KISAH KITA
Latar Belakang Keluarga yang Dingin
Saya berasal dari keluarga yang utuh tetapi tidak ada komunikasi yang baik antar anggotanya. Bahkan hingga saya kuliah, hampir tidak ada acara kumpul bersama dengan anggota keluarga. Kadang merasa iri juga ketika melihat keluarga lain yang tampak begitu harmonis dan hangat. Dalam hati saya sering bertanya, “kapan ya saya bisa memiliki keluarga seperti itu?”
Kebenaran Hati Bapa, Awal dari Perubahan Saya
Setelah dipulihkan dan mengerti tentang kebenaran Hati Bapa, saya diminta oleh pembina saya untuk melakukan kontak dengan papa dan keluarga di Lumajang, terlebih setelah mama meninggal. Awalnya sangat susah dan kaku karena membutuhkan penyangkalan diri dan mematahkan setiap keegoisan serta harga diri saya. Tapi lama kelamaan saya bisa ngobrol2 dengan papa, bahkan ketika tidak ada keperluan pun saya belajar kontak dengan papa. Saya juga berinisiatif untuk mengumpulkan semua keluarga pada saat acara ulang tahun saya. Dan itu untuk pertama kalinya anggota keluarga kami berkumpul. Sayangnya, saat itu mama sudah tiada.
Pemulihan dan Perjalanan Mengasihi yang terus Berlangsung
Ketika hubungan kita dengan Bapa di surga dipulihkan, maka hubungan dengan bapa yang di dunia secara otomatis juga dipulihkan. Ketika hubungan dengan bapa di dunia dipulihkan maka hubungan dengan sesama juga dipulihkan. Untuk masa sekarang ini saya benar-benar menikmati hubungan dengan papa saya. Hubungan kami menjadi dekat, dan saya sangat menikmati waktu-waktu ngobrol dengannya. Sebuah hal yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Tahun ini, saya berkomitmen untuk menelponnya tiap dua minggu sekali dan kontak dengan kakak-kakak saya yang terpisah di kota lain. Saya juga mau mengunjungi papa tiap dua bulan sekali, hal yang biasanya jarang saya lakukan.
Impian dan Doa Saya untuk Keluarga
Saya ingin hubungan seluruh anggota keluarga bisa makin dekat. Satu lagi, saya juga ingin, agar Papa dapat mengenal Yesus melalui saya. Keluarga merupakan gambaran komunitas pertama kali yang Tuhan beri buat kita. Saya percaya, betapa hancurnya keluarga kita, Allah sanggup memulihkannya, asalkan ada seseorang yang mau menjadi alatNYA dalam keluarga itu untuk berubah dan membayar harganya. Apapun keadaan keluarga kita, Allah sanggup untuk memulihkan menjadi lebih indah. Karena betapa pentingnya keluarga, untuk kita yang masih single hendaknya berpikir dengan masak-masak dengan siapa kelak kita menikah. Pada akhirnya, keluarga yang berantakan akan memberikan beban dan efek negatif kepada anak-anaknya. Bagi saudara yang telah berkeluarga, jangan pesimis dengan keadaaan keluarga kita yang kurang harmonis, percayalah Allah sanggup untuk memulihkan. Tidak kata terlambat untuk memulai sebuah perubahan dalam kamus Allah. (Lilik Megawati/PA Youth)
Saturday, February 20, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment