FOKUS KITA - April 19
Suasana sibuk kita temui di mana-mana setiap hari, khususnya daerah perkotaan. Setiap orang memiliki kesibukannya masing-masing dan dituntut untuk banyak menghasilkan sesuatu, baik bagi diri sendiri maupun sekolah dan perusahaan di mana mereka bekerja. Terlebih lagi orang-orang yang sedang mengejar target, pasti hidupnya penuh dengan jadwal yang harus dilaksanakan. Umumnya orang menjadi sibuk bukan karena senang dengan kesibukan, tetapi karena ingin menghasilkan sesuatu yang maksimal dengan keuntungan yang sebesar-besarnya. Inilah yang membuat orang menjadi sibuk dan tidak sedikit yang berharap bahwa 9-10 hari dalam satu minggu.
Kesibukan mudah membuat seseorang lupa pada penciptanya. Waktu untuk beribadah kepada Tuhan diambil dari sisa-sisa waktu kegiatan mereka. Lebih parah lagi ada orang-orang yang berkata: “Aku tidak punya waktu untuk ke gereja, doa malam, apalagi ikut pemuridan. Lagipula, mana bisa aku berdoa jika harus menyelesaikan target, ada rapat dengan bos dan harus mengantar istri ke supermarket?” Mereka menganggap bahwa beribadah atau berdoa hanya sekedar kegiatan yang disejajarkan dengan aktivitas memancing, olah raga, atau jalan-jalan di mall. Tidak heran banyak orang tertekan/stress karena begitu banyak hal yang harus dikerjakan tanpa didukung doa. Jadi, haruskah kita berdoa di tengah kesibukkan?
Yesus memiliki kesibukkan yang padat ketika ada di bumi. Ia memiliki 12 anak binaan dan setiap hari harus melatih mereka untuk melayani dan memperlengkapi mereka dengan kebenaran Firman Tuhan. Selain itu Ia juga melayani orang lain, mengadakan mujijat, mengajar Firman Tuhan kepada ribuan orang dan memberi mereka makan. Belum lagi Ia harus menghadapi berbagai kritik dan cemooh dari para imam atau pemimpin agama orang Israel. Jika berada di posisi Yesus, kita pasti stress berat dan seperti tidak ada waktu untuk melakukan hobi, bahkan bersantai.
Namun, Yesus memberi teladan di tengah kesibukkan-Nya. Markus 1:35 mencatat bahwa pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Matius 14:23 berkata, “Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.” Yesus masih bisa berdoa. Inilah teladan yang diberikan kepada kita saat ini. Ketika tetap meluangkan waktu untuk berdoa, Ia mampu bertahan dalam pelayanan dan tidak depresi ketika ada masalah. Bahkan, pekerjaan Bapa Ia lakukan dengan maksimal. Inilah salah satu kunci Yesus tetap enjoy di tengah kesibukkan. Pekerjaan-Nya pun tidak pernah gagal.
Mengapa doa harus tetap dilakukan di tengah kesibukkan?
1. Doa menarik kuasa Tuhan turun dalam hidup kita
Setiap hal yang kita kerjakan pasti ada kekurangan dan batasnya. Allah sengaja menciptakan kita terbatas supaya kita tetap mengandalkan Dia dalam segala hal dan keadaan. Oleh karena itu, dengan berdoa kita mendapatkan hikmat, kekuatan dan semangat yang baru dariNya. Allah tidak menghalangi kita dalam kesibukan, tetapi Ia hanya rindu supaya hubungan kita dengan-Nya tetap utuh. Tidak ada yang kita sesalkan ketika berdoa di tengah kesibukkan. Justru hal itu membantu kita menyelesaikan setiap kesulitan pekerjaan.
2. Doa adalah nafas jiwa kita
Seperti komputer yang walaupun diciptakan sangat canggih bisa mengalami gangguan (hang) atau rusak karena terus digunakan tanpa henti sehingga mesinnya panas, atau handphone yang bisa mati karena kehabisan daya batere, demikian pula hidup kita akan kering dan bisa mati karena terus mengeluarkan daya/tenaga tanpa diisi ulang. Doa membuat hidup kita diisi oleh Allah sehingga segar kembali.
Sunday, April 20, 2008
Sibuk? Justru HARUS Berdoa!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment