Saturday, February 20, 2010

PENUNTUN SAAT TEDUH PRIBADI 22-28 Februari 2010

MARI MEMULIHKAN...
SEKARANG!


”Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya:
”Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian,
supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”

(Matius 9:37-38)

Senin, 22 Februari 2010
Tujuan Yesus Datang ke Dunia
Firman hari ini: Lukas 19:1-10

Pengajaran:
Judul perikop ini, ”Zakheus”, biasanya mengarahkan kita untuk lebih memperhatikan pribadi Zakheus, tetapi hari ini kita akan berfokus kepada pribadi Yesus. Yesus memasuki Yerikho, tetapi berjalan terus dan baru berhenti TEPAT di bawah pohon tempat Zakheus sedang menunggu-Nya. Yesus pun memanggil Zakheus turun sambil mengatakan alasan panggilan-Nya, yaitu karena Ia harus menumpang di rumah Zakheus hari itu. Selanjutnya, terjadilah pertobatan Zakheus, meski sebelumnya semua orang yang melihat bersungut-sungut tentang tindakan Yesus yang dianggap tidak benar karena menumpang di rumah orang berdosa. Yang perlu menjadi bahan renungan kita adalah mampukah kita bertindak seperti Yesus yang bisa sepeka itu dalam menemukan Zakheus sekaligus seteguh itu dalam menghadapi celaan banyak orang atas kasih-Nya kepada Zakheus? Jawabannya: MAMPU! Kuncinya adalah di ayat 10, kita harus memiliki tujuan hidup yang sama seperti yang Yesus miliki, yaitu mencari dan menyelamatkan yang hilang. Relakah kita mengubah tujuan hidup kita?

Selasa, 23 Februari 2010
Bagaimana Supaya Punya Belas Kasihan?
Firman hari ini: Matius 9:35-38,14:14,15:29-32

Pengajaran:
Dunia beranggapan bahwa orang yang mudah kasihan merupakan orang yang lemah, tetapi sebenarnya belas kasihan itu penuh kuasa karena merupakan penggerak hati. Ya, belas kasihan adalah penggerak hati kita untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu kepada orang lain - karena belas kasihan Yesus menyembuhkan orang yang sakit (Matius 14:14) dan karena belas kasihan juga Yesus tidak mau menyuruh orang-orang pulang dengan lapar (Matius 15:32). Belas kasihan Yesus timbul ketika sedang berkeliling ke semua kota dan desa di mana Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Belas kasihan Yesus juga muncul saat melihat orang banyak yang besar jumlahnya serta orang lumpuh, timpang, buta, bisu, dan sebagainya (Matius 15:30). Kita pun dapat memiliki belas kasihan yang menggerakkan untuk memulihkan kehidupan orang lain dan kuncinya adalah pada tindakan dan penglihatan. Kita perlu melangkah keluar dari kehidupan pribadi kita dan mulai melihat kehidupan banyak orang lain yang membutuhkan pemulihan.

Rabu, 24 Februari 2010
Menguduskan Diri Bagi Pekerjaan Mulia
Firman hari ini:Lukas 1:1-17

Pengajaran:
”Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras...” (ayat 15) adalah gambaran kehidupan Yohanes Pembaptis yang membuatnya dapat dipakai Tuhan untuk memulihkan banyak orang (ayat 16-17). Besar di hadapan Tuhan berarti Yohanes memilih untuk menyenangkan Tuhan di atas segala sesuatu dan tidak minum anggur atau minuman keras artinya ia menjauhkan diri dari pengaruh dunia yang dapat membuatnya keluar dari kehendak Tuhan. Mungkin hal ini yang ada dalam benak sekumpulan anak muda yang berkomitmen untuk tampil beda bagi Tuhan. Di saat anak muda lain larut dalam gaya hidup yang menjauhkan mereka dari Tuhan, anak-anak muda tersebut memilih tidak menonton film maupun mendengarkan lagu yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan serta berkomitmen untuk tidak pacaran sebelum waktunya. Hasilnya, Tuhan memakai mereka secara luar biasa untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat. Jadi, masalahnya bukan boleh atau tidak boleh melakukan sesuatu, melainkan apakah kita mau dipakai Tuhan secara dahsyat atau tidak karena dengan kekudusanlah kita baru dapat melihat Tuhan (Ibrani 12:14) sehingga tahu bagaimana Ia memulihkan dan kemudian meneladani-Nya dalam tindakan kita.

Kamis, 25 Februari 2010
Aku Berdoa Untukmu
Firman hari ini: Lukas 22:31-34, 24:9-12, Kisah Para Rasul 2:14-16

Pengajaran:
Yesus tahu bahwa iblis berusaha menjatuhkan iman Petrus karena itu Ia pun berdoa supaya iman Petrus tidak gugur. Keinsyafan Petrus ini penting karena dengan demikian bukan hanya dirinya yang dipulihkan, tetapi ia bahkan dapat menguatkan saudara-saudaranya (Lukas 22:32). Kita sendiri mungkin sudah lelah berdoa untuk pemulihan orang-orang tertentu, tetapi hari ini biarlah hati kita dikuatkan untuk terus dan terus berdoa, saat kita merenungkan kata-kata Yesus, ”... Aku telah berdoa untuk engkau...”. Kita juga perlu berkaca kepada Thomas Alva Edison, penemu bola lampu listrik yang gagal beribu-ribu kali sebelum berhasil membuat bola lampu seperti yang diinginkannya. Kita tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi jika ia berhenti sebelum percobaan saat ia akhirnya berhasil - mungkin dunia tidak pernah mengenal lampu listrik maupun menikmati manfaat yang ditimbulkannya. Jika Saudara putus asa menantikan pemulihan seseorang, pikirkan: sudahkah Anda berdoa? Dan jika Saudara sudah berdoa, namun tetap saja perubahan belum terjadi, bayangkan: karena Anda tidak berhenti berdoa, akhirnya orang itu pun dipulihkan. Berdoalah dan jangan berhenti berdoa sampai pemulihan terjadi!

Jumat, 26 Februari 2010
Menyampaikan Kebenaran
Firman hari ini: Ulangan 30

Pengajaran:
Pembelokan kebenaran merupakan hal yang umum terjadi, baik saat perang maupun pada waktu damai. Contohnya, ketika Jepang memasuki Indonesia pada zaman sebelum Indonesia merdeka, rakyat Indonesia dipropaganda bahwa Jepang adalah cahaya dan pelindung Asia, padahal kenyataannya Jepang ingin menjajah Indonesia. Saat ini, kita dibombardir dengan berbagai pesan dari media yang tampaknya benar, padahal tidak. Misalnya kita diberi kesan bahwa perempuan yang tidak berkulit putih dan bertubuh langsing bukan perempuan yang cantik, maka orang pun berlomba-lomba ingin mendapatkan kulit putih dan tubuh langsing, meski dengan cara yang justru merugikan diri. Sayangnya, pembelokan juga biasa terjadi di tengan-tengah gereja. Firman Tuhan berkata bahwa pemulihan terjadi HANYA jika seseorang berbalik kepada Tuhan serta mendengarkan dan melakukan perintah-Nya dengan segenap hati dan jiwa, tetapi kita sebagai gereja Tuhan sering takut untuk menyampaikan kebenaran yang tegas dan keras, tetapi justru akan memerdekakan ini (Yohanes 8:31-32). Kita khawatir bahwa orang yang mendengarnya akan menjauhi atau menolak kita. Mari, jika kita memang benar-benar ingin melihat orang lain dipulihkan, kita harus berani menyampaikan kebenaran sebagaimana adanya.

Sabtu, 27 Februari 2010
Mengasuh dan Merawat Seperti Ibu
Firman hari ini: 1 Tesalonika 2:1-8

Pengajaran:
Tanpa mengabaikan peran ayah, seorang ibu harus:
1. Memandikan dan memakaikan pakaian serta memberi makan anaknya
2. Memiliki kesabaran untuk mengendalikan amarah terhadap anak
3. Sanggup tetap melakukan tugasnya sebagai ibu meski tidak memperoleh ungkapan terima kasih dari anaknya
4. Bersimpati dan memenuhi kebutuhan anak ketika mereka merasa sakit
5. Menangis ketika anak terluka dan tertawa ketika anak bahagia
6. Tahu kapan berkata ”ya” dan ”tidak” secara ramah kepada anak
7. Menghormati anak
8. Mampu melepaskan anak sehingga memiliki ruang untuk bertumbuh dengan baik
(Sumber:http://www.skywriting.net/inspirational/humor/god_didn’t_make_perfect_mothers.html)
Ketika seseorang mulai dipulihkan, tidak berarti tugas kita berhenti. Sama seperti Paulus dan teman-temannya mengasuh dan merawat jemaat di Tesalonika seperti seorang ibu sehingga mereka terus bertumbuh dan menjadi berkat bagi orang percaya lain, demikian pula seharusnya kita menjadi ”ibu” seperti di atas secara rohani sehingga kehidupan orang lain dipulihkan secara utuh melalui kita.

Minggu, 28 Februari 2010
Menasihati dan Menguatkan Seperti Bapa
Firman hari ini: 1 Tesalonika 2:9-20

Penagajaran:
Stephen Grellat merasakan dorongan yang kuat dari Roh Kudus untuk berkhotbah di sebuah hutan. Ketika Stephen tiba di suatu perkampungan penebang kayu, ia mendapati mereka telah pindah ke lokasi lain. Walaupun demikian, ia sangat yakin bahwa dirinya diutus Tuhan sehingga pergi ke sebuah pondok kosong dan berkhotbah hanya kepada dinding. Bertahun-tahun kemudian, barulah Stephen bertemu dengan seseorang yang ternyata adalah mandor para penebang kayu tersebut. Saat itu, di tengah perjalanan ke lokasi baru, ia menyadari bahwa salah satu peralatannya tertinggal. Waktu ia kembali, ia pun melihat Stephen dan mendengarkan khotbahnya hingga selesai. Tuhan menyentuh hati sang mandor sehingga ia menyadari dosa-dosanya, membeli Alkitab beberapa waktu kemudian, bertobat, dan menjadi pengikut Kristus. Setelah itu ia pun memenangkan komunitasnya sehingga ribuan orang datang kepada Kristus dan tiga di antaranya akan menjadi misionaris. Adakah di antara kita yang sudah bosan menasihati dan menguatkan orang lain yang membutuhkan pemulihan, tetapi sekaligus juga keras hati – sehingga kita mungkin merasa seperti sedang berbicara kepada dinding? Biarlah kita tetap menjadi bapa bagi mereka sebagaimana yang telah dilakukan Bapa Surgawi terhadap kita. (Ilustrasi disarikan dari: www.fathershands.com)

No comments: