UCAPAN BAHAGIA
Senin, 14 Apr’08
ORANG MISKIN YANG BERBAHAGIA
Firman Hari ini: Matius 5:3
Pertanyaan Perenungan:
Siapakah yang disebut berbahagia di hadapan Allah? (Ay. 3a)
Kenapa mereka disebut berbahagia? (Ay. 3b)
Pengajaran:
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah. Siapakah orang miskin? Jika kita memperhatikan teks yang sebenarnya dalam bahasa Yunani, maka lebih jelas yaitu ada kata “Pneuma” setelah kata miskin. “Pneuma,” artinya roh. Selain itu “Pneuma” juga memiliki banyak arti. Jadi maksud Yesus dalam ayat 3 ini adalah orang yang miskin atau yang merasa kurang dalam bidang rohani. Dalam pengertian sehari-hari adalah “Berbahagialah orang yang merasa miskin rohani.” Mereka adalah orang-orang yang merasa rendah di hadapan Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang sangat membutuhkan Tuhan dan membutuhkan pertumbuhan rohani. Merekalah yang empunya kerajaan sorga. Allah menjamin bahwa mereka juga pewaris kerajaan sorga atau dengan kata lain sebagai warga kerajaan sorga. Allah tidak hanya menjamin orang-orang yang memiliki kerohanian yang tinggi / dewasa rohani yang berhak mewarisi kerajaan sorga, tetapi juga mereka yang merasa belum dewasa rohani. Namun yang terpenting bagi Allah adalah mereka sungguh-sungguh mau bertumbuh dalam kerohanian. Pasti banyak di antara kita yang merasa masih belum dewasa rohani dan bahkan selalu minder terhadap saudara seiman yang lain. Saat ini jangan lagi minder, sebab kita semua dijamin sebagai pewaris kerajaan sorga. Walaupun saat ini kerajaan sorga belum seutuhnya kita rasakan, tetapi rasul Paulus menghibur kita dengan kebenaran yang berbunyi “Already but not yet” yang berarti sudah ada, tetapi belum. Maksudnya, kerajaan sorga bisa kita rasakan saat ini walaupun belum sepenuhnya terjadi. Kerajaan sorga sepenuhnya terjadi pada saat kedatangan Yesus kedua kali. Kerajaan sorga yang kita rasakan saat ini adalah hadirat Allah, mujizat, damai sejahtera, pertumbuhan rohani, karunia-karunia rohani, berkat materi, dll. Jika saat ini Saudara merasa “miskin” rohani, maka tingkatkanlah terus-menerus untuk bergaul karib dengan Bapa. Baca dan renungkan Firman-Nya setiap hari. Marilah terlibat dalam pelayanan. Percayalah, Saudara akan bertumbuh dalam kerohanian.
Penerapan pribadi:
Apakah Saudara rindu bertumbuh dalam kerohanian?
Berilah hidup Saudara dipimpin oleh Kerajaan Allah selama 24 jam setiap hari!
Selasa, 15 Apr’08
BAHAGIA ORANG YANG BERDUKACITA
Firman Hari ini: Matius 5:4
Pertanyaan Perenungan:
Siapakah orang yang berbahagia? (Ay. 4a)
Kenapa disebut berbahagia? (Ay. 4b)
Pengajaran:
Ada seorang anak yang bernama Rick yang hanya memiliki ibu, karena ayahnya telah meninggal pada saat ia masih bayi. Rick adalah anak satu-satunya dan tidak memiliki saudara. Suatu ketika ibunya sakit keras dan pada akhirnya meninggal dunia. Rick menjadi orang yang pendiam dan sekaligus merasakan dukacita yang sangat mendalam karena ia sangat sayang kepada ibunya. Saat itu ia tidak memiliki orang yang terdekat. Rick masih berumur 10 tahun. Pada hari Jumat, ia melewati sebuah gereja di mana ia beribadah. Ia tergerak untuk masuk ke ruang gereja dan berdoa. Ketika ia berdoa kepada Tuhan, pendeta yang menggembalakan digereja tersebut mendekati Rick. Pendeta mendengar Rick yang sedang berdoa dengan tetesan air mata sebagai orang yang sedang putus asa. Doa tersebut berbunyi demikian: “Tuhan, saat ini Rick tidak punya siapa-siapa. Saat ini Rick tidak bisa melanjutkan sekolah. Dan Rick tidak tahu harus tinggal di mana malam ini. Amin.” Si pendeta langsung merangkul Rick dan mengangkatnya sebagai anak. Saat itu Rick tersenyum karena ia mengira Tuhan Yesus yang merangkulnya, tetapi ternyata pendeta yang sedang duduk disampingnya. Rick merasa terhibur kembali karena mendapatkan orang tua baru, walaupun bukan orang tua kandung. Salah satu kebahagiaan yang istimewa dari kekristenan adalah bukan karena naik jabatan, lulus sekolah, punya kekayaan materi atau memiliki prestasi yang tinggi. Tetapi kebahagiaan yang istimewa tersebut adalah ada penghiburan sejati di tengah dukacita. Hal ini tidak didapatkan di luar kekristenan. Janji penghiburan yang sejati datangnya dari Allah. Dan Ia bisa memakai saudara seiman kita untuk menghibur. Mungkin saat ini Saudara memiliki dukacita karena kehilangan orang yang dikasihi, tidak ada pekerjaan karena diPHK, membutuhkan susu untuk anak atau tidak ada biaya untuk sekolah anak, dll. Allah akan menghibur dan Ia akan memberikan jalan keluar dari dukacita kita. Berbahagialah orang yang berdukacita karena Allah akan menghibur dengan kepastian janji-Nya.
Penerapan pribadi:
Apakah ada dukacita yang Saudara alami hari-hari ini?
Baca dan renungkanlah janji-janji Allah dalam Alkitab!
Rabu, 16 Apr’08
LEMAH LEMBUT DISEBUT BERBAHAGIA?
Firman Hari ini: Matius 5:5
Pertanyaan Perenungan:
Siapakah yang disebut berbahagia? (Ay. 5a)
Kenapa disebut berbahagia? (Ay. 5b)
Pengajaran:
Pada jaman sekarang yang disebut ‘Lemah lembut’ pasti dihindari oleh manusia. Kalau ‘Lemah gemulai’ mungkin masih dipakai sebagai tuntutan profesi. Tetapi bagaimana dengan lemah lembut? Prinsip dunia menyatakan bahwa orang yang lemah lembut pasti tergeser dari kehidupan, bahkan kalah dalam menghadapi apapun. Bagi mereka dunia ini semakin keras dan setiap orang harus mengikuti arus jaman ini. Ada seorang filsuf sedang menyampaikan ceramah tentang ‘kehidupan’ di hadapan para mahasiswa. Filsuf tersebut berkata: “Saudara-saudari, kelembutan adalah kekuatan.” Dia membuka mulutnya dan bertanya apakah hadirin melihat giginya masih ada. Ternyata ia sudah kehilangan semua gigi gerahamnya. “Dan, apakah lidah saya masih ada?” tanya filsuf tersebut. “Masih!” jawab para hadirin. “Jadi,” kata filsuf, “Saudara-saudari, lidah hidup lebih lama daripada gigi. Ia menyerang, menggulung dan menghindari hambatan. Ia tidak menggigit.” (Timotius Adi Tan, Setetes Embun Bagi Jiwa). Teori filsuf tersebut benar dan bahkan pernyataan tersebut telah diucapkan Yesus ketika Ia berkhotbah di atas bukit. Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.” Ternyata lemah lembut harus diterapkan di tengah dunia yang keras seperti saat ini. Firman Allah tidak pernah menjadi kadaluarsa. Firman-Nya kekal selamanya. Kenapa lemah lembut disebut berbahagia? Karena mereka akan memiliki bumi. Artinya, mereka akan tetap hidup dengan segala kebutuhan yang diperlukan. Orang yang lemah lembut selalu diperhatikan Tuhan dan tidak sekalipun Ia memalingkan muka dari mereka. Kelemahlembutan akan tetap berjaya di muka bumi. Mereka akan selalu menikmati berkat yang Allah berikan kepada mereka. Jadilah orang yang lemah lembut. Di manapun kita berada, baik di kampus, di tempat kerja, di rumah, maupun di toko, kita harus tetap menjadi orang yang lemah lembut yaitu memiliki hati yang telah dipenuhi oleh kasih Allah. Orang yang tidak memiliki hati yang lemah lembut pasti tidak akan pernah merasakan berkat Allah yang seutuhnya di muka bumi ini. Jadilah orang yang lemah lembut dalam segala keadaan.
Penerapan pribadi:
Apakah Saudara sudah memiliki kelemahlembutan?
Praktekkan kepada setiap orang yang Saudara temui!
Kamis, 17 Apr’08
PUAS KARENA KEBENARAN
Firman Hari ini: Matius 5:6
Pertanyaan Perenungan:
Siapakah yang disebut berbahagia? (Ay. 6a)
Kenapa disebut berbahagia? (Ay. 6b)
Pengajaran:
Rasa haus dan lapar membuat orang tidak dapat melakukan apa-apa dan bahkan membuat orang gelisah. Mereka hanya memikirkan nasi goreng, nasi pecel empal, mie kuah dan segelas es teh manis. Mereka berusaha untuk mendapatkannya dengan sekuat tenaga dan berapapun harga yang harus dibayar, sebab yang penting rasa lapar dan haus dapat terpenuhi. Tetapi ada begitu banyak orang yang masih lapar dan haus akan kebenaran. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini terjadi karena banyak sekali konsep dan prinsip yang ada di dunia ini, namun setiap orang akan mencari kebenaran yang sejati. Mereka berusaha mencari kebenaran di perguruan tinggi, berguru kepada orang pintar dan bahkan banyak juga yang pergi ke goa dan kuburan. Allah berjanji bahwa barangsiapa yang selalu haus dan lapar akan kebenaran-Nya, maka ia akan dipuaskan. Kebenaran yang sejati telah Allah nyatakan melalui anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus. Apakah sampai saat ini Saudara lapar dan haus akan kebenaran? Jangan mencari kebenaran di luar Tuhan! Kebenaran di luar Tuhan adalah sia-sia. Di mana kita dapat mengetahui kebenaran Allah yang sejati? Jawabannya adalah di Alkitab, Firman Allah yang tertulis. Ketika Yesus menyampaikan kotbah di atas bukit, banyak orang yang selalu mengikuti Dia. Orang-orang tersebut sangat haus dengan kebenaran. Saudara dapat membayangkan jika Saudara adalah salah satu kumpulan orang yang mendengar Yesus berkotbah secara langsung, pasti Saudara merasakan suatu kelegaan yang luar biasa. Sebab sebelum kedatangan Yesus pertama kali dan Yohanes pembaptis, bangsa Israel tidak lagi mendengar Firman Allah selama 400 tahun. Saat itu tidak ada suara Tuhan setelah jaman nabi-nabi Perjanjian Lama berakhir. Jika Saudara ingin memutuskan suatu perkara, maka sesuaikanlah dengan kebenaran Firman Allah supaya damai sejahtera tetap tinggal dalam hidup kita. Jika kita telah dipenuhi kebenaran Allah, jangan lupa untuk dibagikan kepada sesama kita dan orang lain yang membutuhkan kebenaran yang sejati. Mari kita melihat disekeliling kita, masih banyak orang yang membutuhkan kebenaran. Mungkin teman kantor atau teman yang duduk di samping Saudara ketika berada di sekolah, bahkan tetangga di rumah. Kitalah yang dipakai Allah untuk menyampaikan kebenaran-Nya.
