Hati yang Murni & Berkenan
Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;
lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
-Mazmur 139: 23-24-
Bahan diambil & diedit seperlunya dari: e-4m abbalove
Senin, 2 Agustus 2010
MEMILIKI HATI KRISTUS YANG BENAR
Firman hari ini: Matius 5:20, 48; 2 Petrus 1:3-4
Pengajaran:
Banyak orang Kristen, walaupun telah menerima Kristus, namun belum mengadakan pertukaran hati. Hati mereka masih hati yang lama, yaitu hati yang dipenuhi dengan segala kejahatan, seperti tertulis dalam Markus 7:22-23. Kristus telah tinggal di dalam kita. Namun, apakah hati Kristus telah “menguasai” di hati kita dan menggantikan hati kita yang jahat? Suatu hari, Tuhan memberi saya sebuah ilustrasi. Kristus yang berada di dalam hati kita ibarat sebungkus madu dengan propilis tinggi, yang telah dicelup ke dalam segelas air mentah yang dingin. Madu tersebut telah berada di dalam air mentah yang dingin, tetapi masih terbungkus plastik. Apa akibatnya? Madu tidak dapat larut dan bercampur dengan air mentah yang dingin. Apalagi di tengah kondisi air yang dingin, madu sulit larut. Akibatnya, air mentah tetap air mentah yang penuh dengan kuman-kuman yang menimbulkan berbagai penyakit. Namun, jika madu yang mengandung propilis tinggi itu larut, maka madu (+ propilis) itu pun menyatu (larut) dengan air mentah yang banyak kuman-kumannya. Akibatnya, kuman-kuman menjadi mati dan air pun menjadi air madu yang manis. Propolis adalah zat yang bersifat antiseptik, yang dapat membunuh kuman. Apabila air dipanaskan, maka proses pelarutan dapat terjadi lebih cepat. Demikian juga hati kita. Kristus adalah seperti madu yang berkadar propilis tinggi. Tetapi agar Kristus menguasai dan menyingkirkan kejahatan-kejahatan kita, maka kita harus membiarkan plastik-plastik penghalang di hati kita tersingkir. Kita juga harus membiarkan panas (api Roh Kudus) bekerja di dalam hati kita. (NB: Contoh di atas jangan dipraktekkan bila bukan dengan madu berkadar propilis tinggi).
Selasa, 5 Agustus 2010
HATI YANG TIDAK MARAH
Firman hari ini: Matius 5 : 22 - 26
Pengajaran:
Di dalam Kerajaan Allah, standar kebenaran bukanlah diukur dari yang di luar, tetapi apa yang ada di dalam hati manusia. Bagi Kristus, dosa diukur dari hati manusia, bukan apa yang di luar. Ada hati manusia yang penuh dengan kemarahan. Kemarahan adalah awal mula timbulnya semua perbuatan kekerasan dan pembunuhan. Ada orang yang memang tidak membunuh orang lain secara fisik, namun dengan kemarahannya dia telah membunuh. Ia membunuh hubungan di dalam keluarga, ia membunuh pernikahannya, ia juga membunuh potensi anak-anaknya. Bilamana kemarahan tidak bisa disingkirkan, maka ia akan berkembang menjadi penghinaan di hati. Kata “kafir” pada zaman dahulu adalah kira-kira sama dengan memaki orang dengan kata-kata penghinaan, seperti “anjing”, sambil membuang ludah. Akibat dosa penghinaan, kita bukan hanya layak dihukum, tetapi dibawa ke Mahkamah Agama. Apabila seseorang tidak bertobat dari penghinaan di hati, ia akan mengalami kondisi hati yang lebih parah lagi. Akhirnya, ia akan melakukan dosa kemarahan dan penghinaan secara bersama. Kata “jahil” adalah kata yang kira-kira sama dengan makian: “goblok, bangsat”. Betapa seriusnya dosa ini, sehingga kita layak diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Bukankah Kristus telah mati bagi semua dosa kita? Bukankah Yesus telah menggantikan kita untuk melakukan kebenaran?Biarkanlah Kristus menyucikan hati kita. Biarlah kita mengakui dosa-dosa kita, baik kepada Tuhan dan kepada orang lain, terutama kepada orang-orang yang telah kita lukai. Percayalah hati Kristus telah ada di dalam kita. Gantilah hati kita dengan hati Kristus yang benar. Lakukanlah terus-menerus, sampai hati Kristus menjelma ke dalam diri kita.
Rabu, 4 Agustus 2010
HATI YANG TIDAK BERZINAH
Firman hari ini: Matius 5 : 27 - 30
Pengajaran:
Setelah membahas dosa kemarahan di hati, Yesus melanjutkan membahas tentang dosa seksual. Ada hubungan antara dosa kemarahan (penghinaan / kesombongan), kepahitan, ketikakdamaian dengan dosa seksual (Ibrani 12:14-16). Ada istri-istri yang karena kemarahan-kemarahan suaminya menjadi kehilangan gairah seksual. Akibatnya, orang yang tidak bergairah terhadap pasangannya, terjebak ke dalam dosa fantasi seksual dengan orang lain. Di dalam Kerajaan Allah, dosa seksual diukur bukan hanya dari luar tetapi di dalam hati. Banyak orang tidak berfokus membereskan perzinahan yang di hati. Karena itu mereka tidak mengalami transformasi hati. Apa jalan keluarnya? Secara logika, jalan keluarnya adalah mencungkil mata dan membuang anggota-anggota badan yang menyebabkan dosa tersebut. Apakah hal tersebut adalah anjuran yang diberikan oleh Kristus? Tidak. Dosa tidak bisa diselesaikan dari luar saja. Penyebab dosa bukan pada anggota tubuh jasmani, tetapi anggota tubuh (mata, tangan, kaki) yang di dalam, yaitu hati manusia (Kolose 2:13-15; Galatia 6:15). Solusinya, adalah membiarkan Kerajaan Allah (pemerintahan Allah) datang dan kebenaranNya (kebenaran yang di hati) bekerja di hati kita. Apakah mungkin? Ya, sebab Yesus telah berdiam di dalam kita. Bukalah plastik madu yang berpropilis tinggi itu. Izinkanlah Roh Kudus bekerja. Membuka plastik pembungkus madu, berarti menyerahkan diri untuk Kristus campur tangan akan dosa-dosa seksual di hati kita. Akuilah dosa kita di hadapan Tuhan dan kepada komunitas kita. Terimalah penyucian Kristus terus-menerus. Bila kita terus-menerus melakukan hal-hal tersebut, maka hati Kristus akan menjelma ke dalam hati kita.
Kamis, 5 Agustus 2010
HATI YANG TIDAK BERKHIANAT
Firman hari ini: Matius 5 : 31 - 32
Pengajaran:
Pada zaman itu ada 3 pendapat tentang perceraian dan pernikahan ulang:1.Pendapat Rabi Hillel : Boleh bercerai dan menikah ulang karena alasan apa saja.2.Pendapat Rabi Akibah : Boleh bercerai dan menikah ulang, bahkan kalau ada wanita yang lebih cantik / baik dari istrinya.3.Pendapat Rabi Shammai : Hanya boleh bercerai dan menikah ulang bila pasangannya berzinah (bahasa Yunani : Moichao).Ternyata pendapat Kristus bukan ketiga-tiganya. Kristus hanya mengizinkan perceraian terjadi kalau alasan percabulan (bahasa Yunani : Pornea). Terjemahan bahasa Indonesia menggunakan kata-kata: “kecuali karena perzinahan” tidak tepat, seharusnya: “kecuali karena percabulan (pornea).” Ada 3 kemungkinan arti percabulan (pornea):Pertama, artinya semua dosa seksual. Jika yang dimaksud adalah semua dosa seksual, maka seorang suami boleh menceraikan istrinya hanya kalau istrinya berfantasi seks dengan orang lain, atau seorang istri boleh menceraikan suaminya karena melakukan onani (masturbasi). Jelaslah bahwa bukan ini yang dimaksud percabulan (pornea) disini, sebab hubungan perjanjian dalam pernikahan adalah tanpa syarat.Kedua, percabulan juga bisa termasuk perzinahan (dosa hubungan seksual yang dilakukan oleh orang yang sudah menikah). Jika hal ini yang dimaksud, mengapa Kristus tidak menggunakan kata-kata perzinahan (moichao) yang khusus digunakan untuk dosa hubungan seksual yang dilakukan oleh orang yang telah menikah, sehingga tidak menimbulkan multi tafsir? Mengapa dalam satu kalimat Ia menggunakan 2 kata yang berbeda? “...Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah (pornea), ia menjadikan isterinya berzinah (moichao)...” (Matius 5:32; 19:9).Ketiga (kemungkinan yang paling tepat). Kata percabulan seringkali dikaitkan dengan dosa hubungan seksual yang dilakukan oleh orang-orang yang belum menikah (contoh: 1 Korintus 7:1-2). Jadi, yang dimaksudkan dengan dosa percabulan (pornea) disini berlaku untuk orang yang belum menikah. Namun, bukankah yang ditanya oleh orang-orang Farisi dalam Matius 19:1-9 adalah tentang “suami istri”?Nah, rahasianya terletak pada konteks pembicaraannya. Tanya jawab (Matius 19:1-9) dan kotbah di bukit (Matius 5:31-32) dilakukan diantara orang-orang Yahudi. Orang Yahudi mempunyai sebuah budaya yang unik. Apabila pasangan yang telah bertunangan seperti Yusuf dan Maria, telah disebut suami istri (Matius 1:18-25). Namun mereka belum boleh melakukan hubungan seks, sebab belum resmi diberkati dan menjadi satu daging. Apabila salah satu dari pasangan yang bertunangan melakukan hubungan seks dengan orang lain, maka ia melakukan percabulan (pornea) dan bukan perzinahan (moichao). Jika karena percabulan (pornea) yang demikian, maka boleh terjadi perceraian. Itulah sebabnya Yusuf diam-diam bermaksud menceraikan Maria, karena menyangka bahwa Maria bercabul (pornea) dengan laki-laki lain (Matius 1:19). Ini hanya terdapat pada budaya orang Yahudi.Itulah sebabnya kata “kecuali karena percabulan (pornea)” hanya terdapat pada kitab Matius yang tujuan utamanya ditujukan pada orang Yahudi. Sedangkan pada kitab-kitab yang umum, kata “kecuali karena percabulan (pornea)”, tidak dimasukkan (baca Markus 10:11-12; Lukas 16:18; 1 Korintus 7:10-11). Jadi, tidak ada alasan apapun untuk menceraikan pasangan kita. Hapuslah kata “perceraian” dan “pernikahan ulang” dari pernikahan kita yang telah masuk ke dalam perjanjian nikah yang kudus.
Jumat, 6 Agustus 2010
HATI YANG JUJUR
Firman hari ini: Matius 5:33-37
Pengajaran:
Mengapa orang bersumpah? Karena di dunia ini kebenaran sukar diperoleh. Kebohongan dan ketidakjujuran ada di mana-mana. Tujuan orang bersumpah ada bermacam-macam: supaya yang dikatakan dapat diterima, supaya barang yang dijual laku, untuk meyakinkan, untuk berbohong dan sebagainya. Inti dari sumpah adalah: untuk meyakinkan orang lain. Hal yang ingin ditekankan Kristus adalah : untuk meyakinkan orang lain tidak perlu menggunakan manipulasi “demi Tuhan” atau “demi ciptaanNya.” Bila kita mau meyakinkan orang, cukup katakan ya di atas ya dan tidak di atas tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat. Jadi, ketidakjujuran adalah berasal dari si jahat. Iblis adalah bapa pendusta (Yohanes 8:44). Ada banyak pedagang dan karyawan yang masih sering berbohong dan memanipulasi orang lain. Ada pula pekerja-pekerja dan pemimpin-pemimpin di dalam gereja yang memanipulasi orang lain di dalam pelayanannya. Apa jalan keluarnya? Berbohong hanya dapat dibereskan mulai dari hati. Awal dosa berbohong di mulai dari rasa tidak aman di hati. Mengapa orang berbohong? Seseorang berbohong karena ia takut. Takut tidak makan, takut ditolak, takut masa depan yang suram, takut miskin, takut gagal, dsb. Orang yang takut adalah orang yang tidak bergantung kepada Tuhan, tetapi kepada benda-benda (materi), penampilan dan perbuatan-perbuatan luar. Bertobatlah dari penyembahan kepada benda-benda dan hanya menyembah kepada Tuhan saja. Buanglah ketakutan-ketakutan kita dengan merenungkan kasih Kristus, karena kasih bisa mengalahkan ketakutan (I Yohanes 4:18).
Sabtu , 7 Agustus 2010
HATI YANG TIDAK MEMBALAS
Firman hari ini: Matius 5:38 - 42
Pengajaran:
Orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat salah mempraktekkan prinsip: “Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.” Hal itu seharusnya dipraktekkan di dalam pengadilan oleh hakim untuk berlaku adil (Keluaran 21:24; Imamat 24:20; Ulangan 19:21). Namun, orang Farisi dan Ahli Taurat menggunakan ayat itu sebagai ayat pembenaran diri untuk membalas bila disakiti. Ada seorang karyawati yang terus-menerus disakiti oleh bos wanitanya. Lama-kelamaan, karyawati tersebut menjadi terluka dan bermaksud mengundurkan diri dari pekerjaannya. Suatu hari ia datang menemui penatua jemaatnya dan menceritakan sakit hatinya. Usai bercerita, ia minta didoakan sebelum ia keluar dari pekerjaannya. Ketika mendoakan dia, penatuanya berkata, “Saya mendapatkan impresi bahwa Tuhan ingin agar kamu bertahan di dalam perusahaan ini.” Sang karyawati berusaha mengungkapkan alasan-alasan mengapa ia harus keluar. Akhirnya penatuanya bertanya, ”Apakah pada saat engkau mendapatkan pekerjaan tersebut adalah sebagai hasil doa?” Dan ia membalas, “Oh tentu,” kata sang karyawati. “Lalu mengapa kamu sekarang mau keluar?” Dengan air mata bercucuran, akhirnya sang karyawati itu mengakui bahwa ia terluka dan mengasihani diri sendiri. Kemudian penatua menasihati dia, “Kamu telah dikalahkan oleh kejahatan. Cara untuk mengalahkan kejahatan adalah dengan berbuat kebaikan kepada bosmu yang menyakiti kamu.” Ketika mereka berdoa, Tuhan berbicara kepada karyawati tersebut untuk melakukan kebaikan-kebaikan setiap hari kepada bosnya yang menyakitinya. Pada keesokan harinya, ia membawa sebuah pisang ambon untuk diberikan kepada bosnya sesudah makan siang. Si bos karyawati tersebut begitu terkejut dan akhirnya ia dijamah Tuhan melalui perbuatan yang sederhana itu. Sejak hari itu, si bos wanita itu berubah dan akhirnya menjadi orang percaya. Inilah cara untuk mengalahkan perlakukan-perlakuan yang sangat menyakitkan kita.
Minggu, 8 Agustus 2010
HATI YANG PROAKTIF MENGASIHI
Firman hari ini: Matius 5: 43 - 48
Pengajaran:
Jika kita adalah anak-anak Bapa di Sorga, maka hati kita pasti memiliki benih kasih Agape. Kita telah memiliki kemampuan untuk mengasihi seperti Bapa kita, karena Allah (Sang Kasih Agape) telah tinggal di dalam kita. Jadi, jika Allah telah tinggal di dalam kita, maka kita bisa mengasihi dengan kasih Ilahi, yaitu kasih Agape yang tanpa syarat. Bila kita mencoba mengasihi dengan kekuatan sendiri, maka kita tidak ubahnya dengan orang-orang yang tidak mengasihi Allah. Kasih kita hanyalah kasih manusiawi saja. Akibatnya, kita pasti gagal mengasihi dengan kasih tanpa syarat. Namun, bila kita membiarkan kasih Kristus yang hidup di dalam kita, maka kasih Agapelah yang bekerja. Pada saat kasih agape bekerja, maka kita mampu melakukan hal-hal yang tidak mampu dilakukan oleh manusia biasa. Orang yang hidup dalam kasih agape akan mampu mengasihi orang-orang yang sulit dikasihi. Bahkan mereka akan mampu mengasihi musuh-musuh mereka dan memberkati musuh-musuh mereka. Bila kita terus-menerus membiarkan kasih agape memerintah hati kita, maka lama-kelamaan hati kita sempurna seperti hati Bapa (Matius 5:48).
Monday, August 2, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment