Sunday, February 28, 2010

Mengapa Aku Mencintai Tuhan?

KISAH KITA


Saya cinta Yesus Kristus sejak tahun 1998. Alasan saya mencintaiNya adalah karena saya sadar bahwa Dia yang menciptakan hidup saya. Ternyata Yesus Kristus yang ada di balik bayang-bayang dari masa lalu, sekarang dan selamanya dalam hidup saya. Ia yang menggiring hidup saya sejak dari kandungan. Alasan kedua adalah ketika pertama kali saya memandang salib-Nya, maka saat itulah cinta saya tidak dapat terbendung lagi, bagaikan air yang menghancurkan bendungan terbesar di dunia. Intinya karena Yesus mencintai saya dan dibuktikan melalui karya salib dan perbuatanNya. Jadi saya juga mencintaiNya, bahkan rela membayar ganti apa yang sudah Ia lakukan (walaupun tidak akan pernah cukup). Alasan ketiga karena Yesus satu-satunya yang menjamin hidup saya sampai di kekekalan dan tidak ada yang lain. (Cahyana Bayu Bathara/Staf Pengabdi)


Dua tahun yang lalu guru spritual masa lalu saya menelpon. Saya terkejut mendapati bahwa dia tahu nomor telepon saya, menelepon dan setengah memaksa ingin menemui saya. Tapi karena hati saya tidak merasa damai sejahtera, saya pun menolak untuk bertemu dengannya. Saya berkata kepadanya jika ada keperluan harap langsung mengatakannya di telepon saat itu. Setelah berulang-ulang memaksa saya, dia pun menyerah dan langsung ‘menembak’ saya dengan seruan, “Lia, saya mohon kamu mau kembali kepada ‘kami’, kepada kepercayaanmu yang semula, karena kepercayaan itulah yang benar… Mengapa kamu mempertahankan imanmu yang sekarang?” Dengan kata lain, saat itu dia sedang bertanya kepada saya, ‘Mengapa kamu begitu mencintai Yesus? Apa yang sudah Dia lakukan buatmu’. Tanpa memberi waktu lebih lama buatnya untuk mengubah apa yang tidak mau saya ubah (iman saya kepada Yesus), saya katakan alasan saya: “Maaf, Pak, saya memilih keyakinan ini bukan karena coba-coba. Saya tahu betul jalan yang saya pilih. Saya memilih Yesus, karena hanya Dia satu-satunya Tuhan yang hidup. Saya tidak belajar kebenaran ini dari pengaruh orang lain atau dengan bertanya-tanya kepada orang lain, tapi saya mengalami sendiri ke-hidup-an Dia dalam setiap masa kehidupan saya. Terutama di masa tergelap dan tersulit dalam hidup saya, saya mengalami sendiri bagaimana Dia hidup dan bergerak menyatakan ke-hidup-anNya untuk menolong, menuntun dan menjaga saya secara ajaib sampai hari ini. Itulah mengapa saya mencintai Dia, karena hanya Dia satu-satunya Tuhan yang hidup kekal dan berkuasa.” (Yulia Windyasari/Editor Warta Kita)

No comments: