Ambillah tindakan untuk berubah terhadap otoritas di atas Saudara. Tuliskanlah komitmen Saudara.



No comments: