Sunday, July 25, 2010

Memiliki Hati yang Lembut di Tengah Tekanan

FOKUS KITA


Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi - Bilangan 12:3

Musa, tokoh berhati lembut yang juga pernah gagal
Salah satu tokoh Alkitab yang terkenal adalah Musa, yang dikatakan mempunyai hati yang sangat lembut, lebih lembut dari setiap manusia yang ada di muka bumi. Musa adalah seorang pendoa bagi bangsanya di hadapan Tuhan. Karena doa Musa, Tuhan mengubah pikiranNya. Apakah itu berarti Musa tidak pernah marah? Tidak! Tercatat di Alkitab, Musa marah beberapa kali.

Ia pernah marah sehingga memukul batu untuk mengeluarkan air sehingga akibatnya ia tidak boleh masuk tanah perjanjian (Bilangan 20:10-13; Mazmur 106:32,33). Ia pun pernah sangat marah pada Korah, Datan dan Abiram.

Lalu sangat marahlah Musa dan ia berkata kepada TUHAN: "Janganlah perhatikan segala persembahan mereka. Belum pernah kuambil satu ekor keledai pun dari mereka, dan belum pernah kulakukan yang jahat kepada seseorang pun dari mereka." - Bilangan 16:15
Tapi mengapa dikatakan Musa memiliki hati yang sangat lembut? Begitu lembutnya sehingga ketika Harun dan Miryam membicarakan Musa, maka Tuhan yang marah. Tuhan yang membela Musa dan akibatnya Miryam kena kusta selama seminggu. Pernahkah anda membayangkan ada seorang hamba Tuhan yang punya hati sedemikian lembut seperti Musa?

Memiliki hati lembut di tengah tekanan
Dalam bahasa Ibrani, kata lembut atau meek yang dipakai adalah anav. Arti kata ini adalah depressed in mind. Musa adalah seorang yang sangat "tertekan". Ia berada di tengah-tengah antara Tuhan dan bangsa Israel. Berkali-kali bangsa Israel memberontak terhadap Tuhan sehingga Tuhan marah. Beberapa kali bangsa Israel mau dimusnahkan tetapi Musa membela bangsanya di hadapan Tuhan.

Bahkan, suatu ketika Musa berkata kepada Tuhan, "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis." - Keluaran 32:31-32

Karena selalu berdiri di antara "dua kubu", yaitu antara Tuhan dan bangsa Israel, Musa menjadi depressed in mind. Tekanan yang diterimanya membuat hatinya menjadi lembut. Itu sebabnya Musa menjadi peka akan suara Tuhan. Baginya, Tuhan begitu nyata seperti yang dikatakan di Bilangan 12:8.

Hati yang lembut diperlukan untuk bisa mendengar dan menangkap suara Tuhan. Ketika Tuhan membuka telinga kita untuk bisa mendengar suaraNya, kadang-kadang terjadi lewat "aniaya" yang kita alami. Reaksi kita pada saat aniaya itu akan menentukan apakah telinga kita menjadi "terbuka" atau tidak.

Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. - Yesaya 50:5,6

Memiliki hati yang lembut, susahkah?
Jika kita ingin memiliki hati yang lembut, ijinkan Tuhan memproses hidup kita. Belajar tidak membela diri ketika disalah mengerti. Hal ini juga dialami Yusuf ketika ia difitnah oleh istri Potifar dan akibatnya masuk ke dalam penjara. Ada masa ketika ia berusaha membenarkan diri dan meminta pertolongan lewat juru minuman Firaun, yang mengakibatkan dua tahun ia dilupakan (Kejadian 40:14,15, 23;41;1).
Ketika waktunya tiba, ia keluar sebagai seorang leader yang sangat mature. Ia mampu berpikir positif dan memandang bahwa memang Tuhan yang mengutus dia ke Mesir. Ia mampu berkata, "Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar" (Kejadian 50:20). Marilah kita belajar untuk punya hati yang lembut di hadapan Tuhan. (vln)
Sumber: freshlivingwater.blogspot.com

No comments: