Akhirnya, tepat pada tanggal 1 April 2008 yang lalu Diklat Doa Angakatan I berakhir. Melalui sesi-sesi pelajaran yang berbobot serta konsep kelas pembelajaran yang menarik, sebanyak 38 orang peserta dibukakan tentang pengertian dan cara praktek yang benar mengenai kehidupan doa yang berkuasa.
Memasuki tahun 2008, dimana KrisPen semakin fokus untuk mengerjakan visi, kegerakan doa yang merupakan salah satu misi penting untuk mencapai visi turut dikembangkan pula. Menurut Ibu Ruth Salmah, Koordinator Departemen Doa KrisPen, tujuan diadakannya diklat doa adalah untuk membangkitkan pendoa-pendoa yang akan mem-back up kegerakan dalam jemaat untuk mencapai visi yang Tuhan percayakan.
Bagi Anda yang rindu mendapatkan pengertian yang benar serta mengalami kehidupan doa yang penuh kuasa, siapkan diri Anda untuk diklat doa angkatan berikutnya pada tahun ini juga. Diklat doa ini terbuka untuk kelompok usia Keluarga, Youth dan Teen.
Kesaksian mereka yang telah mengikuti Diklat Doa Angkatan I
Selama satu tahun sebelumnya, kehidupan rohani saya benar-benar tidak stabil. Sering jatuh bangun dalam dosa pria membuat pikiran saya dipenuhi dengan perasaan tertuduh sehingga saya menjadi putus asa dengan kehidupan rohani saya. Akibatnya, saya menjadi malas dan tidak pernah bersaat teduh. Hubungan saya dengan Tuhan hilang. Saking putus asa dan tertuduh, saya pernah berpikir untuk keluar dari komsel dan gereja. Ketika mendengar pengumuman tentang diklat doa, sebenarnya saya tidak tertarik untuk ikut. Saya ragu dan pesimis: “Apa diklat doa ini bisa mengubah aku?” Tapi, Roh Kudus terus mendorong saya. Setelah berpikir-pikir, akhirnya saya ikut diklat doa, walaupun dengan setengah hati. Tak disangka, pada hari pertama diklat, Tuhan melawat saya luar biasa. Roh Kudus mengingatkan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan saya. Saya tidak boleh terlalu jauh hidup dalam perasaan tertuduh saya. Akhirnya, saya bertekad untuk mengikuti diklat karena mau memperbaiki kehidupan doa saya. Puji Tuhan, diklat doa membawa perubahan pada diri saya. Sampai sekarang kehidupan BBM (Berdoa, Berpuasa & Merenungkan Firman) saya tidak pernah bolong lagi. Sekarang saya kembali berapi-api untuk mempraktekkan kehidupan ilahi. Melalui confess firman setiap hari, sekarang pikiran saya telah bebas dari rasa tertuduh. Pikiran saya bukan lagi pikiran pecundang, tetapi pemenang. Saya mau terus menjaga kehidupan rohani saya. (Ferry Gunawan/Youth)
Lewat diklat doa, saya lebih mengerti cara merenungkan firman yang benar dan berkualitas. Saya juga menjadi lebih peka akan apa yang Roh Kudus nyatakan pada saya. (Ibu Sindawati/Keluarga)
Sekarang saya lebih bersemangat dalam bersaat teduh setiap hari dan menyadari kehadiran Tuhan bukan hanya ketika saat teduh saja, tetapi juga dalam kegiatan sehari-hari. Saya menjadi tidak mudah kuatir dan bersungut-sungut. Sekarang kehidupan doa saya lebih mengalir. Ketika berdoa, Tuhan memperlihatkan wajah seorang teman yang saya tahu hidupnya dalam kehancuran. Tuhan minta saya mendoakannya secara khusus. (Laura MT. Pohan/Youth)
Saya mengalami perubahan yang luar biasa dari orang yang angin-anginan berdoa sekarang saya menjadi seorang yang senang berdoa dan merenungkan firman. Tuhan meminta saya untuk menjadi perpanjangan tanganNya, untuk menjangkau jiwa-jiwa lewat doa syafaat. (Rafles Sandu’u/Youth)
Luar biasa! Saya jadi lebih mengerti banyak hal tentang doa. Wawasan saya tentang apa itu doa, puasa, mengerang dsb diperluas karena dalam diklat doa penjelasannya sangat detil. Sewaktu menyembah, Tuhan berikan visi di hati saya, yaitu ”pendoa yang memulihkan” dan Krispen suatu saat akan menjadi menara doa untuk bangsa serta negara. (Lie Fang/Youth)
Saja jadi lebih peka mendengar suara Tuhan.Ssaat ada waktu kosong, hati ini terdorong untuk menyembah dan berdoa dalam roh. Waktu berdoa saya teringat orang-orang yang hidup dalam seks bebas/pergaulan yang tidak sehat, khususnya remaja dan anak-anak muda wanita. Saya terpanggil untuk mencari dan membawa mereka kepada Tuhan. (Khatrin Natalia/Youth)
Sekarang saya jadi suka berdoa karena tidak lagi mengandalkan kekuatan diri sendiri, tapi bersandar pada Tuhan sepenuhnya. Tuhan berkata Ia mau pakai saya untuk menjadi rumah doaNya yang membawa keluarga dan teman-teman kepada Tuhan dengan airmata dan lutut yang bertelut. Karakter dan perkataan saya semakin diubahkan karena firman Tuhan memenuhi pikiran saya. (Yuliana Sutrisno/Youth)
Sebelum mengikuti diklat doa, kehidupan iman saya sangat menurun. Saya malas saat teduh dan berdoa. Kalau mendengar firman atau khotbah di gereja rasanya ingin segera keluar ruangan karena tidak mendapatkan rhema apapun. Kehidupan rohani saya benar-benar seperti pohon yang kering karena tidak pernah disiram air. Setelah mengikuti diklat doa, saya bersyukur karena bisa kembali saat teduh dengan antusias, aktif confess firman, berpuasa. Kalau dulunya saya lemah dan pasif, sekarang saya bisa aktif berbahasa roh sehingga kehidupan saya menjadi berapi-api. Saya sadar bahwa untuk memiliki kehidupan rohani yang berapi-api tidak terlepas dari kemauan serta usaha kita juga. Karena itu saya aktif confess perkataan iman ”saya adalah makhluk Roh yang memiliki jiwa dan hidup di dalam tubuh” untuk membangunkan roh saya supaya terus menyala. Saya ingin diklat doa terus diadakan sehingga setiap orang dibangun kehidupan doanya menjadi berkualitas dan berdampak. (Ibu Melani/Keluarga)
Saya mengalami perubahan yang luar biasa dari orang yang angin-anginan berdoa sekarang saya menjadi seorang yang senang berdoa dan merenungkan firman. Tuhan meminta saya untuk menjadi perpanjangan tanganNya, untuk menjangkau jiwa-jiwa lewat doa syafaat. (Rafles Sandu’u/Youth)
Luar biasa! Saya jadi lebih mengerti banyak hal tentang doa. Wawasan saya tentang apa itu doa, puasa, mengerang dsb diperluas karena dalam diklat doa penjelasannya sangat detil. Sewaktu menyembah, Tuhan berikan visi di hati saya, yaitu ”pendoa yang memulihkan” dan Krispen suatu saat akan menjadi menara doa untuk bangsa serta negara. (Lie Fang/Youth)
Saja jadi lebih peka mendengar suara Tuhan.Ssaat ada waktu kosong, hati ini terdorong untuk menyembah dan berdoa dalam roh. Waktu berdoa saya teringat orang-orang yang hidup dalam seks bebas/pergaulan yang tidak sehat, khususnya remaja dan anak-anak muda wanita. Saya terpanggil untuk mencari dan membawa mereka kepada Tuhan. (Khatrin Natalia/Youth)
Sekarang saya jadi suka berdoa karena tidak lagi mengandalkan kekuatan diri sendiri, tapi bersandar pada Tuhan sepenuhnya. Tuhan berkata Ia mau pakai saya untuk menjadi rumah doaNya yang membawa keluarga dan teman-teman kepada Tuhan dengan airmata dan lutut yang bertelut. Karakter dan perkataan saya semakin diubahkan karena firman Tuhan memenuhi pikiran saya. (Yuliana Sutrisno/Youth)
Sebelum mengikuti diklat doa, kehidupan iman saya sangat menurun. Saya malas saat teduh dan berdoa. Kalau mendengar firman atau khotbah di gereja rasanya ingin segera keluar ruangan karena tidak mendapatkan rhema apapun. Kehidupan rohani saya benar-benar seperti pohon yang kering karena tidak pernah disiram air. Setelah mengikuti diklat doa, saya bersyukur karena bisa kembali saat teduh dengan antusias, aktif confess firman, berpuasa. Kalau dulunya saya lemah dan pasif, sekarang saya bisa aktif berbahasa roh sehingga kehidupan saya menjadi berapi-api. Saya sadar bahwa untuk memiliki kehidupan rohani yang berapi-api tidak terlepas dari kemauan serta usaha kita juga. Karena itu saya aktif confess perkataan iman ”saya adalah makhluk Roh yang memiliki jiwa dan hidup di dalam tubuh” untuk membangunkan roh saya supaya terus menyala. Saya ingin diklat doa terus diadakan sehingga setiap orang dibangun kehidupan doanya menjadi berkualitas dan berdampak. (Ibu Melani/Keluarga)
No comments:
Post a Comment