Penerapan pribadi:
Tingkatkan terus hubungan pribadi dengan Bapa!
Jadilah jawaban bagi setiap orang yang haus dan lapar akan kebenaran.
Jumat, 18 Apr’08
ORANG YANG MURAH HATI
Firman Hari ini: Matius 5:7
Pertanyaan Perenungan:
Siapakah yang disebut berbahagia? (Ay. 7a)
Kenapa disebut berbahagia? (Ay. 7b)
Pengajaran:
Ada seorang mahasiswa dari sebuah universitas di Jakarta yang sedang melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di daerah pelosok. Suatu ketika ia merasa kepanasan, lalu mampir di suatu rumah untuk minta minum. Bapak yang punya rumah tidak memberi air putih, tetapi dia memberi segelas susu sapi, karena bapak ini mempunyai seekor sapi perah. “Pak, saya cuma minta air,” kata mahasiswa. Bapak itu menjawab, “Nak, di sini airnya mentah, lebih baik minum saja air susu.” Diminumnya air susu itu, lalu mahasiswa tersebut bertanya, “Berapa pak?” “Tidak perlu bayar, Bapak sudah ikhlas memberi air susu itu kepadamu.” Sebelum berpisah, mahasiswa itu memberikan alamatnya di Jakarta. Beberapa tahun kemudian, bapak ini terkena penyakit kanker. Dia harus menjual sawahnya untuk ongkos pengobatan. Oleh anak gadisnya, ia dibawa ke salah satu rumah sakit di Jakarta. Ongkos operasi, obat-obatan dan dokter, semuanya berjumlah enam juta rupiah. Sedangkan hasil penjualan sawah belum mencukupi. Anak gadisnya menjadi gemetar ketika mengetahui jumlah yang harus dibayar. Lalu, dia minta waktu untuk melunasi, tetapi petugas kasir menyuruh dia membaca keterangan di bagian bawahnya. Ketika dibaca, ternyata sudah ada tanda lunas! Dan, di bawahnya lagi ada tulisan “Harga segelas susu.” Ternyata dokter spesialis pada bagian operasi itu adalah mahasiswa yang dahulu minum susu di rumahnya (Timotius Adi Tan, Secangkir Sup Bagi Jiwa Anda 2). Berbahagialah orang yang murah hati. Kata “Murah hati,” memakai kata “Elemones” (bahasa Yunani) yang berarti murah hati yang tidak hanya terbatas sampai perasaan saja, tetapi melakukan tindakan aktif untuk menyatakan kemurahan hatinya. Orang yang murah hati adalah orang yang memiliki kepedulian yang sungguh-sungguh atau orang yang berkorban untuk orang lain. Galatia 6:9 mengatakan: “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” Mereka yang murah hati akan beroleh kemurahan. Ada hukum tabur tuai dalam ayat ini. Jika Saudara ingat “Golden Rule” yang berarti “Aturan Emas,” atau “Kaidah Emas,” yang berbunyi “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka,” (Matius 7:12) maka jangan ragu untuk bermurah hati. Jika kita murah hati kepada siapa saja, maka kita akan beroleh kemurahan, minimal dari Allah. Allah kita adalah Allah yang murah hati, oleh karena itu kita juga harus murah hati. Kita dapat memberikan uang, waktu, pertolongan, perhatian, doa, dll. Lakukan dengan sukacita dan bukan dengan bersungut-sungut. Allah akan memperhitungkan segala perbuatan kita.
Penerapan pribadi:
Siapakah orang di sekeliling yang membutuhkan kemurahan hati Saudara ? Segeralah lakukan firman Allah hari ini kepada mereka.
Sabtu, 19 Apr’08
PEMBAWA DAMAI YANG BERBAHAGIA
Firman Hari ini: Matius 5:9
Pertanyaan Perenungan:
Siapakah yang disebut berbahagia? (Ay. 9a)
Kenapa disebut berbahagia? (Ay. 9b)
Pengajaran:
Ada seorang tua yang sedang memperhatikan beberapa anak berusia enam dan tujuh tahun sedang bermain. Dia bertanya, “Kalian sedang main apa?” “Perang-perangan,” kata mereka. Orang tua tersebut berkata, “Bagaimana bisa orang sebegitu bodoh dengan main perang-perangan? Kalian semua tentu tahu betapa mengerikannya peperangan itu. Mengapa kalian tidak sebaliknya main perdamaian?” Anak-anak itu menghentikan permainannya. Mereka bersama-sama memikirkan dan membicarakan sesuatu diantara mereka sendiri, kemudian tampak bingung dan akhirnya tidak tahu apa yang hendak dikatakan. Salah seorang di antara mereka bertanya kepada orang itu, “Kakek, bagaimana kami bermain perdamaian? Kami tidak tahu permainan itu.” Seluruh dunia saat ini merindukan adanya kedamaian, tanpa ada perang saudara atau pertikaian antar negara. Namun, penyebab tidak adanya damai dalam diri manusia, bukan saja karena adanya pertikaian, perang atau apapun. Tetapi, langkanya minyak tanah atau tidak adanya persediaan gas elpiji diberbagai toko, juga menyebabkan tidak ada damai dalam hati. Ditambah dengan naiknya tarif dasar listrik dan berbagai isu kenaikan bahan bakar minyak, tidak saja membuat hati tidak damai, namun hal itu juga membuat kepala pusing. Berbahagialah orang yang membawa damai. Jika ada orang yang sedang bertengkar dan ada orang ketiga datang untuk mendamaikan orang yang bertengkar tersebut, orang ke tiga tsb adalah pembawa damai. Memang pada umumnya setiap orang merindukan damai. Hal seperti ini sering kita temui di luar gereja. Tetapi Allah mengharapkan lebih dari itu. Jika ada orang yang sedang kehilangan damai karena masalah perekonomian seperti kenaikan harga sembako, harga BMM naik, langkanya minyak tanah, maka harus ada yang berusaha untuk memberi kekuatan, penghiburan serta mendoakan mereka. Orang yang demikianlah yang juga disebut pembawa damai. Barangsiapa mengaku dirinya anak-anak Allah, maka ia adalah pembawa damai. Dunia saat ini membutuhkan pembawa-pembawa damai. Siapa lagi jika bukan kita sebagai anak-anak Allah yang telah ditebus dan yang telah dijamin oleh Allah melalui janji-janji-Nya. Jadilah pendamai di rumah, kantor, sekolah, kampus, toko dan dimanapun kita berada. Allah akan selalu menyertai kita sebagai pembawa damai.
Penerapan pribadi:
Sudahkah Saudara menjadi pendamai bagi mereka yang memiliki damai di hati?
Jika Saudara menemui orang yang bermasalah jadilah pendamai untuk orang itu!
Minggu, 20 Apr’08
BERBAHAGIA KARENA DIANIAYA
Firman Hari ini: Matius 5:10-12
Pertanyaan Perenungan:
Siapakah orang yang berbahagia? (Ay. 10a & 11)
Kenapa disebut berbahagia? (Ay. 10b & 12)
Pengajaran:
Seorang beragama Hindu bertanya kepada tuan rumahnya yang orang Amerika, “Apa pendapat Anda tentang Yesus Kristus?” Jawab tuan rumah itu, “Kami tidak membicarakannya di meja makan.” Hari berikutnya, orang Hindu tersebut bertanya kepada seorang pekerja bisnis, “Apa pendapatmu tentang Yesus Kristus?” Kata pekerja bisnis itu, “Ayo, keluar ke balkon dan membicarakannya.” Ketika berkomentar mengenai dua kejadian tersebut, orang Hindu itu berkata, “Ini adalah negara pertama yang saya kunjungi yang penduduknya merasa malu akan Tuhan mereka (Xavier Quentin Pranata, 100 Kisah yang Menyentuh Nurani Anda). Penganiayaan, dicela, difitnah adalah perkara yang sangat dihindari setiap orang. Namun ini adalah bagian dari kehidupan kekristenan. Yesus telah mewanti-wanti setiap pengikutnya bahwa suatu saat mereka akan mengalami celaan, fitnah, aniaya, dll. Yesus mengatakan berbahagialah mereka yang mengalami hal itu, sebab mereka yang empunya Kerajaan Sorga. Jika kita malu karena Tuhan, maka Ia tidak akan mengakui kita sebagai milik-Nya dihadapan Bapa. Memang, hidup kekristenan adalah hidup yang penuh berkat dan damai sejahtera. Tetapi jangan lupa, kekristenan juga memiliki risiko yang akan dihadapi. Berbagai celaan, fitnah dan aniaya, tidak akan pernah dapat memisahkan kita dari Allah. Justru semua itu akan menyatakan bahwa kita adalah warga Kerajaan Sorga. Oleh karena itu, jangan takut untuk tetap menyatakan Yesus kepada dunia. Tidak perlu malu menjadi seorang Kristen, sebab Allah adalah pembela kita yang sejati dan Ia selalu berfokus terhadap hidup kita masing-masing. Lien Hwa Yong mengatakan: “Merasa malu untuk mengakui Tuhan sama dengan tidak bertuhan.” Apakah Saudara malu mengakui Tuhan Yesus? Berbahagialah kalau dianiaya dan dicela karena nama Tuhan, sebab kita adalah pewaris Kerajaan Sorga.
Penerapan pribadi:
Apakah Saudara malu menceritakan tentang Tuhan Yesus?
Jangan malu & tetaplah untuk menceritakan Yesus kepada setiap orang yang Saudara temui!
Senin, 14 Apr’08
ORANG MISKIN YANG BERBAHAGIA
Firman Hari ini: Matius 5:3
Pertanyaan Perenungan:
Siapakah yang disebut berbahagia di hadapan Allah? (Ay. 3a)
Kenapa mereka disebut berbahagia? (Ay. 3b)
Pengajaran:
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah. Siapakah orang miskin? Jika kita memperhatikan teks yang sebenarnya dalam bahasa Yunani, maka lebih jelas yaitu ada kata “Pneuma” setelah kata miskin. “Pneuma,” artinya roh. Selain itu “Pneuma” juga memiliki banyak arti. Jadi maksud Yesus dalam ayat 3 ini adalah orang yang miskin atau yang merasa kurang dalam bidang rohani. Dalam pengertian sehari-hari adalah “Berbahagialah orang yang merasa miskin rohani.” Mereka adalah orang-orang yang merasa rendah di hadapan Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang sangat membutuhkan Tuhan dan membutuhkan pertumbuhan rohani. Merekalah yang empunya kerajaan sorga. Allah menjamin bahwa mereka juga pewaris kerajaan sorga atau dengan kata lain sebagai warga kerajaan sorga. Allah tidak hanya menjamin orang-orang yang memiliki kerohanian yang tinggi / dewasa rohani yang berhak mewarisi kerajaan sorga, tetapi juga mereka yang merasa belum dewasa rohani. Namun yang terpenting bagi Allah adalah mereka sungguh-sungguh mau bertumbuh dalam kerohanian. Pasti banyak di antara kita yang merasa masih belum dewasa rohani dan bahkan selalu minder terhadap saudara seiman yang lain. Saat ini jangan lagi minder, sebab kita semua dijamin sebagai pewaris kerajaan sorga. Walaupun saat ini kerajaan sorga belum seutuhnya kita rasakan, tetapi rasul Paulus menghibur kita dengan kebenaran yang berbunyi “Already but not yet” yang berarti sudah ada, tetapi belum. Maksudnya, kerajaan sorga bisa kita rasakan saat ini walaupun belum sepenuhnya terjadi. Kerajaan sorga sepenuhnya terjadi pada saat kedatangan Yesus kedua kali. Kerajaan sorga yang kita rasakan saat ini adalah hadirat Allah, mujizat, damai sejahtera, pertumbuhan rohani, karunia-karunia rohani, berkat materi, dll. Jika saat ini Saudara merasa “miskin” rohani, maka tingkatkanlah terus-menerus untuk bergaul karib dengan Bapa. Baca dan renungkan Firman-Nya setiap hari. Marilah terlibat dalam pelayanan. Percayalah, Saudara akan bertumbuh dalam kerohanian.
Penerapan pribadi:
Apakah Saudara rindu bertumbuh dalam kerohanian?
Berilah hidup Saudara dipimpin oleh Kerajaan Allah selama 24 jam setiap hari!
Selasa, 15 Apr’08
BAHAGIA ORANG YANG BERDUKACITA
Firman Hari ini: Matius 5:4
Pertanyaan Perenungan:
Siapakah orang yang berbahagia? (Ay. 4a)
Kenapa disebut berbahagia? (Ay. 4b)
Pengajaran:
Ada seorang anak yang bernama Rick yang hanya memiliki ibu, karena ayahnya telah meninggal pada saat ia masih bayi. Rick adalah anak satu-satunya dan tidak memiliki saudara. Suatu ketika ibunya sakit keras dan pada akhirnya meninggal dunia. Rick menjadi orang yang pendiam dan sekaligus merasakan dukacita yang sangat mendalam karena ia sangat sayang kepada ibunya. Saat itu ia tidak memiliki orang yang terdekat. Rick masih berumur 10 tahun. Pada hari Jumat, ia melewati sebuah gereja di mana ia beribadah. Ia tergerak untuk masuk ke ruang gereja dan berdoa. Ketika ia berdoa kepada Tuhan, pendeta yang menggembalakan digereja tersebut mendekati Rick. Pendeta mendengar Rick yang sedang berdoa dengan tetesan air mata sebagai orang yang sedang putus asa. Doa tersebut berbunyi demikian: “Tuhan, saat ini Rick tidak punya siapa-siapa. Saat ini Rick tidak bisa melanjutkan sekolah. Dan Rick tidak tahu harus tinggal di mana malam ini. Amin.” Si pendeta langsung merangkul Rick dan mengangkatnya sebagai anak. Saat itu Rick tersenyum karena ia mengira Tuhan Yesus yang merangkulnya, tetapi ternyata pendeta yang sedang duduk disampingnya. Rick merasa terhibur kembali karena mendapatkan orang tua baru, walaupun bukan orang tua kandung. Salah satu kebahagiaan yang istimewa dari kekristenan adalah bukan karena naik jabatan, lulus sekolah, punya kekayaan materi atau memiliki prestasi yang tinggi. Tetapi kebahagiaan yang istimewa tersebut adalah ada penghiburan sejati di tengah dukacita. Hal ini tidak didapatkan di luar kekristenan. Janji penghiburan yang sejati datangnya dari Allah. Dan Ia bisa memakai saudara seiman kita untuk menghibur. Mungkin saat ini Saudara memiliki dukacita karena kehilangan orang yang dikasihi, tidak ada pekerjaan karena diPHK, membutuhkan susu untuk anak atau tidak ada biaya untuk sekolah anak, dll. Allah akan menghibur dan Ia akan memberikan jalan keluar dari dukacita kita. Berbahagialah orang yang berdukacita karena Allah akan menghibur dengan kepastian janji-Nya.
Penerapan pribadi:
Apakah ada dukacita yang Saudara alami hari-hari ini?
Baca dan renungkanlah janji-janji Allah dalam Alkitab!
Rabu, 16 Apr’08
LEMAH LEMBUT DISEBUT BERBAHAGIA?
Firman Hari ini: Matius 5:5
Pertanyaan Perenungan:
Siapakah yang disebut berbahagia? (Ay. 5a)
Kenapa disebut berbahagia? (Ay. 5b)
Pengajaran:
Pada jaman sekarang yang disebut ‘Lemah lembut’ pasti dihindari oleh manusia. Kalau ‘Lemah gemulai’ mungkin masih dipakai sebagai tuntutan profesi. Tetapi bagaimana dengan lemah lembut? Prinsip dunia menyatakan bahwa orang yang lemah lembut pasti tergeser dari kehidupan, bahkan kalah dalam menghadapi apapun. Bagi mereka dunia ini semakin keras dan setiap orang harus mengikuti arus jaman ini. Ada seorang filsuf sedang menyampaikan ceramah tentang ‘kehidupan’ di hadapan para mahasiswa. Filsuf tersebut berkata: “Saudara-saudari, kelembutan adalah kekuatan.” Dia membuka mulutnya dan bertanya apakah hadirin melihat giginya masih ada. Ternyata ia sudah kehilangan semua gigi gerahamnya. “Dan, apakah lidah saya masih ada?” tanya filsuf tersebut. “Masih!” jawab para hadirin. “Jadi,” kata filsuf, “Saudara-saudari, lidah hidup lebih lama daripada gigi. Ia menyerang, menggulung dan menghindari hambatan. Ia tidak menggigit.” (Timotius Adi Tan, Setetes Embun Bagi Jiwa). Teori filsuf tersebut benar dan bahkan pernyataan tersebut telah diucapkan Yesus ketika Ia berkhotbah di atas bukit. Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.” Ternyata lemah lembut harus diterapkan di tengah dunia yang keras seperti saat ini. Firman Allah tidak pernah menjadi kadaluarsa. Firman-Nya kekal selamanya. Kenapa lemah lembut disebut berbahagia? Karena mereka akan memiliki bumi. Artinya, mereka akan tetap hidup dengan segala kebutuhan yang diperlukan. Orang yang lemah lembut selalu diperhatikan Tuhan dan tidak sekalipun Ia memalingkan muka dari mereka. Kelemahlembutan akan tetap berjaya di muka bumi. Mereka akan selalu menikmati berkat yang Allah berikan kepada mereka. Jadilah orang yang lemah lembut. Di manapun kita berada, baik di kampus, di tempat kerja, di rumah, maupun di toko, kita harus tetap menjadi orang yang lemah lembut yaitu memiliki hati yang telah dipenuhi oleh kasih Allah. Orang yang tidak memiliki hati yang lemah lembut pasti tidak akan pernah merasakan berkat Allah yang seutuhnya di muka bumi ini. Jadilah orang yang lemah lembut dalam segala keadaan.
Penerapan pribadi:
Apakah Saudara sudah memiliki kelemahlembutan?
Praktekkan kepada setiap orang yang Saudara temui!
Kamis, 17 Apr’08
PUAS KARENA KEBENARAN
Firman Hari ini: Matius 5:6
Pertanyaan Perenungan:
Siapakah yang disebut berbahagia? (Ay. 6a)
Kenapa disebut berbahagia? (Ay. 6b)
Pengajaran:
Rasa haus dan lapar membuat orang tidak dapat melakukan apa-apa dan bahkan membuat orang gelisah. Mereka hanya memikirkan nasi goreng, nasi pecel empal, mie kuah dan segelas es teh manis. Mereka berusaha untuk mendapatkannya dengan sekuat tenaga dan berapapun harga yang harus dibayar, sebab yang penting rasa lapar dan haus dapat terpenuhi. Tetapi ada begitu banyak orang yang masih lapar dan haus akan kebenaran. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini terjadi karena banyak sekali konsep dan prinsip yang ada di dunia ini, namun setiap orang akan mencari kebenaran yang sejati. Mereka berusaha mencari kebenaran di perguruan tinggi, berguru kepada orang pintar dan bahkan banyak juga yang pergi ke goa dan kuburan. Allah berjanji bahwa barangsiapa yang selalu haus dan lapar akan kebenaran-Nya, maka ia akan dipuaskan. Kebenaran yang sejati telah Allah nyatakan melalui anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus. Apakah sampai saat ini Saudara lapar dan haus akan kebenaran? Jangan mencari kebenaran di luar Tuhan! Kebenaran di luar Tuhan adalah sia-sia. Di mana kita dapat mengetahui kebenaran Allah yang sejati? Jawabannya adalah di Alkitab, Firman Allah yang tertulis. Ketika Yesus menyampaikan kotbah di atas bukit, banyak orang yang selalu mengikuti Dia. Orang-orang tersebut sangat haus dengan kebenaran. Saudara dapat membayangkan jika Saudara adalah salah satu kumpulan orang yang mendengar Yesus berkotbah secara langsung, pasti Saudara merasakan suatu kelegaan yang luar biasa. Sebab sebelum kedatangan Yesus pertama kali dan Yohanes pembaptis, bangsa Israel tidak lagi mendengar Firman Allah selama 400 tahun. Saat itu tidak ada suara Tuhan setelah jaman nabi-nabi Perjanjian Lama berakhir. Jika Saudara ingin memutuskan suatu perkara, maka sesuaikanlah dengan kebenaran Firman Allah supaya damai sejahtera tetap tinggal dalam hidup kita. Jika kita telah dipenuhi kebenaran Allah, jangan lupa untuk dibagikan kepada sesama kita dan orang lain yang membutuhkan kebenaran yang sejati. Mari kita melihat disekeliling kita, masih banyak orang yang membutuhkan kebenaran. Mungkin teman kantor atau teman yang duduk di samping Saudara ketika berada di sekolah, bahkan tetangga di rumah. Kitalah yang dipakai Allah untuk menyampaikan kebenaran-Nya.
