Engkau Keluargaku, Aku Peduli Padamu
Salah satu peran terpenting kita sebagai anak-anak Allah adalah menghadirkan semangat kekeluargaan yang saling mengasihi dan peduli dalam hubungan kita dengan orang lain. Mengapa kita harus hidup sebagai keluarga yang saling mengasihi dan peduli satu sama lain? Sebab, Allah terlebih dulu telah mengasihi dan mempedulikan hidup kita. Dengan memberikan yang terbaik dari diri-Nya, yaitu Yesus supaya kita dapat hidup sebagai keluarga Allah dan memanggil-Nya Bapa. Karena itulah kita harus belajar untuk mengasihi sesama meskipun terkadang mereka mengecewakan kita. Dengan demikian banyak orang akan mengalami kasih Allah dan dipulihkan ketika kita hidup sebagai keluarga yang mempedulikan mereka.
Bagaimana kita dapat hidup sebagai keluarga yang memancarkan kasih Allah?
Satu, melihat seorang akan yang lain sebagaimana Allah melihat, yakni tidak membeda-bedakan satu dengan yang lain. Terima mereka apa adanya, termasuk kekurangan atau kelemahan mereka. Tidak menolak seseorang walaupun berbeda profesi, status, tingkat pendidikan maupun sosial.
Dua, peduli pada mereka di setiap waktu. Bukan hanya pada waktu di gereja atau ketika senang saja, tetapi juga ketika dalam masa kesusahan. Amsal 17:17 berkata: Seorang sahabat menaruh kasih di setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Ini berarti sebagai keluarga Allah kita perlu belajar saling mengasihi tidak hanya dengan kata-kata saja, melainkan juga diwujudkan dengan tindakan nyata. Sebab kasih tanpa perbuatan adalah omong kosong belaka.
Suatu hari ketika saya pulang dari pelayanan dengan tubuh yang sangat letih karena seharian tidak istirahat, tiba-tiba adik saya memberitahu saya bahwa ada salah seorang anggota komsel yang jatuh dan mengalami patah tulang. Saat itu juga saya langsung ke Rumah Sakit tempat ia dirawat walaupun tubuh saya sendiri sangat lelah. Sampai di sana hati saya cemas, karena dokter berkata bahwa anggota komsel saya tersebut harus dioperasi sebanyak dua kali dengan biaya yang besar. Padahal anggota komsel saya ini tidak punya biaya dan tinggal jauh dari orang tua. Saya mengajak teman-teman komsel yang lain untuk menjaga dia di Rumah Sakit semalaman dan gotong royong berjualan untuk mencari dana operasi baginya. Kami juga terus berdoa supaya mujijat Allah terjadi. Puji Tuhan, akhirnya dokter mengatakan operasi cukup dilakukan satu kali saja. Biaya operasi juga diringankan dan lewat banyak pihak yang membantu akhirnya dana operasi yang dibutuhkan pun tercukupi.
Hidup sebagai keluarga yang saling mempedulikan memang tidak mudah, butuh kesabaran dan konsistensi untuk terus belajar peduli dan berbagi dengan orang lain. Dan ketika kekeluargaan sudah terjadi, kita juga perlu terus menjaganya.
Bagaimana cara menjaga semangat kekeluargaan tetap utuh?
1. Menjaga rahasia
Jangan bergosip dan menceritakan kelemahan atau kesalahan orang lain, apalagi kepada orang yang tidak berkepentingan. Membicarakan kelemahan atau kesalahan orang lain hanya akan mencemari hati orang yang mendengarnya, menjatuhkan orang yang digosipkan dan menimbulkan perpecahan.
2. Menjaga kesatuan
Jika terjadi konflik atau disakiti oleh sesama saudara seiman hendaklah kita segera membereskannya. Jangan biarkan akar pahir dan kebencian tinggal di hati kita, tetapi saling rendah hati mengakui kesalahan dan mengampuni satu sama lain. Allah akan mencurahkan berkat-berkat-Nya ketika kita hidup rukun bersama. Firman Allah juga mengatakan bahwa orang yang berkata mengasihi Allah tetapi membenci saudara seimannya, maka ia berdusta. Sebab, orang yang tidak dapat mengasihi saudaranya yang terlihat tidak mungkin dapat mengasihi Allah yang tidak dilihatnya.(rin)
Salah satu peran terpenting kita sebagai anak-anak Allah adalah menghadirkan semangat kekeluargaan yang saling mengasihi dan peduli dalam hubungan kita dengan orang lain. Mengapa kita harus hidup sebagai keluarga yang saling mengasihi dan peduli satu sama lain? Sebab, Allah terlebih dulu telah mengasihi dan mempedulikan hidup kita. Dengan memberikan yang terbaik dari diri-Nya, yaitu Yesus supaya kita dapat hidup sebagai keluarga Allah dan memanggil-Nya Bapa. Karena itulah kita harus belajar untuk mengasihi sesama meskipun terkadang mereka mengecewakan kita. Dengan demikian banyak orang akan mengalami kasih Allah dan dipulihkan ketika kita hidup sebagai keluarga yang mempedulikan mereka.
Bagaimana kita dapat hidup sebagai keluarga yang memancarkan kasih Allah?
Satu, melihat seorang akan yang lain sebagaimana Allah melihat, yakni tidak membeda-bedakan satu dengan yang lain. Terima mereka apa adanya, termasuk kekurangan atau kelemahan mereka. Tidak menolak seseorang walaupun berbeda profesi, status, tingkat pendidikan maupun sosial.
Dua, peduli pada mereka di setiap waktu. Bukan hanya pada waktu di gereja atau ketika senang saja, tetapi juga ketika dalam masa kesusahan. Amsal 17:17 berkata: Seorang sahabat menaruh kasih di setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Ini berarti sebagai keluarga Allah kita perlu belajar saling mengasihi tidak hanya dengan kata-kata saja, melainkan juga diwujudkan dengan tindakan nyata. Sebab kasih tanpa perbuatan adalah omong kosong belaka.
Suatu hari ketika saya pulang dari pelayanan dengan tubuh yang sangat letih karena seharian tidak istirahat, tiba-tiba adik saya memberitahu saya bahwa ada salah seorang anggota komsel yang jatuh dan mengalami patah tulang. Saat itu juga saya langsung ke Rumah Sakit tempat ia dirawat walaupun tubuh saya sendiri sangat lelah. Sampai di sana hati saya cemas, karena dokter berkata bahwa anggota komsel saya tersebut harus dioperasi sebanyak dua kali dengan biaya yang besar. Padahal anggota komsel saya ini tidak punya biaya dan tinggal jauh dari orang tua. Saya mengajak teman-teman komsel yang lain untuk menjaga dia di Rumah Sakit semalaman dan gotong royong berjualan untuk mencari dana operasi baginya. Kami juga terus berdoa supaya mujijat Allah terjadi. Puji Tuhan, akhirnya dokter mengatakan operasi cukup dilakukan satu kali saja. Biaya operasi juga diringankan dan lewat banyak pihak yang membantu akhirnya dana operasi yang dibutuhkan pun tercukupi.
Hidup sebagai keluarga yang saling mempedulikan memang tidak mudah, butuh kesabaran dan konsistensi untuk terus belajar peduli dan berbagi dengan orang lain. Dan ketika kekeluargaan sudah terjadi, kita juga perlu terus menjaganya.
Bagaimana cara menjaga semangat kekeluargaan tetap utuh?
1. Menjaga rahasia
Jangan bergosip dan menceritakan kelemahan atau kesalahan orang lain, apalagi kepada orang yang tidak berkepentingan. Membicarakan kelemahan atau kesalahan orang lain hanya akan mencemari hati orang yang mendengarnya, menjatuhkan orang yang digosipkan dan menimbulkan perpecahan.
2. Menjaga kesatuan
Jika terjadi konflik atau disakiti oleh sesama saudara seiman hendaklah kita segera membereskannya. Jangan biarkan akar pahir dan kebencian tinggal di hati kita, tetapi saling rendah hati mengakui kesalahan dan mengampuni satu sama lain. Allah akan mencurahkan berkat-berkat-Nya ketika kita hidup rukun bersama. Firman Allah juga mengatakan bahwa orang yang berkata mengasihi Allah tetapi membenci saudara seimannya, maka ia berdusta. Sebab, orang yang tidak dapat mengasihi saudaranya yang terlihat tidak mungkin dapat mengasihi Allah yang tidak dilihatnya.(rin)
No comments:
Post a Comment