Penerapan pribadi:
Tingkatkan terus hubungan pribadi dengan Bapa!
Jadilah jawaban bagi setiap orang yang haus dan lapar akan kebenaran.
Jumat, 18 Apr’08
ORANG YANG MURAH HATI
Firman Hari ini: Matius 5:7
Pertanyaan Perenungan:
Siapakah yang disebut berbahagia? (Ay. 7a)
Kenapa disebut berbahagia? (Ay. 7b)
Pengajaran:
Ada seorang mahasiswa dari sebuah universitas di Jakarta yang sedang melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di daerah pelosok. Suatu ketika ia merasa kepanasan, lalu mampir di suatu rumah untuk minta minum. Bapak yang punya rumah tidak memberi air putih, tetapi dia memberi segelas susu sapi, karena bapak ini mempunyai seekor sapi perah. “Pak, saya cuma minta air,” kata mahasiswa. Bapak itu menjawab, “Nak, di sini airnya mentah, lebih baik minum saja air susu.” Diminumnya air susu itu, lalu mahasiswa tersebut bertanya, “Berapa pak?” “Tidak perlu bayar, Bapak sudah ikhlas memberi air susu itu kepadamu.” Sebelum berpisah, mahasiswa itu memberikan alamatnya di Jakarta. Beberapa tahun kemudian, bapak ini terkena penyakit kanker. Dia harus menjual sawahnya untuk ongkos pengobatan. Oleh anak gadisnya, ia dibawa ke salah satu rumah sakit di Jakarta. Ongkos operasi, obat-obatan dan dokter, semuanya berjumlah enam juta rupiah. Sedangkan hasil penjualan sawah belum mencukupi. Anak gadisnya menjadi gemetar ketika mengetahui jumlah yang harus dibayar. Lalu, dia minta waktu untuk melunasi, tetapi petugas kasir menyuruh dia membaca keterangan di bagian bawahnya. Ketika dibaca, ternyata sudah ada tanda lunas! Dan, di bawahnya lagi ada tulisan “Harga segelas susu.” Ternyata dokter spesialis pada bagian operasi itu adalah mahasiswa yang dahulu minum susu di rumahnya (Timotius Adi Tan, Secangkir Sup Bagi Jiwa Anda 2). Berbahagialah orang yang murah hati. Kata “Murah hati,” memakai kata “Elemones” (bahasa Yunani) yang berarti murah hati yang tidak hanya terbatas sampai perasaan saja, tetapi melakukan tindakan aktif untuk menyatakan kemurahan hatinya. Orang yang murah hati adalah orang yang memiliki kepedulian yang sungguh-sungguh atau orang yang berkorban untuk orang lain. Galatia 6:9 mengatakan: “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” Mereka yang murah hati akan beroleh kemurahan. Ada hukum tabur tuai dalam ayat ini. Jika Saudara ingat “Golden Rule” yang berarti “Aturan Emas,” atau “Kaidah Emas,” yang berbunyi “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka,” (Matius 7:12) maka jangan ragu untuk bermurah hati. Jika kita murah hati kepada siapa saja, maka kita akan beroleh kemurahan, minimal dari Allah. Allah kita adalah Allah yang murah hati, oleh karena itu kita juga harus murah hati. Kita dapat memberikan uang, waktu, pertolongan, perhatian, doa, dll. Lakukan dengan sukacita dan bukan dengan bersungut-sungut. Allah akan memperhitungkan segala perbuatan kita.
Penerapan pribadi:
Siapakah orang di sekeliling yang membutuhkan kemurahan hati Saudara ? Segeralah lakukan firman Allah hari ini kepada mereka.
Sabtu, 19 Apr’08
PEMBAWA DAMAI YANG BERBAHAGIA
Firman Hari ini: Matius 5:9
Pertanyaan Perenungan:
Siapakah yang disebut berbahagia? (Ay. 9a)
Kenapa disebut berbahagia? (Ay. 9b)
Pengajaran:
Ada seorang tua yang sedang memperhatikan beberapa anak berusia enam dan tujuh tahun sedang bermain. Dia bertanya, “Kalian sedang main apa?” “Perang-perangan,” kata mereka. Orang tua tersebut berkata, “Bagaimana bisa orang sebegitu bodoh dengan main perang-perangan? Kalian semua tentu tahu betapa mengerikannya peperangan itu. Mengapa kalian tidak sebaliknya main perdamaian?” Anak-anak itu menghentikan permainannya. Mereka bersama-sama memikirkan dan membicarakan sesuatu diantara mereka sendiri, kemudian tampak bingung dan akhirnya tidak tahu apa yang hendak dikatakan. Salah seorang di antara mereka bertanya kepada orang itu, “Kakek, bagaimana kami bermain perdamaian? Kami tidak tahu permainan itu.” Seluruh dunia saat ini merindukan adanya kedamaian, tanpa ada perang saudara atau pertikaian antar negara. Namun, penyebab tidak adanya damai dalam diri manusia, bukan saja karena adanya pertikaian, perang atau apapun. Tetapi, langkanya minyak tanah atau tidak adanya persediaan gas elpiji diberbagai toko, juga menyebabkan tidak ada damai dalam hati. Ditambah dengan naiknya tarif dasar listrik dan berbagai isu kenaikan bahan bakar minyak, tidak saja membuat hati tidak damai, namun hal itu juga membuat kepala pusing. Berbahagialah orang yang membawa damai. Jika ada orang yang sedang bertengkar dan ada orang ketiga datang untuk mendamaikan orang yang bertengkar tersebut, orang ke tiga tsb adalah pembawa damai. Memang pada umumnya setiap orang merindukan damai. Hal seperti ini sering kita temui di luar gereja. Tetapi Allah mengharapkan lebih dari itu. Jika ada orang yang sedang kehilangan damai karena masalah perekonomian seperti kenaikan harga sembako, harga BMM naik, langkanya minyak tanah, maka harus ada yang berusaha untuk memberi kekuatan, penghiburan serta mendoakan mereka. Orang yang demikianlah yang juga disebut pembawa damai. Barangsiapa mengaku dirinya anak-anak Allah, maka ia adalah pembawa damai. Dunia saat ini membutuhkan pembawa-pembawa damai. Siapa lagi jika bukan kita sebagai anak-anak Allah yang telah ditebus dan yang telah dijamin oleh Allah melalui janji-janji-Nya. Jadilah pendamai di rumah, kantor, sekolah, kampus, toko dan dimanapun kita berada. Allah akan selalu menyertai kita sebagai pembawa damai.
Penerapan pribadi:
Sudahkah Saudara menjadi pendamai bagi mereka yang memiliki damai di hati?
Jika Saudara menemui orang yang bermasalah jadilah pendamai untuk orang itu!
Minggu, 20 Apr’08
BERBAHAGIA KARENA DIANIAYA
Firman Hari ini: Matius 5:10-12
Pertanyaan Perenungan:
Siapakah orang yang berbahagia? (Ay. 10a & 11)
Kenapa disebut berbahagia? (Ay. 10b & 12)
Pengajaran:
Seorang beragama Hindu bertanya kepada tuan rumahnya yang orang Amerika, “Apa pendapat Anda tentang Yesus Kristus?” Jawab tuan rumah itu, “Kami tidak membicarakannya di meja makan.” Hari berikutnya, orang Hindu tersebut bertanya kepada seorang pekerja bisnis, “Apa pendapatmu tentang Yesus Kristus?” Kata pekerja bisnis itu, “Ayo, keluar ke balkon dan membicarakannya.” Ketika berkomentar mengenai dua kejadian tersebut, orang Hindu itu berkata, “Ini adalah negara pertama yang saya kunjungi yang penduduknya merasa malu akan Tuhan mereka (Xavier Quentin Pranata, 100 Kisah yang Menyentuh Nurani Anda). Penganiayaan, dicela, difitnah adalah perkara yang sangat dihindari setiap orang. Namun ini adalah bagian dari kehidupan kekristenan. Yesus telah mewanti-wanti setiap pengikutnya bahwa suatu saat mereka akan mengalami celaan, fitnah, aniaya, dll. Yesus mengatakan berbahagialah mereka yang mengalami hal itu, sebab mereka yang empunya Kerajaan Sorga. Jika kita malu karena Tuhan, maka Ia tidak akan mengakui kita sebagai milik-Nya dihadapan Bapa. Memang, hidup kekristenan adalah hidup yang penuh berkat dan damai sejahtera. Tetapi jangan lupa, kekristenan juga memiliki risiko yang akan dihadapi. Berbagai celaan, fitnah dan aniaya, tidak akan pernah dapat memisahkan kita dari Allah. Justru semua itu akan menyatakan bahwa kita adalah warga Kerajaan Sorga. Oleh karena itu, jangan takut untuk tetap menyatakan Yesus kepada dunia. Tidak perlu malu menjadi seorang Kristen, sebab Allah adalah pembela kita yang sejati dan Ia selalu berfokus terhadap hidup kita masing-masing. Lien Hwa Yong mengatakan: “Merasa malu untuk mengakui Tuhan sama dengan tidak bertuhan.” Apakah Saudara malu mengakui Tuhan Yesus? Berbahagialah kalau dianiaya dan dicela karena nama Tuhan, sebab kita adalah pewaris Kerajaan Sorga.
Penerapan pribadi:
Apakah Saudara malu menceritakan tentang Tuhan Yesus?
Jangan malu & tetaplah untuk menceritakan Yesus kepada setiap orang yang Saudara temui!
1 comment:
Thanks buanget buat team redaksi yg susah payah menyusun PSTP.
walau kami tdkdapat warta karena tdk di Sby ,kami tetap bisa access di Jkt.
Terima kasih salam buat cik Hanna,p'Harun, k'Heri, C'Fris ...
God bless you all.
Salam,
Chandra
Post a Comment